PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Jika Anda ingin menunjukkan kepada orangtua bahwa sebaiknya jam malam Anda dimundurkan atau mencoba memberi tahu para karyawan untuk bekerja lebih keras lagi, membuat orang lain mendengar pendapat Anda itu membutuhkan sedikit kemahiran. Anda bisa mencoba untuk belajar memilih pendapat yang bagus untuk disampaikan dan menyesuaikannya agar sejalan dengan tujuan Anda dan juga menyampaikan pendapat-pendapat ini dengan cara sangat meyakinkan dan sebaik mungkin baik itu dengan cara lisan, tulisan, atau dengan cara lainnya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyampaikan Pendapat yang Bagus

PDF download Unduh PDF
  1. Tidak peduli siapa yang Anda sedang ajak diskusi, menyampaikan pendapat membutuhkan taktik dan teknik yang berbeda, tergantung dari situasi yang ada. Coba untuk evaluasi siapa yang sedang Anda ajak diskusi dan bagaimana mereka mendang diri Anda sebelum memutuskan taktik apa yang sebaiknya digunakan.
    • Jika Anda mencoba untuk menyampaikan pendapat kepada sosok yang berpengaruh seperti orangtua, atasan, atau sosok lain yang lebih berkuasa daripada Anda, sebaiknya Anda menekankan bagaimana pendapat Anda akan membuat situasi menjadi semakin baik bagi semua pihak. Bagaimana keluarga, perusahaan atau kelompok Anda bisa mendapatkan keuntungan dari apa yang Anda ajukan?
    • Jika Anda berusaha membuat seorang anak atau pegawai Anda memahami pendapat yang coba Anda sampaikan, sebaiknya Anda menjelaskannya secara detail dan coba lakukan hal ini tanpa kesan merendahkan. Bahkan jika Anda sedang "memberi pelajaran", coba untuk tidak merendahkan orang yang Anda ajak bicara supaya pendapat Anda dapat disampaikan dengan lebih baik. Jangan pernah katakan "karena itu kata saya."
    • Jika Anda mencoba untuk menyampaikan pendapat kepada seorang mitra, pasangan, atau seorang teman dekat, seseorang yang kedudukannya sejajar, sebaiknya Anda menekankan bahwa Anda sejajar dan berbicara dengan jelas. Jangan berbelit-belit. Jika Anda berbicara dengan seseorang yang mengenal Anda secara intim, hindari basa-basi yang biasa digunakan untuk berbicara kepada atasan.
  2. Sebaiknya Anda menyampaikan pendapat untuk memecahkan masalah, bukan "memenangkan perdebatan". Jika Anda ingin membuat pendapat Anda dipahami, pastikan pendapat tersebut perlu didengar demi kepentingan orang yang mendengarnya, atau kepentingan kelompok, bukan hanya karena Anda ingin pendapat itu didengar begitu saja. Lebih mudah untuk menyampaikan pendapat yang memang penting dan produktif untuk didengar oleh orang lain. Pendapat Anda seharusnya membantu orang lain, bukannya menghambat mereka.
    • Untuk bisa mengetahui apakah pendapat Anda itu produktif atau tidak, bayangkan orang lain menyampaikan pendapat atau ide yang sama kepada Anda. Bagaimana tanggapan Anda? Apakah menguntungkan Anda?
    • Seorang atasan bisa saja berkata, "Biaya kita terlalu tinggi, jadi jam kerja kalian harus dikurangi. Maaf." Dia sudah menyampaikan apa yang harus disampaikannya, tetapi hal tersebut tidak produktif. Alih-alih, coba katakan sesuatu seperti ini: "Kita benar-benar kesulitan dalam hal biaya. Agar kalian semua dapat terus bekerja dengan baik sebagai satu tim seperti biasanya, sayangnya kita harus sedikit mengurangi sedikit jam kerja kalian."
  3. Bagian paling penting dalam menyampaikan pendapat Anda adalah mencari tahu apa persisnya yang harus disampaikan dan kenapa hal tersebut valid. Pendapat yang memang terbukti benar memiliki alasan yang baik di baliknya. Walaupun hal tersebut merupakan kenyataan yang tidak menyenangkan dan beberapa orang tidak akan senang mendengarnya, Anda bisa merasa yakin bahwa hal ini merupakan kenyataan yang harus disampaikan.
    • Sudah jelas merupakan hal yang penting bagi anak Anda belajar dengan giat di sekolah. Tetapi kenapa? Lebih mudah untuk membuat anak Anda belajar lebih giat jika Anda menekankan bagaimana dia akan merasa lebih bahagia jika mendapatkan nilai yang lebih bagus dan bisa lebih menikmati sekolah, alih-alih berkata "karena itu kata Ibu/Ayah" atau "karena temanmu Jimmy belajar dengan giat."
    • Sampaikan fakta tanpa basa-basi dengan sesimpel mungkin. Katakan kepada anak Anda bahwa belajar itu penting dalam masa muda mereka, begitu juga dengan belajar untuk mengurus diri sendiri. Anda tidak akan selalu ada untuk membantu mereka, dan penting bagi anak-anak untuk belajar sebanyak mungkin sehingga dapat tumbuh dengan baik.
  4. Jika Anda ingin menyampaikan pendapat yang tidak bisa ditawar-tawar, coba antisipasi segala kekurangan dalam pendapat Anda yang bisa disadari oleh pihak lain. Sebelum menyampaikan pendapat, coba kalahkan pihak lain dengan mengutarakan sanggahan yang bisa mereka utarakan dan padamkan sanggahan tersebut sebelum mereka sempat berkata-kata.
    • Jika Anda berkata kepada anak Anda untuk belajar lebih giat agar dapat menjadi orang dewasa yang baik, mungkin Anda akan mendengar mereka berkata, "Tetapi aku tidak mau jadi orang dewasa yang baik, aku mau main video games saja." Merupakan hal yang lumrah bagi orangtua untuk mengeluarkan kata-kata ultimatum "karena itu ibu/ayah bilang begitu" jika mendengar sanggahan ini, tetapi coba gunakan situasi ini untuk memberi pelajaran kepada mereka.
    • Utarakan sanggahan yang sudah diantisipasi: "Ibu/ayah tahu kalau kamu kepingin main video games seharian. Ibu/ayah juga begitu waktu masih 7 tahun. Tetapi saat kamu beranjak dewasa, situasi akan berubah dan kamu butuh keahlian selain itu."
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menyampaikan Pendapat dengan Lantang

PDF download Unduh PDF
  1. Pendapat yang disampaikan dengan menggumam, terburu-buru dan rusuh tidak bisa dikomunikasikan dengan baik. Jika Anda ingin membuktikan kebenaran pendapat Anda, cobalah untuk menyampaikannya dengan perlahan dan dengan percaya diri dan jangan berhenti sampai semua sudah disampaikan. Orang lain cenderung mendengarkan dengan lebih saksama jika Anda berbicara dengan perlahan dan tenang, ketimbang berbicara dengan tergesa-gesa seakan-akan Anda sedang gugup.
    • Jika Anda sedang dalam diskusi kelompok yang besar dan kesulitan untuk didengar, coba untuk mencari perhatian mereka dan kemudian berbicara dengan perlahan. Coba katakan, "Saya ingin menyampaikan sesuatu" kemudian berhenti sejenak. Ambil napas sebelum melanjutkan. Saat Anda sudah mendapatkan perhatian mereka, mereka akan terus memperhatikan Anda selama Anda menyampaikan pendapat Anda. Buat semua orang mendengar Anda.
  2. Jika orang lain merasa ada semacam emosi atau keraguan dari nada suara Anda, bisa-bisa mereka tidak akan mendengarkan Anda. Amarah atau kesombongan yang tersirat dalam suara Anda juga bisa membuat orang lain menjadi defensif atau malah tidak menghiraukan Anda, alih-alih mendengarkan Anda dengan saksama. Coba untuk berbicara dengan tenang, bahkan saat sedang menyampaikan kabar buruk atau menyampaikan sanggahan kepada pendapat atasan.
    • Biarkan orang lain mendengarkan pikiran dan perasaan Anda yang sebenarnya. Mencoba untuk terlihat "ramah" dengan menyampaikan pendapat Anda dengan bahasa yang penuh bunga akan membuat penyampaian Anda menjadi tidak efektif dan membuat orang lain menjadi ragu dengan Anda.
    • Usahakan untuk menjernihkan pikiran dan menarik napas dalam-dalam sebelum menyampaikan pendapat Anda. Anda bisa menggunakan kalimat pembuka seperti, "Mungkin apa yang akan saya sampaikan ini bukanlah sesuatu yang disukai, tetapi saya ini pendapat saya." Kalimat seperti ini menyiratkan Anda memikirkan kebaikan semua orang, alih-alih mencoba untuk bersikap provokatif atau mengolok-olok. [1]
  3. Bungkus pendapat Anda dalam kalimat seperti itu sehingga terkesan apa yang Anda sampaikan merupakan sebuah ide yang tidak apa-apa jika tidak disetujui. Jika Anda akan menyampaikan sesuatu yang kontroversial, biarkan hal tersebut terus fokus kepada diri Anda dengan menggunakan kata "saya", alih-alih menekankannya kepada orang lain.
    • Contohnya, sebaiknya Anda tidak berkata, "Musik yang kamu putar terlalu kencang," yang terdengar seperti mengonfrontasi dan tidak akan menjadi komunikasi yang produktif. Alih-alih, coba katakan, "Jika suasana lebih tenang, saya pasti lebih mudah untuk menyelesaikan proyek ini. Apakah boleh musiknya dikecilkan sedikit?" Hal ini memberi perbedaan yang besar.
  4. Alasan itu penting untuk diberikan jika Anda mencoba untuk menyampaikan sebuah pendapat, tetapi juga penting untuk fokus tidak hanya pada mengapa Anda merasa pendapat Anda tersebut benar, tetapi bagaimana pendapat tersebut bisa membantu dalam meraih tujuan yang lebih besar lagi. Pendapat itu lebih membutuhkan konteks ketimbang alasan yang pelik.
    • Contohnya, Anda bisa berkata bahwa musik yang diputar teman sekantor "terlalu kencang" dengan mengutip statistik desibel dan menyinggung mengenai hilangnya pendengaran karena mendengarkan musik rock yang kencang. Walaupun memang valid, hal-hal ini tidak bisa membantu Anda sehingga pendapat Anda mau didengar olehnya. Coba untuk fokus pada bagaimana musik yang diputar menghalangi Anda dalam melakukan pekerjaan dan mencapai tujuan Anda di kantor hari tersebut, alih-alih kepada kapasitas pendengaran teman sekantor Anda.
  5. Pendapat itu sebaiknya disampaikan secara singkat. Jangan berbasa-basi dan coba untuk tidak terus mencerocos setelah pendapat Anda sudah disampaikan. Merupakan hal yang lumrah untuk berbicara panjang lebar padahal sebaiknya langsung ke intinya saja.
    • Jika Anda cenderung menyampaikan pendapata seperti ini: "Ini mungkin opini pribadi saja, karena saya cukup baru di sini dan pengalaman saya kurang jika dibandingkan yang lainnya, jadi silakan koreksi saya jika saya salah, tetapi saya lihat sepertinya kita bisa mengurangi penggunaan kertas di kantor?" coba untuk memperpendek kalimat langsung ke intinya dan menyampaikan dengan lebih berwibawa. "Saya lihat kita menggunakan terlalu banyak kertas di kantor, lima rim per hari. Apakah sebelumnya pernah dibahas tentang kemungkinan pengurangan penggunaan kertas?"
    • Banyak orang berbicara terlalu panjang, mengulangi inti yang sudah disampaikan. Jika Anda cenderung seperti ini, berhentilah bicara. Biarkan suasana menjadi hening. Memberi jeda setelah Anda menyampaikan maksud Anda membuat ide yang Anda sampaikan bisa dicerna dan juga memberi diri Anda waktu untuk mengatur kembali pikiran Anda. Coba latih diri untuk menekan tombol pause sambil memasang wajah yang tenang. [2]
  6. Setelah Anda menyampaikan maksud Anda, coba untuk berhenti bicara dan dengarkan apa kata orang lain. Sebaiknya Anda jangan langsung memasang ancang-ancang untuk membela diri atau menyiapkan argumen. Coba untuk duduk dengan tenang dan biarkan orang lain menanggapi sambil mendengarkannya dengan baik. Semakin sedikit protes yang Anda berikan, semakin besar kecenderungan orang lain untuk menyetujui Anda.
    • Sangatlah penting untuk menyimak dengan baik dalam sebuah diskusi. Sebuah perbincangan dapat menjadi perdebatan saat Anda hanya fokus pada apa yang Anda akan katakan berikutnya, alih-alih kepada apa yang sedang dikatakan orang lain. Jangan terlalu sibuk memikirkan tanggapan apa yang akan Anda berikan sampai Anda benar-benar sudah mendengarkan apa yang disampaikan dan memproses pendapata orang lain tersebut.
    • Jika diperlukan, coba tanggapi pendapat mereka dengan tenang. Biarkan diri Anda untuk dipengaruhi oleh orang lain dan gunakan percakapan ini sebagai kesempatan untuk memperdalam ide-ide bersama Anda dan pihak lain untuk membentuk sebuah rencana atau wacana baru bersama. Cobalah untuk berkolaborasi.
  7. Dalam menyampaikan wacana, sampaikan wacana tersebut dengan alasan Anda yang terbesar dan terbaik, sampaikan pada pihak yang diinginkan sekali saja, lalu coba untuk tidak terjebak. Terjebak dalam perdebatan panas dengan seseorang yang hanya kepingin beradu pendapat sama saja membuang waktu. Saat Anda sudah menyampaikan maksud Anda, sebaiknya Anda tidak menyampaikannya lagi dengan bukti yang lebih lemah, atau membiarkan pihak lain membuat Anda lelah dengan hal-hal yang tidak penting. Cobalah untuk belajar untuk tidak terjebak dalam situasi yang ada dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memikirkan apa yang baru saja Anda sampaikan.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyampaikan Pendapat Anda dalam Cara-Cara Lain

PDF download Unduh PDF
  1. Jika hal-hal ini pelik atau teknis, sebaiknya Anda mencoba untuk membuktikan kebenarannya lewat tulisan, alih-alih mencoba untuk mendiskusikannya secara lisan. Akan sangat membantu untuk menulis proposal bisnis yang rumit, deskripsi proyek teknis, skema, dan bahkan perbincangan emosional yang rumit, sehingga orang lain bisa membacanya sebelum Anda membahasnya secara lisan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
    • Tulis memo untuk ide bisnis, atau konsep baru mengenai bagaimana cara menjalankan bisnis. Jika Anda ingin mengajukan ide kepada atasan atau bawahan, menuliskan ide tersebut akan membuatnya lebih mudah untuk dipercaya dan memberi waktu orang lain untuk memikirkannya.
    • Buat garis besar untuk konsep atau wacana yang rumit, coba untuk membaginya menjadi beberapa bagian sehingga lebih mudah untuk dipahami. Jika Anda rasa Anda baru saja memahami sisi filosofi dari sesuatu yang sangat kompleks, sebaiknya Anda menuliskannya, alih-alih mencoba menjelaskannya secara lisan.
    • Jika Anda mengalami kesulitan dalam hubungan, coba untuk menuliskan perasaan-perasaan Anda yang rumit ke dalam sebuah surat. Hal ini akan membantu Anda untuk mengumpulkan pikiran-pikiran Anda, dan dapat membantu Anda saat membahasnya nanti.
  2. Terkadang anggapan bahwa sebuah foto sama dengan seribu kata itu benar. Anda bisa menggunakan gambar, foto, atau video untuk menyampaikan maksud tanpa menuturkannya dengan kata-kata. Bagan, grafik dan foto merupakan cara cepat untuk menunjukkan statistik, pertumbuhan atau penurunan, dan membiarkan pihak lain untuk mengambil kesimpulan sendiri dari maksud yang berusaha Anda sampaikan. Sulit untuk menyanggah sebuah grafik yang menunjukkan penurunan dari produktivitas karyawan.
    • Sebuah cara yang umum untuk membuka mata para pecandu alkohol bahwa mereka harus berhenti minum adalah dengan merekam kelakuan buruk mereka saat mabuk dan kemudian memutarkannya di hadapan mereka. Biarkan saja video yang berbicara kepada mereka.
  3. Sebuah teknik bagus yang bisa digunakan adalah melontarkan banyak pertanyaan yang menuntun pihak lain untuk menarik kesimpulan yang sama dengan Anda dan menanamkan ide tersebut ke kepala mereka. Coba untuk bersikap seperti Socrates dan melontarkan beberapa pertanyaan yang menuntun mereka ini.
    • Jika Anda melihat banyak sekali kertas digunakan di kantor, coba tanya kepada atasan Anda berapa banyak jumlah kertas yang digunakan di kantor seminggu. Lalu tanggapi jawaban yang ada dengan pertanyaan, "Sepertinya banyak sekali ya?" (Akan lebih baik jika Anda mempersiapkan statistik rata-rata penggunaan kertas di kantor lain yang serupa).
  4. Walaupun pengalaman pribadi bukanlah alasan yang paling valid untuk sebuah pendapat, pengalaman ini bisa membuat orang lain lebih terhubung kepada Anda dan kepada pendapat yang Anda coba sampaikan. Terlebih jika Anda berusaha menyampaikan pendapat mengenai isu yang kontroversial, mengaitkan diri Anda kepada isu ini dapat membuat maksud yang ingin Anda sampaikan menjadi lebih masuk akal. [3]
    • Jika Anda memiliki pendapat mengenai sesuatu yang pernah Anda alami secara pribadi, katakanlah: "Sebagai seseorang yang pernah menyaksikan kakeknya menderita demensia dalam waktu yang lama, saya tahu bahwa perawatan paliatif itu lebih rumit daripada beberapa pengobatan."
  5. Bagi beberapa orang, hal-hal yang terlalu berlebihan itu sangatlah menyebalkan sehingga sebaiknya Anda mengevaluasi harapan dari orang yang ingin Anda ajak bicara serta konteks dari pembicaraan. Jadi sebaiknya Anda tidak membuat presentasi Power Point untuk menyampaikan pendapat kepada klub poker Anda, atau melibatkan peserta yang konyol ke diskusi panel dengan perwakilan dari Dewan Kesehatan Mental. Sebaiknya sesuaikan cara penyampaian Anda dengan situasi yang ada.
    Iklan

Tips

  • Persiapkan diri menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit atau sanggahan sedini mungkin sehingga Anda dapat menyampaikan pendapat dengan baik.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 14.187 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan