PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Meningkatkan kehidupan keluarga dapat membuat anggota keluarga Anda menjadi lebih dekat dan mencegah timbulnya konflik sehingga semua orang bisa merasa bahagia. Untungnya, banyak langkah nyata yang dapat Anda ambil agar waktu yang Anda habiskan bersama keluarga lebih menyenangkan dan memuaskan.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Menghabiskan Waktu Berkualitas Bersama

PDF download Unduh PDF
  1. Makan, tidur, dan lakukan aktivitas keluarga secara teratur sesuai jadwal yang terprediksi. Rutinitas dan ritual dapat membantu membangun identitas keluarga, mengurangi stres, dan menciptakan lingkungan yang stabil dan nyaman. [1]
    • Selain meningkatkan komunikasi, pertemuan rutin keluarga dapat dijadikan bagian utama rutinitas keluarga.
    • Coba untuk tidak bekerja saat di rumah kalau memungkinkan dan fokuslah pada keluarga Anda ketika bersama mereka.
  2. Anda tidak harus melakukan hal yang sama setiap acara ulang tahun atau hari raya. Misalnya, Anda sekeluarga bisa pergi ke restoran favorit atau melakukan aktivitas yang disukai saat ulang tahun mereka. Anda bisa memegang tradisi, tetapi aktivitasnya dapat bervariasi. [2]
  3. Orang tua bekerja dan anak-anak melakukan aktivitas sehingga sulit untuk sarapan dan makan malam bersama setiap hari. Namun, usahakan untuk makan bersama sesering mungkin. Makan bersama keluarga merupakan rutinitas kunci dan dapat membantu Anda sekeluarga untuk saling terlibat dalam hidup masing-masing. [3]
    • Jika ada yang pulang terlambat dari tempat kerja atau aktivitas, duduklah bersama saat dia makan malam, bahkan kalau Anda sudah makan. Menghabiskan waktu bersama dan berbincang-bincang lebih penting daripada makan pada saat yang sama.
  4. Aktvitas rutin itu bisa berupa bersepeda, berjalan-jalan, atau bermain kartu atau permainan papan. Kalau memungkinkan, luangkan waktu setidaknya satu sore atau malam setiap minggu untuk melakukan aktivitas keluarga. Tetaplah rendah hati, dan fokuslah untuk bersenang-senang bersama dan menikmati kebersamaan. [4]
  5. Tidak banyak orang yang menikmati melakukan pekerjaan rumah tangga, tetapi dengan berbagi tanggung jawab dapat membantu setiap orang dalam keluarga Anda merasa bangga. Sebisa mungkin lakukan pekerjaan rumah dengan gembira, misalnya dengan menyetel musik atau membuat perlombaan. [5]
    • Misalnya, siapa yang bisa selesai melipat baju cucian paling awal boleh memilih film untuk ditonton bersama.
    • Bagi pekerjaan rumah sesuai kategori umur. Setelah makan malam, anak yang paling kecil mengelap meja, yang paling besar mencuci piring, sedangkan Anda membereskan sisa makanan.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Meningkatkan Komunikasi

PDF download Unduh PDF
  1. Ketika seseorang mengungkapkan pendapat, jangan mengabaikan atau menginterupsinya sebelum ia selesai bicara. Mempertahankan saluran komunikasi yang terbuka dan saling menghargai akan membantu keluarga Anda membangun kepercayaan serta memperkuat ikatan. [6]
    • Misalnya, jangan mengolok-olok saudara Anda ketika dia menyampaikan pendapat. Kalau saudara Anda mengejek Anda, coba katakan, “Kakak beradik memang biasa saling mengejek, tetapi aku tersinggung kalau kamu mencemooh semua yang aku katakan.”
  2. Biarkan masing-masing bebas menunjukkan emosi dan bertindak konyol tanpa takut dikritik atau dihakimi. Ketika seseorang mengira akan mendapat penilaian yang keras, dia akan cenderung menutup-nutupi dan tidak mau menceritakan perasaannya. [7]
    • Kalau Anda sebagai orang tua, berikan kritik yang positif dan membangun. Cegah anak-anak saling menghakimi dengan keras. Alih-alih mengatakan, "Jangan, jangan begitu cara melakukannya," katakan, "Usahamu sudah bagus. Sini ayah bantu biar dengan baik."
  3. Ketika mendengarkan secara aktif, simak apa yang dikatakan orang lain dan tunjukkan bahwa Anda memperhatikan. Lakukan kontak mata, anggukkan kepala, dan katakan hal seperti ini, “Ayah paham,” bila perlu. Dengarkan saja dan jangan memikirkan apa yang hendak Anda katakan selanjutnya. Jangan memberi saran atau pendapat sampai orang tersebut selesai bicara. [8]
    • Kalau perlu, mintalah klarifikasi. Katakan, “Tunggu, apa maksudmu dengan hal itu?” atau “Hal itu sebelum atau sesudah kamu melihat mereka di toko?”
    • Mendengarkan secara aktif artinya Anda meletakkan ponsel ketika berbicara dengan orang lain. Usahakan tidak mengecek pesan yang masuk atau media sosial, terutama jika Anda sedang terlibat percakapan serius. [9]
  4. Gestur verbal dan nonverbal mengenai afeksi, bisa sangat berpengaruh. Selain ucapan “Aku menyayangimu,” coba cari cara kecil dan spesifik untuk menunjukkan bahwa Anda saling peduli. [10]
    • Gunakan kata “tolong”, “terima kasih”, dan kata-kata sopan lain untuk menciptakan suasana positif. Memeluk orang tua Anda dan berkata, “Aku sayang sekali pada Ayah/Ibu,” akan memberikan dampak besar. Jika saudara Anda sedang mengerjakan PR dan gelas mereka di meja tampak kosong, coba tawarkan, “Hei, kuambilkan air minum, ya?”
  5. Kita bisa dengan mudah percaya bahwa orang yang di foto dan video selalu tampak bahagia, memang sungguh bahagia. Namun, penting untuk selalu ingat bahwa setiap keluarga harus mengusahakan relasi mereka tetap sehat dan kuat. Jika Anda mulai iri dengan keluarga orang lain, ingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak tahu bagaimana hidup mereka sebenarnya, dan mungkin saja ada pertengkaran dan masalah dalam keluarga mereka seperti halnya orang lain. [11]
    • Ingat, meskipun keluarga lain lebih sering rekreasi atau menikmati barang-barang mahal, tidak berarti mereka lebih bahagia daripada Anda dan keluarga Anda.
    KIAT PAKAR

    Allen Wagner, MFT, MA

    Terapis Perkawinan dan Keluarga
    Allen Wagner adalah terapis perkawinan dan keluarga berlisensi di Los Angeles, California. Dia menerima gelar Master dalam bidang Psychology dari Pepperdine University pada 2004. Saat ini dia mengkhususkan diri mendampingi individu dan pasangan untuk memperbaiki hubungan. Bersama istrinya, Talia Wagner, dia menulis Married Roommates.
    Allen Wagner, MFT, MA
    Terapis Perkawinan dan Keluarga

    Pakar Kami Sependapat: Media sosial bisa sangat menyesatkan, dan tidak mewakili kejadian sebenarnya dalam hidup seseorang. Perlu juga diingat bahwa sangat wajar jika Anda merasa stres atau cemas dalam kehidupan keluarga. Alih-alih dikuasai perasaan itu, gunakanlah untuk membuat perubahan positif!

  6. Pertemuan keluarga tidak harus formal atau hanya fokus pada topik berat. Setiap minggu, matikan televisi dan singkirkan ponsel, lalu nikmati kebersamaan selama satu jam atau lebih. Perbincangkan tentang pasang surut yang terjadi selama seminggu kemarin, acara mendatang, dan bercakap-cakaplah dengan santai satu sama lain. [12]
    • Coba jaga agar suasana tetap santai. Tujuan dari pertemuan ini adalah mendorong setiap orang bisa berkomunikasi dengan bebas, merasa nyaman, dan bersenang-senang. Lontarkan pertanyaan seperti, “Apa kejadian paling lucu yang kamu alami minggu ini?”
    • Usahakan sebisa mungkin agar setiap orang bisa berpartisipasi dengan setara. Mungkin sulit untuk mengajak balita dan remaja bisa terlibat secara aktif, tetapi coba jaga agar percakapan terus mengalir.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mengatasi Konflik sebagai Orang Tua

PDF download Unduh PDF
  1. Salah satu konflik utama dalam keluarga adalah antara orang tua yang merasa perlu menjaga keselamatan anaknya dan anak yang membutuhkan kebebasan. Anda perlu tetap menjadi figur otoritas, tetapi beri kesempatan anak Anda untuk mendapatkan kepercayaan Anda. Perlahan-lahan tingkatkan kebebasan dan hak istimewa mereka saat mereka dewasa. [13]
    • Misalnya, tetapkan jam malam ketika anak remaja Anda keluar rumah. Kalau selama beberapa bulan mereka mematuhinya, Anda bisa memperpanjang sedikit jam malamnya.
  2. Jika Anda dan pasangan berdebat, ingatlah bahwa cara Anda menyelesaikan perselisihan akan mengajarkan pada anak-anak Anda tentang resolusi konflik. Tetap fokus pada masalah spesifik yang sedang diperdebatkan. Jangan mengungkit-ungkit kesalahan lalu atau melancarkan serangan pribadi. Kalau perlu, selesaikan pertengkaran ketika anak-anak Anda tidak ada. [14]
  3. Kalau mungkin, biarkan anak-anak menyelesaikan perselisihan mereka sendiri. Tetapkan aturan dan Anda baru ikut campur ketika aturan tersebut dilanggar atau anak Anda tidak bisa meredam kemarahannya sendiri. [15]
    • Aturan yang utama adalah tidak boleh memukul, memaki, atau mengatai-ngatai. Katakan pada mereka bahwa mereka perlu memberi kesempatan orang lain untuk bicara dan mendiskusikan masalah dengan tenang.
    • Kalau pertengkaran itu memanas, pisahkan anak-anak sampai mereka tenang, lalu bantu mereka untuk menemukan kompromi. Katakan pada mereka bahwa Anda tidak akan menyalahkan pihak mana pun (kecuali ada yang memaki atau memukul yang lain), tetapi untuk membantu menemukan solusi terbaik.
  4. Jangan bersikap pasif-agresif, tidak jelas, atau sarkas, terutama saat menangani konflik. Sampaikan pemikiran Anda, dan dorong anggota keluarga Anda untuk melakukan hal yang sama. [16]
    • Misalnya, jika anak Anda tidak membuang sampah, jangan diam saja atau kurang jelas dalam menyampaikan kekesalan Anda. Alih-alih mengatakan, "Mengecewakan sekali kalau ada tugas yang tidak dikerjakan," bicaralah secara langsung. Katakan, “Sam, Ibu/Ayah kecewa kamu tidak membuang sampah minggu ini. Kalau terulang lagi, kamu tidak akan diberi uang saku.”
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Mengatasi Konflik sebagai Anak

PDF download Unduh PDF
  1. Meskipun anak-anak membutuhkan semakin banyak kebebasan, ingatlah bahwa orang tua masih memegang tanggung jawab. Tugas mereka adalah menjaga agar Anda tetap aman dan memberi Anda sarana yang dibutuhkan supaya Anda dapat menjaga diri ketika sudah dewasa. [17]
    • Jika orang tua Anda tidak mengizinkan Anda pergi tanpa didampingi orang dewasa atau menyuruh Anda tidur awal, ingat bahwa mereka menginginkan yang terbaik buat Anda.
    • Ketika orang tua Anda terbuka untuk negosiasi sesuatu, misalnya tentang jam malam, berbicaralah secara dewasa dengan mereka. Sampaikan pendapatmu dengan tenang dan jelas. Jangan merengek atau berteriak ketika mereka berkata tidak.
  2. Cobalah untuk tidak menyalahkan atau mempermalukan orang lain, dan katakan, “Sudah—mari kita pikirkan cara yang bisa kita sepakati untuk hal ini.” Tetap tenang dan carilah cara agar Anda bisa berbagi mainan atau bermain bersama. [18]
    • Jika Anda sendiri tidak bisa menemukan solusi yang adil, mintalah bantuan orang tua.
  3. Sebelum menarik kesimpulan, tariklah napas dalam-dalam dan coba tetap tenang. Jika seseorang makan jajanan kesukaan Anda atau mengambil baju Anda tanpa izin, coba melihat sesuatu dari sudut pandangnya sebelum marah-marah. [19]
    • Misalnya, kalau saudara Anda mengambil milik Anda tanpa izin, misalnya jaket, alat rias, atau jam tangan, katakan pada diri sendiri, “Aku sama sekali tidak berpikir dia berbuat ini untuk membuatku kesal. Dia mungkin hanya ingin memakainya ke sekolah supaya tampak keren.”
    • Katakan padanya, “Aku tahu kamu suka sekali dengan jaket kulitku. Memakai jaket itu memang akan membuatmu merasa keren. Tapi itu punyaku. Kalau mau mengambilnya, bilang dulu, ya."
  4. Ketika orang tua Anda bertengkar, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Tidak usah mencoba menjadi wasit atau terlibat di dalamnya. Menyingkirlah ke ruangan lain, dengarkan musik, atau cari kegiatan lain sampai mereka berhenti bertengkar. [20]
    • Kalau pertengkaran mereka berlarut-larut dan terjadi kekerasan fisik, berbicaralah dengan anggota keluarga lain, konselor sekolah, atau orang dewasa lain yang Anda percayai.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 13.930 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan