Apabila Anda mempunyai luka terbuka atau luka yang sedang dalam masa penyembuhan, mungkin lukanya akan mengeluarkan cairan. Cairan tersebut bisa berwarna bening, kuning, atau mengandung sedikit darah. Keluarnya sedikit cairan bening biasanya bukan masalah besar asalkan lukanya membaik. Jadi, jangan terlalu takut! Akan tetapi, segera pergi ke dokter jika lukanya mengalami infeksi atau tidak kunjung sembuh. Dokter akan menangani luka Anda hingga sembuh. Ketika merawat luka, Anda harus mengganti perban secara teratur. Selain itu, Anda bisa mempercepat penyembuhan dengan mengubah gaya hidup.
Langkah
-
Pergilah ke UGD jika lukanya parah. Jika lukanya besar dan terus mengeluarkan cairan, misalnya luka tusukan di kulit sedalam lebih dari 1,5 sentimeter, atau luka bakar parah (meliputi area luas yang disertai dengan lepuh), Anda harus pergi ke UGD. Jika lukanya tidak terlalu parah dan hanya mengeluarkan sedikit darah, perawatan cepat biasa mungkin sudah mencukupi. [1] X Sumber Tepercaya Cleveland Clinic Kunjungi sumber
- Pada luka tusukan, segera dapatkan perawatan darurat jika disebabkan oleh gigitan (hewan atau manusia), sangat dalam, karena benda logam, atau terus mengeluarkan darah walaupun telah diberi tekanan. Pergilah juga ke dokter apabila lukanya kotor, berada di persendian, atau pada kepala, dada, leher, atau skrotum (kantong buah pelir).
- Perawatan cepat juga bisa berguna untuk luka bakar yang tidak parah.
-
Cuci areanya dengan air dan sabun. Letakkan luka di bawah air mengalir. Gosok dengan ringan menggunakan sabun antibakteri (jika ada). Jika tidak ada, Anda bisa menggunakan sabun tubuh atau tangan yang lembut. Cuci area luka, dan pastikan semua kotoran dan serpihan benar-benar hilang. [2] X Teliti sumber
- Untuk luka bakar, terus guyur area yang terluka dengan air dingin selama 5 hingga 10 menit.
-
Tempelkan kain kasa atau perban bersih pada luka untuk menghentikan pendarahan. Apabila luka tetap mengeluarkan darah setelah dicuci, berilah tekanan yang ringan. Terus tekan perban atau kasa hingga darah tidak keluar lagi. Dengan lembut seka darah yang ada di sekitar luka. [3] X Teliti sumber
- Jika tidak ada kasa steril, Anda bisa menggunakan tisu yang bersih.
- Jika lukanya tetap mengeluarkan darah, hubungi layanan darurat (nomor ambulans: 118 dan 119).
-
Pergilah ke UGD jika luka terus mengeluarkan darah. Beberapa jenis luka mungkin harus dijahit untuk menghentikan pendarahan. Jika lukanya tidak berhenti mengeluarkan darah, terus tekan luka tersebut dan pergilah ke rumah sakit. Dengan melakukannya, luka Anda akan ditangani dan dokter akan memberi saran yang sesuai. [4] X Teliti sumber
-
Pergilah dokter atau layanan darurat jika luka mengalami infeksi. Waspadalah dengan tanda-tanda infeksi walaupun Anda telah pergi ke dokter. Beberapa tanda infeksi di antaranya adalah munculnya nanah, pembengkakan, kemerahan, atau rasa hangat di sekitar luka. Segera pergi ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut. [5] X Teliti sumber
- Pergilah ke layanan darurat jika Anda demam dan merasa kedinginan yang terkait dengan luka baru. Mual dan muntah juga bisa bermasalah. Mungkin ini adalah tanda bahwa tubuh sedang berjuang untuk melawan infeksi yang muncul di luka tersebut. [6] X Teliti sumber
-
Pergilah ke dokter jika lukanya mengeluarkan cairan yang keruh dan bau. Beberapa jenis luka secara alami memang mengeluarkan cairan. Misalnya, lepuh karena luka bakar yang pecah pasti akan mengeluarkan cairan. Meskipun begitu, cairan yang keluar seharusnya berwarna pucat dan tidak berbau, bukan keruh dan bau. [7] X Teliti sumber
-
Pergilah ke dokter jika lukanya tidak kunjung sembuh. Jika luka Anda mulai mengeluarkan lebih banyak cairan atau terlihat lebih parah setelah berlalu satu minggu, pergilah ke dokter untuk menyembuhkannya. Mungkin Anda memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya sehingga lukanya bertambah parah. [8] X Teliti sumber
- Lukanya mungkin belum sembuh dalam waktu satu minggu, tetapi kondisinya akan membaik.
-
Bertanyalah kepada dokter apakah Anda perlu disuntik tetanus. Luka bisa memberi jalan kepada bakteri untuk masuk ke dalam tubuh, termasuk bakteri penyebab tetanus. Apabila Anda belum mendapatkan suntikan tetanus dalam 5 tahun terakhir, mungkin dokter akan memberi suntikan tetanus sebagai tindakan pencegahan. [9] X Teliti sumber
- Apabila Anda sudah lupa kapan terakhir kali mendapatkannya, mungkin dokter akan menyarankan agar Anda diberi suntikan tetanus.
-
Bertanyalah kepada dokter mengenai obat-obatan dan perban untuk menangani luka. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk membantu proses penyembuhan. Mungkin dokter juga akan membalut luka menggunakan cara tertentu. Jadi, fokuskan perhatian ketika Anda berada di klinik dokter. [10] X Teliti sumber
- Mungkin Anda juga harus mengonsumsi antibiotik oral untuk beberapa jenis luka tertentu.
Peringatan: Jangan mengoleskan salep topikal, misalnya petrolatum ( petroleum jelly ) atau krim antibiotik pada luka yang mengeluarkan cairan, kecuali atas petunjuk dokter. Salep bisa menghalangi proses pengeringan luka, yang akan memperparah infeksi. Mungkin dokter akan memberi antibiotik oral untuk mengobati infeksinya.
Iklan
-
Cucilah tangan sebelum dan sesudah mengganti perban. Cucilah tangan selama setidaknya 20 detik menggunakan sabun dan air hangat. Pastikan Anda juga menggosok area di sela-sela jari dan di bawah kuku sebelum membilasnya secara menyeluruh. [11] X Teliti sumber
- Mencuci tangan bisa menjaga agar luka tidak terkena bakteri.
-
Ganti perban minimal satu kali sehari. Luka yang mengeluarkan cairan membuat bakteri menempel pada perban. Jadi, Anda harus menggantinya untuk mempercepat penyembuhan. Satu kali sehari sudah cukup apabila perban tidak terlalu basah. Akan tetapi, jika lukanya mengeluarkan banyak cairan yang membuat perban basah kuyup, Anda harus menggantinya setiap kali perban basah terkena cairan. [12] X Sumber Tepercaya American Academy of Dermatology Kunjungi sumber
- Apabila Anda belum melakukannya, beri tahu dokter jika luka Anda mengeluarkan banyak cairan dan tidak kunjung sembuh. Dokter bisa mendiagnosis masalah tersebut dan mengobati lukanya dengan baik.
-
Lepaskan perban lama secara hati-hati. Kupas perban atau plester di bagian sudutnya, dan tarik dengan menyusuri kulit, bukan mengangkatnya ke atas. Jika ada yang lengket, basahi area tersebut dengan kasa atau tisu bersih yang telah dicelupkan ke dalam larutan garam. Tarik perban yang ada di bawahnya dan celupkan lagi kain kasa di larutan garam jika perlu. [13] X Teliti sumber
- Buang perban lama di tempat sampah.
-
Bersihkan luka menggunakan larutan garam. Rendam kain kasa yang bersih ke dalam larutan garam. Oleskan kasa di bagian tengah luka dengan lembut. Lakukan ini dengan gerakan melingkar. Seka cairan yang keluar dengan larutan garam. Jika kain kasa telah basah kuyup terkena cairan luka, gantilah dengan yang baru dan celupkan ke dalam larutan garam. Setelah cairan luka dihilangkan, seka kembali area luka dengan kasa bersih yang telah direndam di larutan garam. [14] X Teliti sumber
- Jika tidak ada larutan garam, bersihkan luka dengan membilasnya menggunakan air keran. Ini berguna untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Jangan membersihkan luka dari bagian luar ke arah dalam karena bisa membuat bakteri masuk ke dalam luka.
-
Pilih perban yang cocok dengan luka. Perban yang mengandung kalsium alginat mungkin cocok untuk keperluan ini. Perban jenis ini bisa menyerap banyak cairan tanpa menimbulkan bahaya terhadap luka. Anda juga bisa menggunakan perban hydrofiber . Kedua jenis perban ini bisa digunakan untuk cairan luka yang hanya mengalir sedikit maupun banyak. Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui jenis perban yang paling cocok untuk Anda. [15] X Teliti sumber
- Di sejumlah kasus, mungkin dokter akan memberi pelindung kulit pada area di sekitar luka. Ini bisa berupa lapisan film yang bisa ditempel, atau cairan yang harus dioleskan. Ini berguna untuk menjaga agar kulit tidak melemah karena cairan yang keluar dari luka. [16] X Teliti sumber
-
Balutkan perban baru jika areanya telah kering. Keringkan area luka dengan menepuknya menggunakan tisu bersih. Potong perban sesuai ukuran yang dibutuhkan. Tambahkan krim yang disarankan dokter pada perban, lalu tempelkan pada luka. Lekatkan plester di sekeliling perban agar perban tidak terjatuh atau bergeser. Lakukan dengan hati-hati agar plester tidak menempel pada luka. [17] X Teliti sumber
- Salep antibiotik juga bisa digunakan pada kebanyakan luka, tetapi berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.
-
Hindari menggunakan krim atau semprotan antiseptik pada luka. Seiring waktu, produk ini bisa merusak kulit di sekitar luka, yang bisa menghalangi proses penyembuhan. Sebagai gantinya, hanya gunakan air dan sabun untuk membersihkan luka, atau larutan garam jika dokter menyarankannya. [18] X Teliti sumberIklan
-
Konsumsi makanan seimbang yang mengandung protein, sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh. Jika lukanya tidak bisa sembuh dengan cepat, mungkin Anda mengonsumsi makanan yang kurang bergizi. Pastikan untuk mengonsumsi berbagai macam sayuran dan buah setiap hari, bersama protein tanpa lemak, seperti daging ayam, ikan, kacang-kacangan, atau tahu. [19] X Teliti sumber
- Usahakan untuk mengonsumsi 3 hingga 4 porsi protein setiap hari. Ukuran untuk satu porsi daging sama dengan 1 tumpuk kartu. [20] X Teliti sumber
- Sertakan biji-bijian utuh, misalnya roti dan pasta dari gandum utuh, quinoa , oatmeal , buckwheat , dan bulgur.
- Vitamin C sangat berguna. Jadi, santaplah buah dan sayuran, seperti stroberi, jeruk, kiwi, brokoli, paprika merah, dan tomat.
-
Jagalah agar tubuh tetap terhidrasi untuk mempercepat penyembuhan. Walaupun Anda tidak harus minum air putih dalam jumlah tertentu setiap hari, pastikan Anda telah memenuhi kebutuhan cairan ketika sedang melakukan penyembuhan luka. Minumlah saat Anda haus dan cobalah meminum beberapa gelas air putih tambahan. Jika tubuh terhidrasi dengan baik, urine akan berwarna jernih. Urine yang berwarna gelap menunjukkan bahwa Anda mengalami dehidrasi. [21] X Teliti sumber
- Ketika luka mengeluarkan cairan, tubuh akan memerlukan cairan untuk menggantikannya.
-
Berhentilah merokok ketika Anda sedang menyembuhkan luka. Jika memungkinkan, sebaiknya Anda benar-benar berhenti merokok. Akan tetapi, apabila Anda tidak dapat melakukannya, setidaknya usahakan untuk tidak merokok ketika Anda sedang menjalani proses penyembuhan luka yang kronis. Merokok bisa memperlambat proses alami tubuh untuk melakukan penyembuhan. Ini bisa memperlama proses penyembuhan luka. [22] X Teliti sumber
- Berkonsultasilah dengan dokter agar dia membantu Anda berhenti merokok. Sebagai contoh, mungkin dokter akan memberi Anda permen karet nikotin, koyok, atau pil.
- Beri tahu keluarga dan teman tentang upaya Anda ini sehingga mereka akan membantu Anda agar tidak merokok.
- Bergabunglah dengan kelompok yang juga ingin berhenti merokok apabila Anda memang ingin berhenti merokok secara permanen.
- Lakukan aktivitas lain di saat yang biasanya Anda gunakan untuk merokok. Sebagai contoh, apabila Anda merokok sesudah makan, gantilah dengan berjalan-jalan.
-
Kendalikan gula darah apabila Anda menderita diabetes. Penderita diabetes memiliki risiko yang tinggi terserang infeksi dan bisa membuat luka sulit disembuhkan. Sangat penting untuk mengendalikan gula darah agar Anda bisa menyembuhkan luka dengan baik. Ikuti petunjuk dokter dan pantau gula darah Anda untuk membantu mempercepat penyembuhan. [23] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Minum semua obat yang diberikan sesuai petunjuk. Selain itu, ikuti anjuran diet dari dokter.
Iklan
Referensi
- ↑ https://my.clevelandclinic.org/health/articles/15940-emergency-room-urgent-care-or-express-care-which-do-you-need
- ↑ https://www.uhs.wisc.edu/medical/common-student-concerns/basic-wound-care/
- ↑ https://www.uhs.wisc.edu/medical/common-student-concerns/basic-wound-care/
- ↑ https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Wound_care/
- ↑ https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Wound_care/
- ↑ https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520684503
- ↑ https://www.woundsource.com/blog/managing-wound-drainage
- ↑ http://www.aast.org/discharge-instructions-for-wound-cares
- ↑ https://www.uhs.wisc.edu/medical/common-student-concerns/basic-wound-care/
- ↑ https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Wound_care/
- ↑ https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520684503
- ↑ https://www.aad.org/public/skin-hair-nails/injured-skin/wound-care
- ↑ https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520684503
- ↑ https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520684503
- ↑ https://www.woundsource.com/blog/managing-wound-drainage
- ↑ https://www.woundsource.com/patientcondition/moisture-associated-skin-damage-masd
- ↑ https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520684503
- ↑ https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/wounds-how-to-care-for-them
- ↑ https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/wounds-how-to-care-for-them
- ↑ https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520684503
- ↑ https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520684503
- ↑ https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/wounds-how-to-care-for-them
- ↑ https://www.cdc.gov/diabetes/managing/problems.html