Unduh PDF Unduh PDF

Orang tua mungkin merasa sangat sulit menyaksikan anak-anaknya bertumbuh. Sering kali rasanya mereka berubah dari bayi yang mungil menjadi remaja yang murung, lalu dengan cepat menjadi orang dewasa yang mandiri. Menghadapi anak bertumbuh berarti terus menyiapkan diri menapaki tahap-tahap kehidupan. Hal ini berarti menggenggam erat-erat, tetapi juga melepaskannya pelan-pelan sehingga anak Anda bisa menjadi dirinya sendiri.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Melepaskan Anak ke Sekolah

Unduh PDF
  1. Bersikap positif terhadap pertumbuhan anak adalah hal yang sangat penting. Renungkan hal-hal yang sudah dipelajari anak Anda dan banggalah mengenai hal itu, sama seperti ketika Anda bangga ketika dia belajar berjalan atau berani tidur sendiri. [1]
    • Begitu pula, coba apresiasi kemampuan anak Anda yang terus berkembang, misalnya dia sudah bisa pergi ke sekolah sendiri, mengerjakan pekerjaan rumah tanpa bantuan Anda, dan bisa membuat keputusan sendiri.
    • Alih-alih sedih karena anak Anda bertumbuh, berbanggalah padanya dan banggalah terhadap diri sendiri, karena Anda, berkat dukungan dan kasih sayang Anda, telah menolong anak tumbuh menjadi anak yang mandiri.
  2. Keinginan membayangi anak untuk membimbing dan melindunginya memang sangat kuat dan sulit dikendalikan. [2] Kerap kali, langkah mandiri dan menantang bagi orang tua dan anak-anak adalah membiarkan anak bermain sendiri di halaman.
    • Bicaralah dengan anak Anda dan beri tahukan hal yang boleh dan tidak boleh.
    • Biarkan dia bermain tetapi tetap awasi dia dan siaplah untuk bereaksi.
    • Ketika melihat anak Anda menghargai kesepakatan dan berperilaku seperti yang Anda harapkan, Anda pelan-pelan dapat rileks dan undur diri.
  3. Bantulah dia saat bersiap dengan rutinitas sehari-hari, ekspektasi, dan kesenangan serta ketakutan yang menjadi bagian dari sekolah. Pada saat yang sama, siapkan diri Anda untuk melepasnya. [3]
    • Tanyakan hal yang membuatnya ragu dan takut, dan carilah solusi untuk hal-hal tersebut. Hal ini mengingatkan bahwa anak masih membutuhkan Anda, tetapi dalam hal lain.
    • Berbicaralah dengan anak Anda dan jelaskan hal-hal yang bisa terjadi di TK atau sekolah.
    • Berlatihlah pergi ke sekolah dengan bangun pagi, siapkan bekal, dan antarlah anak Anda ke sekolah. Tunjukkan padanya letak kelasnya nanti. Hal ini akan membantu Anda berdua lebih siap secara emosional ketika harinya tiba.
  4. Walaupun Anda pasti akan tetap sibuk, Anda mungkin merasakan kekosongan dalam jadwal sehari-hari saat anak Anda bersekolah. Isilah kekosongan itu dengan sesuatu yang membuat Anda bahagia sehingga masa transisi tersebut lebih mudah dilalui serta bermanfaat bagi Anda dan anak dalam jangka panjang. [4]
    • Meski Anda belum mendapat kesempatan baru saat anak hendak sekolah, kini saat yang baik untuk menemukan hobi baru. Ini rasanya seperti fase baru dalam hidup Anda karena memang demikian adanya. Sebab itu, ini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan diri, memperluas wawasan, atau mencoba sesuatu yang selalu ingin Anda lakukan.
    • Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk menjadi sukarelawan atau terlibat dalam sekolah anak Anda. Hal ini akan menjadi jalan keluar yang positif dan membangun ikatan yang baru dengan anak Anda. Namun, hati-hati jangan sampai hal ini menjadi kesempatan untuk terus "membayangi" anak Anda. Bahkan pada usia dini, Anda harus mulai melepaskan diri dari Anda sedikit demi sedikit.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengarahkan Remaja Saat Masa Transisi

Unduh PDF
  1. Ketika anak Anda bertumbuh, Anda akan mulai menyaksikan perubahan fisik pada tubuhnya. Gunakan pengalaman dan rasa sayang Anda untuk meyakinkan dan membimbing dia melewati masa transisi ini. [5]
    • Perubahan fisik yang jelas terjadi pada masa ini disebabkan oleh perubahan hormon di tubuh. Berbagai kelenjar endokrin menghasilkan hormon yang menimbulkan perubahan dalam tubuh.
    • Perubahan hormon/fisik ini juga diikuti perubahan emosi dan mental.
    • Terbukalah untuk menjawab pertanyaan ketika mulai terjadi perubahan fisik. Sebaiknya, diskusikan perubahan fisik sebelum masa remaja tiba. Katakan padanya bahwa perubahan-perubahan ini normal dan merupakan bagian dari pertumbuhan. Bersikaplah terbuka dan jujur serta jawablah semua pertanyaan dengan langsung, walaupun ada rasa tidak nyaman yang wajar (biasanya dialami kedua belah pihak). [6]
    • Meskipun banyak sekolah mengadakan sesi atau kelas khusus ketika anak menginjak remaja, jangan mengandalkan hal ini saja. Menggabungkan pembelajaran di sekolah mengenai perubahan tubuh dengan sudut pandang Anda sendiri akan menyiapkan dan mendorong anak Anda lebih percaya diri serta mau berinteraksi dengan Anda ketika terjadi perubahan.
  2. Perubahan hormonal pada anak Anda akan memengaruhi otak secara langsung. Karena itu, minat, keinginan, dan kebutuhannya akan mulai berubah. Hampir bisa dipastikan anak Anda akan mengalami suasana hati yang berubah-ubah dan cenderung mudah marah pada tahap ini. [7]
    • Dia mungkin ingin lebih mandiri dan tidak mau membicarakan pengalamannya sehari-hari dengan Anda. Namun, keesokan harinya dia menuntut perhatian Anda dan berkeras Anda mendengarkan dia saat ini juga. Dengarkan saja. Dia akan menyampaikan jika dia membutuhkan pendapat atau saran Anda.
    • Sampaikan padanya bahwa Anda mencintai dia, bahkan jika dia bertingkah seperti anak bandel yang suka murung. Perubahan suasana hati ini disebabkan oleh perubahan tingkat hormon yang mendadak dan fluktuatif dalam tubuhnya. Namun ingat, hanya karena anak Anda membuat kepala Anda terasa mau copot karena provokasi kecil, tidak berarti dia tidak mencintai Anda!
  3. Jika anak Anda ingin mencoba sesuatu yang baru, berilah dukungan. Ketika dia berhasil atau gagal, berikan dukungan padanya. Hal ini menegaskan bahwa Anda masih berperan sebagai orang tua dan turut ambil bagian dalam proses pertumbuhannya. [8]
    • Barangkali Anda kesal karena suasana hatinya yang berubah, tetapi ingat anak Anda juga dipengaruhi oleh hal itu. Dia sedang berusaha mengembangkan kepribadiannya sembari menghadapi perubahan ini, dan membutuhkan dukungan Anda saat ini.
    • Entah apa pun masalahnya, sampaikan pada anak Anda dengan jelas. Katakan padanya bahwa Anda mencintai dia dan Anda selalu hadir untuk mendukungnya. Hal ini akan memberikan tempat berlabuh yang dia cari pada masa krisis.
    • Ingatlah selalu bahwa otak anak Anda belum berkembang sempurna sampai dia berusia awal 20-an. Perkembangan otak yang belum tuntas ini membuat dia tidak dewasa secara emosi sehingga kerap membuat kesal orang tua.
  4. Ketika anak melihat perubahan dalam tubuh mereka, mereka mulai mengalami serangkaian pengalaman sosial yang baru dan asing. Hal ini bisa terwujud lewat persahabatan baru dan timbulnya ketertarikan secara romantis.
    • Jaga agar jalur komunikasi selalu terbuka. Ketika Anda menerima pilihan dan teman-teman anak Anda, dia akan cenderung tidak malu dengan Anda dan lebih terbuka mengenai hal yang dia alami dalam hidup.
    • Bersiaplah ketika anak Anda mulai bergaul dengan kelompok anak-anak yang baru. Remaja cenderung merasa nyaman ketika menjadi bagian dalam suatu kelompok. Mereka mungkin merasakan dorongan yang kuat untuk menjadi bagian suatu kelompok karena identitas mereka yang unik belum berkembang.
    • Usahakan tetap menjalin hubungan dan menghabiskan waktu bersama. Cobalah untuk makan malam bersama dan mengobrol. Jadilah sahabatnya.
    • Namun, Anda juga perlu menetapkan batasan karena anak-anak pada usia ini cenderung memiliki perilaku yang berisiko. Tetapkan batasan yang jelas antara perilaku yang baik dan buruk, dan relasi yang sehat dan tidak sehat. [9]
  5. Ini adalah masa ketika anak Anda mulai menunjukkan keinginan menjadi mandiri. Dia akan, misalnya, senang menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-temannya daripada dengan Anda. [10]
    • Beri ruang pada anak Anda, tetapi hadirlah ketika dia membutuhkan Anda. Beri dia ruang untuk bernapas dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika Anda terlalu melindungi dia ( overprotective ) dan menyelesaikan semua masalahnya, dia menjadi kurang cakap mengatasi masalah penting dalam hidup. [11]
    • Ini juga kesempatan yang baik untuk membahas masalah uang. Uang saku mingguannya mungkin tidak cukup lagi untuk memenuhi keinginannya keluar bersama teman-teman dan membeli makan. Diskusikan masalah anggaran rumah tangga Anda dengan sikap dewasa, dan bantulah dia menemukan cara untuk mendapatkan uang tambahan. Menghasilkan uang sendiri akan membangun harga diri dan kemandirian.
  6. Membesarkan anak pada usia berapa pun bisa membuat stres, tetapi membesarkan remaja barangkali sangat menjengkelkan. Sementara membantu dia mengatasi stres mengenai perubahan dan tantangan yang dia hadapi, jangan lupa kelola stres Anda sendiri. Kalau Anda tidak peduli pada diri sendiri, Anda tidak akan bisa mengurus dia. [12]
    • Untuk mengelola stres yang Anda rasakan, Anda bisa fokus untuk tidur cukup, makan dengan benar, olahraga teratur, meluangkan waktu untuk santai, mencari kegiatan yang menyenangkan, dan menikmati dukungan dari pasangan, saudara, teman, dan sebagainya.
    • Anak Anda menyaksikan dan belajar dari teladan Anda, bahkan ketika dia masih seorang remaja baru yang suka mengingkari keberadaan Anda. Tunjukkan padanya bahwa mengelola pikiran dan merawat tubuh adalah hal yang penting.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Melepaskan Anak Keluar dari Sarang

Unduh PDF
  1. Anda mungkin mengira akan sangat gembira memiliki banyak waktu luang tambahan (dan rumah yang lebih lega) karena anak Anda sudah meninggalkan rumah, tetapi ternyata Anda merasa sedih dan terkatung-katung. Melepaskan, lalu beradaptasi, adalah hal yang sulit dilakukan, bahkan meski Anda tahu anak Anda sudah siap. [13]
    • Pertama-tama, akuilah bahwa anak Anda tidak lagi membutuhkan bantuan Anda setiap hari. Dia mungkin tidak terlalu senang didampingi dan Anda mungkin tidak mengetahui segala hal mengenai warna-warni hidupnya. Hal ini normal dan wajar jika Anda sedih.
    • Sebagai orang tua yang dewasa, pahami perubahan yang terjadi dalam kehidupan dewasa anak Anda. Ketahuilah bahwa anak Anda mencintai Anda dan tidak bermaksud menyakiti Anda.
    • Wajar jika Anda merasa kehilangan pada saat ini, bahkan jika Anda cukup beruntung bisa bertemu anak Anda secara teratur. Jangan mengabaikan atau menyangkal perasaan ini; terimalah perasaan-perasaan tersebut sebagai bagian yang alami dari proses menjadi orang tua. Anda telah mendedikasikan hidup Anda untuk melindungi dan merawat anak Anda, sehingga pasti sulit untuk melepaskan dia dari genggaman.
  2. Ketika anak Anda menjadi orang dewasa yang mandiri, tidak berarti dia akan pergi dari hidup Anda selamanya. Dia sebenarnya masih sangat membutuhkan Anda. Maksimalkan waktu yang kalian habiskan bersama, entah saat pertemuan penting atau acara biasa. [14]
    • Teknologi zaman sekarang memungkinkan Anda dapat terus berkontak dengan anak Anda, entah lewat telepon atau internet. Tetap terhubung dan terus menjadi bagian hidup anak Anda sebagai orang dewasa. Namun, jangan berlebihan (misalnya dengan meneleponnya setiap hari), atau Anda akan mengasingkan anak Anda. Ingat, dia tidak sedang berusaha mencari tahu cara mengatasi hidup sebagai orang dewasa yang mandiri.
    • Sediakan diri ketika dia ingin berbicara atau bertemu Anda. Jangan sampai kehilangan kesempatan ini, karena Anda tak pernah tahu sesering apa mereka akan datang lagi sebagai anak yang sudah dewasa ketika hidup menjadi semakin sibuk.
  3. Jangan menempel terus pada anak Anda yang sudah dewasa, berusaha melindunginya dari setiap kesulitan. Beri dia kebebasan untuk menciptakan kesalahan dan kesuksesannya sendiri. Kita semua memetik pelajaran dengan sebaik-baiknya dari pengalaman dan kesalahan sendiri.
    • Jangan selalu datang untuk menolong. Berikan nasihat ketika diminta, tetapi lebih sering berikan dia simpati dan pengertian. Anda tidak membantu anak Anda yang sudah dewasa jika Anda menyelesaikan semua masalah hidupnya. [15]
    • Kadang-kadang saran yang sangat baik akan diabaikan, dan Anda harus menerima hal tersebut sebagai bagian dari proses hidup dan belajar anak Anda.
    • Dukung jalur karier anak Anda, bahkan jika Anda berharap dia akan meniti karier yang lain. Jangan mencoba memenuhi impian Anda lewat anak Anda. Ketika dia meniti karier dengan penuh gairah, anak Anda akan lebih percaya diri.
  4. Lakukan hal-hal yang tidak bisa Anda lakukan ketika anak Anda masih di rumah. Menjadi orang tua adalah urusan serius yang menuntut Anda memberi segenap perhatian kepada anak dan Anda kurang memiliki waktu untuk diri sendiri. Hadapi kenyataan bahwa anak Anda sudah tumbuh dewasa. Caranya adalah dengan meluangkan waktu untuk lebih berfokus pada diri sendiri. [16]
    • Cari hobi atau lakukan sesuatu yang selama ini tidak sempat Anda lakukan ketika anak Anda masih di rumah. Atau, dedikasikan diri untuk olah raga dan kesehatan, atau beri perhatian yang lebih besar pada karier Anda (terutama jika hal ini membuat Anda senang).
    • Rencanakan waktu untuk bersenang-senang dengan teman-teman. Dengan demikian, Anda mengimbangi rasa kesepian dengan diskusi dan tukar pengalaman.
    • Lakukan hal-hal yang Anda sukai. Anda akan selalu menjadi orang tua, tetapi jangan lupa, Anda pun pribadi yang unik. Ingat semua impian dan ambisi yang Anda miliki sebelum anak Anda lahir? Inilah saatnya bagi Anda untuk mulai berpikir dan merencanakannya.
    • Jika Anda berusaha secara sadar untuk melanjutkan hidup setelah anak dewasa, Anda tidak akan terlalu merasa kehilangan saat dia meninggalkan rumah. "Sindrom sarang yang kosong" memang sulit dan menyakitkan untuk dihadapi, tetapi akan menjadi lebih mudah jika Anda memiliki sedikit pandangan ke depan dan tujuan hidup.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.243 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan