PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Menerima masa lalu pasangan merupakan aspek penting dalam menjalin hubungan. Meskipun sulit, hal ini sangat bermanfaat. Entah Anda sering terusik oleh hubungannya dengan mantan kekasih atau kesalahan yang pernah ia lakukan , tetaplah berpikir objektif. Ingatlah bahwa setiap orang bisa berbuat salah dan masa lalu tidak bisa diubah. Bukalah pintu hati untuknya meskipun ia pernah berperilaku buruk kepada mantan pasangannya, misalnya berselingkuh atau melakukan tindak kekerasan. Fokuskan perhatian pada cara ia memperlakukan Anda saat ini dan berusahalah menjalin hubungan yang harmonis.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Mengendalikan Emosi

PDF download Unduh PDF
  1. Sadari munculnya pikiran negatif . Berusahalah menghilangkan kebiasaan berpikir benar-salah dan jangan membuat kesimpulan berdasarkan asumsi. Memikirkan masa lalu pasangan dan merasakan emosi negatif adalah hal yang wajar. Walau demikian, berusahalah memantau setiap kali pikiran Anda lepas kendali atau ketika Anda mulai memikirkan kejadian lalu secara subjektif. [1]
    • Rasa marah , sedih , dan cemburu adalah emosi yang normal. Contohnya, wajar jika Anda merasa sedih atau menangis saat teringat perilaku buruk pasangan. Ceritakan beban perasaan kepada orang terdekat apabila Anda merasa cemburu atau sedih saat memikirkan mantan kekasih pasangan.
    • Di sisi lain, kendalikan kebiasaan memikirkan hubungan lalu pasangan, membuka akun media sosial mantan kekasihnya, atau memendam kekesalan karena kesalahan kecil yang ia lakukan beberapa tahun lalu.
  2. Begitu Anda tersadar sedang berpikir negatif atau irasional, pertanyakan kebenarannya. Ingatkan diri sendiri agar tetap berpikir objektif, mempertimbangkan fakta, dan mengabaikan asumsi yang tidak logis. [2]
    • Contohnya, Anda curiga pasangan masih mencintai mantan kekasihnya, tetapi Anda tidak bisa membuktikannya. Tanyakan kepada diri sendiri logis tidaknya sikap Anda jika terus merasa cemburu, berpikir negatif tentang pasangan, atau mengakses medsos untuk cari tahu keseharian mantannya.
    • Ingatkan diri sendiri, "Stop! Rasa cemburu memang wajar, tapi aku mampu mengendalikan pikiran dan tindakanku. Aku tidak bisa mengendalikan pasanganku atau mengubah masa lalunya, tapi aku bisa mengendalikan reaksiku. Aku terlalu cepat menyimpulkan sebab tidak ada alasan bagiku untuk mencurigainya."
    • Jika Anda meragukan kesetiaan pasangan, ungkapkan perasaan dengan jujur kepadanya, alih-alih membuat kesimpulan yang keliru.
  3. Ungkapkan beban perasaan kepada orang terdekat dan mintalah ia memberikan saran yang objektif. Orang ketiga yang netral bisa memberikan umpan balik tentang akar masalah yang Anda hadapi. Bisa jadi, isu ini muncul hanya karena persepsi Anda atau memang ada alasan yang sahih. Carilah orang yang mampu berpikir objektif dan ingatlah bahwa semua yang Anda ucapkan bisa memengaruhi opininya tentang pasangan Anda. [3]
    • Contohnya, orang tua tidak menyetujui hubungan Anda. Mereka makin menolak jika Anda menceritakan keburukan pasangan. Apabila Anda bisa menerima masa lalunya dan melanjutkan hubungan, orang tua tetap keberatan sehingga Anda menghadapi dilema. [4]
  4. Temui terapis untuk meminta bantuan. Jika Anda kesulitan menerima masa lalu pasangan atau mengendalikan emosi, andalkan bantuan terapis atau konselor profesional. Ia mampu memberikan perspektif baru tentang hubungan Anda dan membantu Anda mengatasi isu lain yang lebih besar. [5]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Memahami Masa Lalu Pasangan secara Objektif

PDF download Unduh PDF
  1. Cobalah mengingat-ingat tindakan yang pernah Anda lakukan. Berusahalah memahami apa yang ia lakukan dan alami. Ingatlah bahwa semua orang memiliki masa lalu dan tidak ada orang yang sempurna. Setiap kali Anda merasa terusik oleh masa lalu pasangan, ingatlah bahwa Anda juga tidak luput dari kesalahan, pernah putus cinta, atau melakukan tindakan yang sama. [6]
    • Bayangkan apa yang Anda rasakan seandainya pasangan ingin tahu perasaan Anda kepada mantan kekasih atau mengungkit-ungkit kesalahan yang Anda lakukan 10 tahun lalu. Mungkin Anda merasa diperlakukan tidak adil jika ia menghakimi Anda karena tindakan yang dilakukan sebelum Anda berdua bertemu.
  2. Pasangan tidak bisa menghapus sejarah hidupnya. Jangan berharap ia memiliki masa lalu yang putih bersih. Setiap orang membawa kisah masa lalunya saat mulai menjalin hubungan. Anda bebas menentukan siap tidaknya Anda menerima semua yang pernah ia lakukan dan alami. [7]
    • Wajar jika Anda perlu mempertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan, tetapi tidak selayaknya Anda menyimpan dendam atau mengungkit-ungkit kesalahannya saat bertengkar. Kalau ia pernah melakukan tindakan yang mengerikan dan sulit diterima, lebih baik akhiri hubungan, alih-alih terus memojokkannya.
  3. Pertimbangkan perilakunya dan sikapnya kepada Anda saat ini. Berusahalah melihat kebaikannya dan pola perilakunya yang baru, alih-alih terfokus pada tindakan tertentu. Bersikaplah bijaksana dengan membayangkan apa yang Anda rasakan seandainya ia menghakimi Anda hanya berdasarkan satu kesalahan yang pernah Anda lakukan. [8]
    • Contohnya, pasangan mengatakan kepada Anda bahwa ia pernah menyelingkuhi mantan kekasihnya beberapa tahun lalu dan masih merasa bersalah. Anda tidak perlu mencurigainya hanya karena ia mengungkapkan hal ini.
  4. Meskipun setiap orang tidak luput dari kesalahan, Anda perlu menerapkan batasan personal. Kesalahan kecil hanya sekali masih bisa diterima, tetapi jangan mengabaikan peringatan penting adanya masalah besar, misalnya kebiasaan berperilaku buruk atau melakukan tindak kriminal. [9]
    • Contohnya, ia mengaku bahwa ia sering berselingkuh setiap menjalin hubungan asmara. Hal ini menunjukkan adanya pola perilaku buruk dan kemungkinan besar ia tidak mampu berkomitmen.
    • Contoh lain, ia pernah dipenjara karena melakukan kejahatan. Terlebih lagi, Anda pernah melihat sendiri ia marah sambil meninju meja, membanting pintu, dan memecahkan gelas. Perilaku buruknya menunjukkan bahwa ia cenderung melakukan tindak kekerasan dan kejahatan. Selain itu, Anda mengalami tindak kekerasan jika ia memaki Anda, mengancam akan menyiksa Anda, atau berusaha memisahkan Anda dari orang-orang terdekat. Memutus hubungan bisa menjadi opsi terbaik jika Anda melihat salah satu dari tanda bahaya tersebut.
    • Jika pasangan berperilaku buruk, tetapi tidak melampiaskan kemarahan kepada Anda dan Anda ingin melanjutkan hubungan, terapkan batasan yang jelas. Ajaklah ia berkonsultasi dengan pakar kesehatan mental untuk berlatih mengendalikan kemarahan .
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mendiskusikan Masalah dengan Pasangan

PDF download Unduh PDF
  1. Jangan membahas isu tentang masa lalunya saat berdiskusi. Ajaklah ia berbicara ketika Anda berdua sedang merasa tenang dan santai. Ceritakan dengan jujur apa yang membebani pikiran Anda selama ini. [10]
    • Sebagai contoh, katakan kepadanya, "Aku mau curhat , nih! Aku kepikiran sejak kamu cerita kalau kamu suka minum alkohol. Aku enggak keberatan kamu bersenang-senang, tapi pola hidupku berbeda. Aku harap kamu bisa menghilangkan kebiasaan ini."
    KIAT PAKAR

    Chloe Carmichael, PhD

    Pakar Psikologi Klinis Berlisensi
    Chloe Carmichael, PhD adalah pakar psikologi klinis berlisensi yang menjalankan praktik swasta yang terbilang sukses di New York City, dengan fokus pada masalah hubungan, manajemen stres, dan pelatihan karier. Dia mendapatkan gelar PhD dalam psikologi klinis dari Long Island University dan merupakan penulis buku laris versi Amazon Dr. Chloe’s 10 Commandments of Dating.
    Chloe Carmichael, PhD
    Pakar Psikologi Klinis Berlisensi

    Perhatikan sikap pasangan saat Anda berbicara dengannya . Jika ia tetap tenang, ramah, dan berusaha mencari solusi sehingga Anda merasa nyaman, ini adalah pertanda baik. Jika ia marah, tersinggung, atau kesal, kemungkinan besar ia tersinggung atau menolak permintaan Anda.

  2. Biarkan ia memberikan alasan dan tetaplah berprasangka baik. Mungkin Anda belum mendapat informasi yang lengkap karena ia baru bercerita sekilas. Jangan langsung membuat kesimpulan dan jangan menebak apa yang ia pikirkan atau rasakan. [11]
    • Contohnya, jangan berasumsi bahwa ia masih mencintai mantan kekasihnya. Alih-alih terusik oleh rasa curiga, katakan kepadanya, "Aku tau kamu cukup lama menjalin hubungan dengan mantan dan sejujurnya aku khawatir. Mungkin aku sepertinya cemburu, tapi aku perlu memastikan kamu bisa berkomitmen."
  3. Ketahui bahwa penjelasan tidak sama dengan dalih. Berikan kesempatan kepadanya untuk memberikan penjelasan yang masuk akal agar Anda memahami perbuatannya, tetapi andalkan kata hati jika ia mulai berdalih untuk membenarkan tindakannya. [12]
    • Contohnya, pasangan pernah menjadi pecandu narkoba atau alkohol. Ia menjelaskan usahanya mengatasi kecanduan dan sudah lama pulih. Ini bukan dalih sebab ucapan dan tindakannya membuktikan bahwa kejadian lalu tidak terulang lagi.
    • Contoh lain, pasangan kerap menemui mantan kekasihnya sendirian. Ia sering memuji mantan kekasih dan mengatakan, "Bajumu mengingatkan aku kepada mantan sebab baju kalian sama." Meskipun ia memberikan alasan, ucapannya membuktikan bahwa ia belum melupakan mantan kekasih. Sebaiknya Anda bertanya kepadanya untuk memastikan komitmennya untuk menjalin hubungan dengan Anda.
  4. Seiring waktu, Anda berdua merasa nyaman berbagi kerentanan karena hubungan makin akrab sehingga ia mau menceritakan pengalaman, kesalahan, dan kekecewaannya. Utamakan kejujuran, tetapi untuk topik tertentu, Anda tidak perlu menceritakan apa pun. [13]
    • Contohnya, bercerita tentang hobi yang sama dan hal-hal yang tidak disukai membuat Anda berdua makin akrab, tetapi Anda tidak perlu menceritakan pengalaman bersama mantan kekasih. [14]
    • Beberapa orang tidak tertarik mendengar cerita tentang hubungan kekasihnya dengan orang lain. Jika Anda mudah cemburu, beri tahu pasangan bahwa Anda tidak mau mendengar cerita tentang mantan kekasihnya.
  5. Jika Anda berdua menjalin hubungan yang serius, bahaslah cara menjaga kesehatan seksual sebelum menikah. Topik ini kurang menyenangkan, tetapi bisa berakibat buruk jika diabaikan. Usulkan agar Anda berdua menjalani tes penyakit menular seksual tanpa berprasangka buruk kepadanya. [15]
    • Seandainya Anda tahu bahwa ia pernah menikah atau sering berganti kekasih, sebaiknya Anda mempertimbangkan risiko penyakit seksual. Ajaklah ia berdiskusi tentang hal ini dan sampaikan bahwa kesehatan seksual merupakan isu penting yang harus dibahas oleh pasangan yang ingin menikah.
    • Saat berdiskusi, katakan kepadanya, "Aku tau topik ini kurang menyenangkan, tapi kita perlu menjaga kesehatan seksual sebelum menikah. Aku rutin menjalani tes. Bagaimana denganmu? Bagaimana kalau kita menjalani tes bareng ?"
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Memercayai Pasangan

PDF download Unduh PDF
  1. Tanyakan kepada diri sendiri ada tidaknya hal-hal yang membuktikan bahwa ia pantas dicurigai. Pertimbangkan kondisi hubungan Anda secara rasional dan perilakunya sejak Anda berdua menjalin hubungan. Cara ia memperlakukan Anda saat ini jauh lebih penting daripada perbuatannya sebelum Anda mengenalnya. [16]
    • Rasa takut memercayai orang lain adalah hal yang wajar, terutama jika Anda pernah disakiti. Ingatkan diri sendiri untuk berhenti merasa curiga atau cemburu. Bersikaplah objektif saat mempertimbangkan ucapan dan tindakannya saat ini.
  2. Jangan membuka laci mejanya atau membaca pesan dan surelnya. Bayangkan perasaan Anda kalau ia melanggar privasi Anda. Jika ada sesuatu yang membuat Anda sulit memercayainya, diskusikan isu ini dengannya, alih-alih melanggar privasinya. [17]
    • Jika Anda memiliki bukti lalu melakukan konfrontasi, ia tahu bahwa Anda melanggar privasinya. Anda berdua akan bersikap defensif, saling menyalahkan, dan tidak percaya satu sama lain sehingga kesulitan berdiskusi dengan baik.
    • Pemicu rasa tidak percaya bukan hanya perselingkuhan. Contohnya, pasangan pernah kecanduan alkohol atau narkoba. Wajar jika Anda tidak percaya saat ia mengatakan bahwa ia sudah pulih karena Anda sering melihat ia minum alkohol bergelas-gelas atau emosinya tidak stabil dan cenderung negatif.
  3. Bicarakan hal ini saat Anda berdua sedang santai dan tenang. Siapkan dahulu apa yang ingin Anda katakan dan alasan yang membuat Anda tidak memercayainya. Jangan sampai ia merasa dipersalahkan. Jelaskan kepadanya apa yang pernah ia lakukan sehingga Anda bertanya-tanya. [18]
    • Sebagai contoh, katakan kepadanya, "Aku ingin membantu, bukan menyalahkan atau menuduhmu apa pun. Seingatku, kamu pernah bilang, dulu kamu sering mengamuk. Aku perhatikan, kamu cepat marah belakangan ini. Kalau kamu mau curhat biar lebih tenang, aku siap mendengar."
    • Jika ia masih mencintai mantan kekasihnya, katakan kepadanya, "Aku terusik saat kamu cerita pengalaman indah bersama mantan atau betapa hebatnya dia. Aku merasa kamu membandingkan aku dengannya. Aku senang kalian berteman baik, tapi aku bertanya-tanya, jangan-jangan kamu masih mencintainya."
  4. Pasangan berperilaku irasional jika ia memajang foto mantan kekasih di nakas. Namun, jangan mempermasalahkan hal-hal sepele yang mengingatkan Anda tentang hubungan mereka. Menyimpan suvenir dari mantan kekasih tidak berarti ia masih mencintainya. [19]
    • Sebagai contoh, ia masih menyimpan lukisan marmut kesayangannya hasil karya mantan kekasih. Jangan berasumsi ia masih mencintainya. Contoh lain, pasangan minum kopi menggunakan gelas favorit dari mantan kekasih. Jangan menyimpulkan ia masih mengharapkannya.
    • Ingat, Anda tidak bisa berpura-pura masa lalu tidak pernah terjadi. Ia boleh bernostalgia, tetapi pastikan ia tetap berkomitmen kepada Anda. Selama ia memperlakukan Anda dengan baik dan Anda berdua bahagia, jangan biarkan masa lalu menjadi batu sandungan bagi Anda berdua.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.823 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan