PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Anak burung yang tersesat merupakan hal yang tak asing Anda lihat di musim semi. Cicitnya yang memilukan membangkitkan naluri keibuan dalam diri siapa pun, bahkan mereka yang tak kenal belas kasihan. Wajar saja jika Anda ingin membawa pulang anak burung tersebut dan merawatnya sampai ia kembali sehat, namun sebelumnya Anda perlu meluangkan waktu sejenak untuk menilai situasi di sekitar Anda dan memastikan bahwa apa yang akan Anda lakukan merupakan keputusan yang terbaik untuk anak burung tersebut. Coba cari tahu apakah anak burung tersebut benar-benar ditinggalkan induknya. Cari tahu juga apakah ada pusat rehabilitasi hewan di kota Anda yang dapat merawat anak burung yang malang itu dengan lebih baik. Jika Anda, pada akhirnya, memutuskan untuk merawat sendiri anak burung tersebut, penting bagi Anda untuk memahami komitmen yang harus Anda jalankan. Anak burung memiliki kondisi fisik yang sangat rentan terhadap penyakit, serta perlu diberi makan hampir setiap saat. Jika Anda merasa siap merawatnya, artikel ini akan menjelaskan pada Anda apa pun yang perlu Anda ketahui mengenai cara memberi makan dan merawat anak burung.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menilai Situasi

PDF download Unduh PDF
  1. Hal pertama yang harus Anda lakukan saat menemukan anak burung yang tersesat adalah mengenali jenisnya, apakah ia termasuk ke dalam burung altricial atau precocial . Burung altricial adalah burung yang terlahir dengan mata tertutup, tanpa bulu dan benar-benar bergantung pada induknya untuk mendapatkan makanan dan kehangatan. Kebanyakan burung petengger dan burung penyanyi tergolong ke dalam jenis unggas altricial , seperti burung robin, jay biru ( blue ja y ) dan kardinal. Sementara itu, burung precocial merupakan burung yang terlahir dengan fisik yang sudah lebih berkembang. Saat menetas, matanya terbuka dan terdapat bulu halus pada tubuhnya. Burung ini bisa berjalan dan langsung mengikuti induknya sambil mematuk-matuk makanan yang ia temukan. Beberapa contoh burung yang termasuk ke dalam jenis precocial adalah burung killdeer , itik, dan angsa.
    • Burung precocial lebih mudah untuk dirawat daripada unggas altricial , namun biasanya burung tersebut cenderung tidak membutuhkan banyak bantuan. Burung precocial biasanya membuat sarangnya di tanah sehingga mereka tidak dapat jatuh atau terlempar dari sarangnya. Jika Anda menemukan anak burung precocial , cobalah bantu anak burung tersebut untuk bertemu kembali dengan induknya sebelum Anda membawanya pulang untuk dirawat.
    • Anak burung altricial yang baru menetas benar-benar tidak berdaya dan, oleh karenanya, akan membutuhkan bantuan. Di daerah pinggiran kota, menemukan burung altricial yang terjatuh atau terlempar dari sarangnya merupakan hal yang umum. Jika hal tersebut terjadi, Anda dapat langsung mengembalikan anak burung tersebut ke sarangnya. Jika tidak, Anda dapat membawanya pulang dan merawatnya sendiri. Anda juga dapat membiarkan saja anak burung tersebut di tempat ia terjatuh. Biarkan alam yang menentukan nasibnya. [1]
  2. Jika Anda menemukan anak burung petengger atau burung penyanyi yang sepertinya terjatuh dari sarangnya atau ditinggalkan oleh induknya, kenali dahulu apakah anak burung tersebut adalah bayi burung atau burung muda. Bayi burung ( nestling ) adalah anak burung yang masih terlalu muda untuk meninggalkan sarangnya karena bulu-bulu di tubuhnya belum berkembang dengan sempurna, serta matanya belum terbuka. Sementara itu, burung muda ( fledgling ) adalah anak burung yang sudah lebih dewasa, dengan bulu yang lebih berkembang dan kekuatan yang cukup untuk belajar terbang. Burung muda dapat meninggalkan sarangnya dan tahu cara bertengger pada dahan.
    • Jika anak burung yang Anda temukan adalah seekor bayi burung, ia tidak seharusnya berada di luar sarangnya dan biasanya ada sesuatu yang salah. Bayi burung itu bisa jadi terjatuh dari sarangnya atau terdorong oleh saudaranya yang lebih kuat. Bayi burung yang ditinggalkan oleh induknya hampir tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup jika terus dibiarkan sendiri.
    • Jika Anda menemukan seekor burung muda, Anda dapat meluangkan waktu untuk menilai situasi di sekitar Anda terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan heroik. Meskipun burung muda tersebut nampak seolah-olah ia terjatuh dari sarangnya atau ditinggalkan oleh induknya, mencoba mengepakkan sayapnya dan mencicit pasrah di tanah, ia mungkin sedang belajar untuk terbang. Saat Anda mengamatinya lagi lebih lama, Anda mungkin akan melihat induknya datang untuk memberinya makan dalam jangka waktu tertentu. Jika ini yang terjadi, ada baiknya Anda membiarkan burung tersebut dan tidak membawanya pulang. [2]
  3. Jika Anda yakin bahwa anak burung yang Anda temukan adalah seekor bayi burung, dan ia tergeletak tak berdaya di tanah, Anda bisa membawanya kembali ke sarangnya. Pertama, cari tahu apakah ada sebuah sarang burung di pohon atau semak-semak terdekat. Sarang tersebut mungkin benar-benar tersembunyi atau sulit untuk dijangkau. Setelah Anda menemukan sarangnya, ambillah bayi burung tersebut. Tidurkan ia di telapak tangan Anda, dengan tangan Anda yang lainnya menutupinya. Biarkan selama beberapa saat hingga bayi burung itu mulai merasa hangat. Periksalah apakah ada luka pada tubuh bayi burung tersebut dan, jika ia baik-baik saja, dengan hati-hati kembalikan ia ke sarangnya.
    • Anda tidak perlu khawatir bahwa induk bayi burung akan menolaknya karena adanya ‘bau manusia’ yang menempel di tubuhnya. Hal ini tidak benar. Sebenarnya, burung memiliki indera penciuman yang buruk. Mereka mengenali anak-anak mereka (hampir selalu) menggunakan penglihatan dan pendengarannya. Seringkali, induk burung akan tetap menerima anaknya yang terjatuh saat ia dikembalikan ke sarangnya.
    • Setelah Anda mengembalikan bayi burung tersebut ke sarangnya, segeralah mundur. Jangan diam di dekat sarangnya untuk memastikan bahwa induknya akan kembali karena Anda justru akan menakuti induknya. Jika memungkinkan, Anda dapat mengamati sarang tersebut dari dalam rumah dengan menggunakan teropong binokular.
    • Perlu diingat bahwa, di banyak kejadian, mengembalikan bayi burung ke sarangnya tidak lantas menjamin keselamatannya. Jika bayi burung yang terjatuh tersebut merupakan anak burung yang paling lemah di antara saudara-saudaranya, ada kemungkinan ia akan kembali terlempar dari sarangnya oleh saudara-saudaranya yang lebih kuat karena mereka akan bersaing untuk mendapatkan makanan dan kehangatan.
    • Jika Anda melihat ada bayi burung yang sudah mati di sarang tersebut, maka sarang tersebut sudah ditinggalkan oleh induknya sehingga tidak ada gunanya untuk mengembalikan bayi burung yang terjatuh ke sarangnya. Dalam hal ini, Anda harus merawat sendiri bayi burung tersebut, beserta saudara-saudaranya yang masih hidup untuk menjamin keselamatannya. [3]
  4. Terkadang, seluruh sarang bisa terjatuh karena adanya angin lebat, pemotongan pohon atau pemangsa. Dalam hal ini, Anda dapat mengambil sarang tersebut (atau membuat sarang yang baru) dan mengembalikan anak-anak burung yang terjatuh ke sarangnya. Jika sarang yang asli masih utuh, Anda dapat meletakkan sarang tersebut dalam keranjang kecil ( berry basket ) atau wadah mentega (dengan lubang pada bagian bawahnya untuk pembuangan air). Gunakan kawat untuk menggantungkan keranjang (yang di dalamnya terdapat sarang yang asli) pada dahan pohon. Sebisa mungkin, gantungkan sarang tersebut di tempat sebelumnya. Jika tidak memungkinkan, Anda dapat menggantungkannya di dahan-dahan yang terdekat. Pastikan tempat Anda menggantungkan sarang tersebut terlindungi dan tidak terkena cahaya matahari langsung.
    • Kumpulkan anak-anak burung yang terjatuh dan hangatkan dengan menggunakan telapak tangan Anda sebelum mengembalikan anak-anak burung tersebut ke sarangnya. Setelah Anda mengembalikan mereka ke sarangnya, tinggalkan tempat namun cobalah untuk memantau keadaannya dari jauh. Induk burung mungkin merasa aneh dan curiga dengan sarang baru yang ada, namun naluri keibuannya untuk merawat anak-anaknya akan membantu mengatasi perasaan-perasaan tersebut.
    • Jika sarang aslinya sudah benar-benar rusak, Anda dapat membuat sarang yang baru dengan menggunakan keranjang kecil yang dialasi dengan handuk kertas. Meskipun sarang aslinya terbuat dari rumput, Anda tidak boleh mengalasi sarang cadangan yang Anda buat dengan rumput karena rumput mengandung kelembapan yang dapat membuat anak-anak burung kedinginan. [1]
  5. Jika Anda yakin bahwa anak burung yang Anda temukan benar-benar ditinggalkan induknya, hubungi pusat rehabilitasi burung terlebih dahulu. Penting bagi Anda untuk memastikan bahwa anak burung yang Anda temukan merupakan bayi burung yang ditinggalkan sebelum Anda membawanya pulang. Situasi-situasi yang paling umum untuk memberikan pertolongan pada anak burung atau burung dewasa adalah: saat bayi burung terjatuh dari sarangnya dan tidak dapat menemukan atau mencapai sarangnya; saat bayi burung terluka, lemah atau kotor; atau setelah Anda mengawasi sarang cadangan yang dibuat selama lebih dari dua jam dan induk burung tidak juga kembali untuk memberi makan anak-anaknya.
    • Hal terbaik yang dapat Anda lakukan pada situasi seperti ini adalah menghubungi pusat rehabilitasi burung yang mau merawat anak burung tersebut. Selain itu, mereka juga sudah berpengalaman dalam merawat anak-anak burung dan melakukan yang terbaik untuk menjaga mereka agar tetap hidup.
    • Jika Anda tidak dapat menemukan pusat rehabilitasi burung di kota Anda, hubungi dokter hewan atau petugas penyelamat lingkungan hidup di kota Anda yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Dalam beberapa kasus, mungkin tidak ada pusat rehabilitasi burung atau pusat rehabilitasi satwa liar di daerah Anda, namun bisa jadi ada seorang rehabilitator berizin yang tinggal di daerah Anda.
    • Jika tidak ada pilihan yang dapat Anda lakukan, atau Anda tidak dapat membawa anak burung yang ditemukan ke pusat rehabilitasi, mungkin Anda perlu merawat sendiri anak burung tersebut. Perlu diingat bahwa perawatan sendiri di rumah harus menjadi pilihan terakhir karena merawat dan memberi makan anak burung merupakan pekerjaan yang sangat membutuhkan banyak waktu. Ditambah lagi, kesempatan hidup anak-anak burung sangat rendah.
    • Selain itu, secara teknis Anda dapat melanggar hukum apabila Anda memelihara atau merawat burung liar dalam sangkar, kecuali jika Anda sudah mendapatkan izin untuk melakukan hal tersebut. [4]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memberi Makan Anak Burung

PDF download Unduh PDF
  1. Anak burung memiliki jadwal makan yang bisa menyita waktu Anda. Induknya benar-benar melakukan ratusan perjalanan untuk mencari makan setiap hari. Untuk mengikuti jadwal pemberian makan dengan tepat, Anda harus memberi makan anak burung setiap 15 sampai 20 menit sekali, dari pagi sampai petang.
    • Setelah anak burung membuka matanya dan pada tubuhnya, tumbuh beberapa helai bulu, Anda dapat memberi makan setiap 30 sampai 45 menit sekali. Setelah itu, Anda bisa meningkatkan secara bertahap jumlah makanannya pada setiap jam makan dan mengurangi jam makannya.
    • Setelah anak burung cukup kuat untuk meninggalkan sarangnya dan mulai bisa melompat di dalam kotak (sarangnya), Anda dapat memberinya makan setiap satu jam sekali. Anda bisa mengurangi secara bertahap jam makannya menjadi 2 sampai 3 jam sekali. Selain itu, cobalah menaruh potongan-potongan makanan dalam kotak dan biarkan anak burung itu mengambilnya sendiri.
  2. Ada banyak pendapat yang berbeda terkait jenis makanan yang tepat untuk anak burung. Akan tetapi, kebanyakan ahli setuju bahwa selama anak burung tersebut mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, jenis makanan pastinya tidak terlalu penting. Meskipun beberapa jenis burung dewasa memiliki jenis makanan khusus—beberapa jenis burung memakan serangga, dan jenis lainnya memakan biji-bijian dan buah beri—hampir semua anak burung memiliki kebutuhan gizi yang sama, serta perlu diberikan asupan protein yang tinggi.
    • Untuk bayi burung altricial yang baru menetas, jenis makanan yang cocok untuk dijadikan makanan dasar adalah campuran pelet atau makanan anjing atau kucing (60%), telur rebus (20%) dan mealworm atau larva kumbang mealworm (20%). Anda dapat membeli mealworm di internet. [2]
    • Pelet harus terlebih dahulu dilembutkan dengan air hingga teksturnya seperti spons. Akan tetapi, pastikan Anda tidak menggunakan terlalu banyak air karena pelet dapat menyerap banyak air dan membuat bayi burung tersedak. Telur rebus dan mealworm harus dipotong kecil-kecil agar bayi burung dapat menelannya dengan mudah.
  3. Saat anak burung yang Anda pelihara beranjak dewasa dan mulai bisa melompat, Anda bisa mulai meragamkan jenis makanannya dan memberikan jenis makanan yang akan ia makan saat ia telah menjadi burung dewasa.
    • Burung pemakan serangga akan memakan cacing tanah, belalang dan jangkrik yang sudah dicincang, serta serangga-serangga yang terkumpul di bawah bug zapper atau alat penjebak serangga. [3]
    • Burung pemakan buah-buahan akan memakan buah beri, anggur dan kismis yang sudah direndam dalam air.
  4. Pengecualian untuk jenis makanan yang dijelaskan pada artikel ini berlaku untuk jenis burung seperti merpati dan burung dara, burung beo, hummingbird , burung pemakan ikan, burung pemangsa dan anak-anak burung precocial .
    • Merpati, burung dara dan burung beo biasanya mengkonsumsi ‘susu merpati,’ zat cair yang dihasilkan oleh induknya. Sebagai replika dari ‘susu merpati’, berikan formula cair yang dibuat khusus untuk burung beo (tersedia di toko kebutuhan hewan peliharaan). Anda dapat memberi makan anak burung dengan menggunakan suntikan plastik, tentunya dengan jarum yang telah dibuang.
    • Meskipun kemungkinan Anda tidak akan menemukan anak burung dari jenis burung yang lain, Anda perlu mengetahui bahwa ada jenis makanan yang harus Anda berikan pada jenis-jenis burung tertentu. Hummingbird membutuhkan formula nektar khusus sebagai makanannya. Burung pemakan ikan membutuhkan ikan-ikan kecil ( minnow ) yang sudah dicincang halus (Anda dapat membelinya di toko pancing). Burung pemangsa akan memakan serangga, tikus dan burung-burung kecil lainnya. Terakhir, anak burung precocial dapat Anda berikan daging kalkun atau daging unggas buruan lain yang sudah dipotong kecil-kecil. [2]
  5. Banyak orang yang melakukan kesalahan dengan memberi susu atau roti untuk anak burung yang mereka pelihara. Tidak seperti mamalia, susu bukanlah jenis makanan alami untuk burung dan tubuh mereka akan menolak asupan susu yang masuk. Sementara itu, roti banyak mengandung nol kalori dan tidak dapat memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak burung agar dapat tetap hidup. Selain itu, pastikan makanan apa pun yang Anda berikan untuk anak burung harus disajikan dalam suhu ruangan. [1]
  6. Anak burung perlu diberi makan dengan sangat hati-hati. Oleh karena itu, gunakan alat seperti capitan tumpul atau capitan plastik saat menyuapi anak burung Anda. Jika Anda tidak memliki kedua benda tersebut, gunakan sebatang sumpit kecil yang pas dengan lebar mulut anak burung Anda. Capit sedikit makanan burung dengan menggunakan capitan atau tempelkan sedikit makanan di ujung sumpit, kemudian dengan hati-hati masukkan makanan tersebut ke dalam mulut si anak burung. [3]
    • Anda tidak perlu khawatir burung akan tersedak oleh makanan karena katup glottis di pangkal tenggorokan anak burung tersebut akan menutup secara saat ia makan.
    • Jika mulut anak burung tidak juga terbuka, cobalah sentuh dengan lembut paruhnya dengan alat pemberi makan (semisal, capitan plastik) atau usapkan makanan ke sekitar ujung paruhnya. Ini menjadi semacam penanda jam makan untuk anak burung tersebut. Jika ia masih tidak mau membuka mulutnya, dengan lembut paksa agar paruhnya mau terbuka.
    • Terus beri ia makan hingga ia enggan membuka paruhnya atau mulai menolak makanan yang Anda beri. Penting bagi Anda untuk tidak memberinya makan secara berlebihan.
  7. Anak burung tidak boleh diberikan air untuk minum karena air dapat mengisi paru-parunya sehingga berbahaya bagi keselamatannya. Air hanya boleh diberikan setelah ia cukup besar untuk dapat melompat di dalam kandang. Jika anak burung Anda telah mencapai titik ini, Anda dapat meletakkan wadah air yang dangkal (seperti tutup stoples) di dalam kandang agar anak burung Anda dapat minum sendiri.
    • Anda dapat memasukkan sebuah batu atau beberapa buah kelereng ke dalam wadah air agar burung tidak dapat masuk dan berdiri di dalam wadah tersebut.
    • Jika Anda merasa bahwa anak burung Anda mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), bawalah anak burung Anda ke dokter hewan atau pusat rehabilitasi burung untuk disuntikkan cairan, sehingga ia tidak lagi mengalami dehidrasi.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Merawat Anak Burung

PDF download Unduh PDF
  1. Cara terbaik untuk membuat sarang pengganti bagi anak burung Anda adalah dengan menggunakan kotak karton, seperti kotak sepatu, yang telah dialasi. Anda juga perlu membuat beberapa lubang di bagian bawah kotak tersebut. Letakkan mangkuk plastik atau kayu kecil di dalam kotak dan alasi kotak dengan handuk kertas (tanpa warna). Kotak tersebut dapat menjadi sarang yang cantik dan nyaman untuk anak burung Anda.
    • Jangan alasi kotak dengan bahan-bahan seperti benang atau potongan-potongan kain perca karena bahan-bahan tersebut dapat melilit sayap dan leher (tenggorokan) anak burung Anda. Selain itu, hindari juga penggunaan rumput, dedaunan, lumut atau ranting pohon karena bahan-bahan tersebut mudah lembap dan berjamur.
    • Segera ganti alas kotak setiap kali alas tersebut mulai lembap atau kotor. [2]
  2. Jika tubuh anak burung yang ditemukan terasa lembap (basah) atau dingin, Anda perlu menghangatkannya segera setelah Anda memasukannya ke dalam kotak (kandang). Anda dapat menjaga hangat tubuhnya dengan dua cara. Jika Anda memiliki heating pad (bantal penghangat), Anda dapat mengaturnya ke tingkat panas yang rendah dan meletakannya di atas kotak. Sebagai alternatif, Anda dapat mengisi kantung air ( ziplock bag ) dengan air hangat dan meletakannya di atas kotak. Anda juga dapat menggantung lampu bohlam 40 watt di atas kotak dan menyalakannya.
    • Penting bagi Anda untuk menjaga suhu di dalam sarang. Oleh karena itu, ada baiknya Anda menaruh sebuah termometer di dalam kotak. Jika bayi burung tersebut masih berusia di bawah satu minggu (mata yang tertutup dan tubuh tanpa bulu), aturlah agar suhu kotak mencapai sekitar 35 derajat Celcius. Setiap satu minggu berlalu, Anda dapat menurunkan suhunya sebanyak 3 derajat.
    • Selain itu, penting bagi Anda untuk menjaga kotak di tempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung dan aliran udara yang kencang. Bayi burung yang baru menetas sangat rentan terhadap cuaca dingin dan cuaca yang sangat panas karena permukaan tubuhnya yang relatif besar terhadap berat badannya dan bulu tubuh yang belum berkembang. [1]
  3. Anak burung tidak dapat berkembang dengan baik, kecuali ia dipelihara di lingkungan yang tenang dan tidak membuatnya stres. Saat anak burung merasa tertekan, detak jantungnya meningkat secara signifikan dan hal tersebut buruk untuk kesehatannya. Oleh karena itu, letakkan kotak kandang di tempat yang tenang, serta tidak dapat diakses oleh anak-anak dan hewan peliharaan. Cobalah hindari hal-hal berikut:
    • Pemegangan secara berlebih atau dengan cara yang tidak tepat, suhu ruangan yang tidak tepat, pemeliharaan terlalu banyak anak burung dalam satu tempat (jika Anda memelihara lebih dari satu ekor), serta jadwal pemberian makan yang tidak teratur dan pemberian jenis makanan yang tidak tepat.
    • Mengamati dan memegang dengan posisi anak burung berada di bawah. Cobalah selaraskan tinggi badan Anda dengan posisi anak burung saat Anda mencoba mengamati dan memegangnya karena ia tidak suka dilihat dari atas. Memegangnya saat ketinggian Anda sejajar dengan posisi anak burung membuat Anda tidak terlalu ‘mengancam’ bagi si anak burung.
  4. Pantau perkembangannya dengan menimbang berat badannya setiap hari untuk memastikan bahwa berat badannya meningkat. Anda dapat menggunakan timbangan makanan atau timbangan pos. Berat badan anak burung Anda harus meningkat setiap hari dan, dalam waktu 4 sampai 6 hari, berat badannya harus mencapai dua kali berat badannya saat ia baru menetas. Dalam dua minggu pertama, berat badan anak burung Anda harus terus meningkat dengan cepat.
    • Bacalah grafik pertumbuhan burung untuk mendapatkan indikasi apakah pada jenisnya, anak burung Anda tumbuh secara normal/
    • Jika kenaikan berat badan anak burung Anda berlangsung lambat, atau bahkan tidak mengalami kenaikan berat badan sama sekali, itu menandakan bahwa ada sesuatu yang salah. Jika hal tersebut terjadi, segera bawa anak burung Anda ke dokter hewan atau pusat rehabilitasi burung, atau kemungkinan ia akan mati. [2]
  5. Setelah anak burung Anda benar-benar berkembang menjadi burung muda, Anda perlu memindahkannya ke kandang yang lebih besar atau teras tertutup agar ia dapat membentangkan sayapnya dan belajar untuk terbang. Anda tidak perlu takut jika anak burung Anda tidak tahu caranya terbang—burung memiliki naluri untuk bisa terbang dan, setelah beberapa kali percobaan terbang yang gagal, ia akhirnya dapat terbang dengan baik. Biasanya burung belajar untuk terbang selama 5 sampai 15 hari.
    • Setelah anak burung tersebut dapat terbang dengan mudah dan mencapai ketinggian yang cukup, ia sudah siap untuk dilepaskan. Bawa anak burung Anda ke tempat yang didatangi oleh burung-burung dengan spesies yang sama dan banyak memiliki sumber makanan, kemudian biarkan anak burung tersebut terbang.
    • Jika Anda berencana untuk melepaskannya di taman Anda, Anda dapat membawa kandang tersebut ke taman kemudian membiarkan pintunya terbuka. Biarkan anak burung Anda memutuskan sendiri kapan ia siap untuk pergi.
    • Semakin sedikit waktu yang ia habiskan dalam kandang, semakin besar kesempatannya untuk dapat bertahan hidup di alam bebas. Oleh karena itu, jangan menunda-nunda waktu pelepasan anak burung Anda lebih lama daripada yang disarankan. [3]
    Iklan

Peringatan

  • Anak burung dapat menggigit dan mematuk Anda. Oleh karena itu, berhati-hatilah karena bagaimana pun juga ia tetap binatang liar.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 283.295 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan