Unduh PDF
Unduh PDF
Kemampuan memahami bahasa tubuh dapat membawa kesuksesan baik dalam hubungan personal maupun profesional, karena komunikasi nonverbal memberi makna hingga 60% dalam komunikasi antarpribadi. [1] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press. Oleh karena itu, memperhatikan sinyal bahasa tubuh yang dikirim orang lain dan kemampuan membaca isyarat tersebut dengan efektif adalah keterampilan yang sangat berguna. Dengan sedikit perhatian, Anda bisa belajar membaca bahasa tubuh dengan akurat. Dan dengan latihan yang cukup, membaca bahasa tubuh akan menjadi kemampuan alami Anda.
Langkah
-
Perhatikan tangisan. Dalam sebagian besar budaya, tangis dianggap sebagai ledakan emosi. Menangis sering kali dianggap sebagai tanda kesedihan atau duka, tetapi menangis juga bisa menjadi ekspresi kebahagiaan. Menangis juga dapat dihasilkan dari tawa dan humor. Oleh karena itu, ketika menilai tangisan, Anda harus melihat isyarat-isyarat lain untuk menentukan konteks menangis yang tepat. [2] X Teliti sumber
- Tangis juga bisa dipaksa atau dimanipulasi untuk mendapat simpati atau menipu orang lain. Praktik ini sering dikenal dengan istilah "air mata buaya", ekspresi sehari-hari yang mengambil mitos bahwa buaya “menangis” ketika menangkap mangsa. [3] X Teliti sumber
-
Cari tanda-tanda kemarahan dan/atau mengancam. Tanda-tanda mengancam antara lain alis menukik, mata melotot, dan mulut terbuka atau melengkung ke bawah. [4] X Teliti sumber Tipples, J. (2007). Wide eyes and an open mouth enhance facial threat.Cognition and Emotion, 21(3), 535-557.
- Lengan disilangkan dengan tegas di atas lengan satunya adalah tanda umum bahwa seseorang marah dan menutup diri. [5] X Teliti sumber
-
Cari tanda-tanda kecemasan. Ketika seseorang menunjukkan kecemasan, gerakan wajah dan kedipan matanya meningkat, dan mulutnya lurus membentuk garis tipis. [6] X Teliti sumber Harrigan, J. A., & O'Connell, D. M. (1996). How do you look when feeling anxious? Facial displays of anxiety. Personality and Individual Differences,21(2), 205-212.
-
Perhatikan ekspresi malu. Rasa malu bisa diisyaratkan dengan mengalihkan mata atau membelokkan arah pandangan, memalingkan kepala, dan menampilkan senyum yang dikontrol atau bahkan tegang. [9] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- Jika seseorang banyak memandang lantai, mungkin dia malu, segan, atau takut-takut. Orang juga cenderung menunduk ketika sedang kacau, atau mencoba menyembunyikan sesuatu yang bersifat emosional. Biasanya ketika seseorang berada dalam proses menatap lantai, dia sedang memikirkan dan merasakan emosi tidak menyenangkan.
-
Perhatikan wujud keangkuhan. Seseorang menunjukkan keangkuhan dengan menampilkan senyum kecil, mendongakkan kepala sedikit ke belakang, dan meletakkan tangan di pinggul. [10] X Teliti sumber Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2007). Emerging insights into the nature and function of pride. Current Directions in Psychological Science, 16(3), 147-150.Iklan
-
Nilailah proksemik dan haptik, atau pengaturan jarak dan sentuhan. Ini adalah salah satu cara mengomunikasikan status hubungan antarpribadi. Kedekatan fisik dan sentuhan mengisyaratkan rasa suka, kasih sayang, dan cinta. [11] X Teliti sumber Burgoon, J. K. (1991). Relational message interpretations of touch, conversational distance, and posture. Journal of Nonverbal behavior, 15(4), 233-259. .
- Orang yang memiliki hubungan dekat memerlukan ruang pribadi yang lebih sedikit dibanding dengan orang asing. [12] X Teliti sumber Burgoon, J. K., & Jones, S. B. (1976). Toward a theory of personal space expectations and their violations. Human Communication Research, 2(2), 131-146.
- Perhatikan bahwa ruang pribadi bervariasi tergantung budaya; harap diingat bahwa apa yang dianggap dekat di satu negara akan dianggap jauh di negara lain.
-
Bacalah tatapan mata. Penelitian menemukan bahwa bila dua orang terlibat dalam percakapan menarik, mata mereka tetap berfokus pada wajah lawan bicara selama kira-kira 80% dari waktu keseluruhan. Mereka tidak hanya berfokus pada mata masing-masing, namun fokus pada mata beberapa menit, kemudian pindah ke hidung atau bibir, lalu kembali ke mata. Mereka mungkin akan menatap meja sesekali, tetapi selalu kembali menatap mata lawan bicara. [13] X Teliti sumber
- Bila seseorang melihat ke atas dan ke kanan selama percakapan, biasanya itu berarti mereka bosan dan tidak memedulikan percakapan tersebut. [14] X Teliti sumber
- Pupil membesar artinya orang tersebut tertarik pada apa yang terjadi. Namun perlu diingat bahwa banyak zat yang dapat menyebabkan pupil membesar, antara lain alkohol, kokaina, amfetamin, obat-obatan terlarang dan banyak lagi. [15] X Teliti sumber
- Kontak mata juga sering digunakan sebagai indikasi kejujuran. Kontak mata yang terlalu agresif atau terus-menerus menunjukkan bahwa seseorang itu sangat mengetahui pesan apa yang coba dia sampaikan. Orang yang berusaha menipu mungkin membelokkan kontak mata sehingga dia tidak tampak menghindar, yang umumnya dianggap sebagai indikasi berbohong. [16] X Teliti sumber Akan tetapi, perlu diingat bahwa seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyak variasi individual dalam cara mengevaluasi kontak mata dan kebohongan.
-
Perhatikan postur tubuh. Jika seseorang menyangga lengan di belakang leher atau kepalanya, dia menyampaikan isyarat bahwa dia terbuka pada apa yang didiskusikan atau secara umum mungkin hanya sedang bersantai.
- Kaki dan tangan yang tersilang dengan tegas biasanya adalah tanda penolakan dan kurangnya kemauan menerima orang lain. Secara umum, bila tubuh diposisikan dengan cara seperti ini, tandanya orang tersebut menutup diri dari orang lain, baik secara mental, emosional, maupun fisik. [17] X Teliti sumber
- Satu studi yang mempelajari 2.000 negosiasi yang direkam untuk menilai bahasa tubuh para negosiator menunjukkan bahwa tidak ada kesepakatan dalam setiap kasus di mana para partisipannya menyilangkan lengan atau kaki. [18] X Teliti sumber
Iklan
-
Evaluasi kontak mata. Kontak mata adalah salah satu tanda ketertarikan, sama seperti mengedipkan kedua mata lebih dari rata-rata 6 hingga 10 kali per menit. [19] X Teliti sumber Burgoon, J. K. (1991). Relational message interpretations of touch, conversational distance, and posture. Journal of Nonverbal behavior, 15(4), 233-259. [20] X Teliti sumber
- Mengedipkan sebelah mata juga salah satu tanda menggoda atau tertarik. Namun perlu diingat bahwa cara ini spesifik menurut budaya; beberapa budaya Asia tidak suka dengan kedipan sebelah mata dan menganggapnya kasar. [21] X Teliti sumber
-
Perhatikan ekspresi wajah tertentu. Tersenyum adalah salah satu tanda ketertarikan paling jelas. Pastikan Anda mengetahui cara menafsirkan senyum terpaksa dengan senyum tulus. Anda dapat membedakan senyum palsu dari senyum tulus karena senyum palsu tidak mencapai mata. Senyum tulus umumnya menimbulkan kerut tipis di sekitar mata (kerut senyum). Bila seseorang berpura-pura tersenyum, Anda tidak akan melihat kerutan ini. [22] X Teliti sumber [23] X Teliti sumber Burgoon, J. K. (1991). Relational message interpretations of touch, conversational distance, and posture. Journal of Nonverbal behavior, 15(4), 233-259.
- Menaikkan alis juga dianggap sebagai tanda merayu. [24] X Teliti sumber
-
Pertimbangkan postur, gerakan tangan, dan cara berdiri. Umumnya orang yang saling tertarik mencoba menutup jarak antara satu sama lain. Mungkin mereka lebih mencondongkan tubuh ke arah satu sama lain tetapi bisa juga lebih langsung, dalam bentuk sentuhan. Tepukan atau elusan ringan adalah salah satu isyarat ketertarikan.
-
Sadari perbedaan gender dalam menunjukkan ketertarikan. Cara wanita dan pria menunjukkan ketertarikan melalui bahasa tubuh bisa sangat berbeda.
- Pria cenderung membawa dan mengarahkan torsonya ke arah orang yang membuat dia tertarik, sementara wanita membalas ketertarikan dengan menarik torsonya menjauh dan condong ke belakang. [27] X Teliti sumber Grammer, K. (1990). Strangers meet: Laughter and nonverbal signs of interest in opposite-sex encounters. Journal of Nonverbal Behavior, 14(4), 209-236.
- Seorang pria yang tertarik mungkin mengangkat tangan di atas kepala, dengan sudut 90 derajat. [28] X Teliti sumber Grammer, K. (1990). Strangers meet: Laughter and nonverbal signs of interest in opposite-sex encounters. Journal of Nonverbal Behavior, 14(4), 209-236.
- Ketika seorang wanita menunjukkan ketertarikan, kedua lengannya mungkin akan terbuka, dan tangannya mungkin menyentuh tubuh di area antara pinggul dan dagu. [29] X Teliti sumber Grammer, K. (1990). Strangers meet: Laughter and nonverbal signs of interest in opposite-sex encounters. Journal of Nonverbal Behavior, 14(4), 209-236.
Iklan
-
Perhatikan kontak mata. Kontak mata, sebagai saluran kinesis, adalah cara utama yang digunakan banyak orang untuk mengomunikasikan dominansi. Orang yang memiliki dominansi akan leluasa menatap dan mengamati orang lain ketika melakukan kontak mata langsung. Dia juga adalah orang terakhir yang memutuskan kontak mata. [30] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- Jika Anda ingin menyatakan kekuasaan, perlu diingat bahwa kontak mata konstan terkesan mengintimidasi. [31] X Teliti sumber
-
Nilailah ekspresi wajah. Orang yang menyatakan dominansi juga akan menahan diri untuk tersenyum dalam upaya mengomunikasikan keseriusan dan sebaliknya mungkin akan merengut atau mengerutkan bibir. [32] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
-
Evaluasi gerakan tangan dan cara berdiri. Gerakan tangan dapat menunjukkan dominansi; menunjuk orang lain dan gerakan besar adalah cara untuk menunjukkan status. Selain itu, bila seseorang berdiri tegak dengan kaki melebar namun tetap rileks, itu adalah cara lain menunjukkan dominansi. [33] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of com lainmunication and social interaction skills. Psychology Press.
- Individu dominan juga berjabatan tangan dengan tegas. Dia biasanya menempatkan tangan di atas dengan telapak menghadap ke bawah; genggaman tangannya tegas dan lama untuk menunjukkan kontrol. [34] X Teliti sumber
-
Perhatikan cara mengatur ruang pribadi. Orang yang memiliki status tinggi umumnya dapat menciptakan ruang fisik yang lebih besar antara dirinya dan orang-orang dari status yang lebih rendah. Individu dengan status tinggi juga akan mengambil lebih banyak ruang fisik untuk menunjukkan dominansi dan penguasaan akan situasi. [35] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press. Dengan kata lain, pose ekspansif mengisyaratkan kekuasaan dan pencapaian. [36] X Teliti sumber
- Kekuasaan juga ditunjukkan dengan posisi berdiri bukannya duduk. Berdiri—terutama di posisi depan—dianggap sebagai pose yang lebih berkuasa. [37] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- Punggung lurus dengan bahu tegap yang ditarik ke belakang, bukan condong ke depan, semakin menunjukkan kepercayaan diri. Sebaliknya, membungkuk dan bahu merosot menunjukkan kurangnya percaya diri. [38] X Teliti sumber
- Individu dominan juga akan memimpin dari depan dan berjalan di depan kelompok atau melalui ambang pintu terlebih dahulu. Dia senang berada di depan. [39] X Teliti sumber
-
Perhatikan bagaimana dan kapan dia menyentuh. Orang yang menyatakan status memiliki lebih banyak pilihan ketika ingin menyentuh karena dia merasa lebih yakin dengan posisinya. Umumnya, dalam situasi tidak setara ketika ada satu orang yang memiliki status lebih tinggi, dia akan menyentuh orang yang berstatus lebih rendah dengan frekuensi yang lebih banyak. [40] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- Dalam situasi sosial di mana kedua orang memiliki status setara, mereka akan berbalas sentuh dengan cara yang sama. [41] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
Iklan
-
Ketahui bahwa membaca bahasa tubuh adalah hal yang kompleks. Perilaku nonverbal itu sendiri kompleks karena setiap orang berbeda dan membawa diri mereka dengan cara berbeda pula. [42] X Teliti sumber Knapp, M., Hall, J., & Horgan, T. (2013). Nonverbal communication in human interaction. Cengage Learning. Membaca bahasa tubuh sangat sulit karena saat menafsirkan isyarat yang dikirimkan orang lain Anda harus mempertimbangkan konteksnya secara keseluruhan. Misalnya, apakah hari ini dia menyebutkan bahwa dia sedang bertengkar dengan istrinya atau tidak berhasil mendapat promosi di kantor? Atau apakah dia terlihat cemas saat makan siang?
- Ketika menafsirkan bahasa tubuh orang lain, jika memungkinkan pertimbangkan juga kepribadian mereka, faktor sosial, perilaku verbal, dan keadaan. Meskipun informasi ini tidak selalu tersedia, namun sangat membantu untuk membaca bahasa tubuh. Manusia adalah makhluk yang kompleks, jadi jangan heran jika cara kita membawa diri juga kompleks.
- Anda bisa membandingkan membaca bahasa tubuh dengan menonton serial TV favorit; Anda tidak hanya menonton satu adegan di serial TV favorit, tetapi keseluruhan episode untuk memahami satu adegan itu. Mungkin Anda juga mengingat episode-episode sebelumnya, riwayat karakternya, dan plot cerita keseluruhan. Anda juga harus melihat keseluruhan konteks ketika mencoba membaca bahasa tubuh.
-
Ingatlah untuk mempertimbangkan perbedaan yang dimiliki setiap individu. Tidak ada satu penilaian yang cocok untuk semua orang ketika berusaha membaca bahasa tubuh. Jika Anda berupaya untuk bisa membaca bahasa tubuh seseorang dengan akurat, Anda mungkin harus “mempelajari” orang itu selama beberapa waktu. Apa yang tepat untuk satu orang mungkin tidak selalu tepat untuk orang yang lain.
- Misalnya, ketika berbohong, beberapa orang akan menghentikan kontak mata, sementara yang lain berusaha mempertahankan kontak mata lebih dari biasanya sehingga mereka tidak dicurigai tengah berbohong.
-
Sadari bahwa ada perbedaan bahasa tubuh berdasarkan budaya. Makna pesan dalam emosi dan ekspresi bahasa tubuh secara budaya sangat spesifik.
- Contoh, dalam budaya Finlandia, seseorang membuat kontak mata sebagai pertanda bahwa dia bisa didekati. Sebaliknya, orang Jepang menganggap bahwa membuat kontak mata adalah suatu ekspresi marah. [43] X Teliti sumber Akechi H, Senju A, Uibo H, Kikuchi Y, Hasegawa T, et al. (2013). Attention to Eye Contact in the West and East: Autonomic Responses and Evaluative Ratings. PLoS ONE 8(3): e59312.
- Contoh lain, dalam budaya Barat, orang yang merasa nyaman dengan Anda akan mencondongkan tubuh ke arah Anda dan menghadapkan wajah dan tubuhnya tepat ke arah Anda. [44] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- Perhatikan bahwa penyandang disabilitas tertentu juga memiliki bahasa tubuh yang unik. Misalnya penyandang autisme yang sering kali menghindari kontak mata selama mendengarkan dan mudah gelisah.
- Perhatikan walaupun beberapa ekspresi fisik yang menggambarkan emosi bervariasi tergantung budaya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekspresi bahasa tubuh tertentu bermakna universal antarbudaya. Ini berlaku terutama dalam cara mengomunikasikan dominansi dan ketundukan. Misalnya, hampir di semua budaya postur yang direndahkan mengindikasikan ketundukan. [45] X Teliti sumber Eibl-Eibesfeldt, I., & Salter, F. K. (Eds.). (1998). Indoctrinability, ideology, and warfare: evolutionary perspectives. Berghahn Books
-
Perhatikan bahwa penafsiran akan berbeda menurut saluran nonverbal yang digunakan. Saluran nonverbal adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau isyarat tanpa kata-kata. Saluran nonverbal yang penting adalah kinesis (kontak mata, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh), haptik (sentuhan), dan proksemik (ruang pribadi). Dengan kata lain, sarana penyampaian menentukan pesannya. [46] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- Umumnya, ekspresi wajah adalah yang paling mudah dibaca, kemudian bahasa tubuh, dan selanjutnya ruang pribadi dan sentuhan. [47] X Teliti sumber Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- Walaupun memiliki saluran sendiri, namun tetap ada variasi besar. Contoh, tidak semua ekspresi wajah mudah untuk dipahami. Umumnya ekspresi wajah menyenangkan lebih mudah dibaca daripada ekspresi wajah yang tidak menyenangkan. Satu penelitian menemukan bahwa orang-orang lebih mampu menafsirkan kebahagiaan, kepuasan, dan semangat dengan akurat jika dibandingkan dengan kemarahan, kesedihan, ketakutan, dan rasa muak. [48] X Teliti sumber Wagner, H. L., MacDonald, C. J., & Manstead, A. S. (1986). Communication of individual emotions by spontaneous facial expressions. Journal of Personality and Social Psychology, 50(4), 737.
Iklan
Peringatan
- Jangan menilai seseorang hanya berdasarkan bahasa tubuh. Ingat bahwa bahasa tubuh bukan satu-satunya indikator status dan keadaan emosional seseorang, atau hubungannya dengan Anda.
Iklan
Referensi
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ Tipples, J. (2007). Wide eyes and an open mouth enhance facial threat.Cognition and Emotion, 21(3), 535-557.
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/fulfillment-any-age/201206/the-ultimate-guide-body-language
- ↑ Harrigan, J. A., & O'Connell, D. M. (1996). How do you look when feeling anxious? Facial displays of anxiety. Personality and Individual Differences,21(2), 205-212.
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/fulfillment-any-age/201206/the-ultimate-guide-body-language
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/fulfillment-any-age/201206/the-ultimate-guide-body-language
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2007). Emerging insights into the nature and function of pride. Current Directions in Psychological Science, 16(3), 147-150.
- ↑ Burgoon, J. K. (1991). Relational message interpretations of touch, conversational distance, and posture. Journal of Nonverbal behavior, 15(4), 233-259.
- ↑ Burgoon, J. K., & Jones, S. B. (1976). Toward a theory of personal space expectations and their violations. Human Communication Research, 2(2), 131-146.
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ http://www.businessinsider.com/how-to-read-body-language-2014-5?op=1
- ↑ http://www.businessinsider.com/how-to-read-body-language-2014-5?op=1
- ↑ Burgoon, J. K. (1991). Relational message interpretations of touch, conversational distance, and posture. Journal of Nonverbal behavior, 15(4), 233-259.
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ http://www.businessinsider.com/how-to-read-body-language-2014-5?op=1
- ↑ Burgoon, J. K. (1991). Relational message interpretations of touch, conversational distance, and posture. Journal of Nonverbal behavior, 15(4), 233-259.
- ↑ https://www.psychologytoday.com/articles/200712/fast-forces-attraction
- ↑ https://www.psychologytoday.com/articles/200712/fast-forces-attraction
- ↑ https://www.psychologytoday.com/articles/200712/fast-forces-attraction
- ↑ Grammer, K. (1990). Strangers meet: Laughter and nonverbal signs of interest in opposite-sex encounters. Journal of Nonverbal Behavior, 14(4), 209-236.
- ↑ Grammer, K. (1990). Strangers meet: Laughter and nonverbal signs of interest in opposite-sex encounters. Journal of Nonverbal Behavior, 14(4), 209-236.
- ↑ Grammer, K. (1990). Strangers meet: Laughter and nonverbal signs of interest in opposite-sex encounters. Journal of Nonverbal Behavior, 14(4), 209-236.
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ http://www.psychologistworld.com/bodylanguage/eyes.php
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of com lainmunication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ http://psychologia.co/dominant-body-language/
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ http://www.businessinsider.com/how-to-read-body-language-2014-5?op=1
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/fulfillment-any-age/201206/the-ultimate-guide-body-language
- ↑ http://psychologia.co/dominant-body-language/
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ Knapp, M., Hall, J., & Horgan, T. (2013). Nonverbal communication in human interaction. Cengage Learning.
- ↑ Akechi H, Senju A, Uibo H, Kikuchi Y, Hasegawa T, et al. (2013). Attention to Eye Contact in the West and East: Autonomic Responses and Evaluative Ratings. PLoS ONE 8(3): e59312.
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ Eibl-Eibesfeldt, I., & Salter, F. K. (Eds.). (1998). Indoctrinability, ideology, and warfare: evolutionary perspectives. Berghahn Books
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
- ↑ Wagner, H. L., MacDonald, C. J., & Manstead, A. S. (1986). Communication of individual emotions by spontaneous facial expressions. Journal of Personality and Social Psychology, 50(4), 737.
Iklan