Unduh PDF
Unduh PDF
Dalam lagunya, Neil Sedaka bernyanyi “ breaking up is hard to do ” (mengakhiri hubungan tidaklah mudah). Pernyataan ini terasa nyata oleh sebagian besar orang. Keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan dapat menjadi hal yang penuh tekanan dan mengesalkan bagi kedua pihak. Namun, dengan meluangkan waktu untuk mempertimbangkan apakah ini merupakan langkah yang tepat dan memutuskan hubungan dalam cara yang rasional, terhormat, dan tenang, Anda bisa mengurangi luka dan berpisah dengan pasangan.
Langkah
-
Jangan terburu-buru membuat keputusan. Penting untuk mempertimbangkan keputusan untuk mengakhiri hubungan saat Anda bisa berpikir dengan jernih dan tidak sedang merasa kesal. Ini dapat mencegah Anda membuat keputusan impulsif yang nantinya dapat disesali atau melukai orang lain. [1] X Teliti sumber
- Akan lebih sulit untuk menyelesaikan masalah ketika Anda masih merasa marah atau kesal, dan situasi seperti ini dapat mendorong munculnya keputusan irasional. [2] X Teliti sumber
-
Jelaskan alasan Anda ingin mengakhiri hubungan. Penting untuk mendapatkan kejelasan mengenai alasan Anda ingin memutuskan hubungan dengannya. Dengan mencari kejelasan, Anda bisa membedakan rintangan-rintangan kecil dalam hubungan dan masalah-masalah yang lebih serius dan tidak bisa diselesaikan antara Anda dan pasangan. [3] X Teliti sumber
- Hanya Anda yang bisa menentukan apa saja yang dianggap sebagai masalah yang tidak bisa diselesaikan dan masalah-masalah yang masih bisa diatasi. Sebagai contoh, jika pasangan Anda tidak bisa memperlakukan orang lain dengan baik atau tidak menginginkan anak, keduanya merupakan faktor/hal yang tidak bisa diubah. Di sisi lain, ketidakmauan pasangan untuk membantu melakukan pekerjaan rumah dapat menjadi sesuatu yang bisa diubah atau dibicarakan.
- Setiap pasangan pasti mengalami pertengkaran atau argumen. Namun, jika perdebatan terus terjadi dan memburuk, hal tersebut dapat menunjukkan adanya masalah yang lebih mendalam dan ketidakcocokan. [4] X Teliti sumber
- Jika Anda menjalin hubungan yang berbahaya, baik secara emosional maupun fisik, kondisi hubungan yang ada dapat menjadi tanda jelas untuk mengakhiri hubungan. [5] X Teliti sumber
-
Tulis daftar hal positif dan negatif. Cobalah buat daftar alasan yang mendorong Anda untuk mengakhiri hubungan. Anda juga bisa mencantumkan hal-hal positif dan negatif mengenai pasangan, interaksi, dan hubungan yang dijalani. [6] X Teliti sumber
- Dengan melihat hal-hal positif mengenai hubungan dalam daftar yang Anda buat bisa membantu Anda berfokus kepada hal-hal tersebut, dan bukan hal-hal negatif yang mengikuti perasaan yang saat ini menyelimuti Anda. [7] X Teliti sumber
- Daftar yang dibuat juga membantu Anda menghindari akhir hubungan hanya karena Anda “merasa bahwa itu adalah hal tepat yang harus dilakukan.” [8] X Teliti sumber
- Ingatlah bahwa segala jenis kekerasan merupakan alasan jelas untuk mengakhiri hubungan. [9] X Teliti sumber
- Sambil melihat daftar dan memikirkannya, tanyakan kepada diri sendiri apakah hubungan yang dijalani memberikan lebih banyak kerugian dalam hidup Anda, dan bukan memperbaiki atau mengembangkannya. [10] X Teliti sumber
-
Tentukan apakah perubahan dapat dilakukan. Jika Anda hanya merasa kesal kepada pasangan, cari tahu apakah ada cara untuk mengubah dinamika hubungan. Sebelum membuat keputusan akhir, cobalah berfokus kepada pemecahan masalah, dan bukan langsung mengakhiri hubungan sebagai solusi pertama. Jika perubahan bisa dilakukan, perhatikan apakah pasangan Anda mau dan bisa berubah. [11] X Teliti sumber
- Jika masalah yang terjadi pernah dibicarakan sebelumnya tanpa adanya perubahan ke arah yang lebih baik, dan Anda tetap merasa tak puas, terluka, atau dikhianati, satu-satunya cara untuk menghentikan pola tersebut mungkin dengan mengakhiri hubungan. [12] X Teliti sumber
-
Komunikasikan kekesalan Anda. Sebelum membuat keputusan akhir, bicarakan kekesalan dan pertimbangan Anda kepada pasangan. Beri ia kesempatan untuk berubah menjadi sosok yang lebih baik. Jika pada akhirnya Anda memutuskan untuk mengakhiri hubungan, keputusan Anda tidak akan terkesan tiba-tiba dan gejolak emosi dapat lebih diredakan karena Anda sudah mengemukakan kekesalan Anda sebelumnya. [13] X Teliti sumber
- Memendam kekesalan dan perasaan sering kali mendorong Anda untuk “meledakkan” amarah atau mengungkapkan emosi dalam cara yang kurang tepat. [14] X Teliti sumber
- Cobalah beri tahu penyebab kekesalan Anda dengan tenang dan rasa hormat. Jangan memaki, melakukan kekerasan, atau langsung menyalahkan pasangan.
- Jika ia berselingkuh atau melukai Anda, hal-hal ini dapat dianggap sebagai perbedaan yang tidak bisa “disatukan”. Anda tidak perlu repot-repot mengungkapkan kekesalan Anda atau memberinya kesempatan untuk berubah.
-
Tetapkan jangka waktu yang “wajar” untuk melihat perubahan. Jangan sampai Anda terus-menerus berharap pasangan mau berubah, tetapi pada akhirnya mengalami kekecewaan. Tetapkan batas waktu baginya untuk berubah agar Anda bisa lebih mudah membuat keputusan dalam jangka panjang.
- Anda bisa (atau dalam beberapa situasi, tidak perlu) memberi tahu pasangan mengenai jangka waktu ini. Melemparkan “ancaman” dengan mengatakan, misalnya, “Jika sampai bulan depan kamu berhasil berhenti merokok, kita bisa tetap menjalin hubungan” justru bisa mendorongnya untuk menyepakati perjanjian dalam jangka pendek, sebelum akhirnya kembali ke kebiasaan lamanya di masa mendatang.
- Pastikan ancaman yang Anda berikan memang bermanfaat. Sering kali, ancaman justru tidak berguna. Namun, penting bagi hubungan Anda untuk tetap bisa dipertahankan. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan “Aku perlu melihat usahamu untuk berhenti merokok atau mengurangi kebiasaan merokokmu agar hubungan ini bisa tetap terjalin.” Ancaman-ancaman seperti “Kamu harus menunjukkan keinginan untuk memiliki anak” tidak akan membuahkan hasil dan hanya akan memberikan luka batin dan perasaan bersalah. [15] X Teliti sumber
- Bagi sebagian orang, dibutuhkan waktu yang lama untuk mengubah kebiasaan yang telah lama diikuti. Sebagai contoh, seorang perokok mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk menghentikan kebiasaannya. Berikan pasangan Anda waktu untuk menunjukkan usaha yang signifikan untuk mengubah perilakunya.
-
Curahkan perasaan Anda kepada orang yang dapat dipercaya. Jika Anda kesulitan mendapatkan kejelasan, bicaralah mengenai perasaan Anda kepada seseorang yang bisa dipercaya. Ini membantu Anda mengemukakan perasaan dan menjelaskan posisi Anda secara lebih efektif. Sosok tepercaya ini mungkin juga bisa menambahkan sudut pandang baru mengenai Anda dan perilaku pasangan. [16] X Teliti sumber
- Anda bisa memilih teman, anggota keluarga, konselor, atau dokter (penyedia layanan kesehatan profesional) sebagai orang yang bisa dipercaya.
- Pastikan sosok tepercaya yang dipilih tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda dan membahas masalah Anda dengan pihak luar. Anda juga perlu memastikan ia tidak memperlakukan pasangan Anda secara berbeda. [17] X Teliti sumber
-
Buatlah keputusan akhir. Setelah mempertimbangkan beragam dinamika dalam hubungan, mendiskusikannya dengan pasangan, dan memberikan kesempatan kedua (jika memungkinkan), buatlah keputusan akhir untuk hubungan Anda. [18] X Teliti sumber Dengan membuat keputusan akhir, Anda bisa beralih ke langkah berikutnya dan merencanakan akhir hubungan secara jujur dan terhormat, atau berfokus kepada pemulihan hubungan secara lebih jauh. [19] X Teliti sumber
- Ingatlah bahwa keputusan Anda berdasarkan kepada hal yang terbaik untuk diri sendiri—dan bukan orang lain. [20] X Teliti sumber
Iklan
-
Luangkan waktu untuk membicarakan mengenai akhir hubungan Anda. Akan lebih baik dan sopan jika Anda mengakhiri hubungan secara langsung dan membahas alasannya. Jadwalkan waktu di tempat tenang yang memungkinkan Anda dan pasangan untuk berdiskusi berdua saja untuk mempermudah proses dan mengurangi gangguan. [21] X Teliti sumber .
- Cobalah sisihkan waktu di luar hari kerja atau sekolah agar pasangan Anda bisa “menangisi” akhir hubungan secara diam-diam, tanpa harus segera menghadapi atau bertemu dengan orang lain. [22] X Teliti sumber
- Anda bisa menunjukkan arah obrolan kepada pasangan agar ia bisa mempersiapkan diri dan tidak merasa “buta” mengenai apa yang akan dibahas. [23] X Teliti sumber Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan “Aku ingin membicarakan tentang status hubungan kita dengan tenang.”
-
Pilihlah lokasi yang tempat untuk mengakhiri hubungan. Anda perlu membicarakan masalah ini di tempat yang tenang dan tertutup agar Anda dan pasangan tidak merasa malu. Selain itu, pilihlah tempat yang mudah ditinggalkan agar Anda tidak terjebak dalam obrolan yang berlarut-larut atau berputar-putar. [24] X Teliti sumber
- Jika Anda merasa tidak aman dengan kehadiran pasangan, bicarakan mengenai akhir hubungan di tempat umum atau ajak seseorang yang bisa membantu Anda, tanpa terkesan berkonfrontasi.
- Jika Anda dan pasangan tinggal bersama, akhir dari hubungan dapat menjadi masalah yang memberikan banyak tekanan. Namun, Anda bisa memutuskan apakah Anda perlu pindah secepatnya atau menunggu terlebih dahulu.
- Jika Anda tidak merasa aman atau akan merasa canggung untuk tinggal bersama pasangan, pastikan Anda memiliki tempat lain yang bisa ditinggali. Anda bisa memindahkan barang-barang saat ia tidak berada di rumah, kemudian membicarakan tentang akhir hubungan ketika ia tiba. Anda juga bisa mengakhiri hubungan dan meninggalkan rumah sambil membawa beberapa barang, dengan niat untuk kembali ketika emosi telah mereda.
-
Rencanakan obrolan. Tentukan apa yang perlu Anda katakan kepada pasangan. Adanya rencana dasar untuk obrolan yang akan dijalani dapat mengurangi kemungkinan Anda bersikap emosional dan menjaga Anda untuk tetap berada pada “jalur” yang tepat. Selain itu, rencana seperti ini juga memudahkan Anda untuk tidak melukai pasangan, melebihi yang “seharusnya”. [25] X Teliti sumber
- Obrolan yang sebenarnya (saat Anda mengakhiri hubungan) dapat berjalan lebih lama dari seharusnya, terutama jika pasangan Anda merasa terluka atau terkejut dengan keputusan Anda. Banyak obrolan yang pada akhirnya berputar-putar sehingga pastikan Anda menetapkan batas waktu. [26] X Teliti sumber
- Jujurlah kepada pasangan Anda, tanpa harus bersikap kasar atau brutal. Anda perlu mencoba memberi tahu ia hal-hal yang membuat Anda sebelumnya tertarik atau menonjolkan kelebihan-kelebihannya ketika membahas alasan Anda tidak ingin tetap menjalin hubungan dengannya. [27] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan “Aku tertarik dengan kepribadianmu yang terbuka dan kebaikanmu ketika kita pertama kali menjalin hubungan, tetapi kurasa kita memiliki tujuan yang berbeda dalam hidup dan hal itu menyulitkan kita untuk tetap menjadi pasangan.”
-
Putuskan hubungan secara langsung. Meskipun tampaknya lebih mudah untuk mengakhiri hubungan jika Anda tidak harus bertemu dengannya secara langsung, mengakhiri hubungan lewat telepon, pesan singkat, atau surel merupakan hal yang bersifat impersonal dan dipandang kurang sopan. Tunjukkan rasa hormat yang layak ia (dan hubungan lalu Anda) dapatkan, kecuali jika Anda menjalin hubungan jarak jauh dan tidak bisa menunggu hingga bertemu lagi dengannya, atau Anda merasa takut kepadanya. [28] X Teliti sumber
- Dengan mengakhiri hubungan secara langsung, ia akan menyadari bahwa Anda memang serius dengan keputusan yang dibuat. [29] X Teliti sumber
-
Jagalah kesabaran dan rasa hormat. Duduklah bersamanya dan beri tahu ia bahwa Anda telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Sebisa mungkin, lakukan pendekatan dengan tenang dan rasa hormat, serta tunjukkan resolusi agar situasi buruk ini tidak terkesan terlalu negatif dan “menyakitkan”. [30] X Teliti sumber
- Jangan menjelek-jelekkan pasangan atau mengatakan hal-hal yang akan disesali. Ingatlah bahwa keburukan tersebut dapat berbalik dan melukai Anda dalam jangka panjang. [31] X Teliti sumber Sebagai contoh, jangan katakan “Kurasa kamu tidak bisa menjaga kebersihan diri dengan baik dan aku merasa jijik ketika bersamamu.” Sebagai gantinya, Anda bisa mengatakan “Kurasa kita memiliki gaya hidup yang berbeda dan tidak cocok dengan satu sama lain.”
- Jika bisa, jangan bersikap terlalu emosional. Ini membantu Anda mengurangi perasaan bersalah yang ada dan tetap bersikap teguh dengan keputusan yang dibuat. [32] X Teliti sumber
- Anda bisa mengatakan “Kurasa, kamu adalah sosok yang baik dengan berbagai hal hebat yang bisa menyenangkan seseorang, tetapi hal-hal tersebut tidak cocok dengan gambaranku mengenai hubungan ini.”
-
Berfokuslah kepada masalah dalam hubungan, bukan pasangan Anda. Bicarakan mengenai hal-hal yang tidak berjalan dengan baik dalam hubungan, dan bukan mengatakan kesalahan-kesalahan yang ada padanya. Berbicara tentangnya secara personal dapat memperburuk situasi yang sebenarnya sudah menyakitkan. [33] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, daripada mengatakan "Kamu terlalu curiga dan selalu mengikutiku," cobalah katakan "Aku membutuhkan banyak kebebasan dan kemandirian dalam hubunganku." [34] X Teliti sumber
- Jangan jadikan ia sebagai alasan. Sebagai contoh, jika Anda mengatakan “Kamu layak mendapatkan yang lebih baik”, ada kemungkinan ia akan mengatakan bahwa Anda adalah sosok yang sempurna baginya sehingga tidak ada alasan untuk mengakhiri hubungan. [35] X Teliti sumber Sebagai gantinya, Anda bisa mengatakan “Aku merasa bahwa kita melangkah di jalan yang berbeda. Aku menginginkan karier akademisi yang mengharuskanku untuk bepergian dan meluangkan waktu sendiri.”
-
Jangan buat harapan palsu. Beberapa frasa dan ucapan “terbuka” dapat menyisakan harapan palsu yang membuatnya merasa bahwa ia bisa kembali menjalin hubungan dengan Anda. Sebenarnya, dengan memberikan “jalan” seperti ini, Anda hanya akan membuatnya dan diri sendiri lebih terluka. [36] X Teliti sumber
- Pernyataan-pernyataan seperti “Kita bisa bicarakan nanti” atau “Aku ingin menjadi temanmu/menginginkanmu dalam hidupku” hanya memberinya kesempatan untuk berharap bahwa segala sesuatu akan membaik pada akhirnya, meskipun bagi Anda semuanya tak akan berubah. [37] X Teliti sumber
- Anda mungkin perlu mengatakan bahwa ke depannya, Anda tidak bisa berhubungan dengannya. Katakan kepadanya bahwa ini merupakan hal terbaik untuk Anda berdua agar bisa pulih dari luka hati yang ada. [38] X Teliti sumber
- Jika Anda ingin tetap berteman dengannya, jelaskan batasan atau “syarat” dalam obrolan. Anda berdua mungkin pada akhirnya menyadari bahwa perpisahan merupakan hal terbaik untuk hubungan. Akan tetapi, tegaskan ekspektasi dan kebutuhan Anda terkait persahabatan yang akan dijalani dengannya.
-
Persiapkan diri untuk menghadapi reaksi pasangan Anda. [39] X Teliti sumber Pastikan Anda siap menanggapi argumen, reaksi, dan kemarahan pasangan Anda. Ini membantu Anda untuk tetap berpegang teguh pada keputusan dan mengurangi atau mencegah manipulasi yang mungkin ia lakukan. Bersiaplah untuk menghadapi:
- Pertanyaan. Pasangan Anda kemungkinan ingin mengetahui alasan Anda untuk tidak ingin lagi menjalin hubungan dengannya dan apakah ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk mencegah akhir hubungan. Jawablah pertanyaannya sejujur mungkin . [40] X Teliti sumber
- Tangisan. Pasangan Anda mungkin merasa kesal dan menunjukkannya dalam bentuk tangisan. Anda bisa menenangkannya, tetapi jangan sampai Anda termanipulasi agar mau mengubah keputusan. [41] X Teliti sumber
- Argumen. Ia mungkin menyangkal apa pun yang Anda katakan ketika mengakhiri hubungan, termasuk “membongkar” semua contoh yang Anda sebutkan dalam alasan untuk mengakhiri hubungan. Jangan terseret ke dalam pertengkaran mengenai detail-detail kecil yang tidak bermakna. Beri tahu ia bahwa pertengkaran atau argumennya tidak akan mengubah keputusan Anda. Jika ia mencoba melawan, Anda bisa mengatakan “Aku tidak ingin terlibat dalam pertengkaran dan aku akan pergi jika kamu tetap bersikap seperti ini.”
- Tawaran atau bujukan. Ia mungkin mengatakan bahwa ia mau berubah atau bersikap secara berbeda agar hubungan dapat tetap terjaga. Jika ia tidak menunjukkan perubahan setelah sebelumnya Anda membahas masalah yang sama dengannya, sudah terlambat baginya untuk berubah sekarang.
- Amarah. Ia mungkin mengatakan hal-hal menyakitkan dan mencoba “memancing” Anda agar merasa lebih baik. Sebagai contoh, jika ia mengata-ngatai Anda, cukup terima dan bangkitlah. Anda bisa mengatakan “Aku tahu kamu sangat marah kepadaku, tetapi aku tidak bisa menerima hinaanmu. Mungkin kita perlu mengakhiri obrolan ini.” Ancaman kekerasan fisik atau emosi yang memuncak adalah hal yang serius. Jika hal tersebut terjadi, segera tinggalkan ia.
-
Jauhkan diri. Ini merupakan salah satu hal tersulit dan terpenting dalam akhir hubungan. Cobalah kurangi kontak dengan mantan kekasih dan teman-temannya untuk mengurangi perasaan bersalah atau mencegah diri agar tidak memberikan harapan palsu.
- Jika Anda sudah memiliki anak dengannya, mungkin Anda tidak bisa begitu saja menjauhkan diri darinya. Perlakukan hubungan Anda sesopan mungkin dan prioritaskan kondisi anak Anda terlebih dahulu.
- Ada baiknya Anda menghapus nomor teleponnya dari ponsel, dan alamat surelnya dari komputer.
- Jika Anda tinggal bersamanya, pindahlah sesegera mungkin. Jika Anda tidak bisa pindah secara permanen, carilah tempat untuk tinggal dan menyimpan barang-barang Anda sementara. Memperpanjang keterlibatan hanya akan mempersulit proses yang harus Anda jalani.
- Setelah beberapa saat, Anda mungkin merasa bahwa Anda tetap bisa berteman dengannya. Dalam situasi seperti ini, pastikan Anda menetapkan batasan untuk persahabatan dan hubungan di masa mendatang.
Iklan
Tips
- Jika Anda yakin ingin mengakhiri hubungan dengan seseorang, ada baiknya Anda segera melakukannya dan tidak menunda-nunda. Namun, jika ia baru saja mengalami hari/kejadian yang buruk, cobalah tunggu hingga Anda menemukan momen yang lebih tepat. Mengakhiri hubungan ketika pasangan sudah berada dalam kondisi yang buruk hanya akan menyulitkan keadaan bagi Anda berdua.
- Jangan pernah mengakhiri hubungan di tengah panasnya pertengkaran. Jika hubungan diakhiri sebelum bisa diperbaiki, hubungan tersebut tidak akan berubah setelah pertengkaran selesai dan amarah mereda. Akhiri hubungan ketika Anda berdua sudah merasa lebih tenang dan bisa membicarakannya secara damai. Pada saat ini, ada kemungkinan Anda bisa mendapatkan solusi terbaik untuk hubungan.
Iklan
Peringatan
- Jangan pernah menganggap remeh ancaman fisik dan hubungan yang dipenuhi dengan kekerasan . Jauhkan diri dari situasi jika memungkinkan atau hubungi pihak berwajib jika perlu.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://docs.google.com/document/d/1I79TsZtWbACaCxi3jm2_2Efq0JfcrmrFE9heU7rwcN0/edit?usp=drivesdk
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/compassion-matters/201404/5-rules-more-trustworthy-relationship
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201502/deciding-leave-relationship
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/phoebe-fox/how-to-break-up-with-a-really-nice-guy_b_7615572.html
- ↑ http://cmhc.utexas.edu/fightingfair.html
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
- ↑ http://kidshealth.org/teen/your_mind/problems/break-up.html#
Iklan