Unduh PDF
Unduh PDF
Bertengkar dengan pasangan adalah hal biasa, tetapi tahukah Anda cara berbaikan lagi untuk memulihkan hubungan? Setelah bertengkar, bersikaplah bijaksana dengan bertanggung jawab atas setiap tindakan Anda dan meminta maaf jika Anda melakukan kesalahan. Ajaklah pasangan berkomunikasi secara terbuka dan jadilah pendengar yang baik . Agar bisa melupakan pertengkaran yang pernah terjadi, berikan perhatian yang tulus dan tunjukkan keinginan untuk berubah agar Anda berdua mampu menjalin hubungan yang langgeng.
Langkah
-
Hentikan perdebatan supaya Anda berdua bisa berbaikan. Jangan menyimpan kemarahan atau membiarkan perdebatan berlanjut di hari berikutnya. Buatlah resolusi untuk mengakhiri konflik . Sepakati bersama bahwa Anda berdua ingin berbaikan sehingga hubungan bisa dipulihkan. [1] X Teliti sumber
-
Akui peran Anda yang memicu pertengkaran. Apa pun alasannya, ingatlah bahwa Anda juga berperan dalam pertengkaran ini. Bersikaplah rendah hati dan akui kesalahan Anda. Alih-alih mengatakan "tetapi" atau "seharusnya kamu", berfokuslah pada perilaku Anda yang memicu pertengkaran. [2] X Teliti sumber
- Contohnya, pertengkaran terjadi mungkin karena Anda membentak pasangan atau menyela saat ia berbicara, padahal ia ingin didengarkan.
- Untuk meminta maaf, Anda bisa mengatakan, "Aku terlalu cepat menuduh sebelum mendengar penjelasanmu. Aku minta maaf."
-
Kendalikan rasa marah. Pertengkaran kerap memicu amarah dan kekecewaan. Jika Anda mulai marah, sadari bahwa Anda mampu mengendalikan emosi dan kemarahan Anda bukan karena orang lain. Gunakan teknik untuk meredakan rasa marah, misalnya bernapas dalam-dalam . Pikirkan mengapa Anda marah dan berusahalah memahami situasi dengan pemikiran yang objektif. [3] X Teliti sumber
- Ungkapkan perasaan dengan menulis buku harian guna mengidentifikasi dan memahami apa yang sedang Anda rasakan. Contohnya, jika Anda kecewa karena pasangan tidak menelepon Anda, tulislah kejadian ini dan dampaknya terhadap perasaan Anda. Mungkin Anda menyadari bahwa Anda marah karena merasa diabaikan atau ingin diperhatikan.
-
Prioritaskan hubungan dengan pasangan. Jika benar-salah masih lebih penting daripada hubungan yang harmonis, sudah saatnya Anda belajar mengalah dan memaafkan. Alih-alih bersikeras bahwa Anda yang benar, berusahalah memahami sudut pandang orang lain. Tanyakan pendapatnya dan ingatlah bahwa hubungan yang harmonis jauh lebih penting daripada merasa benar. [4] X Teliti sumber
- Contohnya, alih-alih mengatakan, "Aku benar. Kamu yang salah", lebih baik Anda katakan, "Mungkin pendapat kita berbeda. Aku ingin tau pendapatmu."
- Ingatlah bahwa Anda berdua merupakan satu tim. Jadi, jangan saling menyalahkan. Berusahalah memikirkan solusi terbaik bersama-sama. [5] X Teliti sumber
-
Mintalah maaf atas kesalahan yang Anda lakukan. Jelaskan bahwa Anda menyesali tindakan Anda lalu mintalah maaf kepada pasangan. Tunjukkan empati dengan memahami perasaannya sebagai akibat dari tindakan Anda. Katakan, "Maafkan aku" dengan sepenuh hati agar ia tahu bahwa Anda benar-benar menyesal dan meminta maaf. [6] X Teliti sumber
- Contohnya, Anda bisa mengatakan, "Aku menyesal tadi aku membentakmu. Sikapku tidak sopan. Aku merasa bersalah sebab ucapanku membuatmu merasa tidak dihargai. Aku minta maaf."
-
Maafkan pasangan Anda. Jangan menyimpan dendam kepada pasangan. Katakan kepadanya bahwa Anda sudah memaafkan perbuatannya dan tidak marah kepadanya. Selain itu, Anda oleh menulis surat untuk menyampaikan bahwa Anda sudah memaafkannya, tidak menyimpan kemarahan, dan bisa melupakan pertengkaran. [7] X Teliti sumber
- Memaafkan bukan berarti melupakan atau menganggap tidak penting apa yang terjadi. Memaafkan adalah cara membebaskan diri dari emosi negatif dan memulihkan hubungan. Ingatlah bahwa Anda perlu menempa diri agar bisa memaafkan orang lain sebab kemampuan ini tidak terbentuk secara instan.
Iklan
-
Sisihkan waktu untuk menyendiri . Jika tidak saling berinteraksi, Anda berdua memiliki kesempatan untuk berpikir jernih dan menenangkan diri . Beri tahu pasangan bahwa Anda ingin menyendiri dan jelaskan alasannya. Sebelumnya, sepakati bahwa Anda berdua akan bertemu beberapa hari ke depan agar masalah tidak berkepanjangan. Cara ini menunjukkan bahwa Anda tidak ingin berpisah. Dengan demikian, Anda berdua mampu mengendalikan emosi dan menemukan solusi terbaik. [8] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, jika Anda berdua tinggal serumah, lakukan aktivitas seorang diri sehari penuh atau di akhir pekan atau habiskan lebih banyak waktu di luar rumah. Jika Anda berdua tidak tinggal serumah, sepakati bahwa Anda tidak akan berinteraksi dengannya untuk sementara waktu, misalnya 1 atau 2 hari.
-
Tentukan batasan. Agar bisa berbaikan, Anda perlu menerapkan batasan untuk memastikan pertengkaran tidak terulang lagi, misalnya dengan membuat keputusan bahwa Anda berdua hanya akan membahas solusi dan tidak mengucapkan kata-kata yang menyakiti perasaan atau menyalahkan orang lain. Batasan ini harus disepakati bersama agar percakapan berlangsung dalam suasana yang nyaman dan berjalan lancar. [9] X Teliti sumber
- Contohnya, sepakati bahwa Anda berdua tidak akan saling membentak atau menghina. Jika suasana memanas, percakapan harus dihentikan dahulu untuk dilanjutkan lain waktu.
-
Dengarkan ucapannya dengan hati dan pikiran yang terbuka. Saat ingin mengakhiri pertengkaran dengan pasangan, dengarkan baik-baik apa yang ia katakan. Alih-alih sibuk memikirkan kata-kata untuk memberikan tanggapan atau membela diri, berusahalah memahami ucapannya sebaik mungkin. Saat ia berbicara, jangan menyela atau memikirkan apa yang ingin Anda katakan. Alih-alih, berikan perhatian penuh, lakukan kontak mata , dan tunjukkan bahwa Anda memahami penjelasannya. [10] X Teliti sumber
- Ketika ia selesai berbicara, berikan tanggapan dengan menyampaikan kembali pernyataannya secara ringkas, misalnya, "Kalau aku tidak salah dengar, kamu ingin aku menyampaikan keinginan dengan sikap yang lebih baik."
- Jangan mengucapkan kata absolut, misalnya "selalu" dan "tidak pernah".
- Hilangkan keinginan untuk menjadi pihak yang "benar". Alih-alih, bersikaplah rendah hati dan dengarkan penjelasannya. Ingatlah bahwa ada kemungkinan pendapatnya benar.
-
Berusahalah memahami perasaannya. Jika ia marah, bantulah ia mengendalikan emosi dan menenangkan diri. Apabila ia mengungkapkan kekesalannya, dengarkan tanpa menyela. Biarkan ia mengekspresikan perasaan meskipun terkesan keterlaluan atau tidak sopan. Jika ia merasa didengarkan, Anda berdua akan tetap rukun dan saling mengerti. [11] X Teliti sumber
- Biarkan ia berbicara dan berusahalah memahami perasaannya, alih-alih menilai atau mengabaikannya.
-
Sampaikan pendapat dan ungkapkan perasaan Anda. Lakukan hal ini dengan sepenuh hati agar ia bisa memahami Anda dan merasa dihargai. Untuk itu, gunakan kata "aku/saya" agar percakapan terfokus kepada Anda, bukan kepada tindakannya. Jika Anda mulai terpancing untuk menyalahkan atau mengkritik pasangan, berusahalah mengubah topik pembicaraan dengan mengungkapkan apa yang Anda rasakan. [12] X Teliti sumber
- Contohnya, katakan kepada pasangan, "Aku merasa kecewa sebab kamu menyiapkan makan malam hanya untuk temanmu", alih-alih, "Kamu hanya memikirkan temanmu, tetapi tidak pernah peduli kepadaku". Kalimat pertama membuat pasangan tidak merasa dipersalahkan.
- Setelah itu, Anda boleh melanjutkan dengan mengatakan apa yang diinginkan, misalnya, "Aku merasa diabaikan. Lain kali, aku harap kamu memperhatikan aku".
- Berusahalah mencari kesamaan di antara Anda berdua. Cari tahu hal-hal yang disepakati bersama lalu jadikan titik awal untuk memikirkan solusi terbaik. Jika sulit menemukan kesamaan dalam situasi seperti ini, ingatlah bahwa Anda berdua memiliki kesamaan, yaitu saling mencintai. [13] X Teliti sumber
Iklan
-
Tindak lanjuti saran yang ia berikan. Jika pasangan memberikan saran yang bermanfaat untuk mencegah pertengkaran, tanggapi dengan melakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa Anda mendengarkan pendapatnya dan ingin melakukan perubahan positif. Akui bahwa Anda tidak sempurna dan ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Hilangkan keinginan membela diri dan belajarlah mengalah. [14] X Teliti sumber
- Contohnya, jika pasangan meminta Anda membantunya melakukan pekerjaan rumah tangga, lakukan tanpa diminta, misalnya mencuci piring, berbelanja bahan makanan, memasak, atau merapikan rumah.
- Anda tidak perlu mengalah atau mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk menyenangkan pasangan. Saran yang perlu dijalankan adalah yang bermanfaat, alih-alih yang membebani atau membatasi.
-
Berikan perhatian yang tulus kepada pasangan. Semakin cepat Anda berdua merasa tenang dan lega, semakin baik. Tindakan yang membuat suasana hati membaik membuat Anda berdua akrab lagi. Berikan perhatian yang tulus dengan cara yang bermakna baginya. Mengabaikan pasangan setelah bertengkar bisa merenggangkan hubungan. Jika dibiarkan, kondisi ini membuat hubungan berakhir. [15] X Teliti sumber
- Berikan perhatian kepada pasangan dengan mengatakan bahwa Anda mencintainya, mengajaknya menonton film, atau memasak makanan kesukaannya.
-
Pulihkan kedekatan dengan memberikan afeksi. Cara ini membuat Anda berdua merasa akrab lagi, terutama setelah bertengkar. Peganglah tangannya, lingkarkan lengan di bahunya, atau pijatlah kakinya. Pastikan apa yang Anda lakukan membuat ia merasa nyaman. [16] X Teliti sumber
- Afeksi juga berguna mengurangi stres sehingga Anda berdua memetik manfaatnya.
-
Lakukan aktivitas menyenangkan bersama-sama. Sisihkan waktu untuk memulihkan persahabatan dan hubungan asmara. Tentukan aktivitas yang menjadi kegemaran bersama, misalnya berenang, menikmati makanan favorit di restoran, berjalan santai di taman, atau mengunjungi museum.
-
Ciptakan suasana romantis. Jika Anda berdua baru saja bertengkar hebat sehingga sulit berbaikan lagi, bersikap mesra kepada pasangan bisa menjadi salah satu kiat jitu. Berikan sesuatu yang selama ini ia inginkan atau ajaklah ia menikmati terapi pijat. Jika ingin cara lain yang lebih berkesan, daftarkan diri untuk bertamasya berdua atau ajaklah ia melakukan aktivitas sesuai hobinya. Apa pun yang ingin dilakukan, pastikan ia merasa dihargai dan dicintai. [17] X Teliti sumber
- Ingatlah bahwa sikap yang mesra bukan berarti meminta maaf atau menjadi solusi untuk mengatasi masalah.
-
Bersiaplah menghadapi perubahan. Setelah bertengkar, mungkin pasangan terkesan berbeda dari biasanya atau ada sisi lain dari dirinya yang baru Anda ketahui. Sebagai suami/istri, ingatlah bahwa berlalunya suasana bulan madu adalah hal yang wajar dan belajarlah menerima pasangan apa adanya dengan segala kekurangannya. Jika pertengkaran membuat hubungan atau persepsi Anda tentang pasangan berubah, terimalah kenyataan ini tanpa memusuhinya. Adakalanya, pertengkaran membawa dinamika baru bagi Anda berdua. Jadi, bersikaplah fleksibel menghadapi perubahan.
- Banyak pasangan berharap keadaan kembali "seperti semula". Akan tetapi, ingatlah bahwa hubungan selalu berkembang dan berubah. Oleh sebab itu, berusahalah menerima kenyataan dan melihat aspek positif dari pengalaman ini untuk menjalani kehidupan yang lebih berkualitas.
- Manfaatkan pengalaman sebagai kesempatan belajar untuk mempererat hubungan dengan pasangan.
-
Temui konselor keluarga. Jika Anda berdua memutuskan ingin melanjutkan hubungan, tetapi masih sering bertengkar, mintalah bantuan konselor yang mampu membantu pasangan mengatasi masalah dalam berkomunikasi, keretakan hubungan, perbedaan pandangan, dan menumbuhkan emosi positif satu sama lain. Memutuskan ingin menemui konselor bukan hal mudah, tetapi ingatlah bahwa konseling bermanfaat memulihkan dan mempererat hubungan. [18] X Teliti sumber
- Berkonsultasilah dengan konselor sedini mungkin, alih-alih memilih opsi ini sebagai langkah terakhir. Meminta bantuan dan dukungan orang lain menunjukkan kekuatan, bukan kelemahan.
- Carilah informasi tentang konselor keluarga melalui perusahaan asuransi atau klinik kesehatan mental. Selain itu, mintalah rekomendasi dari teman atau gunakan internet untuk mencari terapis di lokasi terdekat.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.gottman.com/blog/manage-conflict-the-aftermath-of-a-fight/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/rediscovering-love/201412/i-didn-t-mean-hurt-you-0
- ↑ https://www.goodtherapy.org/blog/anger-in-relationships-owning-yours-softening-your-partners-0919134
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/stronger-the-broken-places/201404/what-s-wrong-being-right
- ↑ https://www.gottman.com/blog/manage-conflict-the-aftermath-of-a-fight/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-squeaky-wheel/201311/the-five-ingredients-effective-apology
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/do-the-right-thing/201403/7-rules-forgiveness
- ↑ https://psychcentral.com/blog/archives/2014/08/28/how-a-little-space-and-time-can-help-heal-a-relationship-crisis/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/inside-out/201308/do-you-and-your-partner-fight-fair
- ↑ https://www.mindtools.com/CommSkll/ActiveListening.htm
- ↑ https://www.goodtherapy.org/blog/anger-in-relationships-owning-yours-softening-your-partners-0919134
- ↑ https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/i-message
- ↑ https://www.gottman.com/blog/manage-conflict-repair-and-de-escalate/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/articles/201103/how-take-feedback
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/divorce-grownups/200912/marriage-and-paying-attention
- ↑ https://research.asu.edu/stories/read/effects-affection
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/wild-connections/201503/why-we-need-make-romantic-gestures
- ↑ https://psychcentral.com/lib/7-reasons-to-seek-marriage-counseling/
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 28.993 kali.
Iklan