Unduh PDF
Unduh PDF
Kehilangan kontak dengan seseorang merupakan hal yang sangat disayangkan dalam hidup. Akan sulit bagi Anda untuk menjaga semua hubungan, terutama ketika usia mulai bertambah dan Anda bertemu dengan lebih banyak orang. Jika Anda kehilangan kontak dengan seseorang, baik teman lama, teman sekelas, atau mantan pasangan, Anda mungkin ingin menghubunginya kembali dan mengetahui kabarnya. Hal ini mungkin terkesan menantang, tetapi sebenarnya lebih mudah daripada yang dibayangkan. Jika Anda selama ini sering memikirkannya, ada kemungkinan ia juga memikirkan Anda. Tentunya ia akan senang ketika mendengar kabar Anda!
Langkah
-
Carilah nomor teleponnya. Jika Anda sudah lama tidak berbicara dengannya, Anda mungkin kehilangan nomor teleponnya. Periksa apakah nomor kontaknya masih tersimpan di ponsel atau buku alamat. Jika tidak, ada beberapa pilihan yang bisa diambil. [1] X Teliti sumber
- Tanyakan kepada kenalan atau teman bersama. Cobalah mintalah nomor teleponnya dari teman atau rekan bersama.
- Hubungi orang tersebut melalui media sosial. Jika Anda berteman dengannya di Facebook atau terhubung melalui situs media sosial lain, cobalah kirimkan pesan kepadanya. Katakan, misalnya, “Hai, Liza! Beberapa hari yang lalu, aku teringat kepadamu. Kuharap kabarmu baik-baik saja di Jakarta. Jika kamu ingin mengobrol denganku, hubungi aku di 081234567890!”
- Lakukan pencarian melalui Google. Jika Anda tidak memiliki teman bersama atau terhubung dengannya dalam cara apa pun, cobalah cari informasi kontaknya di Google. Ada kemungkinan Anda akan menemukan beberapa informasi yang bisa digunakan untuk terhubung dengannya.
-
Hubungi ia pada momen yang tepat. Jika Anda tahu bahwa ia sedang tidak sibuk, cobalah hubungi ia pada saat itu. Jika tidak yakin, jangan menghubunginya terlalu awal di pagi hari, atau setelah jam 9 malam. Selain itu, jangan menelepon pada jam-jam sekolah atau kerja (mis. antara jam 9 pagi hingga pukul 5 sore). Waktu terbaik untuk menghubunginya adalah di sore akhir pekan, atau di antara jam 6 hingga 9 pagi untuk hari kerja. [2] X Teliti sumber
-
Beri tahu identitas Anda. Ketika ia menjawab telepon, berikan sapaan dan beri tahu ia identitas Anda. Jika Anda sudah lama tidak mengobrol dengannya, ia tidak akan menyangkan bahwa Anda akan menelepon, terutama jika ia tidak mengaktifkan fitur pencari identitas penelepon. Anda bisa mengatakan, misalnya, “Hai, Gan! Apa kabar? Ini Arief, teman sekelasmu di kampus!”
- Ada baiknya Anda juga memberi tahu dari mana Anda mengenalnya. Jika Anda sudah lama tidak berhubungan, ia mungkin bertemu orang lain dengan nama yang sama dan tidak bisa membedakan antara Anda dan orang tersebut. Jika Anda memberikan konteks atau informasi spesifik, akan lebih mudah baginya untuk mengenal Anda.
-
Beri tahu ia alasan Anda memikirkannya. Pasti ada sesuatu yang membuat Anda mengambil ponsel dan menghubunginya. Meskipun tidak ada alasan spesifik, beri tahu apa yang mendorong Anda untuk menghubunginya. Dengan alasan seperti ini, panggilan telepon Anda tidak akan terkesan terlalu “aneh” dan tak terduga. [3] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- Anda bisa mengatakan, misalnya, “Aku baru saja membaca kembali buku yang kamu berikan tahun kemarin. Ah, aku jadi teringat kepadamu!”
- Anda juga bisa mengatakan, “Tiba-tiba aku teringat kepadamu beberapa hari yang lalu.”
-
Mintalah maaf karena tidak pernah berhubungan lagi dengannya jika perlu. Terkadang, orang-orang tidak bisa mempertahankan atau menjaga kontak. Akan tetapi, jika Anda merasa bahwa seharusnya Anda tetap bisa menjaga hubungan dengannya (atau jika putusnya kontak ini juga disebabkan oleh Anda), cobalah untuk meminta maaf. [4] X Teliti sumber
- Anda bisa mengatakan, misalnya, “Maafkan aku karena tidak bisa menjaga kontak denganmu setelah pernikahanku.”
- Satu permohonan maaf sudah cukup. Jika Anda terus meminta maaf, ada kemungkinan ia akan merasa tidak nyaman.
Iklan
-
Tanyakan kabarnya. Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti, “Apa kabarmu?” Pertanyaan seperti ini memberinya kesempatan untuk memberi tahu Anda kabarnya dan apa yang selama ini ia lakukan sejak terakhir kali berhubungan dengan Anda. Daripada mengkhawatirkan atau memikirkan tentang apa yang perlu dikatakan selanjutnya, fokuskan diri untuk mendengarkan ceritanya.
-
Ajukan pertanyaan lanjutan. Anda mungkin penasaran mengenai sesuatu yang ia ceritakan dan ingin mengetahui lebih banyak. Mengajukan pertanyaan merupakan cara yang tepat untuk menjaga jalannya obrolan.
- Sebagai contoh, jika ia mengatakan bahwa sekarang ia mengajar di sebuah universitas, tanyakan tentang mata kuliah yang ia ajarkan.
- Jika Anda tidak bisa memikirkan pertanyaan yang akan diajukan, tanyakan tentang hal yang sama-sama Anda berdua ketahui (atau hal yang berhubungan dengan bagaimana dulu Anda mengenalnya). Sebagai contoh, jika Anda dan ia berteman di SMA, tanyakan apakah ia masih sering berkomunikasi dengan teman-teman lama yang lain.
-
Beri tahu kabar Anda. Setelah ia menceritakan kabarnya sejak terakhir kali bertemu, ceritakan tentang apa yang sudah Anda alami. Anda bisa bercerita tentang kehidupan pekerjaan atau sekolah, serta perkembangan besar yang terjadi dalam hidup. Anda juga bisa menceritakan tentang, misalnya, hewan peliharaan baru atau hobi yang dijalani.
- Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Sebenarnya aku sudah pindah ke Surabaya dan sekarang bekerja di perusahaan nirlaba.”
-
Sebutkan alasan Anda menghubunginya. Anda mungkin memiliki banyak alasan untuk meneleponnya pada saat ini. Sebagai contoh, Anda mungkin ingin meminta sumbangan untuk acara penggalangan dana, atau meminjam sesuatu darinya. Jika Anda menghubunginya untuk alasan spesifik, sebutkan alasan tersebut pada tahap ini. Jika Anda hanya menghubungi untuk menanyakan kabarnya dan “bersilaturahmi”, lanjutkan obrolan yang ada. [5] X Teliti sumber
-
Bahas kenangan-kenangan lama. Cara yang tepat untuk membuat obrolan dengan teman lama lebih menarik adalah membahas hal-hal di masa lalu. Bicarakan tentang kenangan yang pernah dijalani bersama, atau tempat-tempat dan orang-orang yang pernah ditemui. [6] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, jika Anda berdua adalah teman masa kecil, cobalah katakan, “Aku inget ketika dulu kita biasa membuat kue nastar dan kastengel bersama.”
- Meskipun akan lebih baik jika Anda membahas kenangan yang baik, Anda juga bisa memberi tahu ia bahwa persahabatan yang terjalin sudah menyelamatkan Anda. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Kehadiranmu setelah ibuku meninggal adalah hal yang sangat berarti bagiku.”
-
Ingatlah untuk tersenuym. Ketika berbicara, ingatlah untuk tersenyum. Banyak orang yang lupa tersenyum ketika berbicara melalui telepon. Akan tetapi, senyuman sebenarnya bisa membuat nada suara Anda terdengar lebih ramah dan hangat. Karena ia tidak bisa melihat wajah Anda, nada suara merupakan aspek yang sangat penting untuk menunjukkan bahwa Anda merasa senang karena bisa mengobrol dengannya.
-
Hindari topik-topik yang sensitif. Jangan sampai Anda membuat suasana menjadi canggung dengan mengajukan pertanyaan yang membuatnya merasa tidak nyaman atau topik-topik yang seharusnya dihindari. Hal ini perlu diperhatikan, terutama jika Anda ingin berhubungan kembali dengan mantan kekasih.
- Ucapan seperti “Jadi, bagaimana kabar lelaki yang membuatmu mencampakkanku itu?” hanya akan membuat obrolan terasa canggung bagi Anda berdua.
-
Jangan menghubunginya terlalu lama. Anda mungkin senang karena bisa menghubunginya kembali, tetapi pastikan obrolan tidak berlangsung terlalu lama. Anda tidak mengetahui seperti apa jadwalnya sekarang atau seberapa sibuk ia. Ingatlah bahwa Anda tidak harus memberi tahunya segala sesuatu yang terjadi sejak terakhir kali berhubungan dengannya, dan Anda selalu bisa mengobrol lagi dengannya di kemudian hari.
- Lima belas menit dirasa sudah cukup untuk berhubungan kembali dengan teman lama. Akan tetapi, jika ia tampaknya masih bersemangat untuk mengobrol, lanjutkan jalannya obrolan!
Iklan
-
Beri tahu ia bahwa Anda senang bisa berbincang dengannya. Ketika obrolan sudah mulai mencapai akhir atau salah satu dari Anda berdua harus pergi, cobalah katakan “Aku senang bisa mengobrol denganmu”, atau “Aku senang kita bisa kembali berhubungan.” Ucapan seperti itu menunjukkan bahwa Anda memang senang bisa mengobrol dengannya. [7] X Teliti sumber
-
Buatlah rencana. Setelah mengobrol, Anda bisa membuat rencana untuk bertemu dengannya. Jika Anda merasa ingin bertemu secara langsung, cobalah katakan “Kapan-kapan ayo kita bertemu!” Anda bisa mengambil langkah yang lebih jauh jika mau dan mengajaknya melakukan hal-hal yang lebih spesifik, seperti makan siang atau menikmati kopi bersama. [8] X Teliti sumber
-
Beri tahu ia bahwa Anda akan tetap berhubungan dengannya. Jika Anda belum merasa nyaman untuk bertemu dengannya secara langsung atau tinggal di tempat/kota yang berbeda, tetapi tetap ingin berhubungan dengannya sesekali, cobalah katakan “Kita harus tetap saling berkomunikasi, ya!” Anda juga bisa mengatakan hal yang lebih spesifik seperti “Aku akan menghubungimu minggu depan” atau “Aku akan meneleponmu setelah pulang dari Purwokerto dan menceritakan perjalananku!” [9] X Teliti sumber
-
Ucapkan pamit. Setelah memberi tahu bahwa Anda senang bisa kembali berhubungan dengannya, inilah waktunya untuk berpamitan. Karena Anda sudah menetapkan momen untuk mengakhiri obrolan, Anda bisa mengatakan hal yang sederhana. Bahkan, ucapan seperti “Baiklah! Nanti kita mengobrol lagi. Baik-baik, ya!” dapat menjadi ucapan perpisahan yang tepat.Iklan
-
Lemparkan sapaan dan sebutkan nama Anda. Ada kemunginan ia tidak bisa menjawab panggilan Anda sama sekali, dan panggilan Anda dijawab oleh mesin pesan (atau mungkin kotak suara). Ketika meninggalkan pesan, awali dengan langkah yang sama, yaitu mengucapkan salam dan memberi tahu identitas Anda, seolah-olah ia menjawab panggilan telepon.
- Cobalah katakan, “Hai, Markus! Ini Dede dari Cibinong!”
-
Katakan bahwa Anda berharap kabarnya baik-baik saja. Setelah menyebutkan nama, cobalah katakan, “Kuharap kabarmu baik-baik saja” atau “Kuharap hubunganmu dengan Caca baik-baik saja.” Ini merupakan cara yang baik untuk menunjukkan kepedulian Anda terhadap kondisinya, serta menjadi ucapan “pengganti” pertanyaan mengenai kabarnya. Ketika mengirimkan pesan, Anda tentunya tidak bisa menanyakan hal tersebut dan langsung mendapatkan jawaban.
-
Beri tahu ia alasan Anda menghubunginya. Jika Anda memiliki alasan spesifik untuk menghubunginya (mis. ketika membutuhkan bantuan atau memiliki pertanyaan), sebutkan alasan tersebut pada pesan. Jika Anda hanya meneleponnya untuk kembali berhubungan atau bersilaturahmi, Anda bisa mengatakan “Kemarin aku teringat kepadamu dan kupikir aku harus menghubungimu.” Anda tidak harus memberikan alasan atau cerita yang panjang. Cukup katakan bahwa Anda teringat kepadanya. [10] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
-
Sebutkan sesuatu tentang diri Anda. Katakan beberapa kalimat mengenai kabar Anda dan apa yang selama ini Anda lakukan. Ceritakan hal-hal dasar yang berkaitan dengan hal yang Anda lakukan untuk mengisi waktu. Pastikan pesan tersebut tetap singkat dan tidak berkepanjangan. Jika tidak, Anda akan terkesan lebih tertarik kepada diri sendiri daripada kepadanya.
- Sebagai contoh, cobalah katakan “Kabarku baik-baik saja. Aku mendapatkan pekerjaan baru sebagai koordinator media sosial dan sekarang, aku mulai menikmati tenis lagi.”
-
Beri tahu ia bahwa Anda akan menghubunginya kembali. Katakan maaf bahwa Anda tidak bisa menghubunginya selama ini dan beri tahu ia harus menghubungi Anda kembali. Pastikan Anda juga memberikan nomor telepon dan waktu yang tepat untuk menghubungi Anda.
- Anda bisa mengatakan, misalnya, “Hubungi aku kembali, ya, jika kamu sudah tidak sibuk dan kita bisa saling bertukar kabar! Jika berkenan, biasanya aku sudah tidak sibuk di sore hari.”
-
Ucapkan pamit. Katakan ucapan selamat tinggal yang singkat setelah selesai memberikan informasi kontak. Ucapan seperti “Baiklah! Semoga kita bisa segera mengobrol kembali! Dah!” dapat menjadi cara yang tepat untuk berpamitan. [11] X Teliti sumberIklan
Tips
- Ambil napas dalam-dalam sebelum menghubunginya. Hal ini dapat meredakan kegugupan Anda.
- Selalu bicara dengan lantang dan jelas, terutama ketika Anda meninggalkan pesan.
- Jika ia tidak tertarik untuk berbicara dengan Anda, jangan ambil hati. Setiap orang pasti berubah, dan beberapa orang merasa tidak perlu menjaga persahabatan jika Anda sudah tinggal di kota yang berbeda.
- Jika Anda dan orang tersebut pernah mengalami hubungan yang rumit, Anda mungkin akan merasa sedikit canggung. Sadarilah bahwa ini adalah hal yang wajar, terutama untuk obrolan dengan mantan kekasih.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.tech-faq.com/how-can-i-find-someones-cell-phone-number.html
- ↑ http://coolfidence.com/when-is-the-best-time-to-call-someone-solution-20015
- ↑ https://hbr.org/2010/12/how-to-reach-out-after-losing
- ↑ https://www.themuse.com/advice/5-rules-for-reaching-out-to-a-reference-you-havent-talked-to-in-forever
- ↑ http://www.salary.com/reconnecting-with-former-colleagues/
- ↑ http://www.phrasemix.com/collections/phrases-for-reconnecting-with-an-old-friend
- ↑ http://www.phrasemix.com/collections/phrases-for-reconnecting-with-an-old-friend
- ↑ http://reachoutcheckin.org/reach_out/
- ↑ http://www.womansday.com/relationships/family-friends/tips/g1014/how-to-rekindle-a-friendship/ ?
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 8.621 kali.
Iklan