Unduh PDF Unduh PDF

Gangguan obsesif-kompulsif ( Obsessive Compulsive Disorder ) yang dikenal juga dengan istilah OCD adalah gangguan yang timbul karena kecemasan saat seseorang terobsesi oleh aspek tertentu yang dianggapnya bisa membahayakan, mengancam, memalukan, atau membawa hukuman. Seseorang yang mengalami OCD biasanya akan memengaruhi suasana di dalam rumah, kegiatan rutin, dan kenyamanan hidup sehari-hari. Anda bisa mempelajari cara menghadapi anggota keluarga yang mengalami OCD dengan mengenali gejalanya, melakukan interaksi yang suportif, dan memperhatikan diri sendiri.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Menjalani Kehidupan Sehari-hari dengan Anggota Keluarga yang Mengalami OCD

Unduh PDF
  1. Anggota keluarga yang mengalami OCD bisa sangat memengaruhi suasana di dalam rumah dan jadwal kegiatan sehari-hari. Anda perlu mengetahui perilaku tertentu yang meredakan kecemasannya, tetapi memicu perilaku OCD. [1] Anggota keluarga yang lain cenderung mendukung atau membiarkan perilaku ini terus berlanjut. Perlakuan seperti ini justru memperpanjang siklus ketakutan, obsesi, kecemasan, dan perilaku kompulsif penderita OCD.
    • Penelitian membuktikan bahwa gejala OCD akan semakin parah jika Anda mengalah saat ia meminta Anda mengikuti ritualnya atau mengubah rutinitas. [2]
    • Beberapa ritual yang harus Anda hindari misalnya: menjawab pertanyaannya yang berulang-ulang, membantunya meredakan ketakutan, membiarkan ia mengatur tempat duduk saat makan, atau jika ia meminta orang lain melakukan hal tertentu beberapa kali sebelum menyajikan makanan. [3] Perilaku tersebut biasanya dibiarkan saja karena sepertinya tidak berbahaya. [4]
    • Akan tetapi, jika pembiaran ini sudah berlangsung lama, akan sangat bermasalah jika Anda menghentikan keterlibatan dan dukungan secara tiba-tiba. [5] Beritahukan dulu bahwa Anda akan mengurangi keterlibatan dalam ritualnya, lalu tentukan berapa kali sehari Anda bisa membantunya. [6] Setelah itu, kurangi lagi sedikit demi sedikit sampai Anda tidak terlibat lagi. [7]
    • Cobalah membuat jurnal observasi untuk mencatat jika perilaku ini muncul atau memburuk. Catatan ini lebih membantu jika penderita OCD adalah anak kecil.
  2. Berusahalah agar Anda dan orang-orang di sekelilingnya tetap bisa menjalani kehidupan seperti biasa, walaupun cara ini akan membuatnya stres dan tidak mengalah bukanlah hal yang mudah. Buatlah kesepakatan dengan anggota keluarga yang lain agar masalah ini tidak mengubah rutinitas dan jadwal kegiatan sehari-hari. Pastikan ia tahu bahwa Anda bersedia membantunya dan mengerti keadaannya, tetapi tidak mau mendukung perilakunya. [8] [9]
  3. Jika ia ingin melakukan ritualnya, usulkan agar ia memilih ruangan tertentu. Jagalah agar ruang keluarga bebas dari perilaku OCD. Contohnya, jika ia ingin memeriksa apakah jendela sudah terkunci, mintalah agar ia memeriksa jendela kamar tidurnya atau kamar mandi, bukan jendela ruang keluarga atau dapur. [10]
  4. Jika Anda melihat perilaku kompulsif, cobalah melakukan kegiatan bersama yang bisa mengalihkan perhatian seperti berjalan kaki atau mendengarkan musik. [11]
  5. Jangan memberi julukan tertentu, menyalahkan, atau mengkritik orang terkasih karena ia mengalami OCD atau jika perilakunya sangat menjengkelkan dan membuat Anda terbebani. Cara ini tidak bermanfaat bagi hubungan Anda atau bagi kesehatannya. [12]
  6. Terlepas dari apa yang Anda rasakan tentang perilaku OCD, berusahalah memberikan dukungan. Cobalah bertanya tentang ketakutannya, obsesinya, dan perilakunya yang kompulsif. Tanyakan juga apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengurangi gangguan ini (tidak termasuk mengikuti ritualnya). Jelaskan dengan tenang bahwa perilaku kompulsif yang ia alami adalah gejala OCD dan katakan bahwa Anda tidak mau menuruti keinginannya. Memberikan peringatan lembut adalah bantuan yang ia butuhkan untuk menahan perilaku kompulsif saat ini. Peringatan ini bisa membantunya jika ia ingin berperilaku OCD lagi.
    • Hal ini sangat berbeda dengan memenuhi keinginan penderita OCD. Bersikap suportif bukan berarti membiarkan perilaku obsesif-kompulsif. Tetapi, ini berarti memberikan dukungan agar ia bisa menjaga perilakunya dan memeluknya, jika dibutuhkan. [13]
  7. Seseorang yang mengalami OCD harus dilibatkan dalam memutuskan cara mengatasi masalahnya, terutama anak-anak. Contohnya, coba bicarakan dulu bagaimana anak Anda ingin mengatakan kepada gurunya tentang masalah OCD yang ia alami. [14]
  8. Mengatasi gangguan OCD bukanlah hal yang mudah. Ucapkan selamat jika ia berhasil melakukan kemajuan kecil. Walaupun sepertinya sangat sepele, misalnya ia sudah tidak lagi berulang kali memeriksa lampu sebelum tidur, ia sudah lebih baik. [15]
  9. Sering kali, anggota keluarga terlibat dalam ritual OCD karena ingin mengurangi ketegangan atau menghindari pertengkaran. [16] Cobalah meredakan stres dengan mengajak anggota keluarga melakukan relaksasi dengan berlatih yoga , bermeditasi untuk menenangkan pikiran, atau bernapas dalam-dalam . [17] Berikan dorongan agar mereka mau berolahraga , menerapkan pola makan yang sehat , dan cukup tidur agar bisa mengurangi stres dan kecemasan. [18]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Memperhatikan Diri Sendiri

Unduh PDF
  1. Berusahalah mencari orang-orang yang bisa mendukung Anda, baik dalam kelompok atau dengan mengikuti terapi untuk keluarga. Orang-orang yang anggota keluarganya mengalami masalah kesehatan mental bisa memberikan dukungan agar Anda mampu mengatasi frustrasi dan lebih memahami gangguan OCD. [19] [20]
    • Cobalah mencari informasi di internet atau klinik kesehatan mental setempat tentang kelompok pendukung bagi keluarga yang menghadapi masalah OCD. Jika Anda tinggal di luar Indonesia, cobalah mencari informasi tentang kelompok pendukung di situs International OCD Foundation .
  2. Dengan mengikuti terapi, Anda sekeluarga akan sangat terbantu sebab terapis bisa mengajari cara menghadapi anggota keluarga yang mengalami OCD dan membuat rencana untuk mengembalikan keseimbangan dalam keluarga. [21]
    • Terapi untuk keluarga biasanya dimulai dengan mengamati kondisi keluarga dan mengevaluasi hubungan dalam keluarga untuk mencari tahu perilaku, sikap, dan keyakinan yang berkontribusi terhadap masalah ini. [22] Bagi penderita OCD, terapis biasanya akan mencari tahu siapa anggota keluarga yang bisa membantu mengurangi kecemasan dan siapa yang tidak. Selain itu, terapis juga perlu mengetahui kapan penderita OCD merasa paling sulit saat melakukan kegiatan sehari-hari dan apa sebabnya, begitu juga dengan anggota keluarga yang lain.
    • Terapis juga bisa memberikan nasihat bagaimana sebaiknya Anda bersikap agar tidak memicu ritual dan apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi penderita OCD.
  3. Cobalah mencari waktu menyendiri tanpa ditemani anggota keluarga yang lain agar bisa merilekskan diri. [23] Terkadang, mencemaskan kondisi anggota keluarga yang bermasalah membuat Anda merasa seolah-olah mengalami gangguan OCD juga. Cobalah mencari waktu agar Anda bisa menyendiri untuk menikmati relaksasi dan menenangkan pikiran. Dengan demikian, Anda lebih siap mengatasi pemicu stres saat harus kembali menghadapi kecemasan dan perilaku yang mengganggu. [24]
    • Ajaklah teman-teman pergi bersama sekali seminggu agar Anda tidak terus bersamanya. Atau, carilah tempat menyendiri di rumah yang memberikan rasa nyaman. Masuklah ke kamar untuk membaca buku atau menonton acara TV kesukaan Anda saat ia tidak berada di rumah.
  4. Jangan sampai Anda terikat karena terus menemaninya sampai lupa melakukan apa yang Anda sukai. Dalam menjalani hubungan apa pun, Anda harus bisa melakukan kegiatan yang Anda sukai sendirian. Terlebih lagi jika Anda harus mendampingi penderita OCD, berusahalah mencari aktivitas yang memberikan ketenangan. [25]
  5. Ketahuilah bahwa perasaan terbebani, marah, cemas, atau bingung karena masalah ini sangatlah wajar. Kondisi ini biasanya sulit dihadapi, bahkan sering kali menimbulkan kebingungan dan frustrasi bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya. Berusahalah menghindari rasa frustrasi yang Anda alami, bukan menjauhi orang yang harus Anda dampingi. [26] Walaupun perilaku dan kecemasannya sering membuat Anda kesal dan tertekan, ingatlah bahwa ia bukan hanya seorang penderita OCD. Berusahalah melihat kelebihan dan kebaikannya. Berusahalah menyadari hal ini untuk mencegah timbulnya konflik atau kebencian.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Menyarankan Terapi

Unduh PDF
  1. Setelah ada diagnosis resmi, ia bisa mengatasi gangguan ini dan mulai diobati. Ajaklah ia menemui dokter yang akan melakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan evaluasi psikologis. [27] Seseorang yang memiliki pola pikir obsesif atau berperilaku kompulsif belum tentu mengalami OCD. Ia baru bisa dinyatakan mengalami gangguan OCD jika pikiran dan perilaku tersebut sudah sangat mengganggu dan jika ia mengalami obsesi atau kompulsi atau keduanya. Segeralah berkonsultasi jika muncul gejala-gejala berikut: [28]
    • Obsesi terwujud dalam pikiran atau keinginan yang tidak pernah hilang. Obsesi juga sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan stres berat.
    • Kompulsi adalah perilaku atau pikiran yang muncul berulang-ulang. Perilaku kompulsif misalnya berkali-kali mencuci tangan atau menghitung karena seseorang merasa harus mematuhi aturan yang ia buat sendiri. Seseorang berperilaku kompulsif untuk meredakan kecemasan atau karena ingin mencegah terjadinya hal tertentu. Pada kenyataannya, kompulsi adalah tindakan yang irasional dan tidak bisa mengurangi atau mencegah kecemasan.
    • Obsesi dan kompulsi biasanya berlangsung lebih dari satu jam per hari atau muncul dalam bentuk gangguan saat melakukan kegiatan sehari-hari.
  2. Masalah OCD cukup sulit diatasi dan biasanya harus ditangani oleh ahli kesehatan profesional melalui terapi dan pengobatan. Berusahalah mengajaknya menemui terapis agar mendapatkan pertolongan. Salah satu metode terapi yang sangat membantu dalam mengatasi OCD adalah terapi kognitif perilaku ( Cognitive Behavioral Therapy [CBT]). Terapis biasanya menggunakan metode ini untuk membantu seseorang membentuk persepsinya tentang risiko dan menghadapi kenyataan yang membuatnya takut.
    • CBT bisa membantu penderita OCD mengenali bagaimana ia mengartikan risiko yang membuatnya terobsesi. Dengan demikian ia bisa membentuk persepsi yang lebih realistis tentang ketakutannya. Selain itu, CBT juga bisa membantu seseorang memahami bagaimana ia menginterpretasikan pikirannya sebab kecemasan akan muncul jika seseorang terlalu mengandalkan pikiran dan salah menginterpretasikannya.
    • CBT sudah berhasil menolong 75% klien yang mengalami OCD. [29]
  3. Salah satu metode CBT adalah mengurangi perilaku ritual dan membentuk perilaku yang baru saat penderita OCD menghadapi bayangan, pikiran, atau situasi menakutkan. Metode ini disebut Pencegahan Respons Eksposur ( Exposure Response Prevention ). [30]
    • Terapi ini dilakukan dengan mengekspos seseorang pada hal-hal yang membuatnya ketakutan atau terobsesi sambil berusaha mencegah munculnya perilaku kompulsif. [31] Selama proses ini, seseorang akan belajar menghadapi dan mengendalikan kecemasannya sampai ia tidak terpengaruh lagi.
  4. Obat yang biasa diberikan untuk menyembuhkan OCD adalah antidepresan [32] seperti SSRI yang akan meningkatkan hormon serotonin di dalam otak untuk mengurangi kecemasan.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mengenali Gangguan Obsesif-Kompulsif

Unduh PDF
  1. Gangguan OCD terwujud dalam pikiran yang mengarahkan perilaku seseorang. Jika Anda menduga seseorang terkena OCD, perhatikan tanda-tanda berikut: [33]
    • Menghabiskan banyak waktu sendirian dengan alasan yang tidak jelas (di kamar mandi, berdandan, mengerjakan PR, dll.)
    • Melakukan kegiatan yang sama berkali-kali (perilaku repetitif)
    • Terus-menerus mengajukan pertanyaan yang menilai diri sendiri; ingin ditenangkan secara berlebihan
    • Sulit menyelesaikan tugas yang mudah
    • Sering terlambat
    • Khawatir berlebihan dengan mengurusi hal-hal kecil dan mendetail
    • Menunjukkan reaksi emosional yang ekstrem dan berlebihan hanya karena hal-hal kecil
    • Mengalami gangguan tidur
    • Menyelesaikan pekerjaan sampai larut malam
    • Perubahan yang signifikan dalam pola makan
    • Mudah kesal dan sulit membuat keputusan
  2. Obsesi bisa berupa rasa takut terkontaminasi, takut diserang orang lain, takut dihukum oleh Tuhan atau pemimpin rohani karena membayangkan hal-hal yang terlarang seperti imajinasi seksual atau pikiran yang bertentangan dengan keyakinannya. Rasa takut akan menimbulkan OCD. Walaupun risikonya kecil, orang-orang yang mengalami OCD tetap saja sangat ketakutan. [34]
    • Rasa takut ini akan menimbulkan kecemasan [35] sehingga muncul perilaku kompulsif yang digunakan oleh penderita OCD untuk meredakan atau mengendalikan kecemasan yang ia rasakan karena obsesinya.
  3. Kompulsi biasanya muncul dalam perilaku tertentu, misalnya mengucapkan doa tertentu beberapa kali, memeriksa kompor berulang-ulang, atau beberapa kali memastikan pintu rumah sudah terkunci.
  4. Ada orang-orang yang mengalami gangguan OCD sedemikian parahnya sampai harus mencuci tangan puluhan kali sebelum keluar kamar mandi atau belasan kali mematikan dan menyalakan lampu sebelum tidur. Pada kenyataannya, OCD juga dialami oleh orang-orang yang: [36]
    • Mencuci berulang kali karena takut terkontaminasi dan biasanya dilakukan dengan sering mencuci tangan.
    • Memeriksa berulang kali (apakah kompor sudah dimatikan, pintu sudah dikunci, dll.) karena mengasosiasikan benda-benda tertentu dengan kejahatan atau bahaya.
    • Merasa ragu atau berdosa sehingga takut mengalami kejadian mengerikan atau bahkan takut dihukum.
    • Merasa terobsesi oleh keteraturan dan simetri yang biasanya terkait dengan takhayul tentang angka, warna, atau penyusunan rencana.
    • Menimbun barang-barang karena jika dibuang, mereka takut terjadi hal buruk, misalnya dimulai dari menimbun sampah sampai kuitansi usang.
    Iklan

Tips

  • Bersabarlah dan berikan dukungan bagi anggota keluarga yang mengalami OCD, tetapi jangan biarkan ia membentuk pola baru dengan melakukan kegiatan rutin yang sama. Bantulah agar ia lebih mandiri dan tunjukkan bahwa ia bisa berubah.
Iklan
  1. http://www.ocduk.org/ffc-advice
  2. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/obssessive-compulsive-disorder-ocd.htm
  3. http://mghocd.org/resources/family-and-friends/# educate
  4. https://mghocd.org/support-a-family-or-friend/
  5. http://www.ocduk.org/ffc-advice
  6. https://iocdf.org/expert-opinions/expert-opinion-family-guidelines/
  7. http://mghocd.org/resources/family-and-friends/# educate
  8. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/obssessive-compulsive-disorder-ocd.htm
  9. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/obssessive-compulsive-disorder-ocd.htm
  10. http://www.ocduk.org/ffc-advice
  11. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/obssessive-compulsive-disorder-ocd.htm
  12. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/obssessive-compulsive-disorder-ocd.htm
  13. http://www.mayoclinic.org/tests-procedures/family-therapy/basics/what-you-can-expect/prc-20014423
  14. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/obssessive-compulsive-disorder-ocd.htm
  15. http://www.ocduk.org/ffc-advice
  16. https://iocdf.org/expert-opinions/expert-opinion-family-guidelines/
  17. https://mghocd.org/support-a-family-or-friend/
  18. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ocd/basics/tests-diagnosis/con-20027827
  19. American Psychiatric Association (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders. (5th ed.). London, England: American Psychiatric Publishing.
  20. http://www.ocduk.org/cognitive-behavioural-therapy
  21. http://www.ocduk.org/cognitive-behavioural-therapy
  22. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/obssessive-compulsive-disorder-ocd.htm
  23. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ocd/basics/treatment/con-20027827
  24. http://www.ocfoundation.org/EO_FamilyGuidelines.aspx
  25. http://www.ocduk.org/understanding-ocd
  26. http://www.anxietybc.com/sites/default/files/adult_hmocd.pdf
  27. http://www.helpguide.org/mental/obsessive_compulsive_disorder_ocd.htm

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 14.881 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan