PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Seksualitas seseorang merupakan urusan pribadinya. Mencoba mencari tahu mengenai hal tersebut untuk sekadar memuaskan rasa penasaran merupakan hal yang tidak etis, dan bahkan bisa memberi temanmu risiko terkena kekerasan homofobik. Akan tetapi, jika temanmu ternyata menyukaimu (atau sebaliknya), kamu mungkin perlu menanganinya. Daripada memendam pertanyaan mengenai identitasnya, cobalah kenali tujuanmu. Apakah kamu ingin meredakan situasi dan tetap berteman dengannya? Atau kamu justru ingin mengubah persahabatanmu dengannya menjadi hubungan yang lebih serius? Apa pun keputusannya, kamu perlu mengambil pendekatan secara hati-hati agar tidak merusak persahabatanmu dengannya.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Menetralkan Rasa Sukanya Kepadamu

PDF download Unduh PDF
  1. Seksualitas temanmu merupakan urusannya sendiri. Akan tetapi, jika kamu merasa bahwa ia menyukaimu, kamu bisa mencoba “menetralkan” perasaan tersebut dan menyelamatkan persahabatan yang sudah dijalin. Jika hal tersebut adalah tujuanmu, ubahlah pola pikirmu. Kamu tidak harus memintanya untuk mengutarakan perasaan atau pikirannya; kamu hanya perlu kembali ke hubungan persahabatan yang sebelumnya terjalin.
    • Jangan pernah memberi tahu orang lain bahwa kamu merasa sahabatmu adalah seorang lesbian. Terlepas dari seberapa progresifnya sekolah atau daerah tempat tinggalmu, ada kemungkinan seseorang bisa menindas atau melakukan kekerasan terhadap sahabatmu karena rumor tersebut (bahkan jika ternyata rumor tersebut tidak terbukti benar).
  2. Kamu tidak bisa begitu saja 100% percaya sebelum melakukan sesuatu. Ada kemungkinan kamu akan tetap mencurigai sesuatu atau mempertanyakan temanmu hingga mendapatkan kejelasan. Akan tetapi, jika kamu meragukan dirimu sendiri, perhatikan tanda-tanda adanya ketertarikan, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
    • Sentuhan fisik merupakan hal yang umum dalam persahabatan antarwanita, meskipun memang terbatas. Jika temanmu menggenggam tanganmu di jalan, memberimu pijatan, atau memelukmu dalam waktu yang cukup lama (dan tidak biasa), ada kemungkinan ia menyukaimu. Perlu diingat bahwa batasan-batasan kontak fisik akan berbeda, tergantung pada budaya yang berlaku. Oleh karena itu, contoh-contoh tersebut tidak berlaku begitu saja di semua tempat.
    • Perhatikan apakah ia selalu menghubungimu, dan merasa kesal jika kamu terlalu lama menanggapinya.
    • Perhatikan apakah ia merasa kesal jika kamu lebih meluangkan waktu dengan teman-teman lain daripada dengannya.
  3. Ada beberapa cara untuk meredakan situasi tanpa harus masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Dalam percakapan tertutup, jelaskan bahwa kamu tidak tertarik untuk menjalani hubungan selain persahabatan, tanpa harus menuduhnya. Ada beberapa petunjuk yang bisa kamu berikan, namun pastikan kamu hanya mengatakannya jika sudah jelas bahwa ia menyukaimu:
    • "Aku ingin tetap menjadikanmu sahabat terbaik. Bisakah kamu menjadi sahabat terbaikku?"
    • "Aku ingin berkencan dengan seorang pria."
    • "Aku ingin kita lebih banyak meluangkan waktu bersama teman-teman yang lain, dan bukan hanya kita berdua saja. Apakah kamu setuju?"
  4. Jika kamu pernah berpelukan, berciuman, atau melakukan apa pun dengannya yang membuatnya semakin menyukaimu, hentikan dan pikirkan mengapa kamu melakukannya. Jika kamu benar-benar tidak ingin berkencan dengannya, hal-hal tersebut dapat menorehkan luka di hatinya. Tegaskan batasan-batasan baru pada persahabatanmu, bahkan jika ia mencoba berdebat denganmu mengenai batasan-batasan tersebut.
    • Kamu bisa mengatakan, "Kurasa kita tidak boleh (berpelukan/menginap bersama/dan lain-lain) lagi. Aku tidak ingin memberimu petunjuk atau sinyal yang salah."
  5. Jika temanmu tidak menunjukkan reaksi yang baik terhadap perubahan dalam persahabatan, kamu harus berbicara dengannya secara langsung untuk menangani situasi. Sebagai contoh, jika ia tampak cemburu terhadap pasangan kencan atau teman-temanmu yang lain, atau ia merasa kesal setiap kali kamu tidak meluangkan waktu dan berjalan-jalan dengannya, ada kemungkinan ia menyukaimu. Pada tahap ini, obrolan dari hati ke hati merupakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah dan menangani situasi yang ada.
    • Tanyakan kepadanya apakah ia memiliki perasaan untukmu. Jangan memaksanya untuk segera menanggapi pertanyaanmu atau mendebat jawabannya.
    • Apa pun jawabannya, beri tahu ia bahwa kamu tidak memiliki perasaan suka kepadanya.
    • Jika kamu seorang heteroseksual, kamu bisa memberi tahu hal tersebut. Jika kamu seorang lesbian (atau masih belum yakin mengenai orientasi seksualmu), ada baiknya kamu tidak memberi tahu mengenai hal tersebut kepadanya.
    • Jika ia marah atau takut ketika kamu menyinggung seksualitasnya, gunakan frasa-frasa tertentu untuk meredakan ketegangan seperti “Kita tidak harus membicarakan hal itu,” atau “Jangan khawatir. Itu ‘kan urusan pribadimu. Aku hanya ingin menyelesaikan masalah yang ada.” Pastikan kamu tetap mengungkapkan bagian terpenting dalam percakapan: kamu tidak memiliki perasaan terhadapnya.
  6. Jika ternyata ia menyukaimu, setidaknya saat ini ia sedang mengalami patah hati. Cobalah sarankan untuk tidak bertemu dan meluangkan waktu bersama sejenak sembari masing-masing meluruskan pikiran. Cobalah untuk tidak saling berhubungan selama (setidaknya) dua minggu. Ketika kamu berdua sudah siap, kamu bisa kembali menjalin persahabatan dan melakukan pertemuan singkat yang lebih santai, seperti menikmati makan siang bersama selama setengah jam di tempat umum. Jelaskan bahwa kamu masih mau berteman dengannya, dan ingin persahabatan yang ada tetap terjalin.
    • Jika temanmu mempertanyakan seksualitasnya, ini mungkin merupakan momen yang berat untuknya. Beri tahu ia bahwa ada banyak sumber dan hotline LGBT yang bisa ia cari di internet untuk membantunya. Jika ia sudah jelas menyukaimu, tetapi masih belum berani “membuka diri”, beri tahu ia bahwa ada banyak sumber dan dukungan untuk membantunya melalui momen-momen yang sedang ia hadapi.
  7. Kesehatan mental dan fisik bagi kelompok-kelompok nonheteronormatif akan semakin meningkat dengan adanya jaringan dukungan yang lebih kuat dan terbuka. [1] Seperti halnya temanmu yang menghormati identitas seksualmu, kamu pun harus menghargai identitas seksualnya. Jika ia adalah sahabat terbaikmu, dan kamu bisa menyembunyikan ketertarikanmu terhadapnya (jika kamu merasa begitu), persahabatanmu tidak akan berubah. Dukung ia, jadilah temannya, dan hargai ia sebagai manusia.
    • Jika temanmu menghadapi hal-hal negatif terhadap identitasnya, kamu masih bisa mendukungnya. Kenalkan ia kepada teman-teman lesbian lainnya. Sarankan ia untuk mendapatkan bantuan terapis. Dorong ia untuk membangun konsep diri yang positif, dan berikan ia semangat untuk merangkul seksualitasnya sebagai bagian dari identitasnya agar ia bisa merasakan dampak positif bagi dirinya. [2]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Mengenali Ketertarikanmu Sendiri terhadap Teman

PDF download Unduh PDF
  1. Jika kamu adalah seorang perempuan dan merasa tertarik kepada sahabat perempuanmu, wajar jika kamu ingin tahu apakah kamu memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Sebelum kamu mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya, tanyakan diri sendiri mengenai tujuanmu:
    • Ketertarikan secara seksual sering kali menjadi hambatan dalam persahabatan, hal ketertarikan tersebut tidak akan menghilang begitu saja ketika kamu mengetahui bahwa temanmu adalah seorang heteroseksual. Terkadang, yang perlu kamu lakukan adalah membicarakannya secara terbuka, terlepas dari apa yang ia rasakan.
    • Di sisi lain, jika perasaanmu tak berbalas (dan biasanya tidak), persahabatanmu terancam rusak. Jika hal tersebut bisa membuatmu merasa terpuruk, dan kamu tidak memiliki jaringan dukungan untuk membantumu (terutama jika kamu masih menyembunyikan identitas seksualmu), ada baiknya kamu tidak mengungkapkan perasaanmu kepadanya. Cobalah luangkan beberapa minggu untuk menjauh sejenak darinya agar kamu bisa menenangkan diri, dan jalani kembali persahabatan dalam “intensitas” yang lebih santai.
    • Jika kamu meragukan seksualitasmu, atau kamu adalah seorang heteroseksual tetapi merasa tertarik kepada temanmu, berfokuslah pada diri sendiri terlebih dahulu. Carilah sumber-sumber LGBT di internet atau pusat komunitas LGBT untuk membantumu mencari tahu identitas seksualmu.
  2. Ketika berhadapan dengan asmara, lamunan atau angan-angan akan selalu membayang-bayangi penilaianmu. Jika temanmu pernah berkencan dengan pria sebelumnya atau memberitahumu bahwa ia menyukai seorang laki-laki, ada kemungkinan ia adalah seorang heteroseksual.
    • Tidak ada tanda jelas yang menunjukkan apakah seseorang adalah seorang lesbian, terutama jika ia menyembunyikan identitas seksualnya. Akan sulit bagimu untuk menganalisis seksualitasnya dengan cara seperti ini, terutama jika ketertarikanmu terus membayang-bayangi pandangan atau penilaianmu.
    • Jika tertarik kepadamu, ia akan memulai kontak fisik yang lebih lama (mis. pelukan dalam waktu yang lama) atau terus mengajakmu untuk bertemu. Sayangnya, sulit untuk membedakan antara ketertarikan dan kedekatan dalam persahabatan antara wanita, terutama jika ia menanggapi keinginanmu untuk melakukan kontak fisik.
  3. Jika memungkinkan, bicaralah kepada teman yang kamu percayai mengenai situasi yang dihadapi (terutama seseorang yang pernah kamu datangi untuk menceritakan tentang identitas seksualmu. ) Ada kemungkinan ia memiliki sudut pandang yang tidak terlalu berpihak kepada salah satu sisi terkait kemungkinan temanmu menyukaimu. Ia juga bisa membantumu mempertimbangkan perasaanmu. Lanjutkan usahamu jika kamu merasa bahwa hal ini cukup penting untuk dilakukan, terlepas dari risiko yang menghantui persahabatanmu.
  4. Sebelum kamu menceritakan semuanya, cari tahu pandangannya mengenai hubungan gay atau lesbian. Apa tanggapannya terhadap pasangan-pasangan homoseks, baik pasangan fiktif maupun nyata? Apakah ia mendukung hak-hak kelompok LGBT? Jika ia menerimanya, perlu diingat bahwa hal tersebut tidak lantas berarti bahwa ia adalah seorang lesbian. Akan tetapi, hal tersebut memudahkanmu untuk mengambil langkah berikutnya. Jika ia menanggapinya dengan rasa jijik, ada baiknya kamu tidak melanjutkan obrolan dalam topik tersebut.
    • Salah satu cara untuk mengangkat topik tersebut adalah dengan menyebutkan bahwa kamu berencana untuk menghadiri acara Persatuan LGBT-Heteroseksual. Pastikan kamu menjelaskan kepadanya bahwa kamu akan menghadirinya sebagai seorang “heteroseksual”.
    • Beberapa orang yang dibesarkan dalam lingkungan homofobik cenderung menunjukkan pandangan negatif terhadap homoseksualitas, meskipun mereka tampaknya tertarik kepada sesama jenisnya. Jika temanmu bersikap defensif ketika membicarakan topik bertema LGBT atau menunjukkan tanda-tanda yang baur, ada kemungkinan ia memerlukan waktu untuk mengetahui dan mengenali seksualitasnya. Dalam hal ini, kamu tentunya tidak bisa banyak membantunya.
  5. Buka identitasmu sebagai seorang lesbian . Jika kamu merasa nyaman dengan identitas seksual dan gendermu, dan temanmu mendukung kelompok LGBT (atau setidaknya tidak membencinya), langkah berikutnya yang perlu diambil adalah memberi tahunya bahwa kamu adalah seorang lesbian.
  6. Ini adalah momen yang sangat mendebarkan karena membuatmu berada pada situasi antara “hidup dan mati”. Sedihnya, jawaban yang kamu dapatkan terkadang bukanlah jawaban yang diinginkan. Jika kamu merasa tidak nyaman untuk memendam perasaanmu, beri tahu ia tentang perasaanmu (tetapi jangan melakukannya secara berlebihan). Beri tahu ia apa yang kamu rasakan, namun jangan memberikan tekanan yang besar kepadanya atau persahabatan yang dijalani. Hal ini merupakan hal yang sangat pribadi pada persahabatan dan obrolan yang pernah kamu lakukan sebelumnya dengannya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa kamu katakan kepadanya:
    • "Kurasa kamu adalah sosok yang menarik, tetapi kurasa hal yang terpenting adalah kita tetap bersahabat."
    • "Aku memendam rasa untukmu. Kurasa aku perlu menyendiri sejenak untuk meluruskan pikiranku."
    • (sambil bercanda) "Kuharap aku memiliki kekasih sebaik dirimu!"
  7. Sekarang, ia sudah mengetahui hal-hal yang ingin kamu katakan kepadanya. Ia sendiri mungkin belum siap untuk membicarakan seksualitas atau perasaannya terkait ketertarikanmu terhadapnya. Bertanya kepadanya secara langsung pun kemungkinan tidak akan banyak membantu. Jika ia merasakan hal yang sama, ia sendiri akan memberitahumu tentang perasaannya. Oleh karena itu, setelah mengungkapkan perasaanmu, akhiri percakapan dan berika ia waktu untuk memikirkannya. Kamu berdua mungkin perlu meluangkan waktu sendiri untuk meredakan ketegangan dan menenangkan diri.
    Iklan

Tips

  • Jika ia membuka identitas seksualnya, kamu bisa tetap mendukungnya tanpa menunjukkan perubahan besar pada persahabatan. Identitasnya tidak akan memengaruhi identitasmu. Hal tersebut juga tidak lantas membuatmu dan teman-teman menjadi aktivis untuk isu-isu LGBT. Kamu bisa memberikan dukunganmu dengan mengatakan, misalnya, “Kurasa kalian berdua bisa menjadi pasangan yang cocok,” “Kamu tampak lebih ceria akhir-akhir ini,” atau “Aku tak pernah melihatmu merasa sangat nyaman dengan dirimu sendiri seperti sekarang.”
  • Ingatlah bahwa orientasi seksual merupakan bagian dari identitas diri. Mungkin saja temanmu tidak ingin mengubah orientasinya lagi. Jika ia memberitahumu tentang orientasi seksualnya, jangan mempertanyakan atau meragukannya. Hormati identitas yang ia pilih. Reaksi positif yang kamu tunjukkan bisa membantunya merasa nyaman dan mengembangkan dirinya. [3]
  • Jika ia seorang lesbian, jangan lantas beranggapan bahwa ia tertarik kepada setiap perempuan. Sangat konyol jika kamu beranggapan seperti itu; ingatlah bahwa ia juga memiliki standar atau preferensinya sendiri. Jangan bersikap konyol terhadap sesuatu yang bukan merupakan urusanmu karena hal tersebut bisa merusak persahabatan yang ada.
  • Jangan katakan ucapan-ucapan yang menyinggung atau penuh dengan kebencian. Akan lebih baik ketika kamu menyebutkan orientasi seksualnya secara terus terang, tanpa menyinggung perasaannya. Istilah “lesbian” dapat menjadi pilihan yang tepat dan tidak begitu menyinggung.
Iklan

Peringatan

  • Jangan mencoba mempertanyakan atau mengubah orientasi seksualnya. Terapi perubahan orientasi tidak akan berhasil mengubahnya dan, justru, bisa mengakibatkan masalah mental yang serius, termasuk peningkatan risiko keinginan untuk bunuh diri. [4] Ingatlah bahwa kelompok nonheteroseksual tidak mengalami gangguan kejiwaan. Mereka juga tidak memiliki fobia terhadap peran seksual atau gender yang ada.
  • Jangan bergantung pada stereotip untuk menentukan seksualitasnya. Setiap orang tidak bisa dinilai berdasarkan stereotip. Dukungan untuk identitas dan hubungannya merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan mentalnya. Jangan berikan tekanan atau kesulitan tidak seharusnya kepada orang-orang yang mengalami beragam tekanan dalam masyarakat.
  • Jangan menyebarkan berita mengenai seksualitasnya. Ia yang berhak menentukan siapa saja yang bisa mengetahui tentang preferensi seksualnya. Membuka identitas sebagai seorang homoseks secara terang-terang bisa memancing bahaya, bahkan di sekolah-sekolah di kota-kota dengan masyarakat yang berpandangan liberal. [5] Biasanya, akan ada masalah serius, baik secara profesional maupun sosial, setelah seseorang membuka identitas seksualnya. Tentunya, kamu tidak boleh membuat temanmu berada dalam masalah dengan menyebarkan identitas seksualnya. [6]
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 111.392 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan