PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Modal kerja adalah uang tunai dan aktiva yang mudah diuangkan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Dengan adanya informasi modal kerja, Anda bisa mengelola bisnis dengan baik dan membuat keputusan investasi yang tepat. Dengan menghitung modal kerja, Anda juga bisa menentukan apakah sebuah perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dan dalam waktu berapa lama. Perusahaan yang kekurangan atau tidak punya modal kerja akan bermasalah di kemudian hari. Perhitungan modal kerja sangat berguna untuk menilai apakah kegiatan bisnis sudah cukup efisien dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan. [1] Rumus untuk menghitung modal kerja adalah:

Modal kerja = aktiva lancar – utang lancar. [2]

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Menghitung Modal Kerja

PDF download Unduh PDF
  1. Aktiva lancar adalah aktiva perusahaan yang bisa dikonversikan menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. [3] Aktiva ini terdiri atas uang tunai dan akun jangka pendek lainnya. Akun yang termasuk dalam aktiva lancar antara lain piutang dagang, biaya dibayar di muka, dan persediaan.
    • Informasi ini biasanya disajikan dalam laporan neraca perusahaan dengan keterangan “aktiva lancar”. [4]
    • Jika di dalam laporan neraca tidak tercantum jumlah aktiva lancar, bacalah baris per baris. Jumlahkan semua akun yang sesuai dengan definisi aktiva lancar untuk mengetahui angkanya. Anda bisa menjumlahkan akun-akun “piutang dagang”, “persediaan”, “kas”, dan akun-akun lainnya yang termasuk dalam kategori uang tunai.
  2. Utang lancar adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Akun yang termasuk dalam utang lancar antara lain utang dagang, utang yang masih harus dibayar, dan wesel bayar. [5]
    • Laporan neraca seharusnya menyajikan jumlah utang lancar. [6] Jika tidak ada, Anda bisa menjumlahkan akun-akun utang lancar yang ada dalam laporan neraca, misalnya “utang dagang”, “utang pajak”, dan “utang jangka pendek”.
  3. Perhitungan ini dilakukan dengan pengurangan biasa. Kurangilah aktiva lancar dengan utang lancar. [7]
    • Contohnya, sebuah perusahaan mempunyai aktiva lancar Rp50.000.000 dan utang lancar Rp24.000.000. Sesuai rumus tadi, perusahaan ini mempunyai modal kerja Rp26.000.000 yang bisa digunakan untuk melunasi utang lancar dan masih ada dana lebih dari aktiva lancar untuk membayar kebutuhan lain. Kelebihan dana ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, membayar utang jangka panjang, atau dibagikan kepada pemegang saham.
    • Jika utang lancar lebih besar ketimbang aktiva lancar, ini berarti terjadi defisit modal kerja. [8] Defisit modal kerja bisa menjadi petunjuk bahwa perusahaan ini insolven dan bisa diatasi dengan menambah utang jangka panjang. Kondisi ini menandakan adanya masalah dalam perusahaan dan bukan pilihan yang tepat untuk melakukan investasi.
    • Contohnya, sebuah perusahaan memiliki aktiva lancar Rp100.000.000 dan utang lancar Rp120.000.000 sehingga terjadi defisit modal kerja sebesar Rp20.000.000. Dengan kata lain, perusahaan ini tidak akan mampu melunasi utang jangka pendek dan harus menjual aktiva tetap sebesar Rp20.000.000 atau mencari sumber dana yang lain.
    • Agar dapat terus beroperasi sementara mencicil utang, perusahaan bisa mengajukan restrukturisasi utang apabila terancam mengalami insolvensi.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Memahami dan Mengelola Modal Kerja

PDF download Unduh PDF
  1. Untuk mengetahui kondisi perusahaan lebih jauh, para analis menggunakan indikator kesehatan keuangan yang disebut “rasio lancar”. Rasio lancar dihitung menggunakan angka-angka yang sama dalam perhitungan modal kerja yang dijelaskan tadi, tetapi hasilnya adalah rasio, bukan dalam rupiah. [9]
    • Rasio adalah perbandingan antara dua angka. [10] Menghitung rasio dilakukan dengan pembagian biasa.
    • Untuk menghitung rasio lancar, bagilah aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio lancar = aktiva lancar : utang lancar. [11]
    • Menggunakan contoh yang sama, rasio lancar perusahaan adalah 50.000.000 : 24.000.000 = 2,08. Rasio sebesar 2,08 menunjukkan bahwa aktiva lancar perusahaan 2,08 kali lebih besar ketimbang utang lancar.
  2. Rasio lancar digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam melunasi utang lancar. Secara singkat, rasio ini menjelaskan seberapa besar kemampuan perusahaan membayar tagihannya. [12] Rasio lancar biasanya digunakan untuk membandingkan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau dengan industrinya.
    • Rasio lancar yang paling ideal adalah 2,0. [13] Perusahaan dengan rasio lancar yang kecil atau di bawah 2,0 bisa menghadapi risiko insolven yang tinggi. Di sisi lain, rasio lancar lebih dari 2,0 menunjukkan bahwa manajemen terlalu berhati-hati dan kurang optimal dalam memanfaatkan peluang usaha. [14]
    • Dengan contoh yang sama, rasio lancar 2,08 menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sehat. Dengan kata lain, aktiva lancar bisa mendanai utang lancar selama dua tahun dengan asumsi jumlah utang tetap sama.
    • Rasio lancar yang dianggap baik berbeda di setiap industri. Beberapa industri yang padat modal membutuhkan lebih banyak dana pinjaman untuk membiayai kegiatannya. Perusahaan pabrikasi biasanya memiliki rasio lancar yang tinggi.
  3. Seorang pengelola bisnis harus mengetahui semua aspek yang memengaruhi modal kerja agar ia bisa mengaturnya dengan baik, misalnya persediaan, piutang dagang, dan utang dagang. Ia juga harus mampu menilai profitabilitas dan risiko yang timbul karena kekurangan atau kelebihan modal kerja. [15]
    • Contohnya, perusahaan yang kekurangan modal kerja tidak akan mampu membayar utang jangka pendek, sementara modal kerja yang terlalu banyak juga bisa menjadi masalah. Perusahaan yang memiliki banyak modal kerja bisa melakukan investasi untuk memperbaiki produktivitas jangka panjang. Contohnya, surplus modal kerja bisa diinvestasikan dalam bentuk fasilitas produksi baru atau untuk memperluas jaringan pemasaran dengan membuka toko-toko baru. Investasi ini bisa meningkatkan pendapatan di kemudian hari.
    • Jika rasio modal kerja terlalu tinggi atau terlalu rendah, pertimbangkan beberapa saran berikut untuk memperbaikinya.
    Iklan

Tips

  • Berusahalah mengelola tagihan dengan baik agar semua pelanggan membayar tepat waktu. Jika ada masalah tunggakan, tawarkan diskon bagi yang membayar lebih awal. [16]
  • Lunasi utang jangka pendek pada tanggal jatuh tempo. [17]
  • Jangan membeli aktiva tetap (misalnya pabrik baru atau gedung baru) dengan utang jangka pendek sebab akan sangat sulit mengonversikan aktiva tetap menjadi uang tunai sehingga memengaruhi modal kerja. [18]
  • Pertahankan jumlah persediaan yang ideal agar tidak kekurangan atau kelebihan. Banyak pengusaha pabrikasi yang mengelola persediaan berdasarkan metode “ just in time ” (JIT) karena lebih efisien. Dengan metode ini, barang diproduksi sesuai pesanan dan langsung didistribusikan kepada penyalur/pemesan sehingga bisa mengurangi lahan penyimpanan dan risiko kerusakan. [19]
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 249.914 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan