PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Kateter adalah perangkat medis yang terdiri dari tabung panjang dan tipis yang bisa dipasang dengan berbagai variasi ujung yang berbeda untuk memenuhi berbagai fungsi. Kateter dimasukkan ke dalam tubuh sebagai bagian dari berbagai macam prosedur medis; misalnya, alat ini digunakan untuk mendiagnosis genitourinari (GU) perdarahan pada saluran, untuk memonitor tekanan intrakranial, dan bahkan memberikan obat-obatan tertentu. Untuk praktek yang umum dilakukan, "memasukkan kateter" biasanya memasukkan kateter urin ke dalam kandung kemih melalui uretra pasien yang bertujuan untuk menguras urin. Sebagaimanal halnya kebanyakan prosedur medis, bahkan yang umum sekalipun, pelatihan medis yang tepat dan ketaatan terhadap prosedur keselamatan dan sanitasi adalah suatu kewajiban. Lihat Langkah 1 di bawah ini untuk memulai.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mempersiapkan Pemasangan

PDF download Unduh PDF
  1. Kebanyakan pasien tidak terbiasa menjalani metode seperti ini, apalagi dipasang tabung panjang ke dalam uretra mereka. Meskipun metode ini tidak selalu digambarkan "menyakitkan", seringkali bahkan pada umumnya dikatakan cukup banyak menimbulkan "ketidaknyamanan". Untuk menghormati pasien, jelaskanlah dengan detail langkah-langkah prosedur sebelum memulai metode ini.
    • Menjelaskan langkah-langkah dan yang akan terjadi juga dapat menenangkan pasien dan mengurangi kecemasan.
  2. Kaki pasien harus dalam posisi mengangkang. Berbaring dalam posisi terlentang akan melemaskan kandung kemih dan uretra, memudahkan pemasangan kateter. Uretra yang tegang akan menekan kateter, sehingga menimbulkan perlawanan selama pemasangan. Kondisi ini bisa memicu rasa sakit dan terkadang bahkan kerusakan pada jaringan utama uretra. Dalam kasus yang parah bahkan dapat menyebabkan perdarahan.
    • Bantu pasien melakukan posisi terlentang jika diperlukan.
  3. Sarung tangan merupakan bagian penting dari PPE (Alat Pelindung Diri) yang digunakan pekerja kesehatan untuk melindungi diri mereka sendiri dan pasien selama prosedur medis. Dalam kasus pemasangan kateter, sarung tangan steril mencegah bakteri masuk ke dalam uretra dan menghindari cairan tubuh pasien bersentuhan dengan tangan Anda.
  4. Kateter sekali pakai dikemas dalam segel dan berisikan alat-alat steril. Sebelum membuka perlengkapan, pastikan kateter yang tersedia memang sesuai untuk tujuan pemakaiannya. Anda membutuhkan kateter dengan ukuran yang sesuai bagi pasien. Kateter diukur berdasarkan satuan unit yang disebut French (1 French = 1/3 mm [1] ) dan tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 12 (kecil ) hingga ke 48 (besar) French. Kateter kecil biasanya lebih sesuai untuk kenyamanan pasien, tetapi kateter yang lebih besar mungkin diperlukan untuk mengalirkan urin yang kental atau memastikan kateter tetap dalam posisinya.
    • Beberapa kateter juga memiliki bagian ujung khusus yang memungkinkannya mampu melayani fungsi yang berbeda. Misalnya, jenis kateter yang disebut kateter Foley biasanya digunakan untuk menguras urin karena terdapat balon yang dipasang dan dapat ditiup untuk mengamankan posisi kateter di belakang leher kandung kemih.
    • Selain itu siapkan desinfektan taraf medis, seperti penyeka kapas, tirai bedah, pelumas, air, tabung, kantong drainase dan plester. Semua harus dibersihkan secara benar dan / atau disterilkan.
  5. Seka area genital pasien dengan penyeka kapas yang sudah direndam ke dalam desinfektan. Bilas atau seka daerah tersebut dengan air steril atau alkohol untuk menghilangkan kotoran. Ulangi sesuai kebutuhan. Setelah selesai, pasang tirai bedah di sekitar alat kelamin, sisakan ruang untuk akses ke penis atau vagina.
    • Untuk pasien wanita, pastikan untuk membersihkan labia dan uretra meatus (bagian luar pembukaan uretra yang terletak di atas vagina). Untuk pria, bersihkan pembukaan uretra pada penis.
    • Pembersihan harus dilakukan dari dalam ke luar agar tidak mencemari uretra. Dengan kata lain, mulai dari pembukaan uretra dan dengan perlahan lembut teruskan ke arah luar dengan gerakan melingkar.
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Memasukkan Kateter ke dalam Kandung Kemih

PDF download Unduh PDF
  1. Olesi bagian distal kateter (bagian 2-5 cm di ujung) dengan cukup banyak pelumas. Ini adalah bagian ujung yang akan dimasukkan ke dalam lubang uretra. Jika menggunakan kateter balon, pastikan untuk melumasi bagian ujung balon juga.
  2. Tahan kateter dengan tangan dominan Anda dan gunakan tangan yang non-dominan untuk membuka labia pasien supaya pembukaan uretra bisa terlihat. Masukkan ujung kateter ke dalam uretra secara lembut dan perlahan.
  3. Tahan penis dengan tangan non-dominan Anda dan tarik perlahan ke atas, tegak lurus dengan tubuh pasien. Masukkan ujung kateter ke dalam uretra pasien dengan tangan dominan Anda.
  4. Kateter yang panjang tersebut harus dimasukkan secara perlahan melalui uretra dan terus ke dalam kandung kemih sampai urin bisa diamati. Setelah urin mulai mengalir, teruskan mendorong kateter ke dalam kandung kemih sepanjang 5 cm untuk memastikan kateter menyentuh leher kandung kemih.
  5. Gunakan syringe berisi air untuk memompa balon melalui tabung steril yang terhubung ke kateter. Balon yang sudah dipompa berfungsi sebagai jangkar untuk mencegah kateter berpindah posisi saat bergerak. Setelah terpompa, tarik kateter secara perlahan untuk memastikan balon menempel pada leher kandung kemih.
    • Jumlah air steril yang digunakan untuk memompa balon bergantung pada ukuran balon pada kateter. Biasanya, sekitar 10 cc air diperlukan, namun untuk memastikan periksalah ukuran balon yang tersedia.
  6. Gunakan tabung medis steril untuk mengalirkan urin ke kantong drainase. Pasang kateter ke paha atau perut pasien dengan plester.
    • Pastikan Anda meletakkan kantong drainase lebih rendah dari kandung kemih pasien. Kateter bekerja dengan gravitasi - urin tidak dapat mengalir ke "tanjakan".
    • Dalam lingkungan medis, kateter dapat dibiarkan selama 12 minggu sebelum diganti, meskipun seringkali dibuang lebih cepat. Beberapa kateter, misalnya, langsung dibuang setelah urin berhenti mengalir.

Tips

  • Kateter tersedia dalam berbagai bahan termasuk lateks, silikon dan Teflon. Alat ini juga tersedia tanpa balon atau balon dengan ukuran yang berbeda.
  • Kebanyakan petugas kesehatan mengikuti aturan tindakan pencegahan universal, yang meliputi mengenakan sarung tangan, wajah dan / atau pelindung mata, dan jubah ketika memasang kateter.
  • Kosongkan kantong drainase setiap 8 jam sekali.
  • Mengevaluasi jumlah, warna dan bau urin yang tertampung di dalam kantung drainase.

Peringatan

  • Beberapa pasien mungkin alergi terhadap lateks. Perhatikan jika timbul reaksi alergi.
  • Pantau munculnya komplikasi berikut: bau yang kuat, urin keruh, demam atau perdarahan.
  • Pemasangan kateter mungkin tidak benar jika terjadi kebocoran, urin sangat sedikit atau hampir tidak ada urin di dalam kantong drainase.

Hal yang Anda Butuhkan

  • Sarung tangan (steril)
  • Tirai (steril)
  • Cairan untuk membersihkan kulit
  • Kapas penyeka
  • Air steril
  • Pelumas
  • Tabung
  • Kantong drainase
  • Plester
  • Syringe

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 220.872 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?