Unduh PDF Unduh PDF

Ketika anak-anak sedang marah, terkadang sulit untuk membuat mereka tenang. Jika anak-anak terus menerus merasa kesal, Anda pun akan ikut merasa tertekan. Mereka juga dapat terlibat dalam masalah, baik di sekolah maupun tempat-tempat lain. Terlepas dari apakah Anda adalah orang tua yang memiliki anak yang sering merasa kesal atau marah, atau hanya mengasuh anak orang lain, ada beberapa teknik sederhana yang dapat digunakan untuk menenangkan anak yang sedang marah dan meredakan emosi dengan intensitas tinggi.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Berbicara pada Anak

Unduh PDF
  1. Ini merupakan langkah penting jika Anda belum mengetahui dengan pasti apa yang membuat anak tersebut marah. Bahkan jika Anda mengetahuinya, ada baiknya ia tetap menjelaskan apa yang ia rasakan dengan kata-katanya sendiri. Dengan menunjukkan atau mengekspresikan perasaannya, ia dapat memproses emosi-emosinya serta mengembangkan kesadaran emosional. [1]
    • Menamai dapat membicarakan mengenai emosi yang ia rasakan dapat membantunya mengenali lebih jelas emosi-emosi tersebut di kemudian hari.
    • Untuk anak-anak yang masih belum dapat mengutarakan perasaannya dengan jelas, orang tua dapat membantu menegaskan atau mencerminkan perasaan tersebut dengan mengatakan, misalnya, “Kau merasa marah”, “Kau merasa kesal”, “Perasaanmu terluka”. Kemudian, anak dapat menanggapi dengan membenarkan atau menyangkalnya. Dengan begini, orang tua dapat mengajari anaknya untuk mengenali dan menamai dengan tepat emosi-emosi yang mungkin muncul sehingga anak-anak dapat mengetahui dan menamai emosi-emosinya dengan tepat. [2]
  2. Penting bagi orang tua untuk ‘mencerminkan’ perasaan anak, terutama di tahap-tahap awal kehidupannya. Dengan menerima emosi-emosi yang dirasakan oleh anak, Anda membantunya mengembangkan kepercayaan dan harga diri. [3]
    • Sebagai contoh, jika ia sedang marah, Anda dapat mengatakan “Aku tahu kau sedang marah saat ini. Aku tahu seperti apa rasanya ketika marah, dan tidak masalah jika kau merasa marah.”
    • Jika ia masih terlalu kecil dan tidak dapat menjelaskan apa yang ia rasakan dengan baik, berada di dekatnya dan memperhatikan apa yang ia lakukan dapat menjadi bentuk cerminan yang baik.
  3. Mendengarkan apa yang anak ucapkan merupakan salah satu cara terbaik untuk mendorongnya agar mau mendengarkan kembali ucapan Anda. [4] Selain itu, hal tersebut juga membuatnya merasa dipahami dan dihargai. Cobalah ikuti langkah-langkah berikut untuk menjadi pendengar yang baik:
    • Cobalah untuk ada untuknya. Bangunlah hubungan terbuka yang memungkinkan anak Anda untuk berbicara pada Anda, kapan pun ia merasa perlu bicara. Ini dapat dilakukan dengan mendorongnya dan memintanya untuk terus bicara ketika ia menceritakan tentang apa yang terjadi dalam hidupnya.
    • Cerminkan apa yang ia katakan. Ketika ia menceritakan tentang perasaannya, ucapkan kembali apa yang telah ia katakan dan tanyakan padanya apakah pemahaman Anda benar.
    • Cobalah untuk tidak langsung membuat kesimpulan. Jika anak Anda melakukan hal yang salah, biarkan ia menjelaskan tentang perbuatannya sebelum Anda menanggapinya. Tanyakan padanya apakah ia telah selesai menjelaskan sebelum Anda memberikan tanggapan atau penjelasan.
  4. Anda perlu mengakui dan menerima perasaan-perasaan anak Anda. Namun, penting bagi Anda untuk tetap konsisten dan bersikap tegas dalam menanggapi luapan-luapan emosi yang tinggi.
    • Hal ini dapat membuatnya merasa tenang (stabil) dan teratur ketika harus menghadapi dunia luar yang, terkadang, mengerikan. [5]
  5. Ketika Anda membuat batasan atau mencegah anak melakukan sesuatu, ada baiknya Anda menjelaskan padanya mengapa Anda membuat keputusan atau mencegahnya. Ini dapat menjadi cerminan bagi anak untuk membuat keputusan yang baik, serta menciptakan adanya rasa untuk lebih menghormati di antara Anda dan anak Anda. [6]
    • Melibatkan anak dalam proses pembuatan keputusan merupakan cara yang tepat untuk mengenalkannya pada tanggung jawab pribadi dan cara berpikir yang jelas. Pastikan Anda menyesuaikan keputusan yang dibuat dengan usianya dan situasi yang sedang dihadapi. [7]
    • Pastikan keputusan akhir tetap dibuat oleh persetujuan Anda. Pengasuhan otoritaitf secara umum dianggap sebagai pendekatan yang terbaik. Pengasuhan seperti ini melibatkan adanya fleksibilitas dalam pembuatan keputusan, tanpa memberikan terlalu banyak wewenang pada anak. [8]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengambil Tindakan untuk Menenangkan Anak

Unduh PDF
  1. [9] Penting bagi Anda untuk mengetahui tanda-tanda kekesalan atau kemarahan pada anak agar Anda dapat membantunya menghubungkan emosinya dengan petunjuk-petunjuk verbal atau fisik. Dengan begini, ia akan menyadari ketika ia mulai merasa kesal. Kekesalan atau kemarahan dapat ditunjukkan secara verbal atau melalui tindakan fisik. Ada beberapa tanda-tanda yang perlu Anda perhatikan, seperti:
    • Tangan yang terkepal.
    • Tubuh yang tegang atau adanya usaha yang kuat untuk menenangkan diri.
    • Ekspresi wajah marah.
    • Luapan emosi secara verbal, seperti berteriak atau mengumpat.
  2. [10] Salah satu cara penyelesaian masalah yang paling sederhana dalam menangani anak yang marah atau kesal adalah dengan memastikan kebutuhan-kebutuhan dasarnya terpenuhi. Di bawah ini merupakan beberapa kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh kebanyakan anak-anak:
    • Kebutuhan fisik seperti tidak adanya rasa lapar, kedinginan, atau kelelahan.
    • Perhatian. Anak-anak membutuhkan perhatian dan pengasuhnya dan orang-orang di sekitarnya. Bacakan buku untuknya atau mainkan permainan bersama-sama.
    • Stimulasi. Anak-anak membutuhkan stimulasi baru agar dapat berkembang. Mainan, teman-teman, dan aktivitas baru dapat mencegah munculnya masalah-masalah emosional pada anak.
    • Rasa aman dan nyaman. Jika keadaan rumah tangga Anda semrawut, kemungkinan anak Anda akan menunjukkan perilaku yang buruk karena adanya rasa tidak aman dalam dirinya.
  3. [11] Tertawa merupakan cara yang menyenangkan untuk meredakan ketegangan dan melepaskan emosi-emosi yang berat setelah anak Anda lebih tenang. Lakukan sesuatu yang dapat membuatnya tertawa. Pastikan ia tidak lantas berpikir bahwa Anda menertawakannya, dan pastikan Anda meredakan ketegangan di saat-saat yang tepat (bukan, misalnya, di tengah-tengah perdebatan besar). Ada beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan:
    • Menceritakan lelucon.
    • Menonton acara televisi yang lucu atau membaca buku yang lucu bersama-sama.
    • Menunjukkan ekspresi wajah yang lucu. Hal ini paling efektif dilakukan untuk anak-anak yang masih kecil.
  4. Sentuhan telah dikenal dapat menenangkan ketegangan, terutama jika sentuhan tersebut diberikan oleh orang yang menyayangi dan dipercaya anak. Pelukan dan rangkulan dapat melepaskan hormon oksitosin dalam tubuh yang merupakan hormon pendorong keakraban. Hormon ini dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan perasaan positif. [12] Jika anak Anda merasa kesal atau jenuh, berikan sentuhan atau perhatian fisik agar ia merasa lebih. Ini juga dilakukan untuk menunjukkan padanya bahwa Anda merupakan ‘sumber’ kenyamanan yang dapat ia percaya.
    • Pastikan perhatian fisik yang ditunjukkan tidak lantas membuatnya merasa terkekang karena pengekangan dapat meningkatkan perasaan tidak berdaya. Pengekangan juga mengajari anak bahwa ia tidak perlu mengendalikan perilakunya karena orang lain yang akan mengendalikan atau menyesuaikan diri dengan perilakunya.
  5. Situasi-situasi menekan dapat menyebabkan kekacauan emosional, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Terkadang, pendekatan yang paling efektif adalah dengan menjauhkan anak dari sumber tekanan. Sebagai contoh, jika ia mengamuk karena menginginkan sesuatu saat berbelanja di toko, bawa anak Anda dan tinggalkan toko sesegera mungkin. Anda dapat menangani perilakunya setelah itu. Langkah pertama yang perlu dilakukan (jika memungkinkan) adalah mengurangi intensitas situasi pemicu kekesalan tersebut. Ini dapat membantu memudahkan semua pihak yang terlibat.
  6. Bukan hal yang aneh jika anak-anak menunjukkan agresi fisik untuk mencoba dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika anak Anda cenderung bersikap kasar (secara fisik), cobalah alihkan energinya pada bentuk pengungkapan emosi yang lain. Berikan ia hadiah jika ia mau mengatakan pada Anda apa yang menurutnya salah atau menggambar lukisan yang mencerminkan kemarahannya daripada bersikap kasar. [13] Meluapkan kemarahan secara fisik merupakan bentuk komunikasi yang, bagi beberapa anak, dianggap efektif. Oleh karena itu, pastikan Anda tidak menguatkan perilaku ini dengan mengikuti kemauannya atau membiarkannya berperilaku kasar tanpa menerima konsekuensi.
    • Jangan sampai lupa untuk menjaga keselamatan Anda sendiri. Tenangkan anak ketika ia bersikap kasar. Ambil langkah-langkah untuk mencegah adanya cedera. Jika ia mencoba menggigit, kenakan sarung tangan dan tahan tubuhnya agar ia tidak dapat menggigit Anda. Pada saat ini, Anda dapat mencoba menenangkannya dengan sentuhan, sambil mencoba berbicara padanya.
    • Anda juga tidak boleh sampai menanggapinya dengan agresi fisik. Hal tersebut dapat menunjukkan padanya bahwa agresi fisik merupakan cara yang efektif untuk berkomunikasi dan mendapatkan apa yang diinginkan.
    • Hubungi terapis yang secara khusus menangani anak-anak jika anak Anda sering menunjukkan agresi fisik dan berperilaku kasar.
  7. [14] Sering kali Anda dapat menebak kapan anak akan merasa marah atau kesal. Perhatikan dengan saksama masa-masa ‘sulit’ yang harus dilaluinya, seperti sebelum tidur atau ketika ia perlu mengerjakan tugas rumah. Pastikan Anda lebih peka dan sadar dengan apa yang anak Anda rasakan pada saat-saat tersebut. Anda tidak perlu memberikannya alasan, namun ada baiknya Anda tetap waspada terhadap masa-masa yang memicu munculnya stres yang lebih tinggi tersebut.
    • Lakukan persiapan lebih awal jika anak Anda sering bermasalah dalam menangani atau menunjukkan perilaku tertentu. Buatlah rencana terkait cara Anda menanggapi anak agar Anda tidak perlu membuat keputusan yang mendadak, tanpa persiapan yang layak.
  8. [15] Akan lebih efektif untuk menguatkan perilaku atau hal-hal baik yang dilakukan oleh anak daripada memberik hukuman untuk perilaku yang buruk. Anda memang tidak bisa selalu menghindari pemberian hukuman, namun jika memungkinkan, tunggulah hingga anak Anda melakukan sesuatu yang benar dan doronglah ia untuk tetap menunjukkan perilaku seperti itu. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberi hadiah atas perilaku yang baik:
    • Gunakan komunikasi nonverbal. Anggukan kepala, senyuman, dan pelukan merupakan bentuk komunikasi nonverbal yang efektif untuk menguatkan perilaku yang baik dan memperbaiki kualitas hubungan Anda dengan anak, tanpa harus mengeluarkan uang.
    • Berikan lebih banyak perhatian positif.
    • Berikan pujian verbal yang lebih spesifik. Jika anak Anda berhasil mengerjakan ujian dengan baik, beri tahu ia “Ibu/ayah bangga padamu karena telah mengerjakan ujian dengan baik.”
  9. [16] Ada baiknya Anda menunjukkan pada anak Anda cara untuk menenangkan diri ketika ia merasa marah atau kesal. Keahlian menenangkan diri sendiri dapat memberikan lebih banyak kemudahan bagi Anda dan mendorongnya untuk mampu mengelola emosi-emosinya sejak awal agar di kemudian hari ia tidak akan mengalami masalah-masalah emosional. Ada beberapa hal yang dapat Anda ajarkan padanya:
    • Sebelum tidur, mintalah agar ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Sensasi balutan selimut berguna untuk membuatnya merasa lebih tenang agar dapat beristirahat dengan lebih baik.
    • Berikan alat-alat menggambar, melukis, atau mewarnai. Alat-alat tersebut dapat membantunya berfokus pada hal lain (dan tidak berfokus pada kekesalannya). Selain itu, aktivitas-aktivitas seperti menggambar atau mewarnai dapat menjadi pelampiasan emosi yang baik.
    • Ajari ia teknik bernapas dalam yang Anda gunakan. Anda dapat membuat proses pernapasan dalam lebih menyenangkan dengan melebih-lebihkan gerakan tubuh saat Anda bernapas.
    • Siapkan barang yang dapat membuatnya tenang atau mainan (mis. boneka) kesukaannya yang dapat ia pegang atau peluk ketika ia merasa kesal. Jika ia merasa takut ketika harus berada jauh dari rumah, Anda dapat memberinya semacam ‘pengingat’ bahwa ia akan merasa aman. Ia dapat membawanya di saku celana sehingga memudahkannya untuk memegang atau melihat pengingat tersebut ketika ia merasa sedih atau cemas.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menjaga agar Diri Sendiri Tetap Tenang

Unduh PDF
  1. Salah satu langkah pertama dan terpenting dalam menenangkan anak adalah menjaga diri sendiri tetap tenang. Akan lebih sulit untuk menenangkan anak jika Anda sendiri merasa kesal. Anak-anak bercermin pada Anda sebagai orang dewasa untuk mengetahui seperti apa mereka harus bersikap. Jika Anda menunjukkan reaksi yang berlebihan, anak-anak Anda pun akan menunjukkan reaksi yang sama. Waspadalah dengan adanya perilaku-perilaku, terutama yang berbahaya, seperti memaki atau berteriak. Perilaku-perilaku tersebut mengajarkan pada anak-anak bahwa dengan menaikkan suara merupakan cara yang efektif untuk menghadapi emosi dan berkomunikasi dengan orang lain. [17]
  2. Ketika segala sesuatunya menjadi kacau, jangan lupa untuk bernapas dalam-dalam. Menjauhlah dari kekacauan dan tarik napas dalam-dalam. Ada baiknya Anda juga menghitung napas atau berfokus pada sensasi yang dirasakan tubuh ketika Anda bernapas (mis. sensasi ketika udara masuk dan keluar dari lubang hidung). [18] Tindakan sederhana seperti itu dapat memudahkan Anda untuk menghadapi situasi-situasi yang penuh dengan tekanan.
  3. Anak-anak tidak lantas bersikap buruk tanpa alasan. Alasannya beragam, dari mulai rasa lapar hingga tidak dapat pergi ke suatu tempat bersama teman-temannya. Dengan memahami alasannya, Anda dapat menahan diri untuk tidak langsung mengambil tindakan. Selain itu, Anda juga dapat membuat rencana tindakan untuk kemudian hari dan tidak merasa terlalu bingung.
    • Ada baiknya Anda menunggu hingga masalah mereda sebelum mulai bercermin pada alasan yang anak Anda katakan. Pastikan Anda mempertimbangkan dan memperhatikan apa yang ia rasakan.
  4. Jika Anda mulai merasa kewalahan, atau mulai kehilangan kendali, mintalah pasangan atau seseorang yang Anda percaya untuk membantu Anda. Mungkin Anda membutuhkan bantuan ketika Anda menyiapkan sarapan, sementara pasangan atau rekan Anda membantu mempersiapkan anak-anak untuk berangkat ke sekolah. Apa pun masalahnya, jangan merasa malu untuk meminta bantuan.
    • Terimalah ketika bantuan yang didapatkan tidak sempurna atau sesuai dengan keinginan Anda. Terkadang, bantuan yang tidak sempurna lebih baik daripada tidak ada bantuan sama sekali. Sebagai contoh, jika Anda khawatir pasangan Anda memberikan makanan rendah gizi pada anak Anda, anggap hal tersebut sebagai kompromi yang dapat diterima untuk saat itu (agar situasi tidak semakin memanas). [19]
  5. [20] Setiap orang membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri (mis. untuk beristirahat atau memanjakan diri). Jika Anda merasa tertekan ketika mengasuh atau merawat anak, cobalah buat jadwal untuk menghibur dan menyenangkan sendiri. Sewalah jasa pengasuh anak atau mintalah teman Anda untuk menjaga anak Anda selama beberapa jam. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengisi kembali tenaga dan menyegarkan pikiran:
    • Pergilah berkencan. Anda dapat berkencan dengan pasangan atau orang lain (jika Anda sedang melajang).
    • Tontonlah film bersama teman-teman.
    • Pergila ke spa. Manjakan diri dengan relaksasi dan perawatan diri.
    Iklan

Tips

  • Jadikan keselamatan sebagai prioritas Anda. Jangan dulu memberikan anak-anak pelajaran atau melibatkan mereka dalam proses pengasuhan jika emosi-emosi mereka masih terlalu tinggi dan situasi yang dihadapi terlalu kacau.
  • Jika Anda merasa bahwa emosi anak Anda terlalu sulit untuk dikendalikan, konsultasikan masalah Anda dengan orang tua lain atau bahkan psikolog.
Iklan

Peringatan

  • Hindari penguatan perilaku-perilaku negatif. Jika ia mengamuk karena menginginkan sesuatu, jangan ikuti keinginannya.
  • Jika anak Anda melakukan sesuatu yang berpotensi menyebabkan kecelakaan atau bahaya, segera hentikan anak Anda.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.743 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan