Unduh PDF Unduh PDF

Sama seperti manusia, kucing memiliki berbagai bentuk dan pemicu agresi. Menangani agresi kucing, bahkan menyelesaikannya, adalah hal yang mungkin dilakukan. Kebanyakan situasi yang melibatkan agresi kucing bisa dikelola dan biasanya berasal dari rasa takut, kecemasan, kurangnya sosialisasi, atau pengalaman hidup yang traumatis. Kucing memerlukan kesabaran dan pengertian untuk bisa meningkatkan perilakunya. Akan tetapi, jika ia terus menerus bersikap agresif Anda perlu mempertimbangkan pindah ke peternakan agar perilakunya bisa dialihkan ke kegiatan berburu. Untuk keamanan diri dan orang lain yang melakukan kontak dengan kucing Anda, pahami dan kelola perilakunya.

Metode 1
Metode 1 dari 6:

Memahami Agresi Kucing

Unduh PDF
  1. Bagi kita, kucing bisa terlihat susah diprediksi atau membingungkan, tetapi nyatanya kita hanya tidak pintar membaca bahasa tubuh si kucing dan memahami maksudnya. Namun, apa yang kita ketahui adalah ada berbagai pola-pola jelas yang melibatkan agresikucing. Pola-pola ini bisa dibagi menjadi beberapa seri situasi – yaitu kategori-kategori terorientasi yang tidak eksklusif secara mutual. [1]
    • Agresi bermain terjadi saat kucing bermain dengan terlalu kasar.
    • Agresi rasa takut/pertahanan diri berasal dari perasaan terancam bahaya, rentan, atau terperangkap.
    • Agresi teritori biasanya hanya terjadi di antara kucing dan bisa diekspresikan terhadap manusia serta hewan lainnya.
    • Agresi pemeliharaan tidak bisa dipahami secara penuh. Agresi ini mungkin berasal dari stimulasi yang berlebih.
    • Agresi antarpejantan timbul sebagai akibat sifat alami kucing jantan yang kompetitif.
    • Agresi maternal merupakan respons protektif kucing betina.
    • Agresi teralihkan bisa berasal dari rasa frustrasi yang tidak dapat disalurkan, sehingga kucing mengalihkannya ke target lain, misalnya orang atau kucing lainnya.
    • Agresi predator berasal dari kucing yang insting-insting predatornya terpacu.
    • Agresi rasa nyeri berasal dari sensai rasa sakit yang sudah lama atau masih berlangsung.
    • Agresi idiopati bersifat spontan dan bisa menjadi ancaman terhadap keamanan fisik seseorang yang melakukan kontak dengan kucing.
  2. Mengetahui kapan kucing akan bersikap ofensif atau defensif dengan memperhatikan bahasa tubuhnya adalah kunci menangani masalah yang terjadi. Cari tanda-tanda agresi, misalnya:
    • Postur defensif
      • Berjongkok
      • Kepala yang tertunduk
      • Ekor yang turun dan diselipkan di tubuh bagian belakang
      • Mata terbuka lebar dengan pupil yang terdilasi, baik sebagian maupun sepenuhnya
      • Telinga yang turun ke samping atau bagian belakang kepala
      • Piloereksi (bulu kuduk berdiri)
      • Menyampingi lawan, bukan berhadapan secara langsung
      • Mendesis dengan mulut yang terbuka atau meludah
      • Menyerang dengan kaki depan sambil mengeluarkan cakar
    • Postur-postur ofensif
      • Posisi tubuh yang tegang dengan kaki yang tegak
      • Kaki belakang yang tegang, dengan bokong yang dinaikkan serta punggung yang membungkuk
      • Ekor yang kaku, diturunkan, atau ditempelkan ke lantai
      • Pandangan langsung
      • Telinga yang tegak, dengan punggung yang sedikit berputar ke depan
      • Piloereksi (bulu-bulu yang berdiri), termasuk pada ekor
      • Pupil yang menyempit
      • Menghadap lawan secara langsung, kemungkinan juga mendekatinya
      • Mungkin menggeram, melolong, atau menangis
    • Agresi berlebih
      • Mengayunkan atau menyerang dengan telapak kakinya
      • Menggigit
      • Berkelahi
      • Menggeram dan bersuara tinggi
      • Mencakar
      • Bersiap menyerang besar-besaran dengan berguling ke sisi tubuh atau punggung dan memamerkan gigi serta cakar-cakarnya. [2]
  3. Apa kucing menjadi agresif muncul saat ada kehadiran orang atau binatang lain? Dalam banyak kasus, agresi terjadi karena pemicu tertentu. Perhatikan lingkungan kucing saat ia bersikap agresif agar Anda bisa menentukan penyebabnya serta memperbaiki perilakunya.
  4. Kucing mungkin menjadi agresif setelah melahirkan. Induk kucing memiliki insting untuk melindungi keturunannya dari bahaya potensial. Agresi maternal bisa terjadi saat induk kucing dan anak-anaknya didekati oleh manusia atau hewan lain yang ia anggap sebagai ancaman. Sang induk bisa sangat agresif saat mempertahankan anak-anaknya, terutama dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan. [3] Hindari menangani anak kucing dalam beberapa hari pertama. Perkenalkan diri Anda secara bertahap.
    • Sediakan lingkungan rendah stres, minimalkan jumlah pengunjung, dan hindari menangani induk atau anak-anaknya bila Anda menemui agresi maternal.
  5. Ini sangat penting setiap kali Anda mengurusi agresi hewan, untuk mengevaluasi opsi yang tersedia. Karena ada berbagai jenis agresi, dengan sebagian lebih dapat diterima (atau tidak), pastikan perilaku Anda tidak memperburuk masalahnya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 6:

Membangun Kepercayaan

Unduh PDF
  1. Meski Anda harus memastikan kucing terstimulasi bagi lingkungannya, kucing yang agresif kemungkinan tidak ingin bersosialisasi dengan manusia. Ia perlu ruang pribadi untuk belajar mempercayai orang. Alih-alih mengayunkan mainan di depan wajahnya, jangan paksa ia bermain kecuali ia menikmatinya.
    • Saat masuk ke ruangan yang berisikan kucing agresif, hindari kontak mata dan pastikan kucing tersebut memiliki jalur kabur. Jangan dekati kucing yang agresif kecuali diperlukan; biarkan ia mendekati Anda.
    • Bila Anda harus mengurusinya, kenakan sarung tangan tebal dan kaus bertangan panjang untuk menghindari risiko cedera akibat cakaran. Untuk mengangkat kucing, bungkus ia menggunakan handuk agar pergerakannya terbatas.
  2. Beberapa kucing sangat mudah terstimulasi, dan sesi bermainnya bisa bertambah parah menjadi agresi. Bagi seekor kucing, bermain berhubungan dengan caranya belajar memburu. Agresi bermain merupakan jenis perilaku agresif yang paling umum ditemui pemilik pada kucingnya. [4]
    • Melalui bermain dengan sesamanya, kucing-kucing yang masih kecil belajar membatasi gigitan serta menyimpan kukunya ketika mengayunkan kaki.
    • Tingkat belajar setiap kucing bervariasi, dan kucing-kucing yatim piatu atau yang disapih terlalu dini mungkin tidak pernah belajar menyesuaikan perilakunya saat bermain.
    • Beberapa faktor yang bisa berkontribusi terhadap agresi bermain adalah waktu sendirian berlama-lama tanpa peluang bermain, dan para pemilik yang mendorong kucing mereka untuk mengejar serta menggigit tangan dan kaki manusia. [5]
  3. Beberapa kucing memilih mainan yang bisa ia lemparkan di sekitar dirinya sendiri. Kucing-kucing lain mungkin memilih mainan yang membutuhkan partisipasi sang pemilik, misalnya yang bisa Anda ayunkan dan goyang-goyangkan. Sesi bermain yang memberikan stimulasi bagi kucing melibatkan peluang “berburu”, jadi gerakkan mainan yang ada dalam cara yang menyerupai gerakan tikus atau burung. Perkenalkan mainan baru secara bertahap untuk menjaga agar kucing tidak bosan dengan mainannya. [6]
  4. Empat puluh menit tidak terlalu lama bagi manusia, namun sangat berarti bagi hubungan Anda dan si kucing. Waktu ini akan meningkatkan ikatan antara Anda dengannya, serta membantu kucing untuk mengeluarkan sebagian energinya.
    • Untuk kucing yang sangat agresif, Anda hanya perlu berada di ruangan yang sama, berbaring di atas lantai, menutup mata, dengan kudapan di sekitar. Dengan begini, kucing punya waktu untuk mengembangkan kepercayaan dirinya agar ia tidak menganggap Anda sebagai ancaman.
    • Gunakan mainan bertipe tiang pancing untuk menjauhkan kucing dari tubuh Anda saat bermain.
    • Hentikan bermain hingga kucing tenang jika ia menggigit atau mencakar Anda.
    • Jangan dorong kucing untuk bermain dengan tangan, kaki, atau bagian tubuh lainnya. Meski hal ini mungkin menyenangkan saat kucing masih kecil, ketika ia bertambah besar trik ini bisa berbahaya dan menyakitkan.
    • Jangan gunakan mainan untuk mengajarkan kucing bermain dengan kedua tangan, misalnya mengenakan sarung tangan dengan bola-bola yang menggantung dari jari. Bila melakukannya, kucing akan terdorong mengarahkan permainannya ke tangan Anda.
    • Jangan menghukum kucing secara fisik karena bermain kasar. Bila kucing dipukul, ia mungkin menganggapnya sebagai kegiatan bermain atau takut akan tangan Anda.
    • Don't run from your cat or try to block its movement with your feet. These actions can cause your cat to intensify its play or become aggressive.
  5. Lingkungan yang lebih kompleks akan menjaga agar kucing tetap terstimulasi, sehingga ia hanya perlu lebih sedikit perhatian dari Anda. Kandang luar ruangan bukan hanya akan menjaga kucing, tetapi juga menjauhkan hewan-hewan lain darinya. Pastikan Anda juga menyiapkan landasan dan tempat-tempat baginya untuk menjelajah serta beristirahat. Kucing akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton dedaunan yang ditiup angin, burung-burung yang beterbangan, serta tupai-tupai yang berlarian. Bila Anda tidak bisa mempersiapkan kandang di luar ruangan, cobalah membuat tempat bertengger pada jendela agar kucing bisa duduk dan memandang ke luar dengan mudah.
  6. Feromon ini serupa dengan yang dilepaskan kucing ketika ia menggosokkan kepalanya pada sebuah benda. Cara ini mungkin mengurangi tegangan. Gunakan alat pelarut untuk membantu mengatasi masalah agresi. [7] Talk to a pet professional about brand recommendations and proper application.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 6:

Menggunakan Makanan untuk Menangani Perilaku

Unduh PDF
  1. Beberapa contoh hal ini termasuk suara-suara keras, anak-anak, kucing-kucing lain yang merundungnya, serta anjing. Bila kucing takut akan salah satu hal ini, ia mungkin tidak makan dan bereaksi secara agresif. Menjaga agar lingkungan kucing tetap tenang dan aman saat ia makan akan membantu Anda menenangkannya.
  2. Kucing biasanya akan menghubungkan sesi makan dengan perasaan positif, jadi Anda bisa menggunakan makanan sebagai hadiah untuk membantu mengatur perilakunya. [8] Berikut beberapa teknik yang bisa Anda coba:
    • Untuk mengembangkan kepercayaan kucing, cari kudapannya dan sebarkan di sekitar ruangan saat ia harus bermain. Cobalah memegang kudapan di tangan dan menjatuhkannya agar kucing bisa mendekati Anda.
    • Berikan rangsangan pemicu agresi dari jarak yang aman selama beberapa waktu, kemudian hadiahi kucing dengan makanan bila ia tidak bersikap agresif. Sebagai contoh, jika ia bersikap agresif karena rasa takut terhadap seseorang, orang tersebut bisa berdiri dalam jarak jauh yang tidak memicu perilaku agresif kucing.
    • Saat mengurusi kucing, Anda bisa menyimpannya dalam kandang besar di ujung ruangan yang berlawanan dan menggunakan tali atau kekang agar kucing bisa melihat sumber agresinya tetapi tidak kabur. Setelah beberapa jam, Anda bisa mendekatkan keduanya. Setelah beberapa sesi serupa, kucing dan pemicu agresinya bisa semakin dekat tanpa reaksi defensif dari hewan tersebut.
  3. Agresi belaian adalah perilaku yang belum terlalu dipahami, bahkan oleh para ahli perilaku hewan. Sejauh ini, beberapa kucing dianggap hanya memiliki titik sensitif atau toleransi yang terbatas saat disentuh. Saat Anda membelai kucing di kali berikutnya, perhatikan dan cari tanda-tanda rasa teriritasi. Segera setelah Anda mengenali tingkat toleransi kucing dan sadar batasnya akan terlewati, berhentilah membelai. Berdirilah dan singkirkan kucing dari pangkuan Anda. [9]
  4. Cara ini merupakan metode yang mudah untuk mengalihkan perhatiannya dengan tenang. Saat ia sibuk makan, Anda berpeluang merawat anak-anaknya sembari menghindari perilaku agresif. Anda bisa memanfaatkan trik ini dalam proses aklimatisasi bertahap.
  5. Pelajari jenis-jenis perilaku spesifik yang ia sukai dan gunakan hanya tindakan-tindakan tersebut saat melatihnya. Ingatlah untuk memvariasikan perilaku Anda. Semua aktivitas yang terlalu repetitif bisa membuat kucing bosan dan merasa terganggu. [10]
  6. Hindari teknik “ free feeding ” (memenuhi mangkuk makan kucing agar ia bisa makan setiap saat). Bila jadwal aktivitas harian membuat Anda tidak mungkin memberikan makan beberapa kali, belilah feeder dengan penanda waktu. Alat ini dirancang untuk terbuka berdasarkan jadwal tertentu. Agresi pemangsa tidak muncul saat kucing makan dari mangkuk, tetapi hanya ketika ia diperhadapkan dengan benda-benda yang dianggap sebagai mangsa. [11]
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 6:

Memperkenalkan Kucing Lain

Unduh PDF
  1. Kebanyakan agresi teritorial diarahkan kepada kucing lain. Mengelola agresi ini bisa dilakukan dalam cara yang sama dengan proses aklimatisasi agresi rasa takut, yaitu dengan menjalankannya secara bertahap.
    • Kurung kedua kucing dalam ruangan terpisah. Siapkan kotak kotoran, makanan, dan air di masing-masing ruangan. Kedua kucing ini harus bisa membaui dan mendengar satu sama lain melalui pintu tertutup, tetapi pastikan kucing-kucing tersebut tidak melakukan kontak fisik.
    • Setelah beberapa hari, tukar posisi kedua kucing. Biarkan kucing Anda menginvestigasi bau pendatang baru, sementara sang pendatang menjelajahi rumah dan membaui aroma tubuh temannya.
    • Kembalikan keduanya ke ruangan awal setelah diberikan kesempatan menjelajah.
  2. Kedua kucing harus diberi makan pada saat yang bersamaan agar bisa belajar menghubungkan kesenangan ketika makan dengan kehadiran temannya. [12] Letakkan seekor kucing di setiap sisi ruangan beberapa kali sehari dan cobalah memberi makan dalam porsi kecil. Saat kucing lapar dan sibuk makan, ia akan mulai menghubungkan kucing satunya dengan situasi yang tidak mengancam.
    • Bila kedua kucing makan tanpa menjadi agresif, Anda bisa semakin mendekatkan mangkuk-mangkuknya setiap hari.
    • Jika kucing tidak makan atau menjadi agresif, ini kemungkinan karena keduanya terlalu dekat. Cobalah lagi di kemudian hari, kali ini dengan mengatur jarak yang lebih jauh.
  3. Gunakan kandang atau tali kekang. Anda bisa melakukannya dengan kombinasi terapi pemaparan lain.
    • Keseluruhan proses ini mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu atau bahkan bulan. Tanda-tanda kecemasan atau agresi biasanya menunjukkan bahwa proses perkenalan dilakukan terlalu cepat. Jika agresi teritorial masih tidak terkontrol, dokter hewan mungkin meresepkan obat baik untuk sang penyerang dan korbannya. Ingatlah bahwa obat hanya merupakan bagian solusi; Anda harus memberikannya bersama dengan proses perkenalan yang lambat dan pemberian hadiah secara konsisten untuk perilaku baik.
    Iklan
Metode 5
Metode 5 dari 6:

Mengintervensi Agresi Kucing yang Ekstrem

Unduh PDF
  1. Anda bisa memasang karpet elektronik yang memberikan getaran ringan dan tidak berbahaya, atau memasang selotip lengket pada ambang jendela. Kerai juga merupakan penghalang yang efektif. Anda bisa mencegah hewan liar mendekati rumah dengan memasang penyiram tanaman otomatis yang bergerak berdasarkan sensor, menyingkirkan tempat makan burung, serta menggunakan wadah sampah yang ditutup rapat.
  2. Situasi ini penting saat Anda perlu mengurusi anak-anak kucing dan si induk tidak mengizinkannya. Berhati-hatilah agar tidak ada kucing yang stres secara berlebihan. Anda bisa menggunakan selimut dalam situasi-situasi tertentu. Ingatlah bahwa agresi kucing berasal dari insting peduli yang mendalam terhadap keturunannya.
  3. [13] Bila Anda membiarkan kucing melawan, Anda atau kalian berdua mungkin cedera serius sehingga menimbulkan peluang agresi yang lebih besar di kemudian hari. Jika tidak diatasi, agresi ini bisa berkembang menjadi agresi rasa takut. [14]
  4. Bahkan, berteriak bisa membuat masalahnya bertambah buruk. Ajari kucing untuk tenang dengan memberikan contoh padanya. Agresi dari diri Anda bisa menghasilkan jenis agresi tambahan pada kucing.
  5. Meski ia mampu mencederai Anda, Anda juga mampu melakukan hal yang sama padanya. Saat kucing bersikap agresif, jangan lemparkan ia dengan paksa. Ia mungkin akan menjadi penakut atau cedera karenanya.
  6. Saat ia bermain terlalu kasar, akhiri permainannya dengan meninggalkan ruangan. Jangan mencoba mengangkat kucing dan memindahkannya ke ruangan lain karena hal ini bisa memicu agresi. Rilekslah. Jangan sampai Anda harus mengejar-ngejarnya.
  7. Hiburan bisa menunjukkan persetujuan akan perilaku agresif. Pengunjung tidak boleh kabur atau menunjukkan rasa takut karena kucing justru akan belajar bahwa ia bisa mengusir mereka. Abaikan kucing sebagai strategi yang lebih efektif. [15]
    Iklan
Metode 6
Metode 6 dari 6:

Mencari Bantuan Medis

Unduh PDF
  1. Kucing jantan yang subur terutama rentan bersikap agresif terhadap sesamanya. Memandulkan kucing adalah cara terbaik untuk menyelesaikan jenis agresi ini. [16] Although these males may still spray and be prone to other kinds of aggression, this typically resolves inter-male aggression.
  2. Ini merupakan cara terbaik untuk menangani agresi yang berakar dari rasa sakit atau trauma. Agresi yang dipicu oleh nyeri, frustrasi, atau perasaan terganggu bisa dilampiaskan ke orang, hewan, serta benda. Semua hewan (dan manusia) dapat bersikap agresif saat merasa sakit. Jadi, bahkan kucing yang biasanya jinak dan telah tersosialisasi dengan baik bisa menyerang saat kesakitan, ketika seseorang mencoba menyentuh area yang cedera, atau saat ia merasa nyeri dan bersiap diobati. [17]
  3. Penyakit-penyakit yang menimbulkan rasa nyeri seperti artritis, sakit gigi, dan abses karena perkelahian merupakan sumber-sumber umum agresi yang disebabkan oleh rasa sakit. Dengan mendiagnosis masalah ini secara cepat, Anda bisa mencegah kucing mengembangkan agresi yang berdasarkan trauma. Membiarkan sebuah masalah tetap tidak didiagnosis bisa menyebabkannya bertambah parah.
    • Postur tubuh kucing seperti ini biasanya defensif. Kucing yang tidak suka disentuh pada area yang terasa nyeri mungkin menunjukkan agresi rasa sakit untuk mencoba menghentikan Anda memegangnya.
    • Perilaku ini juga bisa berhubungan dengan trauma masa lalu. Misalnya, kucing yang ekornya terjepit pintu mungkin akan terus berusaha melindungi ekor tersebut bahkan ketika rasa nyerinya sudah hilang. [18]
  4. Kenakan sarung tangan bila diperlukan dan berikan kudapan agar kucing menghubungkan pengalaman disentuh dengan makanan yang lezat. Bila kucing bersikap agresif saat Anda merawatnya, jangan berikan hadiah berupa kata-kata manis dan belaian; ini menunjukkan bahwa perilaku agresifnya boleh terus dilakukan. Tetaplah tenang agar kucing juga ikut rileks.
  5. Obat-obatan ini juga bisa mengurangi agresi yang berhubungan dengan rasa nyeri. Ada berbagai variasi obat yang efektif dalam mengurangi rasa sakit pada kucing. Dengan resep yang tepat, Anda mungkin bisa menekan perasaan tidak nyaman serta agresifnya.
  6. Berkonsultasilah dengan dokter hewan atau ahli perilaku binatang untuk mengevaluasi opsi terbaik dalam menghadapi agresi idiopati. Agresi terarah seperti ini harus diawasi dengan saksama dan tidak dianggap sebagai penyebab potensial sebelum Anda menjalankan diagnosis idiopati. Kucing-kucing yang mengalami masalah perilaku idiopati berbahaya, dan para pemiliknya harus menganalisis kualitas hidup sang kucing secara menyeluruh, serta keamanan orang-orang di sekitarnya. [19]
    • Cari cara untuk meredakan stres kucing.
    • Evaluasi kembali kehadiran kucing di lingkungan rumah Anda. Namun, pastikan Anda sangat berhati-hati saat meletakkannya dalam rumah baru; jangan sampai masalah Anda berpindah ke orang lain.
  7. Kebanyakan kasus agresi tidak memerlukan cara ini. Pertimbangkan semua opsi lain sebelum Anda memutuskan menempuhnya.
    • Agresi yang disebabkan penyakit mungkin menjadi tanda rasa nyeri yang besar. Saat masalah tidak bisa diatasi dengan perawatan medis, Anda mungkin terpaksa memilih jalur eutanasia bagi kucing. Berbicaralah dengan dokter hewan untuk mengetahui apakah hal ini merupakan pilihan terbaik, terutama jika perawatan kucing menghabiskan biaya banyak atau kemungkinan tidak bisa menyelesaikan masalah.
    • Agresi idiopati termasuk semua jenis agresi dengan penyebab yang tidak bisa ditentukan atau dijelaskan melalui pemeriksaan medis atau sejarah perilaku. Kucing dengan agresi seperti ini bisa menyerang pemiliknya secara kasar. Ia mungkin menggigit berulang-ulang dan tetap marah dalam waktu yang lama. Berbicaralah dengan dokter hewan untuk mendapatkan saran penanganan jenis agresi ini.
    Iklan

Tips

  • Bila kucing hanya sedikit agresif dan perlu berolahraga, ajak ia berjalan-jalan dengan tali kekang. Ini merupakan cara yang aman untuk berpetualang di luar ruangan, terutama bagi kucing rumahan. Pastikan kucing selalu mengenakan tag pengenal di kalungnya. Kucing mungkin perlu sedikit waktu hingga bisa terbiasa. Berjalan-jalanlah secara singkat terlebih dulu, kemudian tingkatkan durasi waktunya secara bertahap.
  • Dalam beberapa kasus, agresi kucing terhadap sesamanya bisa berakar dari rasa bosan. Gantilah mainan kucing secara rutin untuk menghindari hal ini. Gunakan kardus bekas, kantong kertas, kertas kado, dan mainan yang mendorong kucing untuk menginvestigasi. Kucing juga senang memperhatikan burung, tupai, serta hewan kecil lainnya. Siapkan akuarium dengan ikan hidup agar kucing senang, atau letakkan tempat makan tupai serta burung di luar jendela supaya ia bisa mengamati hewan-hewan tersebut datang dan pergi di sepanjang hari. Anda juga bisa memanfaatkan video kucing. Video seperti ini mengandung adegan burung serta hewan-hewan pengerat kecil. Banyak kucing bisa menonton video yang sama selama berjam-jam setiap hari untuk memperhatikan gerakan hewan di dalamnya, sembari menggeram atau mengeong dan menyentuh layar.
Iklan

Peringatan

  • Kucing mampu menyebabkan cedera yang permanen serta mengancam nyawa. Kerusakan pada mata karena cakarnya, dan infeksi yang diakibatkan gigitan serta cakaran mungkin memerlukan perawatan medis darurat. Kucing liar, kucing peliharaan yang senang berada di luar ruangan, serta kucing rumahan bisa membawa virus rabies. Cakaran dari kucing mana pun dapat mengakibatkan penyakit yang disebut Cat Scratch Fever . Gejala-gejalanya mirip flu. [20]
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 19.863 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan