Meski jarang ditemukan, sejatinya ada juga lho , orang-orang yang memiliki alergi terhadap bahan-bahan yang terkandung di dalam minuman keras. Adakalanya, reaksi alergi juga muncul karena tubuh Anda justru membangun intoleransi terhadap alkohol itu sendiri. Dalam beberapa kasus, gejala intoleransi alkohol yang disebabkan oleh adanya penumpukan asetaldehida di dalam tubuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang sangat parah. Jika merasa memiliki intoleransi terhadap alkohol, segeralah menemukan gejala fisik dan internalnya, lalu memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Ingat, eksistensi alergi atau intoleransi terhadap alkohol harus Anda temukan karena mengonsumsi zat kimia yang tidak bisa dicerna oleh tubuh dapat menimbulkan konsekuensi yang berbahaya. Jika muncul reaksi alergi yang sangat parah, seperti kesulitan bernapas, segeralah menghubungi layanan medis darurat!
Langkah
-
Waspadai wajah, leher, dada, atau lengan yang bersemu kemerahan setelah mengonsumsi alkohol. Semu kemerahan pada kulit adalah salah satu gejala intoleransi terhadap alkohol yang paling lazim muncul. Umumnya, kondisi tersebut dialami oleh orang Asia, dan oleh karenanya kerap disebut sebagai ‘ Asian flush .’ Secara khusus, penderitanya akan mengalami sensasi panas atau kesemutan sesaat sebelum semu kemerahan muncul. Dalam beberapa kasus, mata mereka pun mungkin akan terlihat merah. Gejala tersebut mungkin akan muncul dalam waktu yang sangat singkat, seperti ketika wajah dan leher Anda sudah terlihat memerah meski hanya mengonsumsi satu gelas bir atau fermentasi anggur. [1] X Teliti sumber
- Reaksi tersebut disebabkan oleh adanya mutasi enzim dehidrogenasi asetaldehida, yang seharusnya membantu tubuh untuk memetabolisasi alkohol. [2] X Teliti sumber
- Orang-orang yang mengalami kondisi tersebut sejatinya memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker. Meski ada banyak produk yang diklaim mampu mengobati sindrom Asian flush , seperti Pepcid , sejatinya seluruh produk tersebut tidak akan melindungi tubuh Anda dari efek samping jangka panjang alkohol. Oleh karena itu, sebaiknya Anda tetap membatasi asupan alkohol menjadi 5 gelas per minggu jika mengalami gejala tersebut.
- Wajah Anda mungkin juga akan bersemu kemerahan jika alkohol dikonsumsi bersama dengan obat-obatan tertentu.
-
Waspadai pembengkakan yang terjadi di sekitar wajah dan mata Anda. Umumnya, pembengkakan akan terlihat di sekitar area wajah yang bersemu kemerahan. Dengan kata lain, kulit di sekitar mata, pipi, dan mulut Anda mungkin akan terlihat membengkak setelah mengonsumsi alkohol, yang mengindikasikan adanya intoleransi terhadap alkohol. [3] X Teliti sumber
-
Waspadai kemunculan ruam pada kulit. Secara umum, kemunculan ruam atau benjolan kemerahan yang terasa gatal pada kulit, adalah salah satu gejala alergi yang lazim muncul. Biasanya, benjolan tersebut terlihat berwarna merah pucat, dan mungkin akan terasa nyeri atau panas. Meski bisa muncul di bagian tubuh mana pun, umumnya ruam akan Anda temukan di area wajah, leher, atau telinga. Umumnya, ruam akan hilang dengan sendirinya meski bisa bertahan selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari di kulit Anda. [4] X Teliti sumber
- Kemunculan ruam mengindikasikan bahwa Anda memiliki alergi terhadap bahan-bahan yang terkandung di dalam alkohol. Oleh karena itu, segeralah berhenti mengonsumsi alkohol dan menggantikannya dengan sebotol air putih!
- Jika muncul ruam pada kulit, segeralah mengompresnya dengan kompres dingin atau kain basah untuk meredakan rasa gatal atau sensasi terbakar yang muncul.
Iklan
Mengidentifikasi Gangguan Pencernaan atau Gangguan Medis Internal Lain
-
Waspadai mual dan muntah yang terjadi setelah mengonsumsi alkohol. Meski situasi tersebut lazim terjadi kepada siapa pun, waspadalah jika Anda mengalaminya setelah mengonsumsi 1 sampai 2 gelas minuman saja. Umumnya, mual dan muntah akibat intoleransi terhadap alkohol juga akan disertai oleh nyeri perut. [5] X Teliti sumber
-
Waspadai diare yang terjadi setelah Anda mengonsumsi alkohol. Diare adalah gangguan medis yang terasa sangat tidak nyaman, dan ditunjukkan dengan adanya kotoran yang terlihat encer atau tidak padat. Umumnya, kondisi tersebut juga akan disertai oleh gejala lain, seperti perut yang terasa kembung, keram, dan/atau mual. Jika diare terjadi setelah mengonsumsi alkohol, kemungkinan besar Anda memang mengalami alergi atau intoleransi terhadap alkohol sehingga harus menghentikan perilaku tersebut sesegera mungkin. [6] X Teliti sumber
- Tenggak sebanyak mungkin cairan (sebaiknya air putih) jika merasa mengalami diare. Jika Anda harus buang air besar berkali-kali dalam sehari dan mengeluarkan kotoran yang sangat encer, serta jika pada saat yang bersamaan Anda kurang mengonsumsi air putih, risiko dehidrasi dapat dengan mudah terjadi.
- Temui dokter jika Anda mengalami gejala yang sangat parah dan disertai oleh diare, seperti kotoran yang bercampur dengan darah, demam yang bertahan selama lebih dari 24 jam, atau rasa nyeri yang sangat kronis di area abdomen.
-
Waspadai sakit kepala atau migrain yang muncul dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah Anda mengonsumsi alkohol. Jika tubuh memiliki intoleransi berat terhadap alkohol, kemungkinan besar Anda akan mengalami sakit kepala atau migrain parah setelah mengonsumsi alkohol. Beberapa gejala migrain yang patut diwaspadai adalah sensasi berdenyut di kepala, mual, muntah, dan meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya. Rasa nyeri tersebut mungkin baru akan terasa 1 sampai 2 jam setelah Anda mengonsumsi alkohol, dan dapat bertahan selama beberapa jam. [7] X Teliti sumber
-
Waspadai kongesti (penumpukan lendir) atau gejala alergi lain. Secara umum, fermentasi anggur, champagne , dan bir mengandung histamina, yaitu zat kimia yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menangkal alergen. Dengan kata lain, tubuh akan melepaskan histamina jika Anda mengonsumsi makanan yang menjadi alergen, dan menyebabkan terjadinya kongesti (penumpukan lendir), hidung gatal dana berair, serta mata yang juga berair. Itulah mengapa, orang-orang yang memiliki intoleransi terhadap alkohol akan sangat sensitif terhadap fermentasi anggur merah dan minuman beralkohol lain yang mengandung kadar histamina sangat tinggi. [8] X Teliti sumber
- Fermentasi anggur dan bir juga mengandung sulfit atau zat lain yang juga dapat memicu munculnya gejala alergi.
Iklan
-
Diskusikan gejala yang muncul dengan dokter. Jika merasa mengalami alergi atau intoleransi terhadap alkohol, berhentilah mengonsumsinya dan segeralah menemui dokter. Umumnya, dokter akan meminta informasi mengenai riwayat keluarga Anda dan gejala yang muncul, serta melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan lain untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya alergi atau gangguan medis lain yang memicu intoleransi tersebut. [9] X Teliti sumber
Kiat : Ingat, satu-satunya cara untuk mencegah gejala intoleransi alkohol muncul adalah dengan berhenti mengonsumsi alkohol sepenuhnya.
-
Lakukan prosedur penusukan kulit untuk mendapatkan diagnosis dengan cepat. Jenis pemeriksaan yang sangat populer untuk mengidentifikasi alergen adalah prosedur menusuk kulit. Dalam prosedur tersebut, dokter akan menyiapkan berbagai larutan yang berisi beraneka jenis alergen makanan. Kemudian, dokter akan menusuk kulit Anda dengan jarum dan mengalirkan larutan tersebut ke area di bawah permukaan kulit. Jika benjolan besar berwarna putih yang dikelilingi oleh warna kemerahan muncul, artinya tubuh Anda memiliki alergi terhadap alergen yang bersangkutan. Jika tidak ada benjolan atau warna kemerahan yang muncul, artinya Anda tidak memiliki alergi terhadap alergen tersebut. [10] X Teliti sumber
- Mintalah dokter melakukan pemeriksaan terhadap bahan makanan yang lazim terkandung di dalam alkohol, seperti anggur, gluten, hewan laut, dan gandum.
- Hasil pemeriksaan umumnya akan keluar dalam waktu 30 menit.
-
Lakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah dapat membantu mengukur respons sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu. Caranya? Dokter akan melihat apakah darah Anda mengandung antibodi terhadap substansi yang spesifik. Untuk melakukan pemeriksaan ini, dokter akan mengirimkan sampel darah Anda ke laboratorium. Di sanalah, reaksi darah Anda terhadap berbagai jenis makanan akan diperiksa. [11] X Teliti sumber
- Umumnya, hasilnya akan keluar dalam waktu maksimal 2 minggu.
-
Berhati-hatilah dalam mengonsumsi alkohol jika Anda mengidap penyakit asma atau demam akibat alergi terhadap serbuk bunga. Meski tidak banyak penelitian yang mempelajari relasi antara asma dan intoleransi terhadap alkohol, beberapa peneliti menemukan bahwa mengonsumsi alkohol terkadang dapat memicu munculnya gejala asma pada penderitanya. Beberapa jenis minuman beralkohol yang lazim memperburuk gangguan asma adalah champagne , bir, fermentasi anggur putih, fermentasi anggur merah, fermentasi anggur yang difortifikasi oleh bahan lain (seperti sherry dan port ), serta spirit (wiski, brandy , dan vodka). Alkohol juga dapat memberikan pengaruh negatif bagi Anda yang mengalami demam akibat alergi terhadap serbuk bunga karena berbagai kandungan histamina di dalamnya dapat memperburuk gejala yang muncul. [12] X Teliti sumber
- Oleh karena itu, jika Anda mengidap penyakit asma atau demam akibat alergi terhadap serbuk bunga sekaligus merasa memiliki intoleransi terhadap alkohol, jauhkan diri dari fermentasi anggur merah yang mengandung kadar histamina sangat tinggi. [13] X Teliti sumber
-
Hindari alkohol jika Anda memiliki alergi terhadap gandum atau makanan lain. Oleh karena minuman beralkohol mengandung berbagai jenis bahan, memiliki alergi terhadap salah satu dari beragam bahan tersebut dapat membuat tubuh Anda mengalami reaksi negatif setelah mengonsumsi alkohol. Secara khusus, fermentasi anggur merah adalah salah satu jenis minuman beralkohol yang paling sering menimbulkan reaksi alergi dalam tubuh penikmatnya. Selain itu, bir dan wiski pun kerap memicu reaksi alergi karena mengandung 4 alergen umum, yaitu ragi, barley , gandum, dan tanaman hop . Beberapa alergen makanan lain yang lazim ditemukan dalam alkohol dan mungkin akan memicu reaksi negatif dalam tubuh Anda adalah: [14] X Teliti sumber
- Anggur
- Gluten
- Protein dalam hewan laut
- Gandum hitam ( rye )
- Protein dalam telur
- Sulfit
- Histamina
Iklan
Peringatan
- Artikel ini ditujukan untuk orang-orang yang sudah memiliki legalitas untuk mengonsumsi alkohol.
- Kemungkinan, intoleransi alkohol berskala sedang tidak perlu diperiksakan ke dokter. Namun, jika Anda mengalami gejala yang sangat parah, seperti sulit bernapas, pusing, pingsan, atau peningkatan detak jantung, segeralah menghubungi layanan medis terdekat karena seluruh gejala tersebut mungkin merupakan reaksi alergi yang berisiko mematikan.
Referensi
- ↑ https://getsunset.com/blogs/news/sudden-alcohol-intolerance
- ↑ https://www.huffpost.com/entry/asian-flush-asian-glow-drinking_n_5aec65abe4b041fd2d25e9bd
- ↑ https://getsunset.com/blogs/news/sudden-alcohol-intolerance
- ↑ https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/hives-urticaria-angioedema#1
- ↑ https://www.webmd.com/allergies/alcohol-allergy#1
- ↑ https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-diarrhea#1
- ↑ https://getsunset.com/blogs/news/sudden-alcohol-intolerance
- ↑ https://well.blogs.nytimes.com/2010/04/20/alcohol-may-trigger-allergies/
- ↑ https://www.webmd.com/allergies/alcohol-allergy#1