PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Menjadi guru les/tutor melibatkan tanggung jawab yang besar, sekaligus merupakan pengalaman hidup yang sangat memuaskan. Perlu diketahui bahwa menjadi guru les yang baik adalah lebih dari sekadar menguasai suatu pelajaran. Untuk membantu murid mencapai potensi maksimalnya, Anda perlu menganalisis kebutuhan dan tujuan dari tiap murid. Dengan pendekatan yang lebih pribadi, murid mana pun bisa lebih menguasai materi yang sulit.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengevaluasi Kebutuhan Murid

PDF download Unduh PDF
  1. Ketika mengenalnya pertama kali, ukurlah apa yang sudah diketahuinya, supaya Anda lebih efisien dalam mengajar. Tanyakan pada si murid apa yang ia kuasai dan apa yang paling ia sukai dari mata pelajaran itu. Izinkan murid bebas berbicara tentang pelajaran itu, atau bahkan memamerkan pengetahuannya. Dengan begini si murid akan merasa pintar dan dihargai sementara Anda juga bisa mengetahui materi apa saja yang sudah diketahuinya.
  2. Biasanya, setiap murid sudah tahu kelemahannya sendiri. Mereka tahu pertanyaan seperti apa yang biasanya tak bisa mereka jawab ketika ujian, atau penjelasan bagian mana yang membingungkan bagi mereka. Biarkan si murid menceritakan bagian mana yang tak ia pahami dan buat daftar topik-topik itu sebagai referensi Anda sendiri.
  3. [1] Buat perpaduan daftar tujuan utama dan tujuan minor yang bisa dicapai dalam jangka waktu yang masuk akal. Contohnya, mungkin murid tidak bisa langsung memperoleh peningkatan nilai matematik dalam waktu sebulan, tetapi target tiga bulan lebih masuk akal untuk melihat perbaikan. Tujuan minor adalah tujuan untuk jangka pendek, misalnya di akhir pelajaran, si murid harus menulis rangkuman sepanjang 150 kata dari suatu sumber yang akan dipakai dalam esai riset yang akan datang.
    • Tuliskan semua tujuan itu pada selembar kertas dan minta si murid untuk memantau perkembangannya. Mempercayakan murid untuk memantau daftar tujuan berguna untuk memberikan rasa tanggung jawab padanya atas kemajuannya sendiri.
  4. Buat sebuah bagan agar Anda dan si murid sama-sama bisa melihat kemajuan pelajaran, baik dalam sesi Anda dan juga di sekolah. Bagan ini boleh juga mencakup hal-hal seperti:
    • Nilai kuis dan ujian
    • Nilai secara keseluruhan di kelas
    • Pencapaian dari semua tujuan yang ditetapkan bersama
    • Evaluasi Anda atas usaha si murid
    • Evaluasi Anda tentang pemahaman konsep si murid
    • Berikan dorongan semangat dalam bentuk banyak pujian ketika memberikan penilaian yang bersifat kualitatif. Kalau nilai si murid tak membaik padahal Anda melihat bahwa ia sudah berusaha keras, bagan Anda dapat membantunya agar tak berputus asa.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Membuat Kerangka Pelajaran

PDF download Unduh PDF
  1. Sebelum berpindah ke materi baru, sebaiknya murid sudah menguasai materi yang sebelumnya. Tanyakan satu atau dua pertanyaan terbuka sehingga murid bisa menjelaskan pengertiannya atas konsep materi itu. Kalau murid kesulitan, mungkin Anda perlu mengingatkan beberapa hal sebelum melanjutkan ke materi baru. Ingat juga untuk memberi kesempatan murid bertanya tentang materi itu.
  2. Ingatkan murid untuk segera memberi tahu Anda bila ada proyek atau esai. Bagi tiap proyek menjadi bagian-bagian kecil dan kerjakan bersama satu per satu, pelan-pelan saja, tetapi selesaikan lebih awal dari tenggat. Dengan begini proyek tersebut akan lebih baik kualitasnya, selain juga Anda memberi contoh pada murid bagaimana mengatur waktu dengan efektif.
    • Kalau guru sekolah si murid memberikan kisi-kisi untuk ujian, sesuaikan isi sesi pelajaran Anda menurut materi tersebut.
  3. Tergantung dari kebutuhan si murid dalam suatu mata pelajaran, mungkin Anda perlu membantunya untuk suatu esai atau proyek, atau mungkin menjelaskan tentang suatu konsep yang diajarkan di sekolah. Setelah menelaah materi sebelumnya, beritahukan murid apa tujuan Anda dalam sesi yang berjalan. Pastikan tujuan Anda masuk akal, contohnya:
    • "Hari ini, kita akan mengerjakan kerangka esai ini. Jadi kita telusuri semua ide kamu, lalu kita urutkan sebaik mungkin menjadi kerangka."
    • "Hari ini, kita akan mempelajari jaringan pasukan Sekutu di Perang Dunia II. Sesi berikutnya, kita akan mempelajari pihak negara-negara Poros."
    • "Hari ini, kita akan mencoba mengerjakan semua soal matematika yang kamu sempat salah di ujian terakhir. Lalu, kita coba soal-soal lain yang konsepnya sama."
  4. [2] Memang penting untuk mencapai tujuan akhir, tetapi jangan membuat murid putus asa dengan menerapkan standar yang terlalu tinggi. Di tiap sesi harus ada latihan yang Anda yakin bisa diselesaikan si murid dengan baik. Lalu dari sana, Anda bisa mengarahkan pada latihan yang lebih sulit dan menantang.
    • Jika si murid tak berhasil mencapai hasil yang Anda harapkan, jangan menyerah! Ulangi latihan hingga ia bisa. Ketika ia berhasil, beri pujian atas keberhasilannya melewati kesulitan.
  5. Waktu istirahat jangan lebih dari 5 menit. Belajar dalam jangka waktu panjang bisa membuatnya lelah dan kehilangan fokus. Istirahat 5 menit cukup untuk membuatnya kembali segar tanpa kehilangan momentum belajar.
  6. [3] Memang dari awal Anda berdua sudah bersama-sama menentukan tujuan, tetapi kadang anak-anak atau remaja bisa jenuh, dan orang dewasa pun bisa. Kalau si murid sepertinya lelah atau suasana hatinya sedang jelek, jangan ragu untuk sedikit bergurau dan membuat suasana lebih nyaman. Contoh, bila Anda mengajarkan bahasa asing, ada baiknya mendengarkan dan menerjemahkan lagu daripada mengerjakan latihan konjugasi kata. Mungkin Anda bisa sama-sama menonton film kartun dalam bahasa asing lalu lihat seberapa jauh si murid mengerti ceritanya.
    KIAT PAKAR

    Ted Dorsey, MA

    Tutor Akademis
    Ted Dorsey adalah Tutor Persiapan Tes, penulis, sekaligus pendiri Tutor Ted, sebuah jasa layanan pengajaran SAT dan ACT di Southern California. Ted mendapatkan skor sempurna untuk SAT (1600) dan PSAT (240) saat duduk di bangku sekolah menengah. Sejak saat itu dia mencetak skor sempurna untuk ACT (36), SAT Subject Test in Literature (800), dan SAT Mata Pelajaran Matematika Level 2 (800). Ted meraih sarjana dalam bahasa Inggris dari Princeton University dan Master dalam Pendidikan dari University of California, Los Angeles.
    Ted Dorsey, MA
    Tutor Akademis

    Pastikan Anda dan murid cocok untuk satu sama lain. Proses mengajar seharusnya langsung terasa produktif. Jika tidak, Anda mungkin bukanlah guru les yang tepat untuk murid tersebut, dan ini bukan masalah. Namun, jika ini terjadi, pastikan untuk membantu murid Anda menemukan guru yang lebih cocok dengan kebutuhan dan gaya belajarnya.

  7. [4] Tidak semua anak-anak belajar dengan cara yang sama. Ada yang lebih suka sendirian dalam belajar dan memecahkan masalah. Ada yang lebih efektif bila ditemani, yaitu bila Anda membuatnya merasa bahwa suatu masalah diselesaikan bersama-sama.
    • Murid jenis auditori lebih cepat belajar dengan mendengarkan penjelasan verbal, jadi segala konsep perlu Anda ucapkan padanya. Murid jenis verbal sebaliknya perlu mengucapkan sendiri segala konsep yang ingin dipelajari, jadi Anda harus sabar mendengarkannya.
    • Murid jenis kinestetis perlu bekerja dengan tangannya. Bawalah suatu rangka tiga dimensi bila Anda ingin mengajarkan anatomi, atau lilin mainan yang bisa dibentuk serupa organ tubuh.
    • Murid jenis visual perlu alat bantu seperti gambar, bagan, atau video pelajaran.
  8. [5] Akhir dari sesi les bukan berarti pelajaran sudah "selesai" untuk minggu itu. Tegaskan bahwa selagi tidak bertemu, Anda tetap mengharapkannya bersiap-siap untuk sesi berikutnya. Jika ada tugas yang tidak selesai selama sesi, jadikan itu PR untuk pertemuan berikutnya. Selain itu, jika Anda berencana memberikan aktivitas yang menyenangkan di pertemuan selanjutnya, beritahu pada murid agar ia penasaran untuk datang.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Membangun Hubungan

PDF download Unduh PDF
  1. [6] Tugas Anda adalah menggali potensi si murid sepenuhnya. Karena itu, selain sebagai pengajar, Anda juga perlu menjadi sahabat dan motivator. Dengan adanya hubungan pribadi, Anda bisa lebih efektif memotivasinya agar berhasil.
    • Tanyakan apa perasaannya atas suatu pelajaran. Murid yang kurang pandai di sekolah mungkin merasa malu. Ketika ia berhasil, ia akan merasa sukses dan bangga. Temani murid ketika ia gagal dan ikutlah berbahagia ketika ia berhasil.
    • Bagikan pengalaman pribadi Anda ketika gagal dan bagaimana Anda melewatinya.
    • Kenali kesukaan si murid, supaya Anda bisa membuat sesi les lebih menarik. Soal-soal matematika tanpa konteks mungkin membosankan, tetapi soal cerita yang melibatkan pertempuran dinosaurus bisa membuat murid yang suka dinosaurus lebih bersemangat.
  2. Dekati si murid dengan cara yang nyaman baginya. Jika murid Anda sangat pemalu, Anda harus menyadari hal ini! Mungkin murid Anda lebih suka berkomunikasi di luar waktu pelajaran, misalnya bila ada kesempatan bertanya lewat surel ( email ). Kadang murid enggan bertanya ketika bertatap muka, walau sebenarnya ingin bertanya banyak.
  3. Murid akan segera merasakan suasana hati Anda. Kalau Anda lelah atau tak bersemangat, maka si murid akan terbawa juga. Tetapi, kalau Anda datang dengan senyuman ceria dan optimis di tiap sesi, mereka pun akan ikut bersemangat belajar.
  4. [7] Guru sekolah dan guru les memiliki peran yang berbeda. Guru sekolah mengajar jumlah murid yang banyak secara bersamaan dan harus menjadi figur otoritas dalam mengajar. Guru les bisa melakukan pendekatan pribadi (satu lawan satu), dan berperan sebagai teman yang "lebih berpengalaman", bukan sebagai figur otoritas. Guru les privat hanya berhadapan dengan satu murid, jadi Anda jangan berceramah. Biarkan murid memberikan andil dalam menentukan tujuan belajar, lalu Anda membimbingnya mencapai tujuan itu.
    • Banyak-banyaklah bertanya. Sebaiknya Anda tidak menceramahi si murid, namun sebaliknya, tanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang mendorongnya untuk mencapai kesimpulan sendiri, seolah-olah ia mengadakan riset dengan bantuan Anda.
  5. Sementara Anda menjaga si murid tetap sesuai jalur dan jadwal tujuan bersama, kadang perlu juga memberikan sedikit kebebasan. Jika topik pelajaran adalah Perang Saudara, dan murid itu ingin berlama-lama pada suatu pertempuran yang seru yang sebenarnya tidak terlalu penting, biarkan saja dahulu, walaupun Anda mungkin perlu mengorbankan satu sesi. Guru les sebaiknya mendorong munculnya rasa ingin tahu, tanpa terlalu mengekang. Rasa antusias si murid akan berdampak baik dalam jangka panjang.
  6. Tanpa bantuan mereka, Anda tak akan tahu bagaimana memfokuskan sesi Anda sehingga bisa membantu murid berhasil di sekolah. Komunikasi dengan orang tua dan guru terutama penting untuk membimbing murid dalam usia dini. Anak SMU mungkin bisa menjelaskan sendiri kebutuhannya, tetapi anak kelas 3 SD mungkin tidak bisa.
    • Hubungi orang tua dan guru sekolah, adakan komunikasi rutin dengan mereka.
    • Anda berkesempatan berbicara dengan orang tua murid ketika mereka mengantarkan anaknya ke tempat les.
    • Ada baiknya Anda mengirim surel pada guru sekolah murid itu (mungkin sekali sebulan di Senin minggu pertama) untuk menanyakan kisi-kisi pelajaran yang akan datang.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 49.198 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan