Artikel ini disusun bersama Asa Don Brown, PhD, DNCCM, FAAETS
. Dr. Asa Don Brown adalah Psikolog Klinis dengan pengalaman lebih dari 25 tahun. Dia mengkhususkan diri bekerja dengan keluarga, anak-anak, dan pasangan, mengobati berbagai gangguan psikologis, trauma, dan kekerasan. Selain itu, ia merupakan spesialis negosiasi dan profiling. Dr. Brown juga seorang pembicara dan penulis tiga buku serta artikel di banyak majalah, jurnal, dan publikasi populer. Ia memperoleh gelar BS dalam Teologi dan Agama dengan minor dalam Pemasaran dan gelar MS dalam Konseling dengan spesialisasi dalam Pernikahan dan Keluarga dari The University of Great Falls. Dr. Brown juga meraih gelar PhD di bidang Psikologi dengan spesialisasi Psikologi Klinis dari Capella University. Dia adalah Anggota American Academy of Experts in Traumatic Stress dan Diplomat National Center for Crisis Management. Dr. Brown masih memegang jabatan di sejumlah Dewan Psikologi dan Ilmiah.
Ada 11 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 4.437 kali.
Orang-orang yang ditolak oleh anggota keluarga biasanya menanggung beban perasaan yang berat saat menjalani keseharian. Perlakuan ini kerap memicu sakit hati dan kesedihan mendalam yang sulit diatasi. Jika sedang mengalami masalah ini, pahami bahwa Anda sudah mengambil langkah pertama yang bermanfaat dengan mencari solusinya! Ada banyak cara menghadapi penolakan keluarga, misalnya dengan mengatasi emosi negatif , menerima situasi yang tidak bisa diubah, dan yang terpenting, menjalani proses pemulihan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan tahan banting.
Langkah
-
Cobalah menerima semua emosi yang muncul dan jangan ragu untuk menangis. Mengakui dengan jujur bahwa Anda merasa sedih memang tidak mudah, tetapi emosi negatif akan bercokol jika Anda mengabaikannya. Alih-alih, berusahalah menerima apa yang Anda rasakan sambil mendengarkan lagu sedih dan menangis. Sakit hati karena ditolak adalah hal yang wajar, bahkan penolakan oleh anggota keluarga terasa lebih menyakitkan. Mengakui bahwa Anda merasa sedih merupakan awal yang baik sebab langkah ini bisa melapangkan jalan untuk meraih kebahagiaan. [1] X Teliti sumber
- Namun, jangan larut dalam kesedihan terlalu lama. Setelah mendengarkan beberapa lagu sedih, matikan, lalu pergilah ke taman untuk berjalan santai! Anda tidak perlu memproses emosi negatif sekaligus untuk memulihkan diri. [2] X Teliti sumber
- Sesulit apa pun situasinya, ingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak bisa mengatur perilaku orang lain, tetapi Anda bisa menentukan cara menyikapinya. Prioritaskan pemulihan kesehatan emosional agar Anda menjadi pribadi yang lebih tangguh setelah menjalani proses ini. [3] X Teliti sumber
- Pahami bahwa penolakan keluarga tidak terkait dengan harga diri orang yang mengalaminya.
Iklan
-
Anda bisa memahami apa yang terjadi dengan menulis emosi yang Anda rasakan. Saat menulis, mungkin Anda akan merasakan beragam emosi akibat ditolak oleh anggota keluarga, misalnya rasa sedih, marah, dan terpukul. Siapkan agenda atau buku tulis untuk mencatat semua yang Anda rasakan. Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk memproses emosi. Ada kemungkinan, Anda lebih mudah memahami apa yang terjadi sehingga mampu menerima kenyataan sewaktu menulis jurnal. [4] X Sumber Tepercaya University of Rochester Medical Center Kunjungi sumber
- Penolakan keluarga adalah perlakuan yang sangat menyakitkan. Gunakan jurnal untuk meningkatkan harga diri setelah Anda mengalami penolakan. Agar masalah ini tidak memengaruhi harga diri, tulis hal-hal yang membuat Anda merasa berharga dan percaya diri . Baca catatan ini setiap kali Anda merasa sedih atau sakit hati! [5] X Teliti sumber
- Menulis jurnal bisa membantu Anda mencari tahu pemicu emosi negatif. Baca lagi jurnal yang pernah ditulis sambil mengamati momen-momen yang memicu kesedihan mendalam. Cobalah mencari kesamaannya, lalu pikirkan apa yang perlu dilakukan untuk mengubahnya guna menghindari pemicu tersebut. [6] X Sumber Tepercaya University of Rochester Medical Center Kunjungi sumber
-
Ingatkan diri sendiri bahwa Anda akan terbebas dari masalah ini! Mengucapkan frasa yang memotivasi diri, misalnya, "Aku layak dicintai dan dihargai", "Aku berbakat dan baik hati", atau "Aku mampu mengatasi masalah ini" merupakan cara simpel dan efektif untuk membebaskan diri dari situasi yang menyakitkan. Mengucapkan frasa tersebut dalam hati atau dengan lantang bisa membentuk pola pikir positif tentang diri sendiri dan masalah yang sedang terjadi. [7] X Teliti sumber
- Contoh lain afirmasi positif, misalnya, "Aku mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat", "Aku layak diperlakukan dengan baik", dan "Aku mencintai diri sendiri".
Iklan
-
Jangan biarkan pikiran negatif tentang diri sendiri terus menghantui Anda. Saat mengalami penolakan seperti ini, mungkin Anda kesulitan untuk tidak menyalahkan diri sendiri, tetapi jangan biarkan pikiran tersebut mengendalikan Anda. Setiap kali muncul dialog batin yang negatif tentang diri sendiri, pikirkan hal lain yang positif. Jika Anda berpikir, "Aku tidak akan pernah merasa bahagia", gantilah dengan pemikiran yang positif, misalnya, "Masalah ini sangat berat, tetapi aku yakin hari depanku sangat menyenangkan!" [8] X Teliti sumber
- Pikiran negatif bisa menghambat Anda menemukan kebahagiaan sebab Anda tidak sempat melihat hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari. [9] X Teliti sumber
-
Untuk saat ini, mungkin akan lebih baik jika Anda tidak serumah dengan anggota keluarga yang menolak Anda. Langkah ini merupakan opsi terbaik jika Anda mengalami kekerasan fisik atau emosional. Perilaku tersebut bisa membawa dampak jangka panjang dan Anda belum tentu aman meskipun sudah memaafkannya atau berbaikan dengannya. Jika Anda dibesarkan dalam keluarga yang toksik atau melakukan kekerasan, pahami bahwa Anda akan lebih aman tanpa mereka. Lihatlah penolakan ini sebagai kesempatan untuk memulai kehidupan baru dengan orang-orang yang membuat Anda merasa tenang, dihargai, dan dicintai. [10] X Teliti sumber
- Jika Anda pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, bacalah artikel wikiHow tentang masalah keluarga untuk membebaskan diri dari masalah ini.
Iklan
-
Sisihkan waktu untuk memperhatikan diri sendiri guna memulihkan diri setelah mengalami penolakan. Santaplah makanan sehat kaya nutrisi. Biasakan tidur malam yang cukup (7-10 jam setiap hari) agar Anda merasa bugar dan siap menjalani keseharian. [11] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber Berolahragalah untuk mengatasi stres serta menjaga kekuatan dan kebugaran tubuh. Kembangkan hobi baru yang membuat keseharian lebih menyenangkan, misalnya belajar main piano atau melukis . Aktivitas ini bisa memicu emosi positif meskipun Anda masih merasa sedih karena ditolak oleh anggota keluarga. [12] X Teliti sumber
- Jangan mengandalkan narkoba atau alkohol agar Anda merasa lebih baik . Cara ini tidak bermanfaat, bahkan membuat Anda lebih menderita ketimbang sebelumnya.
-
Orang lain bisa menjadi saudara meskipun mereka bukan kerabat. Jalin persahabatan yang akrab dengan teman-teman dan mulailah berkencan untuk mencari pacar yang saling mencintai. Pilih teman dan pasangan yang bisa membuat Anda merasa aman, dihargai, dan dicintai! Untuk itu, pastikan Anda selalu berada di antara orang-orang yang suportif. [13] X Teliti sumber
- Ajak teman-teman menonton film kalau Anda sering melakukan hal ini bersama keluarga. Undang teman-teman makan malam bersama selayaknya dengan keluarga. Nikmati liburan bersama sekelompok teman akrab!
- Untuk mencari teman baru, jadilah sukarelawan dalam komunitas, bergabunglah dalam kelompok religius, atau lakukan interaksi dengan orang baru secara daring.
Iklan
-
Cobalah menelepon teman atau datanglah ke rumahnya untuk mengobrol. Ceritakan kepadanya apa yang terjadi, lalu tanyakan apakah Anda boleh curhat dan minta nasihat. Teman baik siap memberikan dukungan dan mengingatkan Anda agar tidak berkecil hati sebab masih ada orang-orang yang mau menghargai dan mencintai Anda. [14] X Teliti sumber
- Jika Anda masih perlu memproses emosi negatif setelah mengobrol dengan orang yang suportif atau tidak punya teman curhat , berkonsultasilah dengan pakar kesehatan mental. Psikolog atau konselor profesional mampu menjelaskan cara mengatasi masalah ini.
-
Lakukan antisipasi apabila ia masih mengontakmu sesekali. Kalau ia bersikap buruk kepada Anda, sampaikan bahwa perlakuannya tidak bisa diterima. Ungkapkan apa yang Anda rasakan jika ia berbuat semena-mena, misalnya, "Aku sakit hati kamu nuduh aku tanpa bukti" atau "Mending aku pergi kalau kamu terus ngejek aku". Jika ia tidak merespons dengan mengubah perilakunya, sebaiknya Anda membatasi komunikasi dengannya untuk menjaga kesehatan emosional. [15] X Teliti sumber
- Jika ia membuat Anda merasa tidak aman atau melanggar batasan, putus kontak bisa menjadi opsi terbaik. Sesulit apa pun, keputusan ini bisa menjadi solusi terbaik untuk melindungi diri sendiri dan menjaga kesehatan mental. [16] X Teliti sumber
- Anda tidak perlu mengambil keputusan sekarang juga. Jika Anda masih ragu, sempatkan memikirkan batasan yang membuat Anda merasa sangat aman dan bahagia. [17] X Teliti sumber
Iklan
-
Pakar kesehatan mental mampu menjelaskan cara memulihkan diri. Ia juga bisa memberikan pandangan yang objektif yang tidak bisa diberikan oleh teman atau orang terdekat. Untuk itu, carilah psikolog atau konselor profesional melalui internet. Pastikan Anda berkonsultasi dengan psikolog yang memiliki spesialisasi untuk menangani korban penolakan keluarga agar Anda bisa memproses emosi dengan metode koping yang tepat. [18] X Teliti sumber
- Adakalanya, dibutuhkan banyak waktu untuk mencari psikolog atau konselor yang tepat. Jika konsultasi pertama terasa kurang efektif, jangan menyerah. Cari psikolog lain sampai Anda mendapatkan yang terbaik!
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://kidshealth.org/en/teens/rejection.html
- ↑ https://kidshealth.org/en/teens/rejection.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-savvy-psychologist/202001/broken-family-ties-and-how-cope-estrangement
- ↑ https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentID=4552&ContentTypeID=1
- ↑ https://psychcentral.com/lib/why-feeling-left-out-can-feel-so-painful-and-7-healthy-ways-to-cope
- ↑ https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentID=4552&ContentTypeID=1
- ↑ https://psychcentral.com/lib/why-feeling-left-out-can-feel-so-painful-and-7-healthy-ways-to-cope
- ↑ https://kidshealth.org/en/teens/rejection.html
- ↑ https://kidshealth.org/en/teens/rejection.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-savvy-psychologist/202001/broken-family-ties-and-how-cope-estrangement
- ↑ https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/sleep-the-foundation-for-healthy-habits/art-20270117
- ↑ https://psychcentral.com/blog/psychology-self/2020/06/self-care-mental-health
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/being-unlonely/201906/finding-connection-through-chosen-family
- ↑ https://kidshealth.org/en/teens/rejection.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/tech-support/201911/4-things-weve-learned-about-adult-child-parent-estrangement
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/tech-support/201911/4-things-weve-learned-about-adult-child-parent-estrangement
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/tech-support/201911/4-things-weve-learned-about-adult-child-parent-estrangement
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/real-families/201910/coping-family-estrangement