PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Eksistensialisme adalah filosofi dan pola pikir yang mengutamakan kebebasan memilih dan tanggung jawab. Kaum eksistensialis meyakini bahwa kehidupan tidak memiliki makna tertentu. Jadi, setiap orang bebas menentukan makna kehidupan sesuai pendapat masing-masing.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memahami Eksistensialisme

PDF download Unduh PDF
  1. Eksistensialisme adalah gerakan filosofis yang lahir dalam konteks sejarah tertentu dan penyebaran paham eksistensialisme dalam kebudayaan saat ini bisa dipelajari dengan mengetahui motif berkembangnya aliran ini.
    • Eksistensialisme tumbuh dan berkembang di Eropa antara tahun 1940-1950 dalam situasi pascaperang. Saat itu, banyak orang merasa kecewa terhadap organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang membuat mereka seperti kehilangan makna atau tujuan hidup. [1]
  2. Sama seperti cabang ilmu filsafat yang lain, eksistensialisme berkembang melalui tulisan beberapa filsuf ternama. Mulailah dengan membaca tulisan Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir, Maurice Merleau-Ponty, dan Albert Camus. [2]
    • Jean-Paul Sartre menjelaskan filosofi eksistensialisme dengan menulis cerita pendek “The Wall” yang bisa Anda baca di situs http://faculty.risd.edu/dkeefer/pod/wall.pdf (dalam bahasa Inggris) secara gratis.
    • Banyak karya tulis Simone de Beauvoir yang bermanfaat, misalnya “The Second Sex: Kehidupan Perempuan” yang mengkritik perbedaan gender dalam kehidupan masyarakat sehingga ia dinobatkan sebagai pendiri gerakan feminisme. [3]
    • Bacalah buku tulisan Albert Camus berjudul “Orang Asing” yang bisa Anda beli di toko buku.
  3. Sebagai filosofi, eksistensialisme didasari oleh premis utama dan beberapa premis pendukung:
    • Premis utama mengatakan bahwa makna kehidupan dan kodrat manusia tidak bisa dipahami sepenuhnya hanya melalui ilmu alam (misalnya: biologi dan psikologi) atau aturan moral (dalam agama dan tradisi), tetapi bisa ditemukan melalui autentisitas. [4]
    • Kaum eksistensialis meyakini bahwa alam semesta atau kehidupan diciptakan bukan dengan tujuan atau aturan tertentu sehingga tidak ada yang disebut takdir atau nasib, yaitu kondisi kehidupan yang sudah ditentukan sebelumnya.
    • Selain itu, manusia memiliki kehendak bebas dan boleh memutuskan tindakan yang akan dilakukan sehari-hari untuk menciptakan kehidupan yang bermakna dan tertata, meskipun tidak ada tujuan dan aturan di alam semesta. Dengan demikian, kehidupan memiliki makna karena orang-orang membuatnya bermakna dengan menjalani hidup yang autentik.
  4. Nihilisme mengatakan bahwa kehidupan tidak memiliki tujuan dan Anda tidak bisa menentukan tujuan sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan pandangan eksistensialisme.
    • Walaupun banyak eksistensialis yang menulis tentang rasa cemas, putus asa, dan jenuh, bukan berarti mereka tidak punya tujuan hidup. Hal ini terjadi karena mereka kewalahan menghadapi tantangan untuk menentukan makna kehidupan yang tidak inheren dan merasa frustrasi karena sistem pendidikan selalu memiliki tujuan yang menurut mereka tidak pernah ada. [5]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menerapkan Eksistensialisme dalam Keseharian

PDF download Unduh PDF
  1. Eksistensialisme berarti menjadi diri sendiri terlepas dari hal-hal yang sudah diatur dalam norma sosial, budaya, agama, atau gagasan lain yang mengharuskan Anda menjadi pribadi tertentu. Selain itu, eksistensialisme membuka kesadaran bahwa Anda memiliki kebebasan memilih untuk menjadi pribadi yang Anda inginkan dan hanya Anda yang mampu menentukannya.
    • Bisa dipastikan bahwa autentisitas akan menjadi masalah ketika Anda memastikan apakah sudah menjadi diri sendiri yang sesungguhnya terlepas dari ekspektasi masyarakat atau apakah Anda hanya melakukan apa yang terkesan atau terlihat autentik di mata orang lain, tetapi bertolak belakang dengan apa yang seharusnya Anda pilih. [6] Saat ingin menentukan penampilan atau tindakan, bertanyalah kepada diri sendiri, “Apakah saya mengambil keputusan yang benar-benar saya inginkan atau sekadar ingin menyenangkan orang lain?” Contohnya: saat memilih pakaian di pagi hari, apakah Anda mengenakan pakaian yang Anda sukai atau sekadar ingin terkesan seksi atau keren di mata orang lain?
  2. Temukan hal-hal yang paling Anda sukai lalu lakukan, misalnya: melukis seperti pelukis eksistensial Jackson Pollock, menulis seperti penulis eksistensial Fyodor Dostoevsky, atau menjalani hidup yang filosofis. [7]
    • Eksistensialis berarti orang yang memahami nilai ekspresi diri. Jadi, carilah cara mengekspresikan diri dengan menunjukkan kemampuan yang Anda miliki.
  3. Eksistensialisme tumbuh karena kebiasaan berpikir dan mempertanyakan bagaimana manusia seharusnya menjalani hidup.
    • Kaum eksistensialis merenungkan pertanyaan untuk menjawab apa arti kehidupan dan kematian, apakah Tuhan ada, apakah dewa terlibat dalam kehidupan seseorang (hampir semua filsuf eksistensialis meyakini bahwa Tuhan tidak ada karena tidak ada makna atau tujuan hidup), apa arti persahabatan dan cinta, serta pertanyaan lain yang berkaitan dengan kehidupan manusia. [8]
    • Kaum eksistensialis tidak terlalu memikirkan isu sosial atau politik, misalnya tentang peran yang seharusnya dijalankan oleh negara. [9]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Melepaskan Impuls yang Menimbulkan Kontradiksi

PDF download Unduh PDF
  1. Filosofi yang mendasari eksistensialisme mengatakan bahwa setiap orang harus menciptakan makna kehidupan masing-masing. Makna kehidupan yang autentik harus selaras dengan tujuan yang ingin Anda capai, bukan tujuan yang ditentukan oleh orang lain.
    • Kaum eksistensialis cenderung meyakini bahwa Tuhan tidak ada, tetapi ada juga percaya pada Tuhan, kehendak bebas, dan determinasi diri. Aspek utama eksistensialisme adalah kebebasan memilih apa yang ingin Anda yakini. [10]
  2. Penerapan filosofi eksistensial yang utama adalah menyadari nilai inheren dalam memilih, menentukan identitas diri, dan membiarkan orang lain menjalani kehidupan yang autentik.
    • Jangan memaksakan aturan moral atau filosofis kepada orang lain. Alih-alih mengubah orang lain menjadi pribadi yang Anda inginkan, biarkan mereka menjalani kehidupan yang autentik. Walaupun bersifat paradoks, Anda tidak memiliki kebebasan untuk meyakinkan orang lain yang tidak mau menjadi eksistensialis!
  3. Salah satu alasan sehingga filosofi sering kali diasosiasikan dengan rasa cemas dan putus asa adalah karena para filsuf eksistensialis mengakui bahwa tindakan mereka membawa konsekuensi dan bukan tanpa makna. [11]
    • Walaupun seseorang memiliki niat baik, tindakannya didasari oleh pengetahuan dan kebenaran yang terbatas sehingga selalu tidak sempurna. Tindakan yang dilihat orang lain akan memengaruhi persepsinya tentang kebenaran yang mungkin menimbulkan efek domino karena adanya konsekuensi yang merugikan. [12]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.334 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan