Anda telah mendaftar ke perguruan tinggi pilihan. Anda telah mengajak orang yang Anda sukai untuk berkencan. Anda telah melamar pekerjaan impian. Dan ditolak. Penolakan terjadi kepada kita semua, bahkan orang yang tersukses sekali pun. Ditolak merupakan sesuatu yang kita hadapi ketika kita mencoba. Namun, pada akhirnya, yang terpenting adalah sikap Anda saat menghadapi penolakan. Apakah Anda tetap berjuang atau terjebak karena takut akan penolakan? Rasa takut akan penolakan bisa mencegah Anda melanjutkan hidup dan mencoba hal-hal baru. Untungnya ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi penolakan dan membangun kepercayaan diri agar Anda tidak takut akan penolakan lagi, alih-alih melihat penolakan sebagai sebuah peluang.
Langkah
-
Tenanglah dan berpikirlah secara rasional. Memiliki rencana untuk menghadapi penolakan akan membantu Anda untuk belajar menghadapi penolakan dengan berani karena Anda membangun kepercayaan diri dalam menghadapi penolakan secara efektif. Saat penolakan terjadi, kita biasanya terbawa emosi dan bertindak berdasarkan emosi, bukan logika. Kondisi emosi dan kesehatan fisik Anda berdampak besar pada kondisi kognitif, dan kemungkinan besar naluri menyuruh Anda untuk membiarkan perasaan dan emosi mengambil alih tubuh. Namun, Anda harus tetap tenang guna mendengarkan perkataan orang yang menolak Anda agar Anda bisa menanggapinya dengan rasional dan tepat.
- Contohnya, pertimbangkan reaksi Anda jika melihat seseorang menyalip kendaraan saat Anda sedang merasa lelah dan tidak enak badan dibandingkan jika seseorang menyalip saat Anda baru mendapatkan kabar bahwa Anda dipromosikan. Pada situasi pertama, Anda mungkin amat marah, sementara pada situasi kedua, Anda mungkin tidak memedulikannya. Kejadiannya sama, tetapi karena faktor situasi seperti suasana hati dan kondisi fisik, reaksi Anda berbeda.
- Sebagai contoh lain, walaupun Anda mungkin ingin meneriaki pelatih karena tidak memasukkan Anda dalam tim, Anda harus tetap tenang dan menanggapi penolakan tersebut dengan cara yang pantas untuk situasi profesional. Anda tidak harus menyukai keputusannya, tetapi Anda bisa menanggapinya dengan terhormat.
-
Mulailah menulis jurnal. Menulis jurnal bisa menguntungkan refleksi dan perkembangan kognitif karena itu menyediakan tempat bagi Anda untuk mencatat ketakutan, keraguan, perasaan, pemikiran, dan gagasan. Dengan menuliskan perasaan Anda pada secarik kertas, Anda bisa mengekspresikannya dengan lebih baik dan menghindari merenungkan atau memikirkan hal-hal yang tidak bisa Anda ubah secara berlebihan (seperti putusnya hubungan, surat penolakan dari universitas, aplikasi beasiswa yang gagal, dll.) Menulis bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk melepaskan rasa takut Anda. [1] X Teliti sumber
- Menuliskan perasaan dan gagasan yang terlintas di pikiran bisa membantu Anda untuk lebih memahaminya. Terkait rasa takut akan penolakan, menuliskan rasa takut semacam itu bisa membantu Anda untuk mengatasinya dengan meninjau kembali rasa takutnya dari sudut pandang yang lebih netral dan tidak emosional.
- Beberapa contoh yang bisa Anda tuliskan terkait penolakan di antaranya: ditolak untuk apa (contohnya Anda takut ditolak seseorang jika mengajak orang tersebut berkencan), perasaan Anda jika ditolak (contohnya merasa tidak berharga atau tidak menarik), kemungkinan alasan ditolak (karena dia baru saja berpisah dengan seseorang), kemungkinan dampak positif dari penolakan (contohnya Anda memiliki waktu untuk diri sendiri atau bisa mencari pasangan baru serta mengajak orang lain berkencan), dan kehilangan sesuatu jika tidak mencoba (contohnya jika Anda tidak bertanya kepada seseorang, Anda mungkin akan terus penasaran bagaimana hasilnya jika bertanya dan apa yang akan dia katakan).
-
Identifikasi kecenderungan untuk berpikir “segalanya atau tidak sama sekali”. Apakah Anda pernah berpikir, “Kalo aku nggak masuk universitas ini, berarti aku nggak berharga dan nggak bakal jadi apa-apa,” atau mungkin, “Orang ini nolak aku. Itu artinya nggak akan ada yang mau mencintai dan menerimaku”? Itu adalah contoh pemikiran “hitam dan putih” atau “segalanya atau tidak sama sekali”. Pernyataan seperti itu tidak tepat karena merupakan suatu bentuk generalisasi terhadap sebuah kejadian untuk menjelaskan atau menggambarkan identitas dan keseluruhan diri Anda. Anda harus mengubah cara berpikir yang amat ekstrem tersebut menjadi pemahaman yang lebih kompleks terhadap makna penolakan. Pemikiran “segalanya atau tidak sama sekali” atau ekstrem biasanya merupakan hasil dari situasi emosional yang intens, seperti kemarahan atau kesedihan yang mendalam. Mengidentifikasi dan terus mengawasi pemikiran dan perasaan seperti itu akan menguatkan Anda, membangun keteguhan, dan mengurangi rasa takut. Cobalah untuk mengikuti proses berikut: [2] X Teliti sumber [3] X Teliti sumber
- Identifikasi pernyataan “segalanya atau tidak sama sekali” dan tuliskan. Contohnya, “Kalo nggak dapet kerjaan ini, artinya aku nggak berharga dan nggak bakal jadi apa-apa.”
- Identifikasi komponen pemikiran “segalanya atau tidak sama sekali” dalam pernyataan tersebut. Contohnya, “Mendapatkan pekerjaan ini membuatku berharga. Tidak mendapatkan pekerjaan ini membuatku tidak berharga.”
- Bantah pemikirannya. Contohnya, “Dulu aku nggak punya pekerjaan ini dan hidupku nggak sia-sia sampai sekarang.”
- Berfokuslah pada sisi positif. Contohnya, “Aku udah ngelamar dan diterima untuk kerjaan lainnya dari dulu. Sekarang surat lamaranku udah hebat karena aku ngelamar kerjaan ini. Aku punya keahlian wawancara yang hebat.”
-
Camkan bahwa Anda selalu mungkin ditolak. Penolakan adalah bagian dari hidup, dan mengakui bahwa penolakan mungkin terjadi, penolakan terjadi kepada semua orang, dan penolakan bukanlah akhir dari segalanya melainkan awal merupakan bagian dari mengatasi rasa takut. Anda melamar untuk suatu pekerjaan? Begitu pula dengan 100 orang lainnya. Anda mengajak seseorang berkencan? Kemungkinannya satu banding dua orang yang Anda ajak berkencan menolak (dan kemungkinannya satu banding dua baginya untuk menerima!) . [4] X Teliti sumber
- Sadarilah bahwa Anda tidak bisa mengendalikan siapa pun kecuali diri sendiri. Contohnya, jika Anda mengajukan beasiswa, Anda tidak bisa mengetahui riwayat hidup orang lain atau apa yang mereka tulis di surat pengajuan. Namun, Anda bisa memastikan bahwa Anda sudah berusaha yang terbaik. Anda hanya bisa mengendalikan perbuatan diri sendiri, bukan perbuatan orang lain.
- Memahami bahwa penolakan lazim terjadi akan membantu Anda untuk menghadapinya dengan lebih efektif. Anda akan menyadari bahwa penolakan terjadi kepada siapa saja dan dunia tidak sedang melawan Anda. Terlebih lagi, semakin sering penolakan terjadi, semakin lazim itu bagi Anda dan semakin tidak takut Anda terhadapnya.
-
Bersyukurlah karena penolakan. Ini mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan terutama saat Anda kesal karena ditolak, tetapi menerima penolakan dengan anggun bukan hanya bermanfaat bagi jiwa Anda, tetapi juga bagi masa depan. Alih-alih mengamuk, tunjukkan pemahaman dan empati. Lagi pula, Anda pasti pernah menolak seseorang sebelumnya dan Anda mengetahui rasanya menghancurkan harapan seseorang. Sebagai orang yang ditolak, ini situasi saat Anda harus berbesar hati dan tidak menanggapi dengan cara yang kasar atau tidak sopan. Semakin baik Anda menghadapi penolakan, semakin mudah melepaskan rasa takutnya.
- Contohnya, andaikan Anda melamar pekerjaan dan ditolak. Kebanyakan dari kita hanya akan membiarkan penolakannya, tetapi Anda bisa mendapatkan manfaat jika mengirimkan surel untuk berterima kasih kepada perusahaan yang menolak atas waktu yang telah mereka berikan guna meninjau aplikasi dan menanggapi Anda. Tulisan seperti itu bisa membantu Anda untuk lebih ikhlas menerima penolakan dan melepaskan rasa tidak enak. Anda juga jangan mendendam karena mungkin Anda mau melamar pekerjaan lainnya di perusahaan tersebut suatu hari nanti. Anda juga bisa menindaklanjuti surel terima kasih Anda dengan pertanyaan seperti, “Menurut Anda, apa yang bisa saya perbaiki?” untuk mempelajari bagian mana dari diri Anda yang dirasa perekrut bisa Anda perbaiki untuk menjadi kandidat yang lebih kuat di kemudian hari. [5] X Teliti sumber
- Sebagai contoh lainnya, jika orang yang Anda sukai menolak tawaran Anda untuk berkencan, terima penolakannya dengan anggun dengan mengatakan, “Aku ngerti dan menghargai keputusanmu. Semoga kita masih bisa jadi temen, ya.” Dia akan melihat Anda sebagai orang yang dewasa dan pantas dihormati, dan itu merupakan sifat yang dikagumi semua orang. Walaupun orang yang Anda sukai tidak mau mengencani Anda, dia pasti akan gembira karena Anda membuka peluang untuk menjalin pertemanan.
-
Pertahankan sudut pandang. Penolakan terjadi, tetapi Anda tidak akan ditolak semua orang. Anda tidak akan bisa meraih tujuan dan impian, atau bahkan bertemu dengan orang lain, jika tidak berani membuka peluang untuk diri sendiri. Karena Anda sudah berani mencoba, masuk akal ada penolakan sesekali. Itu tidak apa-apa karena mungkin peluangnya memang tidak cocok untuk Anda, dan itu artinya ada peluang yang lebih baik menanti Anda di luar sana. Ingatlah bahwa hidup Anda bukan hanya dibentuk oleh penolakan, dan Anda masih punya banyak waktu untuk merasakan kesuksesan dan penolakan. Anda harus menjaga sudut pandang yang luas, yang melebihi momen penolakan itu sendiri. Lihatlah ke masa lalu dan masa depan. [6] X Teliti sumber
- Jika Anda kewalahan menghadapi situasi tertentu saat ditolak, tanyakan kepada diri sendiri, “Apakah saat ini sepenting ini bagiku sepekan lagi? Sebulan lagi? Setahun lagi?” Ditolak orang yang Anda sukai mungkin tampak seperti akhir dari dunia, tetapi setelah beberapa lama, situasinya hanya akan tampak sebagai kerikil kecil dalam hidup Anda. Itu mungkin kini menyakiti Anda, tetapi seiring waktu, Anda akan bisa mengatasinya dan melanjutkan hidup seperti biasa. Saat berusia 40 tahun, Anda bahkan nyaris tidak mengingat orang tersebut, bahkan jika sekarang Anda tersakiti.
- Lihat masa lalu juga. Ya, Anda memang tidak mendapatkan pekerjaan yang amat Anda inginkan itu. Namun, Anda sudah melamar pekerjaan lain di masa lalu dan berhasil diterima. Anda mengetahui bahwa Anda layak diterima karena Anda memiliki resume untuk membuktikannya! Satu penolakan bukan penggambaran keseluruhan hidup Anda.
-
Akui bahwa suatu kejadian itu netral sampai Anda melibatkan perasaan. Jangan takut akan sesuatu yang belum terjadi. Kita sering kali berasumsi adanya kaitan langsung antara perasaan kita dengan kejadian yang ada di depan mata. Ingatlah bahwa penolakan hanya berarti Anda tidak mendapatkan keinginan Anda. Keraguan, ketakutan, kerendahdirian, dan kesedihan merupakan perasaan yang Anda timbulkan sendiri. Cobalah menyadari momen-momen saat Anda melibatkan perasaan pada situasi yang netral. [7] X Teliti sumber
- Contohnya, anggaplah seseorang menolak Anda untuk menduduki jabatan tertentu. Terkadang rasa defensif kita dipicu dan kita mungkin bereaksi negatif serta berpikir, “Dia sengaja nolak aku supaya aku ngerasa buruk.” Namun, kemungkinan besar orang yang menolak Anda tersebut tidak terlalu memikirkan penolakannya. Pada contoh masalah pekerjaan, perekrut mungkin lebih berfokus untuk menemukan kandidat yang tepat daripada menilai kemampuan Anda secara pribadi. Dia tidak mempekerjakan Anda bukan karena dia mau Anda merasa buruk, tetapi karena Anda bukan orang yang tepat untuk jabatannya.
- Anda harus berusaha untuk mengidentifikasi penolakannya secara objektif serta perasaan yang Anda libatkan pada kenyataan tersebut. Contohnya, “Aku ditolak dari pekerjaan ini. Artinya aku nggak akan kerja untuk perusahaan ini. Penolakan ini bikin aku meragukan kemampuanku. Aku sedih karena kurasa aku udah mumpuni untuk jabatan ini.”
- Mengidentifikasi perasaan yang Anda libatkan pada situasinya akan membantu Anda untuk lebih menyadari kekhawatiran dan keraguan pribadi yang bisa Anda bahas pada langkah-langkah berikutnya.
Iklan
-
Lihatlah penolakan sebagai terbukanya pintu baru. Ubah persepsi Anda terhadap penolakan menjadi peluang. Ingat pepatah kuno, “Saat salah satu pintu tertutup, pintu yang lainnya terbuka”? Itu benar. Ditolak dari satu peluang memungkinkan Anda untuk mengambil peluang lainnya. Walaupun Anda mungkin tidak menyadarinya saat penolakan terjadi, beberapa saat dari sekarang, Anda bahkan mungkin melihat kembali penolakan itu dan berpikir, “Untung aja aku nggak diterima di kerjaan itu. Aku pasti nggak bisa jadi seperti ini.” Terkadang kita berpikir bahwa hanya ada satu jalan untuk meraih tujuan tertentu. Mengingat bahwa ada lebih dari satu jalan untuk mencapai tujuan bisa membantu Anda guna menghadapi rasa takut akan penolakan. [8] X Teliti sumber
- Contohnya, bayangkan Anda melamar sebagai asisten peneliti purnawaktu. Walaupun pengalaman dan upah yang Anda dapatkan amat menguntungkan, jabatan tersebut juga akan menyita waktu Anda. Bagaimana jika Anda tidak mendapatkan jabatan tersebut? Pikirkan hal-hal yang bisa Anda lakukan saja. Anda bisa bekerja sukarela selama beberapa jam di laboratorium untuk mendapatkan pengalaman dan mengajar untuk mendapatkan penghasilan. Pada beberapa kasus, penolakan bisa membebaskan Anda untuk melihat peluang lainnya yang harus Anda relakan jika tidak ditolak.
- Hal yang sama juga berlaku untuk kehidupan pribadi. Bagaimana jika beberapa pekan setelah ditolak gadis yang Anda sukai, Anda bertemu dengan gadis baru dan menjalin hubungan dengannya. Kemungkinan besar Anda tidak akan bisa menjalin hubungan tersebut jika gadis yang pertama menerima Anda!
-
Pertimbangkan penolakan sebagai pengalaman belajar. Penolakan bukanlah akhir melainkan awal. Itu benar karena Anda sering kali bisa mengambil hikmah atau mempelajari sesuatu dari pengalaman ditolak. Alih-alih takut, cobalah untuk berpikir bahwa penolakan hanya sekadar sebuah peluang untuk belajar. Contohnya, jika Anda melamar pekerjaan yang persyaratan mendasarnya tidak Anda penuhi, tetapi tetap Anda lamar, Anda bisa mempelajari bahwa akan lebih baik jika Anda memenuhi persyaratannya. [9] X Teliti sumber
- Jika Anda mengajak kencan seseorang melalui pesan singkat, Anda bisa mempelajari bahwa akan lebih baik jika Anda mengajaknya langsung. Ada berbagai pelajaran yang bisa kita ambil dari penolakan yang bisa membantu kita untuk melakukan berbagai hal secara berbeda dan terkadang dengan lebih baik di masa depan.
- Anda juga akan belajar tentang penolakan itu sendiri saat mengalaminya. Semakin sering Anda mengalami penolakan, semakin berani Anda terhadapnya karena Anda akan menyadari bahwa Anda bisa bangkit kembali dan lebih sukses setiap kali mengalami penolakan. Anda mungkin terkena pukulan, tetapi Anda tidak babak belur.
-
Cobalah terus. Jika kita hanya berbicara tentang probabilitas, semakin sering kita mencoba, semakin banyak peluang yang kita ciptakan. Sebelum pemikiran negatif merasuk (contohnya, “Semakin sering kucoba, semakin mungkin aku ditolak”), ingatkan diri Anda bahwa saat Anda tidak mencoba, Anda berada di tempat dan situasi yang sama dengan jika Anda ditolak. Anda akan menyadari bahwa rasa takut yang Anda rasakan mencegah Anda mengambil peluang potensial. [10] X Teliti sumber
- Terlebih lagi, semakin sering Anda mencoba, contohnya dengan mengirimkan sepuluh surat lamaran dibandingkan satu, semakin besar peluang Anda untuk diterima dan semakin kecil dampak negatif penolakan. Berusalah terus sampai Anda diterima!
-
Identifikasi alternatif. Saat ditolak, kita sering kali terjebak dalam pola pemikiran “segalanya atau tidak sama sekali” (lihat bagian pertama) dan menganggap bahwa kita ditolak karena inferior atau kekurangan sesuatu. Anda harus mengingat bahwa selalu ada faktor dan informasi yang tidak Anda sadari, dan mungkin ada alasan alternatif kenapa seseorang memutuskan untuk menolak Anda. Identifikasi beberapa alternatif pada suatu situasi untuk mengurangi pemikiran negatif seperti ini dan untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak mengetahui semua informasi dan faktor yang ada pada situasi tertentu, serta Anda hanya bisa mengendalikan diri sendiri, bukan orang lain. [11] X Teliti sumber
- Contohnya, jika Anda ditolak program S2, Anda mungkin udah berada di daftar teratas, tetapi profesor tertentu mengenal kandidat lainnya secara pribadi.
- Mungkin orang yang Anda ajak kencan tidak bisa pergi dengan Anda karena dia sudah memiliki pasangan, baru saja putus, atau mau pergi ke luar negeri sebentar lagi. Daftar alternatifnya tidak berujung dan nyaris tidak pernah mencerminkan jebakan pola pemikiran “segalanya atau tidak sama sekali” yang sering kali kita alami.
- Mengakui beragam alternatif ini akan membantu Anda untuk menghindari memasukkan penolakan ke hati, dan mengingatkan bahwa pengalaman pribadi Anda tidak serta-merta mencerminkan kenyataan.
Iklan
-
Terima diri sendiri. Rasa takut akan penolakan mungkin mencerminkan rendahnya kepercayaan diri. Jika Anda menilai diri sendiri berdasarkan pemikiran dan persepsi orang lain, kepercayaan diri dan penghargaan diri Anda bergantung pada pemikiran orang lain terhadap Anda. Pada skenario ini, kepercayaan diri Anda tidak sestabil seharusnya dan mudah diubah dengan pujian yang menyenangkan atau penolakan yang tidak menyenangkan. Mengembangkan dan menjaga kepercayaan diri berdasarkan evaluasi pribadi akan membuat Anda lebih stabil dan tidak mudah dipengaruhi kejadian eksternal. Jika percaya diri dengan kemampuan dan kelebihan diri sendiri, Anda akan lebih tidak terpengaruh penolakan. [12] X Teliti sumber
- Jangan berusaha mendapatkan pengakuan akan kelebihan Anda dari orang lain karena itu adalah sumber rasa takut Anda akan penolakan. Anda hanya bertanggung jawab kepada diri sendiri.
-
Ingat kelebihan Anda. Kita lebih rentan untuk merasa takut akan penolakan jika merasa ragu-ragu dan bergantung pada orang lain saat menilai diri sendiri. Anda harus merasa bangga dan percaya diri terhadap diri sendiri, serta menghargai keahlian Anda sendiri. Mengingat dan menuliskan kelebihan Anda adalah langkah pertama untuk menemukan kepercayaan diri yang datang dari dalam diri, bukan dari luar.
- Buat daftar kelebihan dan keahlian Anda di jurnal untuk menyorot penghargaan diri Anda serta mengkritisi segala perasaan ragu yang timbul saat Anda merasa takut akan penolakan. [13] X Teliti sumber
- Buat daftar hal atau momen yang Anda banggakan. Apakah Anda pernah mengikuti lomba lari atau mendapatkan beasiswa? Apakah Anda pernah membantu anak kecil yang tersesat menemukan orang tuanya? Apakah Anda pernah mengembalikan uang ke seseorang yang kehilangan uang tersebut di kereta? Hadiahi diri Anda untuk hal-hal baik tersebut. Pikirkan beragam keahlian yang Anda tampilkan pada saat-saat seperti itu. Bagaimana caranya Anda melakukan hal-hal seperti itu lebih sering lagi? Itu akan membantu meningkatkan kepercayaan diri.
-
Berfokuslah pada tujuan Anda. Untuk mengembangkan kelebihan yang baru saja Anda identifikasi, buat daftar tujuan, hal-hal yang ingin Anda capai. Itu bisa meningkatkan rasa penghargaan diri dan tujuan hidup. Tanyakan kepada diri sendiri pertanyaan seperti berikut. Bagaimana caraku meraih tujuan ini? Apa yang harus dilakukan? Tindakan apa yang bisa kuambil sekarang? Merencanakan, berusaha, dan meraih tujuan akan membuat Anda lebih percaya diri terhadap prospek Anda di kemudian hari dan lebih berani menghadapi penolakan.
- Contohnya, mungkin Anda pernah ditolak dari pekerjaan karena tidak memiliki gelar. Namun, setelah Anda berkuliah dan memiliki gelar yang sesuai dengan bidang yang Anda tuju, Anda bukan hanya merasa bangga terhadap diri sendiri karena pencapaian ini, tetapi juga memiliki resume yang lebih kuat untuk lamaran kerja berikutnya.
- Membagi tujuan menjadi beberapa langkah kecil akan membangun kepercayaan diri. Terlebih lagi, kesuksesan menjalankan langkah kecilnya akan meredam dampak penolakan. Mungkin Anda ingin menjadi seorang pilot, dan awalnya Anda tidak masuk sekolah penerbangan karena nilai tidak mencukupi. Alih-alih merenungkan hal tersebut, buat daftar yang harus Anda lakukan untuk meningkatkan peluang Anda memasuki sekolah penerbangan pada tahun ajaran berikutnya, seperti belajar kembali, mencari tutor, dan bercengkerama dengan pilot yang Anda kenal agar bisa menerima nasihat dan memperluas jaringan. Setelah Anda berhasil mencapai tujuan-tujuan kecil untuk menjangkau tujuan besarnya, Anda akan merasa lebih percaya diri bahwa Anda bisa meraih kesuksesan yang sudah Anda bayangkan, dan penolakan di masa lalu akan diredam.
-
Ingatkan diri sendiri akan kontribusi Anda pada lingkungan sekitar. Berkontribusi dan menolong orang lain amat memuaskan dan memberikan tujuan hidup. Tujuan hidup itu berkontribusi besar terhadap kepercayaan diri dan penghargaan diri. Penelitian telah menunjukkan bahwa bekerja secara sukarela, contohnya, meningkatkan aspek kunci kesejahteraan pribadi seperti kebahagiaan, kepuasan hidup, penghargaan diri, pengendalian hidup, dan kesehatan fisik. [14] X Teliti sumber
- Pertimbangkan untuk bekerja secara sukarela di rumah sakit atau kegiatan sekolah. Jika Anda menyukai hewan, selalu ada lowongan sukarela di lembaga kemanusiaan untuk menolong hewan.
- Berbaik hati dan bersikap dermawanlah kepada orang lain. Berbaik hati kepada orang lain, dan bahkan orang asing, membuat orang lain merasa lebih baik, yang nantinya membuat Anda juga merasa lebih baik, sehingga siklusnya terus berulang!
-
Jadilah kreatif dan lakukan banyak hal. Luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang membuat Anda bahagia setiap harinya, entah itu membaca, memasak, berkebun, atau bermain gim komputer. Resapi dan nikmati waktu yang sudah Anda luangkan itu. Anda berhak mendapatkannya. Ulangi pernyataan itu sesuai kebutuhan. Memperkaya hidup Anda dengan hal-hal yang Anda senangi akan membuat Anda merasa lebih positif terhadap hidup itu sendiri dan nantinya mempertegar Anda untuk menghadapi tantangan hidup dan rasa takut pribadi, termasuk terhadap penolakan.
- Cobalah sesuatu yang baru. Pelajari bahasa baru, ikuti kelas memasak masakan Thailand, atau cobalah komedi improvisasi. Dengan mencoba kegiatan-kegiatan baru, Anda bisa menemukan bakat atau keahlian terpendam.
- Cara ini bisa membangun kepercayaan diri dan penghargaan diri, serta mungkin menunjukkan jalan baru dalam hidup Anda yang belum pernah Anda pertimbangkan.
- Jika bisa mencoba melakukan sesuatu yang baru dan menghadapi rasa takut, Anda juga membangun ketahanan terhadap penolakan. [15] X Teliti sumber
-
Rawat diri sendiri. Menghabiskan waktu dan usaha untuk memastikan bahwa kesejahteraan fisik dan jiwa Anda terjaga bisa membangun penghargaan diri. Semakin sehat tubuh dan jiwa Anda, semakin besar kemungkinan Anda merasa puas dengan diri sendiri dan semakin mudah bagi Anda untuk menghadapi kemungkinan penolakan. Merawat diri sendiri berarti berusaha yang terbaik untuk tetap sehat, apa pun itu artinya bagi Anda. Berikut terdapat beberapa kiat yang dapat membantu: [16] X Teliti sumber
- Jaga fisik Anda. Pastikan Anda makan makanan yang sehat dan bukan cepat saji, serta beristirahat dan tidur yang cukup (setidaknya tujuh sampai delapan jam sehari). [17] X Teliti sumber
- Olahraga juga penting. Penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga bisa meningkatkan penghargaan diri. Itu karena olahraga membuat tubuh melepaskan zat kimia pembuat bahagia yang disebut endorfin. Perasaan euforia itu bisa didampingi peningkatan energi serta suasana hati. Lakukan olahraga menengah (seperti jalan cepat) selama 10 sampai 15 menit di sela-sela rutinitas keseharian dan lakukan olahraga berat (seperti bersepeda, berlari, atau berenang) selama 20 menit sebanyak tiga kali sepekan. [18] X Teliti sumber
- Berikan diri Anda waktu untuk beristirahat. Stres adalah masalah besar yang kita alami dan bisa memupuk serta memperparah rasa takut dan perasaan negatif. Menentukan waktu untuk beristirahat bisa membantu Anda untuk mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa berjalan-jalan, bermeditasi, berkebun, atau berbuat hal lain yang bisa menenangkan pikiran dan membuat jiwa Anda semakin kuat. [19] X Sumber Tepercaya National Health Service (UK) Kunjungi sumber
Iklan
Tips
- Menghargai diri sendiri merupakan faktor penting untuk bisa menjadi lebih tegar, menghadapi rasa takut, dan belajar merelakan sesuatu karena itu membuat Anda menilai diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Peringatan
- Rasa takut akan penolakan bisa menjadi sangat kuat sampai mencegah Anda untuk bahkan mencoba sesuatu dari awal. Jika tidak berusaha, seperti mengirimkan lamaran pekerjaan, Anda bisa yakin 100% bahwa Anda melewatkan peluang potensial. [20] X Teliti sumber
Referensi
- ↑ http://psychcentral.com/lib/the-health-benefits-of-journaling/
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/john-tsilimparis/stress-and-dualistic-mind_b_978230.html
- ↑ http://psychcentral.com/lib/15-common-cognitive-distortions/
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/shakti-sutriasa-lcsw-ma/3-ways-rejection-helps-us-grow_b_6894830.html
- ↑ http://www.job-hunt.org/onlinejobsearchguide/article_rejection-into-opportunity.shtml
- ↑ http://kidshealth.org/teen/school_jobs/jobs/rejection.html#
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/amanda-gore/remember-everything-is-ne_b_7052170.html
- ↑ http://www.newsweek.com/career/3-step-plan-turning-job-rejection-opportunity
- ↑ http://kidshealth.org/teen/school_jobs/jobs/rejection.html#
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/shakti-sutriasa-lcsw-ma/3-ways-rejection-helps-us-grow_b_6894830.html
- ↑ http://psychology.tools/cbt-thought-record.html
- ↑ http://kidshealth.org/teen/school_jobs/jobs/rejection.html#
- ↑ http://mams.rmit.edu.au/elh5d4nc7sfd.pdf
- ↑ http://www.asanet.org/images/members/docs/pdf/featured/volunteer.pdf
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/mental_health/self_esteem.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/hide-and-seek/201205/building-confidence-and-self-esteem
- ↑ https://www.sheffield.ac.uk/ssid/well-connected/confidence-and-self-esteem/the-escape/take-care-of-self
- ↑ https://www.sheffield.ac.uk/ssid/well-connected/confidence-and-self-esteem/the-escape/take-care-of-self
- ↑ http://www.nhs.uk/conditions/stress-anxiety-depression/pages/feel-better-and-happy.aspx
- ↑ http://kidshealth.org/teen/school_jobs/jobs/rejection.html#