Unduh PDF
Unduh PDF
Pengendalian diri dan kemampuan memahami diri sendiri merupakan aspek penting untuk menjalani hidup sesuai filosofi Stoic atau menjadi pribadi tawakal sesuai terjemahan kata stoic di kamus. Meskipun Anda mampu mengendalikan pikiran dan tindakan, banyak hal tidak bisa dikendalikan dan jangan sampai memicu stres. Menerapkan filosofi Stoic bukan berarti bersikap masa bodoh dan menghindar. Alih-alih diam, biasakan berpikir sebelum berbicara . Selain membantu Anda bersikap tawakal saat menjalani keseharian, Anda bisa mendalami filosofi Stoic dengan melakukan meditasi harian dan merenungkan pesan filosofis.
Langkah
-
Terimalah apa yang tidak bisa diubah. Dalam kehidupan sehari-hari, ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan, misalnya cuaca dan bencana alam. Jangan menyalahkan diri sendiri karena sesuatu yang tidak bisa diubah. Alih-alih, berfokuslah pada apa yang bisa diubah, misalnya keputusan dan pemikiran Anda. [1] X Teliti sumber
- Gunakan pertandingan tenis sebagai contoh. Anda tidak bisa mengatur kemampuan lawan saat bertanding, keputusan wasit, atau dampak kekuatan angin terhadap gerakan bola. Akan tetapi, Anda mampu memutuskan seberapa baiknya Anda mempersiapkan diri dengan berlatih secara intensif, menjaga kesehatan, dan tidak begadang di malam sebelum bertanding.
- Namun, ini tidak berarti Anda tidak perlu peduli terhadap apa pun di luar sana. Jika Anda mampu memberikan waktu untuk hal-hal di luar yang Anda anggap penting, Anda boleh melakukannya. Misalnya, Anda boleh saja membela hak-hak kaum marginal. Namun, akan tidak bijaksana jika Anda sampai terdampak karena terlalu memikirkan penderitaan mereka dan Anda sendiri. Tunjukkan rasa simpati Anda, tetapi jangan sampai menjadi terlalu iba. [2] X Teliti sumber
-
Biasakan berpikir sebelum berbicara atau memberikan reaksi emosional. Belajarlah mengendalikan diri dan memahami diri sendiri. Menjalani hidup sesuai filosofi Stoic atau bersikap tawakal bukan berarti tidak berbicara sama sekali sebab hal yang jauh lebih penting adalah membiasakan diri berpikir sebelum berbicara. [3] X Teliti sumber
- Contohnya, jika seseorang merendahkan Anda, jangan membalas menghina sambil marah sehingga terjadi pertengkaran hebat. Alih-alih, pertimbangkan apakah ucapannya mengungkapkan kebenaran lalu pikirkan cara memperbaiki diri.
- Jika Anda merasa kesal dan tidak mampu berpikir objektif, bayangkan suasana yang menyenangkan, nyanyikan lagu favorit dalam hati, atau ucapkan mantra untuk menenangkan diri , misalnya, "Aku selalu tenang dan bahagia".
-
Jangan khawatir karena memikirkan reaksi orang lain. Alih-alih tidak mau berbicara dengan orang lain, pastikan Anda tidak mengucapkan sesuatu yang sia-sia dan bersikap seenaknya saat bersosialisasi. Sia-sia saja merasa khawatir sebab Anda tidak bisa mengatur orang lain. Akan tetapi, jangan mengikuti standar orang lain, apalagi jika sampai mengabaikan nilai keutamaan yang Anda yakini. [4] X Teliti sumber
-
Jadilah pribadi yang rendah hati dan mau belajar pengetahuan baru. Manfaatkan setiap kesempatan untuk belajar, tetapi jangan menjadi orang yang merasa serbatahu. Kesempatan belajar akan tertutup jika Anda merasa sudah tahu semuanya. Kebijaksanaan adalah kebajikan utama Stoic dan salah satu cara mengembangkan kebijaksanaan adalah mengakui bahwa masih banyak yang perlu Anda pelajari. [5] X Teliti sumber
- Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar dengan membaca buku, mendengarkan rekaman materi seminar, menonton film dokumenter, dan (tentunya!) membaca artikel yang menjelaskan cara melakukan berbagai hal. [6] X Teliti sumber
- Dengarkan rekaman materi seminar melalui TEDTalks, RadioLab, dan StarTalk Radio. Carilah film dokumenter tentang alam, teknologi, atau seni melalui Netflix dan situs web lain.
- Jika ingin lebih memahami filosofi Stoic, filsuf masa kini William B. Irvine adalah pakar di bidang ini. Tulisannya mudah dipahami dan tidak menggunakan banyak jargon filsafat yang sulit dimengerti. [7] X Teliti sumber
-
Utamakan keadilan, bukan kekerasan. Orang yang menerapkan filosofi Stoic tidak mau terlibat dalam konflik emosional, berpamrih, membalas dendam, atau memendam kebencian. Akan tetapi, jangan bersikap dingin, menjaga jarak, dan diam-diam menggerutu. Jika seseorang berbuat salah kepada Anda, jangan sampai terjadi konflik emosional sebab Anda bisa memaafkannya. [8] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, jika orang yang Anda sayangi marah kepada Anda, jangan membencinya. Katakan kepadanya, "Lebih baik kita tidak saling menghina. Saat ini, kita perlu menenangkan diri agar bisa mencari solusi yang masuk akal."
- Prinsip "Jangan marah, yang penting adil" bertentangan dengan filosofi Stoic. Jadi, jangan pernah membalas dendam. Contohnya, sebagai manajer yang bertugas menegur karyawan, lebih baik Anda memikirkan kiat jitu agar ia mengerjakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, alih-alih langsung memberikan sanksi yang tegas.
Iklan
-
Jangan menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal tidak bermanfaat. Jangan biarkan waktu yang sangat berharga terbuang percuma karena sesuatu yang sia-sia. Saat menjalani keseharian yang sangat sibuk dengan aktivitas menumpuk, berkonsentrasi bukan hal mudah. Walau demikian, fokuskan perhatian saat menyelesaikan tugas atau melakukan tindakan. Meskipun Anda hanya duduk sendirian atau mengobrol dengan teman, berfokuslah pada apa yang sedang dilakukan, bukannya sibuk mengecek ponsel yang mengalihkan perhatian. [9] X Teliti sumber
- Selain itu, jangan biarkan pengalih menyita perhatian, misalnya berita tentang selebritas, gosip, dan kriminalitas. Peristiwa global cukup penting, tetapi jangan stres atau panik karena hal-hal yang tidak dapat Anda kendalikan. [10] X Teliti sumber
-
Nikmati kekinian. Jangan menjalani hidup seperti tokoh film Scrooge yang berhati batu karena ingin menunjukkan bahwa Anda mampu mengendalikan diri dan berfokus pada kekinian. Sisihkan waktu untuk bersenang-senang sambil menikmati hiburan dan keindahan alam. [11] X Teliti sumber
- Contohnya, saat menikmati kopi hangat di pagi hari, orang yang menerapkan filosofi Stoic akan menyesapnya sambil merenungkan, "Bagaimana seandainya ini adalah kopi hangat terakhir yang bisa aku nikmati?" Pertanyaan tersebut mengungkapkan apresiasi atas setiap momen yang layak disyukuri, bukan karena memikirkan kematian.
-
Jangan mengurusi hal-hal sepele. Manfaatkan tantangan hidup yang berat sebagai kesempatan menempa diri menjadi pribadi tangguh yang semakin bijak. Saat mengalami kejadian sepele yang mengesalkan, misalnya susu tumpah atau kehilangan uang Rp50.000, hadapi dengan tenang dan lanjutkan rutinitas harian sesuai jadwal. [12] X Teliti sumber
- Ketenangan pikiran jauh lebih berharga daripada merasa tertekan karena sesuatu yang sepele. Seperti yang dikatakan Epictetus, salah satu filsuf Stoic, "Saat setetes minyak tumpah, segelas anggur hilang dicuri, ingatkan diri sendiri, ‘Betapa murahnya aku membeli ketenteraman hati’".
-
Pastikan Anda bersosialisasi dengan orang-orang yang layak dihormati. Menjalani hidup sesuai filosofi Stoic bukan berarti menutup diri. Alih-alih, sisihkan waktu untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang ingin menjadi lebih bijak, mampu mengambil keputusan yang tepat, dan membuat Anda menjadi pribadi yang lebih baik. [13] X Teliti sumber
- Pertimbangkan orang seperti apa teman-teman dan kenalan Anda, alih-alih ingin menjadi orang terpandang yang sombong. Apakah mereka mampu mendukung Anda menjadi orang yang bertanggung jawab, ingin terus belajar, dan termotivasi meningkatkan kemampuan? Adakah di antara mereka yang picik, suka menilai, oportunis, atau jahat?
-
Utamakan prinsip moral di atas keinginan mendapatkan materi dan pujian. Kekuatan karakter jauh lebih penting daripada kepemilikan materi, penghargaan, atau pengakuan. Oleh sebab itu, ambillah keputusan berdasarkan prinsip moral, alih-alih ingin meningkatkan status dengan melakukan hal-hal yang tidak etis. [14] X Teliti sumber
- Contohnya, jangan menolong orang lain supaya Anda dihargai atau dipuji. Berikan bantuan karena ingin berbuat baik, bukan untuk menyombongkan diri atau mencari perhatian.
- Jangan mengejar promosi dengan menjatuhkan rekan kerja. Orang yang tawakal tidak akan melanggar etika hanya agar dipromosikan.
Iklan
-
Visualisasikan keberadaan Anda di alam semesta. Dalam filosofi Stoic, "lingkaran Hierocles" adalah alat bantu untuk berlatih melakukan visualisasi guna merefleksikan keberadaan Anda sebagai bagian dari alam semesta. Mulailah dengan membayangkan diri sendiri lalu visualisasikan anggota keluarga dan teman-teman mengelilingi Anda. Kemudian, bayangkan kenalan, tetangga, dan rekan kerja di lingkaran kedua. Berikutnya, bayangkan penduduk di kota Anda di lingkaran ketiga diikuti oleh semua manusia, semua makhluk hidup, dan semua yang ada di alam semesta. [15] X Teliti sumber
- Berlatihlah sekitar 10 menit secara rutin. Agar lebih mudah berkonsentrasi , carilah tempat yang tenang untuk berlatih, duduklah sambil memejamkan mata dan bernapas dalam-dalam dengan tenang dan teratur.
- Latihan ini membantu Anda menyadari dan menghargai bahwa semua hal di alam semesta saling terhubung. Anda adalah bagian dari komunitas manusia yang terhubung dengan alam semesta.
-
Berlatihlah dengan membayangkan Anda kehilangan hal yang sangat penting. " Premeditatio Malorum " adalah meditasi Stoic yang dilakukan dengan membayangkan Anda kehilangan sesuatu yang sangat penting, misalnya pekerjaan atau orang terkasih. Pikirkan skenario terburuk selama beberapa detik. Meskipun terasa tidak nyaman, latihan ini membantu Anda menerima hal-hal yang bersifat sementara, mengantisipasi kendala, merefleksikan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, dan mengatasi rasa takut. [16] X Teliti sumber
- Membayangkan hal tidak menyenangkan berguna meningkatkan kekuatan mental saat menghadapi keadaan yang tidak mampu Anda kendalikan. Ketika terjadi hal buruk, Anda lebih mudah menghadapinya karena sudah pernah membayangkan kejadian tersebut. [17] X Teliti sumber
-
Bacalah kutipan pesan bijak lalu renungkan maknanya. Sisihkan waktu setiap hari untuk membaca pesan bijak dari filsuf Stoic. Ucapkan berulang-ulang dalam hati sambil merenungkan pesan yang ingin disampaikan. Meskipun ditulis lebih dari 20 abad yang lalu, berusahalah menerapkannya saat menjalani keseharian. [18] X Teliti sumber
- Carilah pesan bijak di situs web yang berisi tulisan para filsuf Stoic, misalnya Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius. Bacalah tulisan tentang paham Stoic di The Internet Encyclopedia of Philosophy dan http://www.iep.utm.edu/stoicism/ sebagai sumber bermanfaat untuk mencari tahu lebih jauh tentang para filsuf dan pesan bijak yang mereka sampaikan.
- Selain itu, Anda bisa mencari nasihat, renungan, dan informasi lain dengan mengakses blog sumber pengetahuan, misalnya Stoicism Today: http://modernstoicism.com/ .
-
Tulislah jurnal hasil refleksi setiap malam. Sebelum tidur malam, tulislah tantangan yang Anda hadapi dan keputusan yang Anda ambil saat menjalani aktivitas harian. Catat juga perilaku negatif yang sudah diperbaiki. Refleksikan keputusan atau cara mengatasi masalah yang masih perlu diperbaiki. [19] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, tulislah, "Saat rapat tadi siang, Sam berbicara kasar kepadaku. Sejujurnya, aku ingin membentaknya, tetapi aku mampu mengendalikan emosi. Meskipun masih perlu banyak berlatih, aku tidak membiarkan orang lain mengusik ketenanganku".
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.iep.utm.edu/stoicism/#H6
- ↑ Epictetus, Enchiridion, 16
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-empowerment-diary/201509/how-can-you-be-more-stoic
- ↑ http://philosophizethis.org/10-things-the-stoics-can-teach-you-about-being-a-happier-person/
- ↑ http://www.businessinsider.com/stoic-philosophy-exercises-2017-6/#5-keep-it-simple-do-your-job-5
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-empowerment-diary/201509/how-can-you-be-more-stoic
- ↑ http://www.iep.utm.edu/stoicism/#H6
- ↑ https://www.forbes.com/sites/carriesheffield/2013/12/01/want-an-unconquerable-mind-try-stoic-philosophy/2/#5ddf60807fdd
- ↑ http://www.businessinsider.com/stoic-philosophy-exercises-2017-6/#3-ruthlessly-protect-your-time-3
- ↑ https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2016/dec/11/how-would-the-stoics-cope-today
- ↑ https://boingboing.net/2010/10/27/twenty-first-century-2.html
- ↑ https://www.newyorker.com/magazine/2016/12/19/how-to-be-a-stoic
- ↑ http://www.businessinsider.com/stoic-philosophy-exercises-2017-6/#3-ruthlessly-protect-your-time-3
- ↑ https://www.forbes.com/sites/carriesheffield/2013/12/01/want-an-unconquerable-mind-try-stoic-philosophy/2/#5ddf60807fdd
- ↑ http://www.cbc.ca/radio/tapestry/why-you-need-to-be-a-stoic-stop-complaining-and-hug-a-stranger-1.3012673/how-to-be-a-stoic-in-five-easy-lessons-1.3012715
- ↑ https://opinionator.blogs.nytimes.com/2015/02/02/how-to-be-a-stoic/?rref=world&module=ArrowsNav&contentCollection=Opinion&action=keypress®ion=FixedRight&pgtype=Blogs
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-obstacle-is-the-way/201405/the-surprising-value-negative-thinking
- ↑ https://opinionator.blogs.nytimes.com/2015/02/02/how-to-be-a-stoic/?rref=world&module=ArrowsNav&contentCollection=Opinion&action=keypress®ion=FixedRight&pgtype=Blogs
- ↑ https://opinionator.blogs.nytimes.com/2015/02/02/how-to-be-a-stoic/?rref=world&module=ArrowsNav&contentCollection=Opinion&action=keypress®ion=FixedRight&pgtype=Blogs
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 54.366 kali.
Iklan