PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Sekalipun relatif pendek dan sederhana, ada banyak hal yang dapat ditemukan melalui analisis mendalam dari sebuah cerita pendek. Mulailah dengan mencoba menyimpulkan cerita yang disampaikan, lalu perhatikan aspek-aspek lain secara saksama, seperti konteks, latar belakang, plot, penggambaran karakter, tema, dan gaya penulisan. Gabungkan semua aspek tersebut melalui kritik yang cermat dan buat kesimpulan dari pandangan Anda terhadap alasan sang penulis mengarang cerita pendek tersebut.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Memahami Cerita Berdasarkan Konteks

PDF download Unduh PDF
  1. Meringkas cerita akan membantu Anda menyusun ide dan memastikan Anda memiliki pemahaman dasar dari cerita tersebut. [1] Mulai analisis Anda dengan menuliskan hal-hal berikut ini:
    • Judul cerita.
    • Nama penulis.
    • Tanggal publikasi.
    • Asal publikasi cerita tersebut (misalnya melalui sebuah antologi atau majalah sastra).
    • Sebagai contoh, “Saya sedang menganalisis cerita pendek berjudul ‘ Jeeves Takes Charge ’ karangan P. G. Wodehouse yang dipublikasikan pada tanggal 18 November 1916 melalui The Saturday Evening Post .
  2. Sebagian besar cerita pendek dibuat berdasarkan penulisan karakternya. Luangkan waktu untuk mengenali karakter-karakter utama dalam cerita, lalu buat catatan. Sebagai contoh, dalam cerita “ Jeeves Takes Charge ”, karakter utamanya adalah:
    • Seorang aristokrat muda dari Inggris, Bertie Wooster.
    • Pembantu pribadi Bertie (sama seperti asisten), Jeeves.
    • Tunangan Bertie, Florence Craye.
    • Paman Bertie, Willoughby.
    • Saudara laki-laki Florence yang masih remaja, Edwin.
  3. Setelah menuliskan semua detail dasar, tulislah sebuah paragraf atau beberapa kalimat yang menggambarkan inti cerita secara ringkas. Tulisan ini tidak perlu mencakup seluruh aspek penting dalam plot – cukup tulis garis besarnya saja. [2]
    • Sebagai contoh, “ Jeeves Takes Charge “ berkisah tentang seorang aristokrat muda bodoh (Bertie Wooster) yang mencoba menyabotase publikasi memoar pamannya demi menyenangkan hati sang tunangan. Sementara itu, asisten pribadi Bertie, Jeeves, merancang skema untuk merusak pertunangan tuannya.”
  4. Memahami konteks dari cerita pendek dapat memperluas wawasan Anda untuk memahami mengapa cerita tersebut ditulis sedemikian rupa. Mempelajari latar belakang penulis beserta motivasinya untuk berkarya adalah hal penting untuk memahami konteks cerita. Mempelajari pengalaman dan sudut pandang penulis, serta latar belakang literasi atau pendidikan yang pernah ia dapatkan, akan memperjelas alasan mengapa ia memakai tema, jalan cerita, dan tipe karakter tertentu. [3]
    • Sebagai contoh, P. G. Wodehouse adalah penulis klasik berpendidikan yang tumbuh besar di akhir era Victorian dan Edwardian di Inggris. Selama tahun 1910-an, ia hidup dan bekerja di New York sebagai penulis, pengarang lirik, dan penulis sandiwara. Cerita yang ia usung menggabungkan referensi dari literatur barat klasik dengan kultur pop kontemporer khas Inggris dan Amerika.
  5. Selain mempelajari latar belakang penulis, memahami konteks sejarah dan aspek geografis dari cerita dapat membantu Anda memahaminya dengan lebih baik. Sekalipun sebuah cerita memakai waktu dan tempat yang berbeda dari kapan/di mana cerita tersebut ditulis, konteks dari cerita pasti akan memengaruhi tema, bahasa, gaya, dan sudut pandang penulisan cerita. [4]
    • Catat isu sosial dan isu politik besar pada periode penulisan cerita, serta tema karya seni yang sedang populer saat itu. Perubahan kultur dan politik yang signifikan sering kali tercermin pada cerita pendek, entah secara jelas atau dalam konteks yang lebih halus.
    • Sebagai contoh, “ Jeeves Takes Charge ” memakai latar belakang cerita para bangsawan di pedesaan Inggris pada tahun 1910-an, tetapi tulisan ini dipublikasikan di Amerika Serikat pada awal perang dunia pertama (sebelum Amerika Serikat ikut berperang). Ceritanya mengandung stereotip khas orang Amerika terhadap aristokrat Inggris dan menghindari referensi terhadap peristiwa dalam sejarah kontemporer.
  6. Target pembaca akan memengaruhi pilihan yang diambil penulis saat membuat sebuah cerita. Sebagai contoh, sebuah cerita yang ditulis untuk anak-anak mungkin memiliki gaya penulisan, tema, dan tingkat kesulitan kosakata yang berbeda dari cerita yang ditulis untuk orang dewasa. Saat menganalisis cerita, pertimbangkan siapa target pembacanya.
    • Jika Anda tidak tahu siapa target pembacanya, media yang memublikasikan cerita tersebut dapat menjadi petunjuk.
    • Sebagai contoh, “ Jeeves Takes Charge ” dipublikasikan melalui The Saturday Evening Post , sebuah majalah hiburan yang terbit setiap minggu untuk orang dewasa di Amerika Serikat. Ceritanya dirancang untuk menarik minat orang dewasa dari kalangan menengah di Amerika Serikat.
  7. Latar fisik sebuah cerita berfungsi untuk menciptakan suasana tertentu dan membantu aksi di dalamya terasa lebih nyata dan masuk akal. Hal ini juga memiliki peran penting dalam penulisan jalan cerita. Cobalah untuk mencari tahu secara spesifik latar cerita tersebut, lalu pikirkan bagaimana cara penulis menciptakannya. Tanyakan kepada diri sendiri makna latar yang dipakai bagi para karakter dalam cerita dan bagi pembaca, misalnya untuk memotivasi para karakter atau membawa simbolisme tertentu di dalamnya. [5]
    • Sebagai contoh, sebagian besar latar cerita “ Jeeves Takes Charge ” berada di Easeby Hall, sebuah daerah fiksional di Shropsire, Inggris. Wodehouse tidak menggambarkan latar dengan detail yang luar biasa, tetapi menciptakan kesan dengan cara meninggalkan detail-detail kecil si sepanjang cerita (misalnya, Bertie bersembunyi di belakang zirah di perpustakaan pamannya saat hendak mencuri manuskrip).
  8. Latar waktu pada cerita juga bisa bermakna penting. Sekalipun penulis tidak menyebutkannya secara spesfik, Anda tetap bisa menerka latar waktu dari bahasa yang dipakai tokoh dalam cerita, referensi terhadap peristiwa bersejarah atau kultur pop, serta penggambaran kostum dan teknologi yang digunakan.
    • Sebagai contoh, “ Jeeves Takes Charge ” memakai latar waktu di musim panas, “sekitar 6 tahun lalu.” Jika kita berasumsi bahwa cerita tersebut terjadi 6 tahun sebelum dipublikasikan, latar waktunya berada di tahun 1910.
    • Anda juga bisa menemukan petunjuk umum untuk mengenali latar waktu, seperti referensi terhadap penggunaan telegraf dan kebiasaan Bertie untuk memakai bahasa khas periode tersebut (seperti “ rummy ” yang berarti “aneh” atau “ a frost ” yang berarti “sebuah kegagalan”).
    • Beberapa cerita mungkin memiliki latar sejarah yang berubah atau dimodifikasi dalam struktur naratif. Jika ini dipakai, perhatikan efek yang ditimbulkan oleh latar waktu yang “rusak” atau nonlinear.
  9. Salah satu pendekatan untuk memahami hal ini adalah dengan membayangkan apakah cerita tersebut akan berbeda apabila ditulis dengan latar berbeda. Apakah gaya penulisannya akan tetap sama? Apakah peristiwa dan tema dalam cerita cocok dipakai dengan latar lain? Apa pengaruh dari konteks sejarah, kultur, dan geografis terhadap diri, prinsip, dan aksi para tokoh di dalam cerita? [6]
    • Sebagai contoh, jika “ Jeeves Takes Charge ” memakai latar di tahun 2018, seberapa besar kemungkinan anak muda seperti Bertie mau mempekerjakan asisten pribadi seperi Jeeves? Bagaimana cara Bertie mencuri manuskrip pamannya di era penulisan dan pengiriman dokumen secara digital?
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengevaluasi Plot dan Penokohan

PDF download Unduh PDF
  1. Plot adalah gabungan dari peristiwa yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah cerita utuh. [7] Karena panjangnya terbatas, kebanyakan plot cerita pendek fokus pada peristiwa penting dengan jumlah relatif sedikit. Untuk memahami plot cerita pendek, mulailah dengan membuat daftar peristiwa penting yang menjadi bagian plot. Sebagai contoh, cerita “ Jeeves Takes Charge ”, memiliki beberapa peristiwa penting dalam plotnya, yaitu:
    • Tunangan Bertie, Florence, meminta Bertie untuk menghancurkan manuskrip memoar pamannya karena ia takut hal tersebut dapat memicu skandal.
    • Bertie mencuri manuskrip, tetapi saudara laki-laki Florence mengetahui hal tersebut dan melaporkannya kepada sang paman.
    • Jeeves mengambil manuskrip sebelum paman Bertie menemukannya. Bertie berpikir bahwa Jeeves menyimpannya di tempat aman, padahal sang asisten mengirimkan manuskrip tersebut ke penerbit.
    • Florence memutuskan pertunangan setelah tahu bahwa memoar sang paman telah diterbitkan. Bertie pada mulanya marah, tetapi Jeeves meyakinkan bahwa ia tidak akan bahagia jika menikah dengan Florence.
  2. Sebagian besar plot berkutat pada sebuah konflik utama. Konflik dalam cerita adalah pertentangan dramatis antara dua kubu yang berseberangan. Hal ini dapat berbentuk pertikaian antara dua karakter (konflik eksternal) atau pertentangan batin pada satu karakter (konflik internal). [8] Sebuah cerita pendek mungkin memiliki beberapa konflik, tetapi biasanya ada 1 konflik utama yang menggambarkan garis besar cerita.
    • Dalam kisah “ Jeeves Takes Charge ”, konflik utamanya ada pada diri Bertie dan Jeeves. Kedua tokoh ini terlibat dalam perebutan kuasa yang dimulai dari hal kecil (misalnya perdebatan tentang pakaian yang harus dikenakan Bertie), lalu memuncak saat Jeeves menghancurkan pertunangan Bertie dengan Florence.
  3. Ada banyak plot yang memasukkan eksposisi atau informasi untuk memperjelas latar supaya pembaca dapat lebih mudah memahami apa yang terjadi. Sekalipun eksposisi dapat tersebar di seluruh bagian cerita, sebagian besarnya kemungkinan ada di awal cerita, sebelum terjadinya “aksi besar” untuk memulai bagian utama dari cerita tersebut. [9]
    • Sebagai contoh, pada awal cerita “ Jeeves Takes Charge ”, narasi Bertie dimulai dengan penjelasan singkat mengenai hubungannya dengan Jeeves. Hal ini memberikan latar yang jelas pada jalan cerita utama.
  4. Plot cerita tradisional dapat dibagi menjadi pembuka, isi, dan penutup, atau dikenal dengan sebutan “orientasi”, “klimaks”, dan “evaluasi”. Ingat, ketiga bagian tersebut tidak harus seimbang, terutama dalam sebuah cerita pendek yang kebanyakan terdiri dari orientasi. Cerita pendek sering kali berakhir di bagian klimaks untuk memberikan inspirasi bagi pembacanya. [10] Struktur tradisional yang digunakan dalam penulisan cerita “ Jeeves Takes Charge ”, dapat dibagi menjadi:
    • Orientasi: Bertie mengunjungi pamannya, mempekerjakan Jeeves, dan mencuri manuskrip milik sang paman.
    • Klimaks: Jeeves merebut manuskrip dan mengirimnya ke penerbit secara diam-diam sehingga Florence memutuskan pertunangannya.
    • Evaluasi: Bertie hendak memecat Jeeves, tetapi sang asisten meyakinkannya bahwa Florence bukanlah orang yang tepat untuk dinikahi.
  5. Sekalipun tidak semua plot memiliki evaluasi yang jelas, hal ini menjadi elemen umum pada banyak cerita pendek. Resolusi tersebut bisa berupa penjelasan singkat mengenai apa yang terjadi setelah cerita utama berakhir, atau berhubungan dengan kejadian yang belum selesai pada bagian “evaluasi.” [11] Sebuah resolusi mungkin berhubungan dengan awal cerita.
    • Sebagai contoh, pada cerita “ Jeeves Takes Charge ”, konflik sudah selesai saat Bertie memutuskan untuk memercayai penilaian Jeeves – tidak hanya mengenai pertunangannya, tetapi untuk segala urusan pribadinya. Hal ini berkaitan dengan paragraf pembuka yang menjelaskan bahwa Bertie sangat bergantung pada kecerdasan Jeeves.
  6. Setelah mengenali peristiwan penting dalam plot, pertimbangkan struktur plot tersebut. Apakah plot ditulis secara runtut atau berpindah-pindah dari satu waktu ke waktu lain? Apakah cerita dimulai sebelum aksi utama atau terjadi di tengah sebuah aksi? ( in media res )? Apakah cerita tersebut dapat diartikan sendiri oleh pembaca atau memiliki resolusi yang jelas? Setelah itu, pikirkanlah mengapa penulis memakai struktur tersebut dan efek atau makna apa yang ada dalam struktur tersebut.
    • Sebagai contoh, “ Jeeves Takes Charge ” memiliki plot yang linear yang berpindah dari satu kejadian ke kejadian lain secara runut.
  7. Sudut pandang adalah aspek penting dari sebuah cerita karena dapat menjadi lensa untuk menginterpretasikan sebuah kejadian, penokohan, dan tema cerita. Saat mempelajari sudut pandang, tanyakan kepada diri sendiri mengapa sang penulis membuat pilihan tertentu dan apa pengaruhnya terhadap cerita. Anda dapat membayangkan cerita itu dari sudut pandang yang berbeda, serta mencari tahu efek apa yang ditimbulkan saat membacanya. Saat membaca sebuah cerita, pertimbangkan untuk:
    • Dari sudut pandang siapa cerita tersebut disampaikan? Apakah dari salah satu tokoh di dalamnya atau dari seorang narator yang tidak dikenal?
    • Apakah cerita tersebut dibuat dari sudut pandang orang pertama (narator menggunakan “aku”) atau dari sudut pandang orang ketiga?
    • Apakah narator memberikan penjelasan yang jelas terhadap peristiwa dalam cerita atau apakah ia salah paham atau sengaja menyesatkan pembaca (tidak bisa diandalkan)?
    • Apakah sudut pandang narator terbatas atau apakah ia memahami segala hal yang terjadi dalam cerita?
  8. Tokoh adalah hal terpenting dari kebanyakan cerita pendek. Plot akan berkembang dari aksi mereka. Saat membaca cerita, pikirkan ciri khas masing-masing karakter dan pikirkan mengapa penulis memberikan keunikan tersebut. Ciri khas karakter dapat meliputi hal-hal seperti: [12]
    • Penampilan fisik (seperti tinggi badan, warna rambut, daya tarik, gaya berpakaian).
    • Kepribadian (seperti baik, penakut, atau humoris).
    • Gaya berbicara (sering memakai slang, bahasa formal, kaku, puitis).
    • Ciri khas lain, seperti usia, profesi, atau status sosial.
  9. Masing-masing tokoh memiliki peran tersendiri dalam cerita. Anda dapat mendefinisikan peran mereka berdasarkan hubungan dengan tokoh lain atau berdasarkan aksi yang memicu pergerakan plot dalam cerita. [13] Sebagai contoh:
    • Bertie Wooster adalah protagonis sekaligus narator dalam cerita “ Jeeves Takes Charge .” Ia memliki sifat lucu alih-alih karakteristik pahlawan dalam literatur klasik, serta sering gagal mewujudkan keinginannya di sepanjang cerita. Ia adalah tokoh stereotip yang didesain untuk menarik minat pembaca di Amerika Serikat pada masa itu.
  10. Untuk menjelaskan aksi tokoh dalam cerita, mereka pasti memiliki motivasi yang jelas. Motivasi menjelaskan cara berpikir, cara beraksi, dan cara berbicara seorang karakter cerita. Terkadang motivasi tersebut dijelaskan secara gamblang. Namun, terkadang motivasi tersebut juga disembunyikan dalam dialog. Cari tahu apa yang memotivasi seorang tokoh melakukan sesuatu dan apa yang berusaha ia raih. [14]
    • Sebagai contoh, dalam cerita “ Jeeves Takes Charge ”, Jeeves mengatakan kepada Bertie bahwa ia menyabotase pertunangannya karena yakin Bertie tidak akan bahagia menikah dengan Florence. Ia also menyampaikan motivasi pribadinya secara tersirat – ia pernah bekerja untuk keluarga Florence di masa lalu dan tidak ingin kembali bekerja untuk mereka.
  11. Hampir semua cerita pendek memiliki karakter yang “berkembang” seiring laju plot, seperti menemukan hal baru tentang dirinya atau mengalami perubahan prinsip atau perilaku. Namun, ada banyak cerita pendek yang membiarkan karakternya tetap sama karena penulis hanya memberi gambaran kasar mengenai karakter tersebut tanpa menunjukkan perkembangannya secara penuh laiknya praktik yang lebih umum dijumpai di sebuah novel.
    • Sebagai contoh, pada permulaan cerita “ Jeeves Takes Charge ”, Bertie memandang Jeeves sebagai pelayan yang kompeten, tetapi menolak usaha Jeeves untuk memberi saran dan memandunya. Setelah menyadari bahwa ia menyetujui pandangan Jeeves terhadap Florence, Bertie memutuskan bahwa ia sebaiknya membiarkan Jeeves “berpikir untuknya”.
    • Saat menganalisis perkembangan seorang tokoh, jangan hanya mempertimbangkan perubahan yang terjadi, tetapi perhatikan juga bagaimana dan mengapa perubahan tersebut bisa terjadi. Jika Anda tidak merasa sang tokoh berubah atau berkembang, pikirkan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mengeksplorasi Tema, Pola, dan Gaya Penulisan Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Tema adalah ide pokok yang berusaha disampaikan oleh penulis atau ide yang tercermin dalam cerita melalui peristiwa-peristiwa dalam plot atau aksi para tokohnya. Tema dapat meliputi hal-hal seperti isu moral atau etika, atau ide yang berhubungan dengan sifat alami manusia. Tema dalam cerita pendek mungkin tampak jelas atau disampaikan secara halus. Sebuah cerita juga bisa memakai lebih dari satu tema. [15]
    • Sebagai contoh, tema utama dalam cerita “ Jeeves Takes Charge ” adalah tentang sifat alami dari kekuasaan dan wewenang dalam hubungan antara tuan dan pembantunya. Bertie adalah atasan Jeeves, tetapi Jeeves memiliki pengaruh yang lebih besar dalam hubungan mereka karena sifatnya yang cerdik dan tegas.
  2. Referensi dan kiasan membantu menciptakan hubungan yang kuat dengan cara menyambungkan berbagai peristiwa, karakter, atau objek dalam cerita ke karya atau ide lain yang familier bagi pembaca. Referensi tersebut bisa tampak jelas (misalnya, “Seperti yang dikatakan Shakespeare.....”) atau disampaikan secara halus (misalnya, cerita yang ditulis mungkin menggunakan kiasan yang ada pada kisah Christmas Carol karangan Dickens, yaitu “ Bah, humbug! ”). [16]
    • ’Sebagai contoh, “ Jeeves Takes Charge ” memakai kidung Thomas Hood berjudul The Dream of Eugene Aram (1831) sebagai referensi dalam bentuk kutipan asal yang diucapkan oleh Bertie. Kidung tersebut berhubungan dengan tema pembunuhan yang digunakan Bertie untuk membandingkan kejahatan pencurian dan pengerusakan manuskrip pamannya.
  3. Ada banyak penulis yang memakai simbolisme dan tamsil untuk menyampaikan ide. Simbolisme tersebut melibatkan penggunaan objek fisik atau bahkan manusia untuk menjelaskan sebuah ide abstrak (misalnya mawar putih menjadi simbol kesucian atau kepolosan). Tamsil merujuk pada penggunaan kata-kata untuk menciptakan gambaran mental yang bersifat literal atau metaforis.
    • Sebagai contoh, pada akhir cerita “ Jeeves Takes Charge ”, Bertie mengatakan kepada Jeeves bahwa ia dapat membuang jas miliknya yang tidak disukai Jeeves. Sang asisten kemudian mengatakan bahwa ia sudah membuangnya. Jas menjadi simbol kekuasaan Bertie – saat Bertie merelakannya dibuang, ia menyerahkan kendali hidupnya pada Jeeves (yang sebenarnya sudah memegang kuasa sejak awal).
  4. Sebuah cerita dapat memakai beragam perangkat literasi untuk menyampaikan ide dan gagasan utama. Pertimbangkan apakah cerita yang dianalisis memakai perangkat literasi seperti: [17]
    • Foreshadowing , yaitu petunjuk yang diberikan di awal cerita untuk menggambarkan perkembangan plot di masa depan.
    • Ironi, yaitu perbedaan antara perkataan dan maksud yang disampaikan seorang tokoh, atau perbedaan antara tujuan yang hendak dicapai dengan hasil akhir usahanya.
    • Alegori, yaitu kejadian, karakter, atau latar cerita yang ditujukan untuk mencerminkan sebuah fakta atau gagasan.
  5. Pola penulisan ( tone ) merujuk pada perilaku yang diekspresikan oleh penulis melalui sebuah cerita beserta tokoh-tokohnya. Pola penulisan diekspresikan melalui berbagai hal, termasuk pilihan kata, kiasan, sudut pandang, dan konten. Saat membaca, pikirkan pola penulisan yang coba disampaikan kepada pembaca. [18]
    • Pola penulisan cerita “ Jeeves Takes Charge ” sangat ringan humoris. Wodehouse (sang penulis) memandang peristiwa di cerita sebagai hal yang remeh dan konyol. Ia menyampaikan humor melalui para tokoh dan situasi dengan bahasa dan kiasan yang dramatis dan berkelas.
    • Sebagai contoh, saat tengah mencari cara membuang manuskrip sang paman, Bertie membandingkan dirinya dengan pembunuh yang sedang menyembunyikan mayat.
  6. Suasana hati merujuk pada perasaan yang muncul di dalam diri Anda sebagai pembaca saat membaca cerita tersebut. Suasana hati dalam cerita sangat dipengaruhi oleh pola penulisannya, tetapi juga bisa dihasilkan oleh latar, tema, dan bahasa dalam cerita. [19] Pikirkan apa perasaan yang timbul saat Anda membaca sebuah cerita. Apakah Anda tertawa? Apakah Anda merasa sedih, marah, atau jijik di satu titik?
  7. Gaya penulisan biasanya merujuk pada bahasa yang dipakai penulis. Sebagai contoh, sebuah cerita mungkin memakai banyak slang dan bahasa informal atau memakai bahasa yang berbunga-bunga dan puitis. Cerita tersebut mungkin sangat panjang atau sangat ringkas. Gaya dapat memengaruhi pola penulisan dan suasana hati pembaca, serta berperan penting terhadap cara Anda memandang para tokoh dan plot cerita. [20]
    • Dalam cerita “ Jeeves Takes Charge ”, Wodehouse menggabungkan bahasa Edwardian yang formal dan puitis dengan slang kontemporer untuk menciptakan gaya penulisan yang unik dan lucu.
    • Sebagai contoh: “Matahari menghilang di balik bukit dan agas memenuhi semua tempat. Udara tercium begitu asing – embun mulai jatuh, dan seterusnya....”
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Menulis Analisis

PDF download Unduh PDF
  1. Pernyataan ini berupa ringkasan pendek berisi argumen utama Anda mengenai sebuah cerita. Tuliskan satu atau dua kalimat yang menjelaskan garis besar esai Anda. Letakkan pernyataan ini di akhir paragraf pembuka yang mungkin menyertakan informasi dasar cerita dan/atau ringkasan instruksi tugas yang sedang dikerjakan. [21]
    • Sebagai contoh: “ Jeeves Takes Charge ,’ besutan P. G. Wodehouse adalah salah satu cerita pendek klasik yang menggunakan tokoh Bertie Wooster dan asisten pribadinya, Jeeves sebagai pemeran utama. Keduanya adalah tokoh ikonik dalam literatur komedi Inggris arus utama. Cerita ini memakai humor dan ironi dramatis untuk mengeksplorasi tema seputar kekuasan, otoritas, dan sifat alamiah dari hubungan interpersonal manusia.”
    • Bentuk dan isi tesis mungkin tergantung dari tugas yang diberikan. Sebagai contoh, jika Anda diminta untuk menjawab pertanyaan spesifik dari sebuah cerita, pastikan pernyataan tesis Anda menjawab pertanyaan tersebut.
  2. Setelah menganalisis komponen-komponen dalam cerita, Anda mungkin mendapatkan kesan tertentu dan mulai memahaminya. Perhatikan garis besar cerita, lalu cari tahu aspek apa yang meninggalkan kesan mendalam bagi Anda. [22] Sebagai contoh:
    • Frasa dan pilihan kata apa yang paling berkesan bagi Anda?
    • Tokoh mana yang paling Anda sukai atau paling Anda benci, dan apa alasannya?
    • Momen apa di dalam plot yang meninggalkan kesan paling mendalam? Apakah Anda terkejut dengan peristiwa yang terjadi di dalam cerita?
    • Bagaimana perasaan Anda tentang cerita tersebut? Apakah Anda menyukai atau membencinya? Apakah Anda mempelajari sesuatu darinya atau apakah cerita tersebut memantik perasaan khusus dalam hati Anda?
  3. Pikirkan cerita tersebut secara kritis. Ada banyak kriteria yang bisa dipakai untuk menentukan apakah sebuah cerita ditulis dengan baik atau efektif. Sebagai contoh, Anda dapat bertanya kepada diri sendiri:
    • Apakah cerita ini memancing emosi tertentu seperti yang diharapkan oleh penulis? Kenapa hal tersebut bisa terjadi/tidak terjadi?
    • Apakah gaya penulisan yang dipakai unik dan menarik?
    • Apakah ceritanya terasa orinisal?
    • Apakah karakter dan plot dikembangkan dengan baik? Apakah aksi tokoh-tokoh di dalamnya masuk akal?
  4. Jika Anda membuat argumen berdasarkan sebuah cerita. Sangat penting untuk memberikan contoh yang spesifik untuk mendukungnya. Anda bisa mengambil bukti yang ada di dalam cerita itu sendiri (sebagai contoh, Anda bisa memakai kutipan dan membuat parafrasa untuk mendukung sebuah argumen) atau mencarinya dari konteks eksternal cerita tersebut (seperti informasi mengenai penulis atau karya sejenis dari literatur kontemporer). [23]
    • Jika Anda berargumen bahwa Wodehouse secara sengaja membuat paralel cerita antara Jeeves dan Florence dalam cerita “ Jeeves Takes Charge ”, Anda bisa mendukung argumen tersebut dengan mengutip kalimat yang berhubungan langsung.
    • Sebagai contoh, "Bertie sejak awal mengatakan kepada Jeeves bahwa'. . . jika aku tidak berhati-hati dan mematahkan argumen lelaki ini, ia akan mulai memerintahku. Ia memiliki bakat untuk menjadi perusak hubungan yang sangat berbahaya.’ Kemudian, ia setuju dengan penilaian Jeeves terhadap Florence yang dianggap memiliki sifat obsesif terhadap kontrol dan sewenang-wenang, sangat berseberangan dengan sifatnya sendiri.'”
  5. Sebuah kesimpulan sederhana dari interpretasi Anda terhadap cerita adalah cara bagus untuk menyelesaikan analisis. Pertimbangkan apa yang coba disampaikan oleh cerita di balik plot utama. Pikirkan cara penulis memakai latar, plot, bahasa, penuturan, simbolisme, alusi, dan elemen literasi lainnya untuk menciptakan makna dalam cerita? [24]
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “‘ Jeeves Takes Charge ’ adalah cerita tentang anak muda yang kesulitan untuk menjaga kekuasaan dan wewenang yang ia punya akibat konflik paralel dari 2 orang terdekat di hidupnya: sang tunangan dan asisten pribadinya. Pada akhirnya, Bertie memutuskan bahwa Florence terlalu mengontrol dan manipulatif. Ironisnya, ia justru menerima sifat serupa yang ada dalam diri Jeeves.”
    Iklan

Tips

  • Untuk mempelajari beragam teori dan metode untuk menganalisis cerita pendek, bacalah “ The Philosophy of Composition ” karya Edgar Allan Poe yang bisa ditemukan secara gratis di internet. [25]
Iklan
  1. https://www.texasgateway.org/resource/how-read-and-analyze-short-story-english-iii-reading
  2. https://www.texasgateway.org/resource/how-read-and-analyze-short-story-english-iii-reading
  3. https://writingcenter.tamu.edu/Students/Writing-Speaking-Guides/Alphabetical-List-of-Guides/Academic-Writing/Analysis/Analyzing-Novels-Short-Stories
  4. https://writingcenter.tamu.edu/Students/Writing-Speaking-Guides/Alphabetical-List-of-Guides/Academic-Writing/Analysis/Analyzing-Novels-Short-Stories
  5. https://www.texasgateway.org/resource/analyze-development-plot-through-characters-literary-textsfiction-english-7-reading
  6. https://writingcenter.tamu.edu/Students/Writing-Speaking-Guides/Alphabetical-List-of-Guides/Academic-Writing/Analysis/Analyzing-Novels-Short-Stories
  7. https://writingcenter.tamu.edu/Students/Writing-Speaking-Guides/Alphabetical-List-of-Guides/Academic-Writing/Analysis/Analyzing-Novels-Short-Stories
  8. https://writingcenter.tamu.edu/Students/Writing-Speaking-Guides/Alphabetical-List-of-Guides/Academic-Writing/Analysis/Analyzing-Novels-Short-Stories
  9. https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/575/01/
  10. https://literarydevices.net/mood/
  11. http://www.readwritethink.org/files/resources/lesson_images/lesson209/definition_style.pdf
  12. https://www.bucks.edu/media/bcccmedialibrary/pdf/HOWTOWRITEALITERARYANALYSISESSAY_10.15.07_001.pdf
  13. https://courses.lumenlearning.com/introliterature/chapter/how-to-analyze-a-short-story/
  14. https://www.bucks.edu/media/bcccmedialibrary/pdf/HOWTOWRITEALITERARYANALYSISESSAY_10.15.07_001.pdf
  15. https://writingcenter.tamu.edu/Students/Writing-Speaking-Guides/Alphabetical-List-of-Guides/Academic-Writing/Analysis/Analyzing-Novels-Short-Stories
  16. https://www.poetryfoundation.org/articles/69390/the-philosophy-of-composition

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 16.552 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan