PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Imbal Hasil sampai Jatuh Tempo ( Yield to Maturity atau YTM) obligasi adalah pengembalian total ( total return ), bunga ( interest ) ditambah keuntungan modal ( capital gain ), yang diperoleh dari obligasi yang dimiliki sampai jatuh tempo. YTM mencerminkan pengembalian yang diterima investor jika obligasi dibeli dan ditahan sampai penerbit obligasi melunasi utangnya. YTM disajikan dalam bentuk persentase. Nilai YTM yang persis cukup sulit dicari, tetapi Anda bisa mencari nilai perkiraannya dengan menggunakan tabel hasil ( yield ) obligasi atau kalkulator YTM di internet.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menghitung Nilai Perkiraan Yield to Maturity

PDF download Unduh PDF
  1. Untuk mencari nilai perkiraan YTM, Anda membutuhkan nilai dari pembayaran bunga obligasi ( coupon payment ), nilai nominal obligasi ( bond’s face value ), harga obligasi yang dibayarkan, dan masa jatuh tempo ( years to maturity ). Angka-angka ini dimasukkan ke dalam rumus . [1]
    • C = coupon payment , yaitu pembayaran bunga obligasi tiap bulan.
    • F = face value , yaitu nilai nominal obligasi.
    • P = price , yaitu harga obligasi yang dibayarkan untuk membeli obligasi.
    • n = berapa kali bunga dibayarkan selama masa jatuh tempo obligasi.
  2. Misalnya, Anda membayar Rp920.000 untuk obligasi senilai Rp1.000.000. Suku bunga 10% dan jatuh tempo dalam 10 tahun. Pembayaran bunga obligasi tiap bulannya adalah Rp100.000 ( ). nilai nominal obligasi adalah Rp1.000.000, dan harganya Rp920.000. Jumlah masa jatuh temponya adalah 10 tahun. [2]
    • Masukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus:
    • Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai perkiraan YTM sebesar 11,25%.
  3. Masukkan angka YTM ke dalam rumus untuk mencari nilai P (harga). Kemungkinan besar, nilai yang diperoleh tidak sama. Hal ini dikarenakan angka YTM yang dimasukkan adalah nilai perkiraan. Tentukan apakah hasil yang diperoleh sudah cukup memuaskan, atau Anda membutuhkan nilai yang lebih akurat. [3] [4]
    • Gunakan rumus , yaitu P = harga obligasi, C = pembayaran bunga obligasi, i = yield to maturity , M = nilai nominal dan n = berapa kali bunga dibayarkan selama masa jatuh tempo obligasi.
    • Jika Anda memasukkan nilai YTM 11,25% ke dalam rumus untuk mencari P, hasil yang diperoleh adalah Rp927.150.
    • Nilai YTM yang lebih rendah menghasilkan harga yang lebih tinggi. Harga obligasi yang diperoleh ketika memasukkan 11,25% ke dalam rumus terlalu tinggi, yang artinya estimasi YTM yang digunakan masih agak terlalu rendah.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menghitung Yield to Maturity dengan Trial and Error

PDF download Unduh PDF
  1. Anda membutuhkan nilai nominal, nilai sekarang, dan harga pembelian obligasi. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui jumlah pembayaran bunga yang akan diterima dan masa jatuh tempo obligasi. Jika semuanya telah diketahui, masukkan ke rumus berikut: , yaitu P = harga obligasi, C = pembayaran bunga, i = Yield to Maturity , M = nilai nominal obligasi dan n = berapa kali bunga dibayarkan selama masa jatuh tempo obligasi. [5]
    • Sebagai contoh: harga pembelian obligasi senilai Rp100.000 adalah Rp95.920 dengan suku bunga 5% tiap enam bulan selama 30 bulan.
    • Setiap enam bulan diterima bunga Rp2.500 ( ).
    • Jika pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 30 bulan, artinya pembayaran bunga dilakukan (30/6) = 5 kali.
    • Masukkan angka-angka di atas ke dalam rumus .
    • Sekarang, Anda harus mencari i dengan trial and error . Masukkanlah berbagai angka menggantikan i sampai diperoleh harga yang benar.
  2. Dengan cara ini Anda tidak perlu menebak-nebak suku bunga yang tepat. Oleh karena obligasi dijual pada harga diskonto, maka YTM akan lebih besar dari suku bunga nominal obligasi (5%). Dengan demikian, Anda bisa mencoba memasukkan angka-angka yang lebih besar dari 5% untuk menemukan P. [6]
    • Namun, perlu diingat bahwa nilai perkiraan i yang dimasukkan adalah pembayaran paruh tahunan. Artinya, Anda perlu membagi suku bunga tahunan dengan 2.
    • Dari contoh di atas, mulai dari nilai suku bunga nominal obligasi + 1 yaitu 6%. Bagikan dengan 2 (3%, karena pembayaran bunga dilakukan paruh tahunan) dan masukkan ke dalam rumus sehingga Anda memperoleh P = Rp95.000.
    • Nilai ini masih terlalu tinggi, karena harga pembelian obligasi adalah Rp95.920.
    • Naikkan suku bunga tahunan satu poin lagi menjadi 7% (atau 3,5% untuk pembayaran paruh tahunan). Masukkan ke dalam rumus dan diperoleh hasil Rp95.000.
    • Nilai YTM terlalu rendah, namun, kini Anda tahu angka YTM berada di antara 6 dan 7 atau antara 3 dan 3,5 pada pembayaran paruh tahunan.
  3. Masukkan nilai-nilai di antara 6 sampai 7 ke dalam rumus. Mulailah dari 6,9%, dan kurangkan nilai suku bunga tahunan sebanyak satu desimal tiap kalinya. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh nilai YTM yang persis. [7]
    • Sebagai contoh, ketika nilai i yang dimasukkan adalah 6,9% (3,45% untuk paruh tahunan), Anda memperoleh nilai P sebesar Rp95.700. Angkanya belum persis, tetapi sudah mendekati.
    • Kurangkan sebanyak satu desimal menjadi 6,8% (3,4% untuk paruh tahunan), dan masukkan ke dalam rumus untuk memperoleh Rp95.920.
    • Anda telah memperoleh harga persis dari obligasi, dengan demikian nilai yield to maturity yang akurat adalah 6,8%.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memahami Yield to Maturity

PDF download Unduh PDF
  1. Sering kali investor menentukan tingkat imbal hasil, atau pengembalian minimal yang diinginkan sebelum membeli obligasi. Perhitungan YTM akan memberikan informasi apakah obligasi dapat memenuhi harapan investor. Harapan tiap investor dapat berbeda-beda, tetapi perhitungan YTM akan memberikan investor data konkret untuk membandingkan nilai-nilai berbagai obligasi yang dapat diinvestasikan. [8]
  2. Penerbit obligasi mungkin akan mencegah obligasi tumbuh sampai jatuh tempo. Tindakan ini mengurangi hasil dari obligasi. Perusahaan dapat menarik obligasinya, yang berarti utang obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo. Atau, perusahaan dapat membeli kembali obligasi sebelum tanggal jatuh tempo. [9]
    • Yield to Call (YTC) menghitung tingkat imbal hasil antara saat ini dengan tanggal pemanggilan ( call ) obligasi. [10]
    • Yield to Put (YTP) menghitung tingkat imbal hasil sampai penerbit membeli kembali obligasinya. [11]
  3. YTM tidak mempertimbangkan pajak atau biaya pembelian atau penjualan. Faktor-faktor tersebut dapat mengurangi imbal hasil dari obligasi. Selain itu, investor perlu mengingat bahwa perhitungan ini mencari nilai perkiraan. Perubahan pada pasar memiliki efek yang cukup signifikan terhadap imbal hasil obligasi. [12]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 100.667 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan