Jika Anda mengalami depresi, Anda tidak sendirian. Di Amerika Serikat saja, kira-kira 19 juta orang setiap tahunnya mengalami depresi. [1] X Teliti sumber Myers, D.G. (2004). Exploring social psychology. New York: McGraw Hill Depresi adalah hal yang sulit dihadapi, terutama jika Anda merasa sendirian dan terisolasi. Mendapatkan dukungan sosial tidak hanya diinginkan tetapi juga sangat berdampak dalam proses pemulihan depresi. [2] X Teliti sumber Berbicara dengan teman-teman terdekat adalah satu cara untuk mendapatkan dukungan yang Anda inginkan dan butuhkan, walaupun tidak selalu mudah untuk mengambil langkah pertama ini dan terbuka kepada seseorang mengenai depresi Anda. Untunglah, ada beberapa hal konkret yang dapat Anda persiapkan untuk membicarakan hal ini agar Anda dapat mengungkapkan hal-hal yang perlu diketahui oleh sahabat Anda.
Langkah
-
Terimalah keadaan bahwa Anda siap dan bersedia untuk membicarakannya. Ini adalah berita yang serius yang Anda ingin bagikan dan adalah sangat wajar dan normal jika Anda merasa gugup. Depresi termasuk sebuah sakit mental, dan karena ada banyak pemahaman yang salah mengenai seseorang yang bergumul dengan gangguan mental seperti depresi, orang-orang terkadang menilai berdasarkan diagnosis mereka sendiri. Namun, sadarilah bahwa bersikap terbuka mengenai penyakit Anda adalah salah satu langkah efektif agar dapat menghadapinya dan menjadi pulih. [3] X Teliti sumber
-
Pertimbangkan kepada siapa Anda ingin memberitahukan hal ini. Banyak orang tidak hanya memiliki satu orang sahabat terdekat, tetapi alih-alih justru memiliki beberapa orang sahabat dekat atau bahkan sahabat “terdekat”. Anda perlu memikirkan dengan siapa Anda ingin membagikan informasi ini dan apakah hal itu baik untuk Anda. [4] X Teliti sumber
- Jika Anda sudah berada dalam proses konseling, bicarakan topik mengenai memberitahukan depresi Anda kepada sahabat ini dengan konselor, terapis, atau psikiater Anda.
- Jika sahabat Anda adalah seorang pendengar yang baik, bijaksana, dapat dipercaya, dapat diandalkan, tidak menghakimi, mendukung dan sehat secara kejiwaan, ini berarti sahabat ini akan menjadi orang yang ideal tempat Anda membagikan isi hati Anda. Sahabat Anda dapat menjadi seorang pendengar yang dapat menjaga diri Anda agar tetap memiliki perspektif yang sehat saat berusaha untuk pulih.
-
Berhentilah sejenak dan pikirkan kembali jika Anda tidak yakin untuk memberitahukan hal ini kepada sahabat terdekat Anda. Jika Anda ragu-ragu apakah harus berbagi kepada sahabat mengenai depresi yang Anda hadapi, pertimbangkan jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
- Apakah sahabat Anda suka meremehkan orang-orang yang “gila”?
- Apakah sahabat Anda bersikap merendahkan atau menghakimi orang lain?
- Apakah sahabat Anda sedang berjuang dengan masalah depresi juga?
- Apakah sahabat Anda bersikap kurang peka terhadap Anda?
- Apakah sahabat Anda dapat menangani emosinya dengan baik?
- Apakah sahabat Anda suka bergunjing atau menyebarkan gosip?
- Jika jawaban Anda adalah ya untuk beberapa dari pertanyaan tersebut atau Anda teringat akan beberapa kejadian ketika sahabat Anda menunjukkan sikap dan perilaku yang membingungkan, mungkin lebih baik Anda hanya memberitahunya bahwa Anda sedang melalui masalah besar, tetapi sedang berusaha menghadapinya, mencari pertolongan, dan akan terus berkabar dengannya.
- Ada pepatah yang berkata bahwa kadang sahabat-sahabat dapat membuat kita terkaget-kaget. Jika sahabat Anda dapat meninggalkan perilaku atau sikap yang biasa ia tunjukkan karena kepeduliannya dengan Anda, dan jika Anda merasa nyaman membagikan informasi ini, Anda dapat memulainya dengan membagikan informasi kecil dan perhatikan seberapa baik sahabat Anda dapat menerimanya. Mundurlah jika Anda merasa tidak nyaman atau kecewa.
-
Pikirkan mengenai informasi apa yang ingin Anda berikan kepada sahabat Anda. Seberapa banyak yang ingin Anda bagikan? Mengungkapkan kondisi Anda adalah keputusan Anda, terlepas dari apakah Anda sudah menerima diagnosis yang resmi atau belum. [5] X Teliti sumber Mulailah dengan hal yang menurut Anda perlu diketahui oleh sahabat Anda mengenai depresi pada umumnya, dan pengalaman khusus mengenai depresi yang Anda alami. Depresi seperti apa yang penting diketahui oleh sahabat Anda? Apa pemahaman yang salah atau mitos yang penting untuk dikoreksi? Apa saja pengalaman pribadi Anda yang penting untuk diketahui oleh sahabat Anda?
- Ingatlah selalu apakah ada anggota keluarga dari sahabat Anda yang pernah mengalami depresi dan mungkin tahu banyak mengenai penyakit ini. Di sisi lain, sahabat Anda mungkin hanya tahu sedikit mengenai depresi. Penting untuk membaca mengenai depresi agar Anda dapat memahami mengenai penyakit Anda dan dapat menolong sahabat Anda untuk mengerti lebih baik juga mengenai depresi, bagaimana dampak depresi pada Anda, dan bagaimana dia dapat membantu dan mendukung Anda untuk melangkah maju. Selain itu, belajar lebih jauh mengenai depresi dapat bermanfaat untuk proses pemulihan Anda sendiri! [6] X Teliti sumber
- Ingatlah bahwa Anda tidak perlu menjelaskan “mengapa” Anda depresi. Anda tidak perlu memberikan alasan pembenaran diri pada depresi atau perasaan sedih. Yang perlu Anda lakukan saat membagikan perasaan dengan sahabat terdekat Anda adalah memberi tahu dengan jujur mengenai perasaan Anda, dan mintalah hal-hal yang Anda butuhkan dari dirinya, yaitu dukungan, kesabaran, pengertian, atau ruang pribadi.
-
Bayangkan kemungkinan reaksi sahabat-sahabat Anda. Memang Anda tidak dapat memprediksi bagaimana mereka akan berespons, tetapi mempertimbangkan beberapa kemungkinan yang berbeda-beda membantu Anda untuk mempersiapkan diri. Pastikan juga untuk memikirkan bagaimana perasaan dan respons Anda terhadap reaksi yang berbeda-beda nantinya. Persiapan diri ini akan membantu Anda memastikan diri untuk tidak lepas kendali dan tetap berfokus pada tujuan pembicaraan tersebut. [7] X Teliti sumber
- Ingatlah bahwa sahabat Anda mungkin tidak memahami Anda. Orang-orang yang tidak pernah mengalami depresi tidak akan mengerti gejala-gejalanya. Ini berarti bahwa terkadang mereka sulit mengerti mengapa Anda tidak dapat “berhenti bersedih” atau “bangun dari tempat tidur”. [8] X Teliti sumber Ini bukan berarti sahabat Anda tidak memiliki empati atau belas kasihan. Alih-alih, mungkin saja sahabat Anda peduli dengan Anda dan ingin agar Anda merasa lebih baik, tetapi tidak mengerti bagaimana perasaan orang-orang yang mengalami gangguan tersebut.
- Kemungkinan lainnya adalah bahwa sahabat Anda mungkin merasa bahwa ia harus mengambil tanggung jawab untuk “memperbaiki” Anda. Sahabat Anda mungkin berpikir bahwa ia dapat membantu “mengangkat” Anda keluar dari depresi. Ini bukanlah tugas sahabat Anda, dan justru akan membebani dirinya dan Anda.
- Kemungkinan reaksi lainnya adalah langsung mengganti topik pembicaraan atau fokus pembicaraan kepada dirinya sendiri. Kemungkinan ini dapat menyakiti hati Anda, sepertinya sahabat Anda menjadi egois atau tidak peduli mengenai Anda, tetapi kemungkinannya adalah ia hanya tidak tahu bagaimana cara menanggapi hal-hal yang Anda katakan, atau mencoba untuk menunjukkan Anda bahwa dirinya pun pernah mengalami situasi yang serupa dan dapat mengerti apa yang Anda rasakan.
- Pada masing-masing kemungkinan, persiapkan apa yang ingin Anda lakukan dan katakan. Sebagai contoh, jika sahabat Anda terlihat bereaksi terhadap apa yang Anda ungkapkan dengan menggunakan bahasa tersirat bahwa ia ingin “memperbaiki” Anda, tunjukkan bahwa itu bukanlah tugasnya dan ia tidak perlu memperbaiki Anda (karena Anda tidak “rusak”) dan bahwa Anda sebenarnya hanya membutuhkan dukungan. Jika ia sulit menerimanya, rencanakan untuk mengatakan sesuatu seperti, “Aku harus mencari jalan keluarnya sendiri. Dukunganmu sangat berarti bagiku, tetapi kamu tidak dapat berusaha demi aku, walaupun aku tahu kamu berharap demikian. Ini seperti ingin membantu aku mengerjakan sebuah tes, lalu kamu belajar demi aku. Jika aku tidak memiliki pengetahuan untuk mengerjakan tes tersebut, aku tidak akan lulus. Kira-kira situasinya seperti itu.”
-
Putuskan informasi atau respons apa yang Anda harapkan. Agar akhir pembicaraan menjadi nyaman untuk kedua belah pihak, mereka harus berusaha untuk menggunakan sudut pandang atau pemahaman yang sama. [9] X Teliti sumber Pikirkan mengenai apa yang ingin Anda dapatkan dari pembicaraan tersebut dan bagaimana Anda ingin sahabat Anda berespons. Hal yang biasanya terjadi adalah sahabat Anda akan ingin membantu Anda, maka rencanakan agar sahabat Anda tahu cara membantu yang terbaik dalam hal tersebut.
- Sebagai contoh, apakah Anda membutuhkan sahabat yang “hanya” mendengarkan dan menjadi teman bicara? Apakah Anda membutuhkan pertolongan untuk mencari dan melakukan pengobatan? Apakah Anda membutuhkan seseorang yang membantu mengelola tugas sehari-hari, seperti memasak, membersihkan, and mencuci pakaian?
- Ketahuilah bahwa sahabat Anda mungkin dapat menolong Anda melakukan hal-hal yang kecil, maka cara terbaik yang dapat dilakukan dalam pembicaraan adalah menyatakan dengan jelas apa yang Anda butuhkan dari sahabat Anda itu. Anda juga harus menunggu sahabat Anda bertanya apakah ia dapat membantu Anda, lalu diskusikan apakah sahabat Anda dapat membantu memberikan apa yang Anda butuhkan. Sebagai contoh, Anda dapat bertanya apakah sahabat Anda dapat diajak berbicara selama beberapa menit setiap malam untuk membantu Anda melewati insomnia (salah satu gejala depresi), menanyakan kabar Anda di hari itu, atau memeriksa apakah Anda sudah mengkonsumsi obat-obatan di hari itu.
-
Tuliskan apa yang ingin Anda katakan. Mencatat dapat membantu Anda mengumpulkan dan mengatur isi pikiran.
- Setelah Anda menuliskannya, berlatihlah mengucapkannya dengan suara keras di depan cermin.
-
Latihlah pembicaraan tersebut. Mintalah seseorang yang Anda percayai yang telah mengetahui keadaan Anda, misalnya orang tua atau terapis, untuk melatih pembicaraan tersebut dengan Anda. Bermain peran dalam pembicaraan dapat membantu Anda mempersiapkan diri. Dalam bermain peran, Anda akan memerankan skenario yang mungkin terjadi, Anda akan menjadi diri Anda sendiri dalam peran tersebut, dan lawan main Anda akan memerankan peran sebagai sahabat Anda. [10] X Teliti sumber
- Bereaksilah terhadap apa pun yang dikatakan lawan main Anda, walaupun mungkin Anda berpikir itu tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Berlatihlah saja untuk menanggapi pernyataan yang aneh atau mengejutkan dari sahabat Anda sehingga Anda menjadi lebih percaya diri untuk menghadapi pembicaraan yang sulit seperti itu.
- Untuk mendapatkan hasil yang paling efektif dari bermain peran, berikan respons-respons yang serealistis mungkin.
- Masukkan unsur komunikasi nonverbal dalam drama ini. Ingatlah bahwa bahasa isyarat, postur dan gerak tubuh, serta nada suara menjadi faktor utama dalam pembicaraan Anda.
- Setelah bermain peran, tanyakan masukan dari lawan main Anda, dan mintalah dia memberitahukan bagian-bagian yang telah berjalan dengan baik, dan beberapa bagian lain yang perlu Anda pikirkan kembali atau bagaimana Anda dapat memperbaiki respons Anda.
Iklan
-
Rencanakan aktivitas santai dengan sahabat Anda. Anda dapat mengajaknya makan siang, atau berjalan-jalan ke suatu tempat yang Anda berdua sukai. Penelitian menunjukkan bahwa suasana hati orang-orang yang depresi dapat menjadi lebih baik jika perhatiannya beralih pada sesuatu yang dari luar, seperti sebuah aktivitas. [11] X Teliti sumber Nix, G., Watson, C., Pyszczynski, T. & Greenberg, J. (1995). Reducing depressive affect through external focus of attention. Journal of Social and Clinical Psychology, 14, 36-52.
- Suasana hati yang lebih baik membuat Anda lebih mudah terbuka dan dapat mengungkapkan perasaan Anda. Namun jika Anda tidak ingin melakukan aktivitas apa pun, jangan merasa terbebani juga untuk melakukannya. Sebuah pembicaraan dengan secangkir teh di meja dapur atau di sofa juga sudah cukup.
-
Permudah pembicaraan mengenai depresi Anda dengan memilih waktu yang tepat. Cara terbaik untuk memulai adalah memberi tahu sahabat Anda bahwa Anda memiliki sesuatu yang penting untuk diungkapkan agar ia tahu dan tidak meremehkan pembicaraan tersebut.
- Jika Anda tidak tahu bagaimana mengungkapkannya atau justru merasa tidak nyaman, cobalah katakan sesuatu seperti, “Aku belakangan ini merasa aneh/sedih/kecewa. Bolehkah aku membicarakan ini dengan kamu?”
- Nyatakan dengan jelas sejak awal pembicaraan, apakah Anda ingin sahabat Anda mendengarkan saja apa yang akan Anda katakan, atau Anda meminta pendapat dan sarannya.
-
Komunikasikan kepada sahabat Anda sifat kerahasiaan informasi Anda. Pastikan untuk memberitahu sahabat Anda apakah yang sedang Anda bagikan itu bersifat pribadi atau apakah mereka boleh membicarakan kesulitan Anda kepada orang lain atas nama Anda.
-
Katakan hal-hal yang telah Anda latih. Katakan dengan spesifik dan langsung pada intinya. Jangan berputar-putar saat berusaha mengungkapkan apa yang Anda butuhkan atau minta. Jangan takut jika kata-kata Anda menjadi terpatah-patah dan Anda gemetar saat mengatakannya. Ungkapkan saja bagian yang paling sulit!
- Jika Anda sulit menghadapi emosi Anda saat berada dalam pembicaraan yang sebenarnya, Anda dapat mengakuinya kepada sahabat Anda. Beri tahukan kepadanya betapa sulitnya Anda mengungkapkan masalah itu, maka Anda dapat membantu sahabat Anda mengerti apa yang Anda pikirkan dan betapa serius situasi tersebut.
- Jika Anda mulai merasa kewalahan pada suatu titik dalam pembicaraan, ambillah waktu jeda, tarik napas dalam-dalam, dan berfokuslah kembali.
-
Bantulah sahabat Anda agar merasa nyaman. Jika sahabat Anda terlihat tidak nyaman, cairkan ketegangan yang ada dengan berterima kasih kepadanya karena sudah hadir untuk Anda dan mendengarkan, atau meminta maaf karena mengambil waktunya atau karena kesulitan mengungkapkannya (jika itulah yang terjadi).
- Individu yang mengalami depresi terkadang rentan merasa bersalah. Perasaan bersalah dapat terus ada, tetapi dapat dikelola dan dikurangi pula. Jika Anda merasa bersalah saat berada dalam pembicaraan, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengingat bahwa perasaan bersalah yang terus-menerus ini bukanlah kenyataan. Anda tidak sedang membebani sahabat Anda saat mengungkapkan perasaan Anda. [12] X Teliti sumber Sahabat Anda akan lebih merasa bersyukur bahwa Anda mempercayainya dengan informasi ini dan tentu sangat ingin membantu pemulihan Anda, alih-alih merasa “terbeban” seperti yang Anda bayangkan.
-
Biarkan sahabat Anda terlibat. Agar pembicaraan berhasil, sahabat Anda perlu mendengarkan Anda sepenuhnya. Ada banyak cara untuk menjaga perhatiannya, termasuk dengan melakukan kontak mata, menggunakan bahasa isyarat dan bahasa tubuh (contoh, menghadap ke arahnya, tidak menyilangkan tangan atau kaki Anda), berbicara dengan jelas, dan menghindari gangguan dari luar (contoh, suara latar, orang-orang yang lalu lalang, suara dering telepon, dll.).
- Amati tanda-tanda perilaku yang aktif mendengarkan. [13] X Teliti sumber Saat seseorang menyimak, ia akan tampak sangat terfokus karena berusaha mengerti apa yang Anda sedang katakan. Periksalah tanda-tanda seperti kontak mata, anggukan, atau respons yang berarti terhadap apa yang sedang Anda katakan (bahkan gumaman “hmm” dapat menjadi respons yang berarti!). Tanda mendengarkan dengan aktif juga dapat muncul berupa memberikan kontribusi dalam pembicaraan tersebut. Sahabat Anda mungkin akan mengulangi atau mengatakan kembali apa yang Anda katakan, menanggapi pertanyaan Anda, dan mungkin akan berusaha menjaga pembicaraan agar tetap bergulir. [14] X Teliti sumber
- Saat orang kebingungan atau kehabisan kata-kata, ia akan memakai kata-kata untuk mengisi kekosongan. Kata pengisi kekosongan yang sangat sering digunakan adalah “terus”, namun setiap orang dapat menggunakan kata yang berbeda. Sahabat Anda mungkin menggunakan kalimat yang sama berulang-ulang (seperti, “oh begitu ya”), mungkin juga menggunakan kata-kata yang “menggantung” (contohnya, tidak menyelesaikan kalimatnya), atau tidak lagi berusaha menjaga pembicaraan agar tetap bergulir.
- Berhati-hatilah karena wujud respons ini berbeda pada setiap orang. Sebagai contoh, sebagian orang berpikir lebih baik saat tidak melakukan kontak mata dan sengaja menghindari kontak mata agar dapat lebih berkonsentrasi terhadap apa yang Anda katakan. Pikirkan mengenai kebiasaan sahabat Anda dalam pembicaraan dan apa yang ia lakukan saat sedang memperhatikan pembicaraan.
-
Munculkan bagian akhir pembicaraan dengan menyampaikan hal berikutnya yang akan dilakukan. Saat seseorang (seperti sahabat Anda) ingin memberikan pertolongan, ia tentu ingin tahu tindakan apa yang dapat ia lakukan. Ini adalah bagian dari sifat alami kejiwaan manusia, yaitu bahwa kita merasa lega saat kita melakukan sesuatu untuk orang lain. Tindakan yang membantu juga dapat mengangkat rasa bersalah dari dirinya, yang mungkin muncul di dalam hati sahabat Anda saat melihat Anda sedang putus asa. [15] X Teliti sumber Anda harus mengungkapkan perasaan sesuai dengan yang Anda butuhkan, tetapi akan membantu jika Anda menyelesaikan pembicaraan dengan sesuatu yang jelas atau spesifik agar sahabat Anda dapat membantu Anda. Ingatlah apa yang Anda ingin minta atau harapkan dari sahabat Anda saat Anda mempersiapkan pembicaraan ini, dan beri tahukan kebutuhan Anda ini kepadanya.
-
Gunakan transisi untuk menyelesaikan pembicaraan Anda. Perhatikan sahabat Anda dan bagaimana pembicaraan tersebut mengalir. Saat Anda merasa sudah waktunya untuk maju ke langkah berikut, sarankan topik yang lain atau katakan pada akhir pembicaraan seperti, “Kita sudah harus pulang,” atau “Kamu boleh pulang, aku tidak ingin mengambil terlalu banyak waktumu.”
- Anda dapat mengatakan bagian transisi menuju akhir ini sesuai dengan keinginan Anda karena sahabat Anda kemungkinan besar akan merasa sungkan untuk mengakhiri pembicaraan tersebut.
Iklan
-
Jangan lupa memperhatikan perasaan sahabat Anda. Walaupun pembicaran ini seharusnya adalah mengenai Anda, jangan lupakan bahwa sahabat Anda juga mempunyai perasaan dan tidak selalu seperti yang Anda harapkan (Anda perlu memperhatikan bagian ini seperti saat bermain peran, seperti yang dijelaskan di bagian atas artikel ini).
-
Bersiaplah terhadap reaksi negatif. Sahabat Anda mungkin menangis atau marah. Ini adalah respons yang biasa saat seseorang merasakan apa yang mengecewakan atau berita buruk yang sedang dihadapi lawan bicaranya. [16] X Teliti sumber
- Ingatlah bahwa ini adalah respons yang alami dan bukan berarti bahwa Anda melakukan sesuatu yang salah!
- Ini mungkin adalah saat yang baik untuk meyakinkan sahabat Anda bahwa Anda tidak menuntut bahwa dirinya memiliki semua jawaban, dan bahwa Anda hanya membutuhkan dirinya untuk mendengarkan dan hadir untuk mendukung Anda.= [17] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- Jangan menganggap kemarahan atau tangisan sebagai tanda penolakan. Anda dapat berusaha berbicara kepada sahabat Anda lagi di waktu mendatang. Sementara itu, temukan orang lain yang dekat dengan Anda yang dapat Anda ajak bicara.
-
Ubahlah taktik jika Anda merasa bahwa pembicaraan tersebut mengalir ke arah yang tidak baik. Jika Anda sulit mengomunikasikan situasinya dengan sahabat Anda atau ia memberikan reaksi yang ekstrem, cobalah mengikuti empat langkah berikut ini, yang membantu mencari jalan tengah dalam kesulitan saat pembicaraan ini: [18] X Teliti sumber
- “Penyelidikan”: Bertanyalah dan buatlah pengamatan. Anda dapat berkata, “Apakah aku membuatmu marah dengan topik ini? Aku ingin tahu apa yang kamu rasakan.”
- “Pengakuan”: Simpulkan apa yang dinyatakan oleh sahabat Anda. Anda dapat membuat pembicaraan menjadi lebih panjang dengan membantu sahabat Anda untuk tenang. Menyimpulkan apa yang sahabat Anda katakan akan membantu sahabat Anda merasakan bahwa Anda mendengarkan dirinya juga.
- “Pembelaan”: Setelah mengerti sudut pandang sahabat Anda, Anda mendekati titik saling memahami. Anda dapat mengambil kesempatan ini untuk menjelaskan apa yang Anda pahami mengenai depresi, atau membagikan kepada sahabat Anda apa yang pantas atau tidak pantas sahabat Anda lakukan, seperti, “Jangan khawatir. Depresi aku tidak ada hubungannya dengan betapa baiknya kamu selama ini sebagai sahabatku. Kamu adalah sahabat terbaikku, dan kamulah yang membuatku masih dapat tersenyum di masa-masa seperti ini.”
- “Penyelesaian masalah”: Pada tahap ini, sahabat Anda mudah-mudahan sudah tenang agar Anda dapat memenuhi tujuan Anda. Selesaikan dengan mengatakan apa yang ingin Anda katakan. Mintalah bantuan sahabat Anda untuk mencarikan seorang terapis, membantu Anda membuat janji pertemuan dengan terapis, atau menjadi pendengar saja.
- Jika keempat langkah ini tidak berhasil, mungkin langkah terbaik adalah menarik diri dan mengakhiri pembicaraan saja. Sahabat Anda membutuhkan waktu untuk mencerna informasi tersebut.
-
Sadarilah bahwa sahabat Anda mungkin akan mengungkapkan informasi mengenai dirinya sendiri. Menjelaskan pengalaman yang serupa adalah cara mereka mengerti atau bisa mengaitkan diri mereka dengan pengalaman Anda. [19] X Teliti sumber Tergantung pada seberapa besarnya informasi ini, pembicaraan ini dapat terbawa ke arah yang berbeda. Jika hal ini terjadi, dampingi sahabat Anda, tetapi juga pastikan untuk mendapatkan jalan keluar dari situasi Anda di suatu titik dalam pembicaraan tersebut.
-
Ketahuilah bahwa sahabat Anda mungkin ingin “menormalkan” situasi Anda. Normalisasi adalah saat seseorang berusaha membantu membuat Anda merasa “normal” (contoh, dengan berkata, “setiap orang yang aku kenal juga mengalami depresi”).
- Jangan menganggap hal ini sebagai suatu penolakan terhadap masalah Anda. Mengungkapkan situasi/perasaan diri sendiri dan normalisasi sebenarnya adalah tanda yang baik karena berarti sahabat Anda berusaha menghubungkan dirinya dengan Anda dan/atau menunjukkan bahwa Anda diterima. [20] X Teliti sumber [21] X Teliti sumber
- Namun, jangan biarkan taktik sahabat Anda untuk melakukan normalisasi mencegah Anda dari mengatakan apa yang perlu Anda katakan! Dalam situasi ini, berapa banyak teman sahabat Anda yang mengalami depresi sama sekali tidaklah penting. Yang penting adalah mengatakan kepada sahabat Anda mengenai perasaan dan pengalaman Anda sendiri. Lanjutkan pembicaraan sampai selesai.
-
Berdiskusilah dengan orang lain. Tidak masalah seberapa baik (atau buruk) jalannya, setelah akhirnya berbicara dengan sahabat terbaik Anda, akan lebih menolong jika Anda menceritakan pembicaraan tersebut dengan seseorang lain, seperti terapis atau konselor Anda, sahabat terbaik Anda yang lainnya, atau orang tua Anda. Mereka akan memberikan pendapat obyektif mengenai pembicaraan tersebut dan menolong Anda mengerti respons sahabat Anda.Iklan
Peringatan
- Jika Anda memiliki pikiran-pikiran untuk mencelakakan diri sendiri atau bunuh diri, segera bicarakan dengan seseorang, seorang anggota keluarga atau teman, dokter Anda, atau ahli kesehatan jiwa, atau hubungi layanan darurat bantuan pencegahan bunuh diri.
Referensi
- ↑ Myers, D.G. (2004). Exploring social psychology. New York: McGraw Hill
- ↑ http://psychcentral.com/lib/social-support-is-critical-for-depression-recovery/00010852
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2012/05/12/dealing-with-depression-related-stigma/
- ↑ http://psychcentral.com/lib/social-support-is-critical-for-depression-recovery/00010852
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2012/05/12/dealing-with-depression-related-stigma/
- ↑ http://us.reachout.com/facts/factsheet/worried-about-someone-feeling-depressed
- ↑ http://comminfo.rutgers.edu/~kgreene/research/pdf/Self%20Disclsoure%20in%20Personal%20Relationships%20copy.pdf
- ↑ http://us.reachout.com/facts/factsheet/worried-about-someone-feeling-depressed
- ↑ http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1207/s15516709cog1302_7/pdf
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2010/02/25/building-assertiveness-in-4-steps/
- ↑ Nix, G., Watson, C., Pyszczynski, T. & Greenberg, J. (1995). Reducing depressive affect through external focus of attention. Journal of Social and Clinical Psychology, 14, 36-52.
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2013/03/31/overcoming-guilt-in-depression/
- ↑ http://www.colorado.edu/conflict/peace/treatment/activel.htm
- ↑ http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1207/s15516709cog1302_7/pdf
- ↑ http://wps.prenhall.com/hss_aronson_socpsych_6/64/16429/4205880.cw/-/4205927/index.html
- ↑ http://comminfo.rutgers.edu/~kgreene/research/pdf/Self%20Disclsoure%20in%20Personal%20Relationships%20copy.pdf
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/depression/teenagers-guide-to-depression.htm
- ↑ http://www.mediate.com/articles/ringerJ1.cfm
- ↑ http://2012books.lardbucket.org/books/a-primer-on-communication-studies/s06-04-self-disclosure-and-interperso.html
- ↑ http://2012books.lardbucket.org/books/a-primer-on-communication-studies/s06-04-self-disclosure-and-interperso.html
- ↑ http://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201204/understanding-validation-way-communicate-acceptance