PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Menyusui bayi yang baru lahir merupakan momen yang tepat untuk menjalin ikatan dengannya dan menciptakan hubungan yang abadi dan penuh kasih sayang di antara Anda berdua, selain untuk meningkatkan pertumbuhan fisik bayi. Apabila Anda menyusui bayi menggunakan botol, baik dengan ASI maupun susu formula, terlebih dahulu Anda harus menyiapkan botolnya, menggendong bayi secara tegak saat memberikan susu, dan membuatnya beserdawa selama Anda menyusuinya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyiapkan Botol

PDF download Unduh PDF
  1. Bayi yang baru lahir cenderung mudah tersedak ketika menyusu pada beberapa hari pertama. Mulailah dengan aliran dot yang lambat di antara botol yang Anda miliki. Ketika usia bayi bertambah, Anda bisa meningkatkan lebar aliran dot agar sesuai dengan keinginan bayi. [1]
  2. Sterilkan botol dan dot setiap hari. Anda bisa mensterilkan botol dengan berbagai cara. Cara yang sederhana adalah merendam botol, dot, dan bagian lain di dalam air mendidih selama sekitar 5 menit. Anda juga bisa menggunakan mesin pencuci piring yang disetel dalam pengaturan sanitasi.
    • Periksa label botol mengenai ara mensterilkannya dengan aman. Beberapa jenis plastik mengandung bahan kimia yang tidak boleh terkena panas yang tinggi. Karena alasan ini, banyak orang yang menggunakan botol kaca.
    • Anda harus mensterilkan apa saja yang akan dimasukkan ke dalam mulut bayi yang baru lahir satu kali sehari hingga sistem kekebalannya menguat beberapa bulan kemudian. Anda bisa membersihkan botolnya menggunakan sabun cuci piring dan air di antara waktu pensterilan. Konsultasikan dengan dokter mengenai waktu yang tepat untuk mengurangi frekuensi pensterilan botol.
  3. Bilas tangan dengan air hangat mengalir di wastafel. Oleskan sabun pada tangan dan gosokkan sabun pada telapak dan jari tangan selama sekitar 20 detik. Bilas tangan sampai bersih, dan gunakan handuk bersih untuk mengeringkannya. [2]
  4. Apabila Anda menggunakan susu formula, bacalah petunjuk di kemasan mengenai cara mencampurnya dengan air, dan ikuti petunjuk tersebut secara persis. Jangan menggunakan susu bubuk melebihi jumlah yang disarankan. Ini bisa membuat bayi kembung atau menderita dehidrasi yang berbahaya. [3]
    • ASI merupakan opsi yang paling sehat untuk diberikan pada bayi. Jika Anda sanggup menyusui bayi atau memompa ASI untuk diberikan pada bayi melalui botol, Anda harus melakukannya. Apabila Anda tidak bisa menyusui, memompa ASI, atau mendapatkan ASI dari orang lain, susu formula merupakan satu-satunya pilihan yang aman bagi bayi.
    • Bayi di bawah usia 6 bulan tidak boleh diberi susu sapi, susu hewan lain, atau susu alternatif (misalnya susu kedelai). Bahan yang aman bagi bayi di bawah usia 6 bulan hanyalah ASI dan susu formula.
    • Pastikan Anda menggunakan air yang benar-benar aman dan bersih untuk mencampur susu formula.
  5. Apabila Anda menggunakan ASI yang dipompa untuk diberikan pada bayi, hangatkan ASI yang dingin atau baru dicairkan dari freezer karena bayi lebih menyukai ASI yang hangat. Panaskan air menggunakan kompor, tetapi jangan sampai mendidih, lalu angkat panci dari kompor. Tempatkan botol berisi ASI ke dalam panci untuk menghangatkannya hingga mencapai suhu tidak lebih dari 40 °C. Jika menginginkan, Anda bisa menggunakan termometer makanan yang bersih untuk memantau suhunya. [4]
    • Jangan langsung menghangatkan botol dengan api kompor, memasukkannya ke dalam microwave , atau memanaskannya hingga lebih dari 40 °C. Ini bisa membuat mulut bayi melepuh.
    • Anda bisa memberikan ASI dalam keadaan dingin atau suhu kamar dengan aman. Banyak orang yang menghangatkan ASI yang dingin atau baru dicairkan agar menyamai suhu ASI yang sebenarnya, dan karena bayi lebih menyukainya. Namun, ini sebenarnya bukan keharusan.
    • Jika menginginkan, Anda juga bisa menggunakan alat penghangat botol komersial. Apabila Anda memilikinya, ikuti petunjuk yang diberikan produsen untuk menggunakannya.
  6. Kencangkan dot dan penutup botol. Selanjutnya, balikkan botol dan biarkan susunya menetes ke lengan bawah. Rasakan apakah tetesan susunya dingin atau hangat (tetapi tidak panas), dan apakah tetesannya mengalir dengan lancar secara terus-menerus. [5]
    • Jika tetesannya baru keluar jika dot dipencet atau saat botolnya dikocok, mungkin lubangnya tersumbat. Lakukan pemeriksaan apakah lubang dot sudah bersih dan tidak tersumbat.
    • Jika ASI atau susu formula mengucur deras dari dot, berarti lubangnya telah rusak. Gantilah dengan dot baru yang telah diseterilkan sebelum Anda menggunakannya pada bayi.
    • Menggunakan ASI dingin pada bayi jauh lebih baik daripada memberikan ASI yang terlalu panas karena berisiko membuat lidah bayi terbakar.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Memberikan Susu pada Bayi

PDF download Unduh PDF
  1. Ketika lapar, bayi baru lahir akan menggerakkan kepala dari satu sisi ke sisi yang lain, membuka mulut, mengeluarkan lidah, mengisap jari atau kepalan tangan, atau mengisap apa saja yang ada di dekat pipi. Tangisan sebenarnya adalah tanda terakhir bahwa bayi merasa lapar, dan sebaiknya Anda memberikan susu sebelum bayi menangis. Jika belum menangis, Anda bisa menenangkan bayi secara lebih mudah sambil memberikan susu.
    • Kadang-kadang bayi menangis dan rewel bukan karena lapar. Jika bayi rewel atau menangis 1 jam sesudah minum susu dengan kenyang, mungkin popoknya basah dan perlu diganti, bayi merasa lelah, bosan, mendapatkan rangsangan yang berlebihan, atau karena cuaca terlalu dingin atau panas. Periksa berbagai hal lain sebelum Anda memberikan susu lagi.
  2. Ketika sudah tiba saatnya untuk memberikan susu, duduklah di kursi yang nyaman dan tempatkan kepala bayi pada lekukan lengan, dengan tangan berada di area pantat. Kepala bayi harus lebih tinggi daripada perut dengan posisi yang nyaman. Ini dinamakan posisi ayunan. [6]
    • Jangan pernah memberikan susu ketika bayi dalam posisi telentang. Ini bisa membuat bayi tersedak atau mengakibatkan infeksi telinga.
    • Ketika memberikan susu, Anda juga bisa menempatkan bayi di pangkuan dan menyandarkan kepalanya di dada Anda. Pastikan untuk menopang kepalanya dengan tangan, dan menyesuaikan ulang posisinya jika bayi melorot ke bawah. Posisi ini sangat sesuai bagi bayi yang mengalami refluks (muntah cairan) karena posisinya menjadi lebih tegak.
  3. Jika lapar, bayi akan membuka mulut ketika Anda menempatkan sesuatu pada bibir bawahnya. Tempatkan dot pada bibir bawah bayi dengan lembut. [7]
    • Jika bayi memalingkan muka, mungkin dia memang tidak lapar atau merasa tidak nyaman untuk meminum susu. Periksa sebab lain yang membuat bayi menangis atau rewel (misalnya karena popoknya basah) sebelum Anda mencoba memberikan susu lagi.
  4. Ketika menyusui bayi, dot harus selalu penuh dengan susu agar bayi tidak mengisap udara. Terus miringkan botol dengan bagian bawah berada di atas ketika dot berada di dalam mulut bayi. [8]
  5. Ketika Anda memasukkan dot ke mulut bayi yang terbuka, dia akan menempelkan lidah pada dot dan mulai mengisap dan menelan. Ini merupakan respons alami bayi ketika lapar. Jika bayi mulai memperlambat aktivitas mengisap dan menelan, keluarkan sebagian dot dari mulut bayi dan biarkan dia menyedotnya kembali. [9]
    • Membuat bayi menyedot kembali dotnya ke dalam mulut ketika menyusui dinamakan “ paced feeding ”, dan ini akan merangsang dimulai dan dihentikannya aliran susu ketika menyusui. Jika lapar, bayi akan menyedot kembali dotnya ke dalam mulut ketika Anda sedikit menariknya keluar.
    • Jika bayi merasa kesal ketika dot ditarik keluar dari mulutnya, miringkan sedikit botolnya ke bawah sebentar untuk memperlambat atau menghentikan aliran susu. Miringkan kembali botolnya ke atas ketika bayi mulai mengisap susu agar dia tidak terlalu banyak mengisap udara.
  6. Untuk menambah pengalaman dan ikatan dengan bayi ketika menyusui, Anda bisa mengajaknya berbicara, memeluk, dan menatapnya saat dia minum. Bayi akan menunggu momen meminum susu tidak hanya untuk menghilangkan lapar, tetapi juga dijadikan sarana untuk menjalani kebersamaan bersama orang yang mencintainya. [10]
    • Di malam hari, agar bayi bisa tidur kembali dengan mudah, kurangi frekuensi berbincang Anda dengan bayi ketika menyusui. Anda tetap bisa memeluk dan menatap matanya, tetapi kurangi jenis interaksi yang lain. Hal lain yang juga berguna adalah mematikan lampu ruangan atau membuatnya menjadi redup saat Anda memberikan susu di malam hari.
  7. Setiap bayi yang masih kecil akan berbeda-beda mengenai jumlah dan frekuensi pemberian susu. Secara umum, bayi yang baru lahir membutuhkan sekitar 60-120 ml susu formula yang diberikan sebanyak 6-8 kali dalam 24 jam hingga usianya mencapai 2 bulan. Bayi yang diberi ASI dalam botol mungkin harus lebih sering minum karena ASI dimetabolisme secara lebih cepat daripada susu formula. [11]
    • Jangan khawatir apabila satu botol susu tidak bisa dihabiskan oleh bayi, atau ketika bayi menghabiskan lebih dari satu botol susu. Kadang-kadang bayi hanya ingin minum dalam jumlah sedikit, dan di lain waktu bayi mengalami percepatan pertumbuhan yang membuatnya ingin meminum susu dalam jumlah yang lebih banyak. Sebagai panduan umum, jika bayi meminum susu sebanyak 350-1.000 ml dalam 24 jam, berarti dia telah memenuhi kebutuhan minumnya dalam jumlah yang mencukupi.
    • Jumlah susu yang harus diminum bayi akan meningkat saat usianya sudah mencapai 2 bulan, yaitu menjadi masing-masing sekitar 150–180 ml susu formula yang diberikan sebanyak 5-6 kali dalam sehari, atau sekitar 740–1.060 ml dalam 24 jam. Ketika bayi berusia 3-5 bulan, jumlahnya akan meningkat lagi menjadi 180–210 ml sebanyak 5-6 kali dalam sehari. Sekali lagi, jika Anda memberikan ASI dalam botol, bayi harus diberi minum lebih sering.
  8. Bayi yang masih kecil juga mempunyai perut yang kecil, dan dia pasti akan banyak tidur. Agar berat badan bayi naik secara sehat di bulan pertama, Anda harus membangunkannya jika dia tidur terlalu lama. Jika bayi diberi ASI, bangunkan dia setiap 3-4 jam. Jika Anda memberikan susu formula, bangunkan bayi setiap 4-5 jam hingga usianya mencapai 1 bulan. [12]
    • Jika sudah berusia satu bulan, asalkan berat badan bayi bertambah dengan baik, Anda tidak perlu membangunkannya untuk diberi susu.
    • Jika dokter menganggap pertambahan berat badan bayi masih kurang, ikuti petunjuk dokter untuk memberikan susu.
  9. Ketika bayi sudah merasa kenyang, buatlah dia beserdawa untuk melihat apakah dia masih ingin minum setelah beserdawa. Jika bayi sudah tidak ingin minum lagi, Anda bisa menyimpan susu yang tersisa hingga maksimal 1 jam setelah Anda mulai menyiapkan susu, untuk berjaga-jaga jika bayi masih ingin meminumnya. Jika sudah berlalu 1 jam, buang ASI atau susu formula ke dalam wastafel. [13]
    • Jangan menyimpan botol yang sudah dipakai selama lebih dari satu jam untuk digunakan kembali. Botol dengan cepat bisa terkontaminasi setelah diisap bayi. Buang susu yang tersisa dan cuci botolnya sebelum Anda menggunakannya kembali.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Membuat Bayi Beserdawa

PDF download Unduh PDF
  1. Bayi yang meminum susu dari botol akan mengisap lebih banyak udara daripada bayi yang disusui oleh ibunya. Jadi, Anda harus sering membuat bayi beserdawa ketika memberinya minum. Dengan membuatnya beserdawa ketika diberikan susu, bayi akan merasa lebih nyaman dan cenderung menghabiskan susu di dalam botol. [14]
    • Usahakan untuk membuat bayi beserdawa setiap kali dia sudah meminum sekitar 60-90 ml ASI atau susu formula, atau lebih sering lagi apabila bayi terlihat menggeliat, rewel, atau merasa tidak nyaman.
  2. Agar bayi bisa beserdawa, pegang bayi dengan kepala terangkat tinggi dan tempatkan tubuhnya pada bahu, dengan menopang kepalanya setiap saat. Posisi yang tinggi ini akan memberi tekanan kecil pada perut bayi sehingga udara yang ada di dalamnya akan keluar dengan mudah melalui serdawa. [15]
  3. Agar bayi bisa beserdawa, berilah tekanan pada punggungnya dengan menepuk atau menggosoknya secara berulang-ulang. Bayi akan tenang setelah Anda menepuk atau menggosok punggungnya secara berulang-ulang. Ini membuatnya beserdawa. [16]
  4. Jika susu di dalam botol belum habis, cobalah terus memberikannya pada bayi setelah 2 menit Anda mencoba membuatnya beserdawa, baik dia berhasil beserdawa maupun tidak. Jika bayi sudah tidak ingin lagi meminum susu, tetapi terlihat rewel, cobalah membuatnya beserdawa lagi, atau periksa apakah popoknya basah dan perlu diganti. Jika bayi terlihat senang, tetapi sudah tidak mau minum, mungkin dia sudah kenyang dan tidak ingin minum susu lagi. [17]
    Iklan

Peringatan

  • Jangan meninggalkan bayi sendirian dan meminum dari botol, atau membiarkannya memegang botol sendiri. Ini bisa membuat bayi tersedak susu. Selalu awasi bayi dan pegang botolnya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 24.135 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan