PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Cerewet sebenarnya tidak masalah, tetapi mendengarkan orang lain secara aktif juga penting. Beberapa situasi seperti saat mengikuti pelajaran di sekolah dan rapat kantor mungkin mengharuskan Anda untuk tenang dan diam dalam waktu cukup lama. Menjadi lebih tenang bisa membantu Anda memperbaiki hubungan karena memungkinkan Anda menunjukkan betapa Anda menghargai perkataan orang lain. Anda bisa memulai menjadi orang yang pendiam dengan melatih sikap dan mengubah cara berpartisipasi dalam percakapan. Anda juga bisa mengubah gaya hidup agar hidup lebih tenang.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Bersikap Tenang

PDF download Unduh PDF
  1. Orang-orang pendiam biasanya tidak terlalu impulsif, dan mempertimbangkan keputusan dari beberapa sudut sebelum bertindak. Mereka juga bergerak dengan kekuatan yang diperlukan serta tidak mudah melakukan sesuatu. Sebelum bertindak, pastikan Anda meluangkan waktu untuk mempertimbangkan secara matang tentang apa yang akan terjadi.
    • Jika Anda berpikir sebelum bicara, Anda akan merasakan manfaatnya dalam hubungan dan kehidupan kerja. [1]
  2. dan jadilah orang yang lembut . Orang-orang pendiam lebih mudah didekati daripada mereka yang berisik serta agresif. Kaum pendiam biasanya mempertahankan bahasa tubuh bebas asumsi serta ekspresi netral pada wajah, alih-alih menjadi bagian dari sebuah drama kehidupan yang sedang terjadi. Karena itu, mereka biasanya dianggap lebih baik daripada orang-orang yang berisik dan agresif, meski hal ini belum tentu benar.
    • Untuk mempertahankan sikap terbuka dan bisa didekati, tegakkan kepala, lihat sekeliling, amati lingkungan sekitar Anda. Berdirilah secara kasual dan nyaman, seperti ketika Anda ingin duduk di ruangan yang kosong. Luangkan waktu untuk memperhatikan hal-hal yang biasanya tidak Anda perhatikan saat sibuk mengobrol dengan orang lain.
  3. Tenang dan bersabarlah . Saat Anda bersama dengan seorang pendiam, ia mungkin bisa membuat situasi yang Anda hadapi menjadi lebih menenangkan serta membantu orang lain untuk dudk diam dan berpikir dengan lebih jernih. Jadilah sepertinya! Saat semua orang lain panik, Anda bisa menjadi satu-satunya yang masuk akal. Ketika tiba waktunya bagi Anda untuk berbicara, orang-orang akan segera memperhatikan karena Anda jarang melakukannya.
  4. Orang pendiam biasanya sangat efektif pada situasi-situasi yang mengharuskan orang lain percaya kepadanya. Kaum pembicara terkadang terlihat emosional, egois, serta terlalu aktif. Hidupi kepribadian baru Anda dan biarkan kepribadian tersebut mengambil alih diri Anda. Anda mungkin akan segera menjadi satu-satunya orang yang diandalkan sesama.
    • Fokus baru pada diri Anda ini kemudian membuat orang-orang lebih percaya. Anda juga tidak akan terlalu teralihkan dengan semua kegiatan sosialisasi di sekitar, Anda masih bisa memenuhi komitmen. Pertahankan sikap ini, terutama jika tadinya Anda cerewet.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Bercakap-cakap dengan Lebih Tenang

PDF download Unduh PDF
  1. Berusahalah untuk tidak terlalu banyak bicara jika memang tidak ada yang benar-benar ingin Anda katakan. Buatlah setiap kata yang Anda ucapkan bermakna. Lama-kelamaan, orang-orang akan lebih mendengarkan Anda karena mereka tahu bahwa apa yang Anda katakan itu penting. [2]
    • Jika Anda terlalu sering bicara, Anda akan membuat apa yang harus dikatakan menjadi kurang penting. Pilihlah kata-kata Anda dengan bijak agar bermakna.
    KIAT PAKAR

    Klare Heston, LCSW

    Pekerja Sosial Klinis
    Klare Heston adalah pekerja sosial klinis independen berlisensi. Dia mendapatkan gelar Master dalam bidang pekerjaan sosial dari Virginia Commonwealth University pada 1983.
    Klare Heston, LCSW
    Pekerja Sosial Klinis

    Kata-kata Anda akan lebih bermakna apabila dipilih dengan bijaksana. Klare Heston, seorang pekerja sosial mengatakan, "Daripada memenuhi ruangan dengan omongan kosong, pilihlah kata-kata Anda dengan bijaksana di saat Anda memiliki sesuatu untuk membantu. Anda tidak harus menjadi pusat perhatian untuk merasa percaya diri. Bahkan kadang-kadang justru sebaliknya."

  2. Tetaplah kalem dan jangan menarik perhatian. Jaga agar pembicaraan terpusat pada orang lain. Jika Anda tidak setuju akan sudut pandangnya, pastikan ia mengklarifikasi opininya. Pertimbangkan identitas orang tersebut saat berbicara dengan Anda, dan bagaimana hal ini mempengaruhi pikirannya. Setelah Anda mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan, Anda akan tahu apa yang harus dikatakan pada waktu yang tepat.
    • Jadilah pendengar yang baik . Anda akan berfokus secara aktif pada lawan bicara dan membantu agar percakapan tetap terpusat padanya. Anda mungkin akan terkejut akan banyaknya hal yang bisa Anda pelajari.
    • Cobalah tidak terlalu tenang saat menemui orang baru. Ia mungkin berasumsi bahwa Anda aneh atau tidak pantas diajak berbicara. Carilah keseimbangan antara mendengarkan orang lain dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuh perhatian.
    • Jangan berbicara yang tidak perlu. Berpikirlah sebelum berucap. Berhentilah ketika Anda merasa bersemangat atau terganggu. Hindari menginterupsi orang lain.
  3. Luangkan waktu untuk mendengar makna di balik kata-katanya alih-alih langsung melontarkan opini/komentar pribadi. Apa yang dirasakan lawan bicara? Bagaimana ia akan bereaksi? Informasi apa yang Anda perhatikan, yang sebelumnya tidak Anda lihat?
    • Orang yang banyak bicara bukan tidak mampu melakukan ini, tetapi ini akan lebih mudah dilakukan di saat Anda bisa berfokus melihat orang lain daripada saat berbicara.
  4. Saat Anda melakukannya, Anda menunjukkan rasa kurang menghargai terhadap pikiran serta emosi orang lain. Biarkan mereka menyelesaikan pembicaraannya sebelum Anda mulai memberitahu pendapat Anda. Jika Anda tidak yakin, katakan, “Maaf. Aku tadi memotongmu, ya? Lanjutkan”. Dengan begini, ia juga akan merasa lebih dihargai.
    • Luangkan waktu untuk mempertimbangkan berapa banyak yang telah Anda bicarakan dalam percakapan dan berapa banyak yang diucapkan oleh orang lain. Jika Anda sudah cukup lama menahan diri, berbicaralah. Percakapan tidak akan menarik jika salah satu pihak yang terlibat di dalamnya membisu. Namun, ketahuilah bahwa pembicaraan harus bersifat dua arah – jika Anda sudah bersuara selama beberapa saat, biarkan orang lain mengambil gilirannya. Pastikan saja setiap orang bisa menyelesaikan opininya sebelum Anda ikut melontarkan pikiran.
  5. Orang-orang senang membicarakan tentang dirinya sendiri, dan jika Anda memberikan waktu bagi mereka untuk melakukan hal itu, mereka juga akan menyukai Anda. Bersikap tenang bukan berarti Anda tidak berbicara – ini berarti Anda akan menggunakan kata-kata dengan cerdas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan menarik, serta membawakan hal-hal solid yang layak dibicarakan. Jadi, jangan suruh diri Anda untuk diam; beritahu ia untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat.
    • Misalnya, seorang kenalan Anda baru melakukan skydiving. Alih-alih mengatakan, “Oh, aku pernah skydiving; rasanya menakjubkan!” ucapkan, “Bagus! Bagaimana pengalamanmu? Baru pertama kali, ya?” Bila ia benar-benar ingin bercakap-cakap, ia pasti bertanya apakah Anda pernah melakukannya juga.
  6. Pelankan volume bicara . Berbicaralah dengan lebih tenang dan lembut, tetapi masih cukup keras agar bisa didengar. Orang-orang pendiam biasanya lebih ramah dalam bersosialisasi, bahkan saat mereka membela diri. Hanya ada sedikit hal yang membuat mereka marah. Mereka juga belajar menunjukkan ketertarikan atau kesan melalui ekspresi wajah serta mekanisme vokal lainnya (misalnya dengan menarik napas, menutup mulut, dll.).
    • Namun, tentu ada batas yang jelas di sini. Orang-orang yang tidak berbicara dengan cukup keras bisa menjadi sangat mengganggu. Orang lain bisa mudah frustrasi jika mereka tidak dapat mendengar Anda. Jadi pastikan Anda tetap menggunakan suara normal alih-alih berbisik saat berbicara lebih pelan.
  7. Orang-orang yang mempertimbangkan pilihan katanya dengan berhati-hati sebelum berbicara biasanya lebih bijak. Mereka akan dihargai sesama dan terlihat lebih kompeten. Berbicaralah saat Anda rasa ada poin yang harus disampaikan, tetapi jangan terpaksa mengisi kekosongan yang membuat tidak nyaman.
    • Saat Anda menyimpan beberapa kata untuk mengatakan hal-hal yang memang perlu Anda ucapkan, kata-kata ini bisa memiliki efek yang lebih kuat. Jaga agar perkataan Anda tetap mempertahankan citra diri sebagai seorang pendiam dan buat kata-kata tersebut lebih bermakna serta penting.
  8. Saat Anda ingin melontarkan komentar yang sulit ditahan, biarkan wajah mengekspresikan perasaan Anda. Gerakan bola mata atau tawa terkikik bisa sangat bermanfaat untuk membuat orang-orang memperhatikan hal-hal kecil pada diri Anda. Pernahkah Anda memergoki seorang teman yang sedang menilai melalui ekspresi wajahnya? Terkadang hal ini cukup lucu – ia bisa menumbuhkan rasa humor tanpa perlu berkata-kata. Tiru teman ini dan manfaatkan wajah sendiri sebagai pengganti kata-kata ketika diperlukan.
    • Lakukan dengan berhati-hati. Anda bisa saja menyinggung perasaan orang bahkan ketika Anda tidak mengucapkan apa pun. Gerakan bola mata yang ditujukan terhadap seorang teman yang sangat sensitif bisa membuatnya marah jika Anda tidak berhati-hati. Kenali lawan bicara dan saat yang tepat untuk menunjukkan ekspresi wajah.
  9. Jangan berasumsi bahwa seseorang dengan opini/posisi yang berbeda pasti salah, bodoh, atau kejam. Pelajari cara pikir dan sumbernya. Dengan begini, Anda mampu melihat dua sisi yang berbeda dan memformulasikan opini yang matang. Anda juga bisa mengajukan pertanyaan serta diam sesaat untuk memikirkan percakapan yang sedang Anda ikuti.
    • Ini bukan berarti orang-orang yang lebih pendiam bisa lebih memahami. Hanya saja, saat Anda mendengarkan, Anda lebih mudah memahami argumen orang lain dan mengizinkannya menjelaskan argumen tersebut. Jadi, ketika seseorang melontarkan sesuatu yang tidak Anda setujui, jangan langsung menyerangnya. Dengarkan orang itu. Kemudian, tunjukkan sudut pandang Anda.
    • Jangan diam dengan tujuan membuat orang lain marah. Diam untuk menghindari konfrontasi bukanlah sikap yang berguna; tetapi sikap seorang pecundang. Komunikasikan poin-poin Anda saat berargumen, tetapi sampaikan dalam cara yang masuk akal tanpa meninggikan suara.
    • Jangan bersikap tidak sopan atau kasar – berbicaralah dengan sopan saat dimintai respons, dan jawablah dengan cerdas, jangan langsung mengucapkan “ya/tidak”. Anda harus tenang, bukan tidak sopan atau angkuh. Ucapkan kata-kata yang tepat, bukan bersayap atau tidak jelas.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Hidup dengan Tenang

PDF download Unduh PDF
  1. Lakukan meditasi untuk membantu menenangkan pikiran, setidaknya selama beberapa menit setiap hari. Meditasi bukan hanya mampu memberikan pikiran yang lebih jelas, matang, serta aktif, tetapi juga bisa menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol. [3] Meditasi selama 10-15 menit setiap hari bisa membuat Anda merasa terfokus dan tenang dalam 24 jam berikutnya.
    • Jika Anda tidak suka bermeditasi, lakukan beberapa aktivitas lain sebagai penggantinya. Berjalan-jalanlah di taman favorit Anda, atau duduklah di atas bangku sambil membaca buku. Siapkan jurnal harian dan luangkan waktu untuk menuliskan perasaan. Semua hal yang memberikan waktu pribadi akan berguna.
    • Apa orang-orang senang mengganggu Anda dengan menyarankan mendaki gunung? Ganggu kembali mereka dan lakukan!
    • Berfokuslah pada masa kini dengan melatih teknik-teknik seperti pemusatan pikiran dan Zen driving. Memikirkan misteri-misteri ilmu pengetahuan (alam semesta, teori kuantum) juga bisa menjadi pengalaman introspeksi yang sangat intens.
  2. Gunakan buku harian . Cara lain untuk berfokus (dan lebih mampu mengamati, seperti yang sudah dijelaskan di atas) adalah dengan menulis buku harian. Berkomitmenlah untuk menulis setiap hari dan ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:
    • Apa yang kurasakan? Mengapa?
    • Apa yang kupelajari hari ini? Dari siapa aku belajar?
    • Ide-ide baru apa yang muncul? Apa atau siapa yang kupikirkan hari ini?
    • Apa yang berbeda di hari kemarin? Minggu lalu? Tahun lalu?
    • Hal-hal apa yang bisa kusyukuri? Siapa orang yang kelihatannya kesepian dan bisa aku bantu? Mengapa?
  3. Andalkan diri sendiri . Meski meminta bantuan bukanlah hal yang memalukan, ketenangan serta kepercayaan diri akan memampukan Anda untuk melakukan suatu hal sendiri, sehingga Anda lebih berharga di mata orang lain. Dan ketika Anda membutuhkan bantuan, sifat introspektif akan memampukan Anda untuk berfokus serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat.
  4. Temukan hobi . Meski Anda bisa meluangkan waktu sendirian untuk memikirkan hal-hal yang menenangkan serta penting, hal ini akan lebih mudah dilakukan dalam kelompok-kelompok yang lebih besar. Anda juga mungkin akan terkejut karena Anda akan sangat menikmatinya. Anda akan mengembangkan kesabaran serta menumbuhkan dunia dalam diri, selain mampu menciptakan topik pembicaraan ketika diperlukan. Cobalah merajut , berkebun dengan prinsip-prinsip Zen, atau aktivitas lain yang tidak mengharuskan pembicaraan intensif, misalnya membaca buku.
    • Dalam buku What Do I Say Next? , Mingling Maven Susan RoAne menulis, "Still waters run deep ... but they can also be shallow" (air yang tenang biasanya dalam, tetapi terkadang dangkal). Jika Anda tidak banyak berpikir, orang-orang akan senang saat Anda diam. Jangan sampai hal ini terjadi. Tingkatkan diri dan jadilah orang yang disukai sesama, bahkan jika Anda tidak banyak berbicara.
    • Selain itu, ingatlah bahwa orang-orang yang pendiam juga bisa melakukan hal-hal yang sama dengan mereka yang berisik. Anda bisa mencoba menyanyi , menari , memainkan alat musik, dll. Pastikan Anda kembali menjadi orang pendiam setelah selesai melakukan berbagai aktivitas ini.
    • Namun, saat waktu luang Anda habiskan dalam diam, Anda akan lebih sulit untuk kembali menjadi berisik dalam situasi-situasi tertentu, karena ketenangan ini biasanya akan menuntun interaksi sosial Anda di kemudian hari. Bayangkan, Anda terbiasa menghabiskan sepanjang hari untuk membaca buku, menikmati novel, kemudian tiba-tiba harus menghadiri sebuah pesta. Anda mungkin masih akan terbawa suasana buku yang Anda baca, dengan merasa lebih pendiam dan bersikap introver secara natural.
  5. Luangkan lebih banyak waktu untuk sendirian . Pengarang Susan Cain berkata bahwa "ketenangan adalah pemicu inovasi". [4] Sendirian sambil berpikir bisa menjadi waktu yang paling produktif serta penting dalam menjalani hari. Anda juga bisa melakukan apa yang Anda inginkan, selain menerima dan menyukai diri apa adanya.
    • Anda bisa meluangkan waktu ini untuk melatih hobi, menulis buku harian , mengajak anjing berjalan-jalan , atau berbelanja ke pasar swalayan tanpa rencana. Apa pun yang Anda lakukan tidak penting; yang terpenting adalah Anda melakukan sesuatu. Anda akan belajar bahwa interaksi dengan orang lain tidak menentukan waktu yang menyenangkan atau buruk. Namun, jangan menjadi pemalas. Manfaatkan waktu sendiri Anda untuk melatih kreativitas .
  6. Mengelilingi diri dengan mereka yang cerewet, berisik, serta suka berbicara hanya akan membuat Anda semakin tidak tenang. Luangkan lebih banyak waktu bersama teman yang introver dan lebih tenang agar Anda bisa menghargai mereka. Hal ini akan membawa pengalaman yang benar-benar baru dan menyenangkan.
    • Orang-orang yang tenang cenderung lebih suka menghabiskan waktu dengan sesama orang pendiam, meski tidak selalu seperti itu. Jika Anda tidak mengenal banyak orang pendiam, minta teman Anda yang paling tenang untuk memperkenalkan teman-temannya. Dukungan teman adalah hal yang penting, terutama jika ia memang tipe pendiam (atau sedang berusaha menjadi lebih tenang). Sebagai alternatif, bergabunglah dengan aktivitas-aktivitas yang santai – misalnya klub membaca atau kelas memasak untuk menemui orang-orang yang lebih pendiam.
  7. Anda bukan saja akan mendapatkan waktu untuk membicarakan tentang diri sendiri, tetapi Anda juga bisa memberitahu terapis mengapa Anda harus lebih tenang, dan apakah Anda menginginkan perhatian orang lain. Terapis bukan hanya untuk mereka yang mengalami gangguan mental, tetapi juga bagi orang-orang yang ingin menyelami dirinya sendiri.
    • Jika seseorang membuat Anda merasa seolah-olah Anda terlalu berisik, bicarakan juga hal itu. Anda mungkin mampu menerima diri apa adanya, kecuali “Anda” memang merasakan hal yang sama. Tetaplah nyaman akan kepribadian natural Anda.
  8. Jadilah diri sendiri . Pada akhirnya, beberapa orang memang lebih berisik daripada lainnya. Anda tidak harus menjadi lebih tenang – Anda mungkin sudah baik apa adanya. Namun, jika Anda merasa harus berubah, lakukan hanya pada hal-hal yang terasa nyaman dan riil. Jika Anda ingin membela diri, lakukan. Jika Anda ingin menari di kantin, lakukan. Kita semua dinamis dan memiliki berbagai sisi. Mungkin, Anda hanya harus menampilkan sisi pendiam Anda sesekali.
    • Jika Anda benar-benar merasa perlu lebih tenang, pilih waktu-waktu yang tepat. Apakah saat makan malam dengan keluarga? Di dalam kelas? Jangan mencoba menjadi pendiam; cobalah diam pada saat-saat yang tepat. Terkadang, berbicara bisa membuat Anda dianggap sebagai orang yang buruk.
  9. Jika Anda siap menjadi pendiam, cobalah melakukannya selama jangka waktu tertentu . Mungkin satu jam. Kemudian, coba selama tiga jam. Jika Anda bisa diam seharian, Anda mungkin lebih mampu mengawasi keadaan sekitar, yang sebelumnya tidak Anda perhatikan karena terlalu sibuk berbicara.
    • Waktu yang tepat untuk mulai diam adalah setelah prosedur medis yang menyakitkan di mulut atau kepala, misalnya pemasangan kawat gigi, kanal mulut, atau benjolan di kepala. Tentu saja Anda tidak boleh menyakiti diri sendiri dengan sengaja, tetapi carilah inspirasi untuk menjadi orang yang pendiam.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 364.413 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan