PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Sebuah esai naratif berfungsi untuk menuturkan cerita sehingga Anda dapat berkreasi sebebasnya. Cerita yang ditulis bisa berupa fiksi atau nonfiksi, tergantung dari tugas yang Anda kerjakan. Pada mulanya, memulai penulisan esai naratif tampak sulit. Namun, Anda dapat menyederhanakan tugas ini dengan cara mencari topik yang spesifik dan menyusun jalan ceritanya. Setelah itu, Anda pasti bisa menulis bagian pembuka cerita dengan mudah.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Memilih Topik Tulisan Naratif

PDF download Unduh PDF
  1. Sebaiknya bacalah instruksi pengerjaan tugas lebih dari sekali agar Anda benar-benar memahaminya. Catatlah pertanyaan atau poin yang perlu dijawab dalam esai. Sebagai tambahan, perhatikan syarat yang diberikan untuk mendapat nilai sempurna. [1]
    • Jika pengajar menyediakan rubrik, bacalah isinya dengan saksama untuk mencari tahu cara mendapat nilai terbaik. Setelah itu, Anda dapat membandingkan esai yang sudah ditulis dengan rubrik tersebut sebelum mengumpulkan tugas.
    • Jika Anda memiliki pertanyaan seputar tugas, bertanyalah kepada pengajar untuk mendapat klarifikasi.
  2. Lakukan brainstorming untuk mencari ide penulisan esai naratif. Pertama-tama, biarkan ide di kepala Anda mengalir tanpa menyaringnya. Tentukan apakah Anda hendak menulis naratif berdasarkan pengalaman pribadi atau fiksi. Setelah mendapat daftar topik yang bagus, Anda bisa memilih yang paling disukai. Sebagai contoh, Anda bisa menulis pengalaman pertama menginap di rumah teman, pengalaman saat membawa pulang anak anjing untuk pertama kali, atau menulis cerita fiksi tentang seorang anak laki-laki yang kesulitan menyalakan api saat berkemah. Inilah beberapa ide brainstorming yang menarik: [2]
    • Buat daftar berisi hal yang muncul di pikiran Anda saat pertama kali membaca perintah pengerjaan tugas atau pertanyaan di dalamnya.
    • Buatlah peta imajiner untuk menyortir ide di kepala Anda.
    • Gunakan metode menulis bebas untuk mencari ide cerita. Cukup tuliskan apa pun yang ada di pikiran Anda tanpa memikirkan susunan kalimat atau logika penulisan.
    • Susunlah garis besar sebuah cerita ( outline ) untuk membantu “merapikan” ide yang Anda dapatkan.
  3. Baca daftar ide yang Anda punya untuk mencari kejadian yang cocok dengan tugas menulis. Setelah itu, persempit topik penulisan menjadi satu kejadian yang spesifik untuk dituangkan ke dalam esai. [3]
    • Jangan menggunakan cerita yang terlalu panjang dalam sebuah esai karena pembaca akan kesulitan mengikuti alurnya.
    • Sebagai contoh, katakanlah tugas Anda adalah: “Tulis pengalaman yang mengajarkan makna kegigihan bagimu.” Anda mungkin ingin menulis tentang cedera yang pernah dialami. Untuk mempersempit cerita, fokuslah pada pengalaman berolahraga untuk pertama kali setelah mengalami cedera, serta tantangan yang Anda hadapi saat melakukannya.
  4. Hubungkan ide cerita Anda ke perintah pengerjaan tugas dan pikirkan perasaan pembacanya. Sebagai tambahan, tentukanlah perasaan apa yang ingin ditunjukkan kepada pembaca melalui esai Anda. Masukkan tema inti atau pesan khusus dalam cerita Anda berdasarkan jawaban dari pertanyaan tersebut. [4]
    • Sebagai contoh, cerita mengenai kepulihan dari cedera mungkin memiliki tema perjuangan melawan kesulitan dan kegigihan untuk mencapai tujuan. Anda mungkin ingin para pembaca merasa terinspirasi dan bersemangat setelah membaca esai itu. Untuk mewujudkannya, fokuslah pada kesuksesan Anda melewati masa-masa sulit tersebut dan akhiri cerita dengan catatan positif.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Merencanakan Alur Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Mulailah dari tokoh utama. Tuliskan nama, umur, dan penjelasan karakternya. Setelah itu, tentukan motivasi, hasrat, dan hubungan tokoh-tokoh dalam cerita. Setelah membuat sketsa karakter utama, buatlah daftar singkat dari tokoh lain yang ada di dalam cerita dan sertakan detail-detail penting mengenai mereka. [5]
    • Sekalipun Anda adalah tokoh utama dalam cerita tersebut, Anda harus tetap melakukan langkah di atas. Anda bebas menentukan detail yang ingin ditulis mengenai diri sendiri. Namun, sebaiknya tulislah gambaran tentang diri, hobi, dan perasaan Anda saat cerita tersebut berlangsung, terutama jika cerita tersebut sudah lama terjadi.
    • Penggambaran tokoh utama dapat ditulis seperti ini: “Putri, seorang pemain basket atletis berusia 12 tahun yang mengalami cedera. Ia ingin pulih dari cederanya agar bisa kembali ke lapangan. Ia adalah pasien Andi, seorang terapis fisik yang membantu proses pemulihan cedera.”
    • Penggambaran tokoh pembantu dapat ditulis seperti ini: “Dokter Anton adalah seorang lelaki paruh baya ramah yang menangani Putri di ruang gawat darurat.”
  2. Carilah beberapa lokasi sebagai latar cerita, serta waktu kejadiannya. Tuliskan semua latar yang hendak dimasukkan ke dalam cerita sekalipun detailnya berbeda-beda. Setelah itu, tuliskan gambaran kejadian yang berhubungan dengan satu atau beberapa lokasi. [6]
    • Sebagai contoh, cerita tentang pemulihan cedera olahraga dapat melibatkan beberapa latar, mulai dari lapangan basket, ambulans, rumah sakit, dan pusat terapi fisik. Sekalipun Anda ingin menggambarkan masing-masing tempat secara mendetail, Anda sebaiknya fokus pada latar utama di cerita.
    • Anda dapat menulis daftar berikut untuk menggambarkan lapangan basket: “lantai yang berdecit”, “teriakkan para penonton”, “cahaya lampu yang menyilaukan”, “warna-warni pakaian para penonton di tribun”, “aroma keringat dan minuman energi”, serta “pakaian olahraga yang basah menempel ke punggung”.
    • Cerita Anda dapat meliputi beberapa latar berbeda, tetapi Anda tidak perlu memberikan detail yang sama untuk masing-masing latar. Sebagai contoh, Anda mungkin berada di dalam ambulans hanya dalam waktu singkat. Anda tidak perlu menggambarkan kondisi di dalam ambulans secara mendetail. Anda bisa saja menuliskan “aku merasa dingin dan sendirian saat masuk ke dalam ambulans berwarna putih."
  3. Sebuah esai naratif biasanya mengikuti pola yang sama. Mulailah cerita dengan mengenalkan para tokoh dan latarnya, lalu sampaikan kejadian yang membuat pembaca tertarik pada inti cerita. Setalah itu, tuliskan aksi utama dan klimaks cerita. Terakhir, jelaskan resolusi dari cerita tersebut dan sampaikan pesan di dalamnya kepada para pembaca. [7]
    • Sebagai contoh, Anda dapat mengenalkan pemain baskte muda yang hendak bermain di pertandingan penting. Kejadian yang mengarah ke inti cerita adalah cedera yang dialaminya. Setelah itu, tuliskan aksi utama berisi perjuangan sang pemain untuk melewati terapi fisik dan kembali ke lapangan. Klimaksnya bisa berupa hari pemilihan pemain inti tim basket. Anda dapat menutup cerita tersebut dengan menjelaskan keberhasilan sang pemain kembali ke tim inti, serta membuat sang pemain menyadari bahwa ia mampu melewati segala tantangan.
    • Sebaiknya pakailah segitiga Freytag atau graphic organizer untuk menyusun alur cerita. Segitiga Freytag tampak seperti segitiga biasa yang dilengkapi garis panjang ke bagian kiri dan garis pendek ke kanan. Ini adalah alat untuk membantu Anda menyusun bagian awal cerita (eksposisi), insiden yang memicu inti cerita, aksi utama, klimaks, penutup, dan resolusinya.
    • Anda bisa menemukan templat segitiga Freytag atau graphic organizer untuk menyusun esai naratif di internet. [8]
  4. Klimaks adalah titik tertinggi dalam cerita Anda. Bagian awal dan tengah cerita berfungsi untuk menuntun pembaca ke klimaks. Setelah itu, akhir cerita akan menyudahi konflik yang memicu klimaks. [9]
    • Jenis konflik yang paling umum mencakup pertentangan orang vs orang, orang vs alam, dan orang vs dirinya sendiri. Sebagian cerita memiliki lebih dari satu jenis konflik.
    • Dalam cerita mengenai atlet muda yang cedera, konfliknya mungkin adalah si pemain vs dirinya sendiri karena ia harus bertahan melewati rasa sakit dan keterbatasan.
  5. Sudut pandang tersebut tergantung pada siapa yang bercerita. Jika Anda menceritakan pengalaman pribadi, sudut pandang yang dipakai adalah “orang pertama”. Serupa dengan hal tersebut, Anda bisa menggunakan sudut pandang orang pertama saat menceritakan sesuatu dari sudut pandang pribadi. Anda akan memakai sudut pandang ketiga saat menceritakan sesuatu melalui sudut pandang tokoh atau orang lain. [10]
    • Sering kali, naratif personal memakai sudut pandang orang pertama dengan kata “Aku”. Sebagai contoh, “Sepanjang waktu liburan kemarin, kakek mengajariku cara memancing.”
    • Jika Anda menceritakan kisah fiktif, Anda dapat memakai sudut pandang orang ketiga. Pakailah nama tokoh Anda, serta gunakan kata ganti orang yang tepat jika Anda menulis cerita berbahasa Inggris, misalnya “ he ” atau “ she ”. Sebagai contoh, Anda dapat menulis “Mia mengambil liontin tersebut, lalu membukanya.”
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menulis Bagian Pembuka

PDF download Unduh PDF
  1. Bukalah cerita dengan satu atau dua kalimat yang menarik perhatian pembaca. Untuk melakukannya, pakailah kalimat pancingan saat mengenalkan topik cerita dan sampaikan opini Anda. Inilah beberapa teknik untuk memancing pembaca: [11]
    • Mulailah esai dengan pertanyaan retorik. Sebagai contoh “Pernahkah kamu kehilangan seseorang yang sangat berharga?”
    • Sisipkan kutipan yang cocok dengan esai Anda. Sebagai contoh, tulislah “Menurut Rosa Gomez ‘Kamu tidak tahu seberapa kuat dirimu sampai ada masalah yang menghancurkan perasaanmu.”
    • Berikan fakta menarik yang berhubungan dengan cerita Anda. Sebagai contoh, “Sekitar 70% anak akan berhenti berolahraga saat berusia 13 tahun dan aku hampir menjadi salah satu dari mereka.”
    • Gunakan anekdot pendek yang berkaitan dengan garis besar cerita Anda. Jika Anda menulis esai tentang perjuangan pulih dari cedera, Anda dapat menyertakan cerita pendek mengenai momen terbaik saat bertanding sebelum mengalami cedera.
    • Mulailah dengan menyampaikan sesuatu yang mengejutkan. Anda dapat menulis “Setelah mereka memasukkanku ke dalam ambulans, aku tahu bahwa aku mungkin tidak akan pernah bertanding lagi.”
  2. Para pembaca harus memiliki ide yang jelas mengenai tokoh utama dalam cerita. Sebutkan nama dan gambarkan secara singkat sang tokoh utama. Anda tidak perlu memberikan penjelasan secara mendetail di bagian pembuka, tetapi para pembaca harus memiliki gambaran kasar mengenai tokoh tersebut. [12]
    • Jika Anda menjadi tokoh utama, Anda dapat menulis “Sebagai anak berusia 12 tahun berpostur tinggi dan langsing, aku dapat dengan mudah mengalahkan gadis lainnya di lapangan.” Hal ini membuat pembaca bisa menerka rupa sang tokoh, serta mengetahui ketertarikannya terhadap olahraga dan kemampuan atletiknya.
    • Jika Anda menulis cerita fiksi, Anda dapat mengenalkan tokoh dengan cara seperti ini: “Saat ia naik ke podium debat antarsekolah, Luz tampak begitu percaya diri dengan mengenakan ikat kepala merek Kate Spade dan sepatu Betsey Johnson yang dibelinya di toko pakaian bekas.” Selain membantu pembaca membayangkan rupa Luz, cara ini juga menunjukkan usaha sang tokoh untuk tampil menawan. Fakta bahwa ia membeli sepatu bekas mengindikasikan bahwa keluarga si tokoh tidak kaya seperti yang coba ditunjukkan di depan orang-orang.
  3. Latar tersebut mencakup waktu dan lokasi cerita. Jelaskan secara spesifik kapan cerita tersebut terjadi. Sebagai tambahan, berikan detail berdasarkan indra manusia untuk membantu pembaca merasa ada di tempat itu. [13]
    • Anda bisa menulis “Saat itu aku masih duduk di kelas satu SMP, tetapi aku sudah berambisi masuk ke tim inti untuk mendapat perhatian dari pelatih saat menginjak bangku SMA.”
    • Detail yang berhubungan dengan indra manusia akan memicu indra pengelihatan, peraba, penciuman, dan perasa. Sebagai contoh, tulislah “Sepatuku terus berdecit di atas lapangan saat aku menggiring bola menuju ring berwarna merah yang kian dekat. Keringat membuat bola terasa licin di ujung jari dan rasa asinnya tak kunjung hilang dari bibirku.”
  4. Anda juga bisa mengulas kejadian di dalam cerita, tergantung mana yang paling cocok untuk naratif Anda. Kalimat ini berfungsi sebagai tesis dalam esai naratif. Fungsinya adalah untuk mengatur ekspektasi pembaca tanpa membocorkan inti cerita. [14]
    • Sebagai contoh, Anda bisa menuliskan “Aku tidak pernah berpikir bahwa operan panjang itu akan menjadi kali terakhir aku menyentuh bola di sepanjang sisa musim. Namun, memulihkan diri dari cedera membuatku yakin bahwa aku adalah orang kuat yang bisa meraih apa pun yang Anda inginkan di masa depan.”
    Iklan

Tips

  • Sebuah esai naratif berfungsi untuk menyampaikan cerita. Jadi, pastikan esai Anda memiliki plot yang jelas.
Iklan

Peringatan

  • Jangan meminjam ide orang lain saat menulis cerita atau menjiplak karya orang lain. Hal ini adalah plagiarisme dan dapat berujung pada hukuman akademik, seperti pengurangan nilai.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.677 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan