PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Hampir setiap orang mengerti apa artinya mencintai orang lain dan mampu mengenali perasaan-perasaan yang muncul dalam bentuk hasrat yang kuat, kekaguman, dan ketertarikan emosional kepada orang lain. Selama ini, kita sudah melewati perjalanan panjang untuk belajar cara mencintai orang lain dengan baik. Akan tetapi, bagaimana dengan kemampuan kita mencintai diri sendiri? Banyak di antara kita yang belum memahami istilah ini karena masih terasa asing bagi mereka. Kemampuan mencintai diri sendiri adalah gabungan dari penerimaan diri, penguasaan diri (berbeda dengan obsesi diri), kesadaran diri, kebaikan hati, dan rasa hormat pada diri sendiri. Mencintai diri sendiri mencakup dua hal, pemahaman dan tindakan. Agar bisa mencintai diri sendiri, pertama-tama Anda harus memahami gagasan bahwa Anda layak menghormati diri sendiri dan layak menerima kebaikan. Setelah itu, Anda harus melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa Anda mencintai diri sendiri, mampu memperlakukan diri Anda dengan penuh kasih sayang dan kepedulian. Singkat kata, mencintai diri sendiri adalah merasa positif tentang diri sendiri dalam tindakan.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Memperbaiki Pandangan Anda tentang Diri Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Banyak orang yang mengalami kesulitan untuk menghilangkan pikiran negatif tentang diri mereka sendiri. Pikiran negatif ini biasanya berasal dari orang lain yang kita hormati dan dari orang-orang yang cinta dan penerimaannya kita butuhkan. [1]
  2. Ada orang-orang yang tidak bisa menerima diri sendiri karena merasa ada hal-hal yang tidak sempurna pada diri mereka. [2] Jika Anda selalu ingin menjadi orang yang sempurna dan sering merasa negatif karena menganggap ada kekurangan pada diri Anda, coba lakukan tiga cara berikut. Mulailah dengan menghentikan kebiasaan berpikir tentang kesempurnaan, fokuskan diri dengan berusaha mencapai tujuan Anda, dan tetaplah berusaha. [3]
    • Dengan mengalihkan fokus Anda dari hasil akhir (yang bisa dinilai dengan istilah “kesempurnaan”) kepada usaha untuk mendukung terlaksananya sebuah tugas (yang lebih sulit untuk diukur sebagai sesuatu yang “sempurna”), akan membuat Anda lebih mampu menghargai kerja keras Anda sendiri.
  3. Kebiasaan berfokus hanya pada hal-hal negatif dalam kehidupan adalah kebiasaan buruk. Perhatian yang terfokus secara berlebihan pada hal-hal negatif atau kejadian yang tidak menyenangkan akan membuat kejadian tersebut terasa sangat penting secara tidak proporsional. [4] Jika Anda sering mengeluh semua yang Anda alami terasa tidak menyenangkan, cobalah mencari bukti yang bertentangan dengan pendapat Anda. Sepertinya, akan sangat kecil kemungkinannya bahwa semua hal yang Anda alami benar-benar bisa dikatakan buruk.
  4. Merendahkan diri sendiri berarti menurunkan martabat Anda dari seorang manusia menjadi aspek tertentu yang Anda sendiri tidak suka. [5]
    • Pernyataan “Aku orang yang gagal” karena dipecat dari pekerjaan, tidak tepat dan tidak adil bagi Anda. Alih-alih, buatlah pernyataan yang bisa menolong diri sendiri, “Aku baru saja kehilangan pekerjaan, tetapi aku bisa memanfaatkan pengalaman ini dan segera mencari pekerjaan baru”.
    • Pernyataan “Aku sangat bodoh” juga tidak benar dan tidak membangun. Anda merasa bodoh mungkin karena Anda belum mengetahui suatu hal. Alih-alih, cobalah berpikir, “Aku tidak tahu cara melakukan perbaikan rumah. Sebaiknya aku ikut kursus dan belajar tentang hal ini agar aku bisa melakukannya di kemudian hari”.
  5. Kita biasanya mudah membuat asumsi bahwa hasil yang terburuk akan terjadi pada setiap situasi. [6] Akan tetapi, Anda bisa mencegah kebiasaan menggeneralisasi atau melebih-lebihkan yang menyertai asumsi bahwa akan terjadi hal terburuk. Caranya adalah dengan mengubah pola pikir sehingga Anda bisa berpikir realistis dan benar.
  6. Jika Anda sadar bahwa Anda sedang berpikir negatif tentang diri sendiri, akuilah apa yang Anda rasakan, cari tahu apa yang menyebabkan perasaan ini, dan buatlah pernyataan baru secara sadar dengan memperbaiki pola pikir Anda agar menjadi lebih positif. [7]
    • Contohnya, jika Anda lupa mengirimkan surel penting tentang pekerjaan, mungkin Anda akan berpikir, “Aduh bodohnya aku! Kenapa aku sampai bisa melakukan hal ini?”
    • Hentikan kebiasaan ini dan cobalah berpikir, “Saat ini aku merasa sangat bodoh karena lupa mengirimkan surel. Pada saat aku masih kecil, ayahku biasa mengatakan bahwa aku bodoh. Ini adalah kata-kata ayahku, bukan ucapanku sendiri yang sedang aku pikirkan”. Setelah itu, cobalah berpikir tentang diri sendiri, “Aku adalah karyawan yang baik yang sedang melakukan kesalahan sebagai manusia biasa dan lain kali aku akan mengirimkan pengingat untuk diri sendiri. Untuk saat ini, aku akan mengirimkan surel tersebut dengan meminta maaf karena terlambat”.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Berlatih Mencintai Diri Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Cara ini mungkin akan sulit bagi orang-orang yang terbiasa berpikir negatif tentang diri sendiri, tetapi cobalah mencari satu hal positif dari diri Anda lalu tambahkan dalam daftar ini satu kali seminggu. Setiap malam, cobalah melakukan refleksi atas semua sifat positif yang ada di dalam daftar. [8]
    • Buatlah daftar dengan menuliskan hal-hal positif secara spesifik. Jangan menggunakan kata sifat yang umum untuk menggambarkan diri Anda. Tulislah tindakan atau sifat-sifat yang bisa menjelaskan secara spesifik siapa diri Anda dan apa yang sudah Anda lakukan.
    • Sebagai contoh, alih-alih menulis "Aku baik hati", cobalah menulis "Pada saat ada teman yang sedang mengalami masalah, aku berikan bingkisan kecil yang bermanfaat untuk menunjukkan bahwa aku peduli padanya. Tindakan ini membuat aku merasa baik hati".
    • Pada saat Anda membaca dan melakukan refleksi, ingatlah bahwa setiap pernyataan di dalam daftar ini-meskipun rasanya tidak penting-adalah alasan bahwa Anda layak dihargai dan dicintai.
  2. Jangan merasa bersalah karena Anda menghabiskan waktu untuk memikirkan dan melakukan refleksi tentang diri sendiri dan kehidupan Anda. [9] Anda harus memberikan waktu untuk diri sendiri dan mengizinkan diri Anda untuk mencintai diri sendiri. Dengan melakukan hal ini, Anda akan lebih bisa menggunakan waktu secara lebih berkualitas dengan membantu orang lain.
  3. Ini adalah bagian yang sangat menyenangkan dari berlatih mencintai diri sendiri: memberikan hadiah kepada diri sendiri! [10] Jika Anda meraih pencapaian penting, rayakan dengan makan malam di restoran mewah kesukaan Anda. Ingatlah semua kerja keras yang Anda lakukan setiap hari dan carilah alasan untuk memberikan hadiah yang menyenangkan kepada diri sendiri. Belilah buku atau gim video yang Anda sukai. Putarlah acara TV atau film kesukaan Anda. Pergilah berlibur sendirian atau nikmatilah relaksasi yang nyaman.
  4. Berusahalah mencari tahu hal-hal apa yang mungkin akan menghalangi usaha Anda untuk mencintai diri sendiri dan tentukan cara menghadapinya. [11] Sadarilah bahwa Anda tidak bisa mengendalikan ucapan dan tindakan orang lain, tetapi Anda bisa mengendalikan respons dan reaksi Anda sendiri.
    • Mungkin Anda akan mendengar komentar negatif dari orang-orang tertentu, mungkin ibu Anda atau atasan Anda, yang menjerat Anda dalam situasi negatif. Jika hal ini terus terjadi, cobalah mencari tahu apa sebabnya.
    • Tentukan cara yang akan Anda lakukan untuk menghadapi pikiran negatif. Mungkin Anda perlu menyediakan waktu untuk bermeditasi atau berlatih pernapasan. Akuilah perasaan Anda dan ubahlah reaksi negatif menggunakan pengingat positif tentang kebaikan diri Anda.
  5. Menggali pikiran negatif dan mengenali pemicu emosi bisa membangkitkan lagi perasaan atau ingatan tentang kejadian masa lalu yang sulit Anda hadapi. [12]
    • Terapis berpengalaman dalam menyelesaikan masalah yang menyakitkan di masa lalu bisa membimbing Anda selama masa penyembuhan. Dengan demikian, Anda tidak perlu merasakan lagi pengalaman yang menyakitkan ini. [13]
    • Ruang praktik terapis bisa menjadi tempat yang paling tepat untuk belajar mengatasi pikiran negatif secara produktif dan mengenali sifat-sifat Anda yang positif.
  6. Berusahalah mencari pikiran positif yang membuat Anda merasa lebih baik dan ulangi setiap hari. Cara ini akan terasa canggung atau aneh pada mulanya, tetapi kebiasaan ini akan menanamkan pikiran positif sehingga Anda mulai meyakininya, bahkan jika tadinya Anda tidak percaya.
    • Afirmasi positif yang baik agar Anda bisa mencintai diri sendiri adalah: “Aku sempurna, aku orang yang berharga, dan aku menghormati, memercayai, dan mencintai diriku sendiri”.
    • Jika Anda merasa tidak terbantu dengan afirmasi, cobalah menemui terapis yang bisa membantu Anda dengan berbagai cara yang lain. [14]
  7. Pikirkan hal-hal yang memberikan rasa senang secara fisik, emosi, dan rohani. Lakukan apa saja agar Anda merasa senang dengan berbagai cara, mungkin dengan berolahraga, bermeditasi, dan membuat jurnal untuk mencatat hal-hal positif. Buatlah jadwal kegiatan rutin yang bisa memberikan Anda kesenangan dan jalankan dengan baik.
  8. Pada saat Anda menghabiskan waktu dengan mencintai dan menghargai diri sendiri, akan ada manfaat yang Anda rasakan dalam kehidupan Anda. Coba perhatikan apakah Anda merasa lebih berenergi atau lebih suka bertemu dengan orang lain. Anda juga akan merasa lebih bertanggung jawab atas setiap keputusan yang Anda buat dan lebih bisa mengendalikan hidup Anda.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mempraktikkan Meditasi Cinta Kasih

PDF download Unduh PDF
  1. Meditasi cinta kasih adalah cara bermeditasi yang membuat Anda lebih mengasihi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, meditasi ini juga bisa menjadi sarana yang membuat Anda lebih mampu mencintai diri sendiri. [15]
  2. Meditasi ini melatih kita untuk mencintai tanpa pamrih atau tanpa syarat dan membuat Anda mampu mencintai tanpa menilai (diri sendiri dan orang lain). [16]
    • Penilaian atas diri sendiri atau orang lain biasanya akan menimbulkan kesedihan dalam menjalin hubungan dengan orang lain atau di dalam pikiran kita sendiri. Belajar mencintai tanpa menilai berarti belajar mencintai tanpa mementingkan diri sendiri.
  3. Mulailah dengan menarik napas panjang perlahan-lahan dan dalam. Duduklah dengan nyaman di kursi dan biarkan dada Anda terisi penuh oleh udara sambil mengembangkan diafragma. Lalu buanglah napas perlahan-lahan sampai habis. [17]
  4. Sambil terus bernapas dalam-dalam, mulailah mengulangi afirmasi berikut: [18]
    • Semoga aku bisa mencapai cita-citaku, hidup bahagia dan damai.
    • Semoga aku mampu mencintai orang lain dengan segenap hatiku.
    • Aku berharap agar diriku dan keluargaku terlindung dari bahaya.
    • Aku mengharapkan kehidupan yang sehat dan sejahtera untuk diriku, keluargaku, dan teman-temanku.
    • Semoga aku bisa mengampuni diriku sendiri dan orang lain.
  5. Jika ada pikiran-pikiran negatif pada saat Anda mengucapkan afirmasi positif, coba pikirkan siapa yang memicu pikiran negatif ini. Ingatlah siapa saja yang sulit Anda cintai tanpa pamrih. Ulangi lagi afirmasi ini sambil memikirkan mereka. [19]
  6. Ulangi afirmasi positif ini sambil membayangkan orang yang membuat Anda merasa positif.
  7. Ulangi afirmasi positif ini sambil membayangkan orang yang membuat Anda merasa netral.
  8. Ulangi lagi afirmasi ini tanpa memikirkan siapa pun. Berfokuslah hanya pada kepositifan dari afirmasi ini. Biarkan perasaan positif memenuhi diri Anda dan sebarkan perasaan positif dari dalam diri Anda ke seluruh bumi. [20]
  9. Setelah Anda menyebarkan perasaan positif ke segala arah, ulangi mantra berikut: “Semoga semua manusia hidup senang, bahagia, dan sehat”. Ulangi afirmasi ini lima kali sampai Anda merasa kata-kata ini bergema di dalam tubuh Anda lalu sebarkan ke seluruh alam semesta. [21]
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Memahami Arti Mencintai Diri Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Kurangnya kemampuan mencintai diri sendiri bisa membuat Anda mengambil keputusan yang merugikan diri sendiri. Kondisi ini biasanya sama dengan kurangnya perasaan berharga yang menimbulkan sabotase diri secara sadar atau tidak sadar dan membuat seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar.
    • Kurangnya kemampuan mencintai diri sendiri bisa menimbulkan masalah ketergantungan akan pengakuan orang lain. [22] Orang-orang sering kali mengabaikan kebutuhan mereka sendiri hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
    • Kurangnya kemampuan mencintai diri sendiri juga bisa mencegah pemulihan gangguan emosi. Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang suka menyalahkan diri sendiri dan mengabaikan diri mereka mendapatkan hasil yang kurang baik dalam menjalani psikoterapi. [23]
  2. Hubungan antara orang tua dan anak berpengaruh pada pembentukan karakter seumur hidup. Anak-anak yang kebutuhan fisik, emosi, dan mentalnya tidak terpenuhi akan mengalami masalah dengan perasaan berharga dalam dirinya seumur hidup. [24]
    • Pesan-pesan negatif yang diterima di masa kecil, khususnya pesan yang berulang-ulang, biasanya akan tertanam di dalam pikiran seseorang dan memengaruhi cara ia memandang dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
    • Contohnya, seorang anak yang dijuluki “bodoh” atau “membosankan” akan menganggap dirinya bodoh atau membosankan setelah ia dewasa, meskipun sudah terbukti sebaliknya (misalnya ia punya banyak teman, suka membuat orang lain tertawa, atau menjalani gaya hidup yang menyenangkan). [25]
  3. Orang tua bisa menerapkan beberapa nasihat berikut untuk memperbaiki harga diri anak mereka:
    • Dengarkan anak Anda agar untuk menumbuhkan perasaan bahwa ia adalah orang yang berharga. [26]
      • Orang tua sering mengabaikan anaknya yang senang berbicara dan tidak mendengarkan dengan baik apa yang ia katakan. Akan tetapi, jika Anda benar-benar mau mendengarkan anak Anda dan berinteraksi dengannya sambil menjawab pertanyaan atau menanggapi ucapannya, ia akan merasa Anda menghargai apa yang ia katakan.
    • Didiklah anak-anak tanpa menggunakan cara yang agresif (tidak memukul, membentak, atau mempermalukan) untuk menstabilkan perasaan berharga di dalam diri mereka. [27]
      • Contohnya, jika anak Anda memukul anak lain, Anda bisa menariknya ke samping dan katakan dengan tenang bahwa ia tidak boleh memukul anak lain sebab akan menyakitinya. Jika perlu, Anda bisa mengajak anak Anda beristirahat sejenak untuk menenangkan diri sebelum ia kembali bermain.
    • Berikan kehangatan, kasih sayang, dukungan, dan penghargaan kepada anak-anak tanpa menilai agar mereka merasa layak dicintai dan diterima. [28]
      • Jika anak Anda mengatakan bahwa ia merasa sedih karena hal yang terasa konyol bagi Anda (misalnya karena matahari terbenam), jangan mengabaikan perasaannya. Akuilah apa yang ia rasakan dengan mengatakan, “Ibu mengerti kamu sedih karena matahari sudah terbenam”. Lalu cobalah menjelaskan mengapa keadaan ini tidak bisa diubah dengan mengatakan, “Matahari harus terbenam setiap malam sebab bumi ini berputar dan ada orang-orang di belahan bumi yang lain yang butuh sinar matahari juga. Sekarang kita punya kesempatan untuk beristirahat agar besok pagi bisa merasa segar lagi”. Setelah itu, peluklah anak Anda dan berikan kasih sayang secara fisik agar ia merasa nyaman. Ia juga akan merasa bahwa Anda bisa berempati dengannya, meskipun Anda tidak bisa mengubah keadaan.
  4. Anda pasti akan menghadapi kenegatifan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan mencintai diri sendiri tidak bisa dilatih dengan mengurung diri dalam kamar tanpa ada pengaruh dari komentar dan sikap negatif orang lain. Oleh sebab itu, Anda harus belajar menghadapi sikap negatif dari pasangan Anda, atasan Anda, atau bahkan orang yang Anda temui di jalan.
    • Anda bisa menguatkan diri dengan tidak membiarkan sikap negatif orang lain mengubah perasaan berharga di dalam diri Anda.
    Iklan

Tips

Iklan
  1. http://au.reachout.com/how-to-build-self-confidence
  2. http://psychcentral.com/lib/how-to-raise-your-self-esteem/000737
  3. http://psychcentral.com/lib/self-esteem-struggles-and-strategies-that-can-help/0006320
  4. http://www.nj-act.org/self.html
  5. https://www.psychologytoday.com/blog/wired-success/201305/do-self-affirmations-work-revisit
  6. Kearney DJ1, McManus C, Malte CA, Martinez ME, Felleman B, Simpson TL (2014) Loving-kindness meditation and the broaden-and-build theory of positive emotions among veterans with posttraumatic stress disorder. Med Care, Dec;52(12 Suppl 5):S32-8
  7. Kearney DJ1, McManus C, Malte CA, Martinez ME, Felleman B, Simpson TL (2014) Loving-kindness meditation and the broaden-and-build theory of positive emotions among veterans with posttraumatic stress disorder. Med Care, Dec;52(12 Suppl 5):S32-8
  8. Kearney DJ1, McManus C, Malte CA, Martinez ME, Felleman B, Simpson TL (2014) Loving-kindness meditation and the broaden-and-build theory of positive emotions among veterans with posttraumatic stress disorder. Med Care, Dec;52(12 Suppl 5):S32-8
  9. Kearney DJ1, McManus C, Malte CA, Martinez ME, Felleman B, Simpson TL (2014) Loving-kindness meditation and the broaden-and-build theory of positive emotions among veterans with posttraumatic stress disorder. Med Care, Dec;52(12 Suppl 5):S32-8
  10. Kearney DJ1, McManus C, Malte CA, Martinez ME, Felleman B, Simpson TL (2014) Loving-kindness meditation and the broaden-and-build theory of positive emotions among veterans with posttraumatic stress disorder. Med Care, Dec;52(12 Suppl 5):S32-8
  11. Kearney DJ1, McManus C, Malte CA, Martinez ME, Felleman B, Simpson TL (2014) Loving-kindness meditation and the broaden-and-build theory of positive emotions among veterans with posttraumatic stress disorder. Med Care, Dec;52(12 Suppl 5):S32-8
  12. Kearney DJ1, McManus C, Malte CA, Martinez ME, Felleman B, Simpson TL (2014) Loving-kindness meditation and the broaden-and-build theory of positive emotions among veterans with posttraumatic stress disorder. Med Care, Dec;52(12 Suppl 5):S32-8
  13. Wiltermuth SS1, Cohen TR2 (2014), “I’d only let you down”: Guilt Proneness and the Avoidance of Harmful Interdependence. Journal of Personal and Social Psychology, Nov;107(5):925-42
  14. Ryum T1, Vogel PA, Walderhaug EP, Stiles TC. (2105) The role of self-image as a predictor of psychotherapy outcome. Scandinavian Journal of Psychology Feb;56(1):62-8
  15. Zaleznik, Abraham. Executive’s Guide to Understanding People. Palgrave MacMillian, 2009
  16. Efficacy, Agency, and Self-Esteem. Kernis, Michael H. Springer Science + Business Media, 1995
  17. Handbook of Positive Psychology. Snyder, CR and SJ Lopez, eds. Oxford UP, 2002.
  18. Handbook of Positive Psychology. Snyder, CR and SJ Lopez, eds. Oxford UP, 2002.
  19. Handbook of Positive Psychology. Snyder, CR and SJ Lopez, eds. Oxford UP, 2002.

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 107.270 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan