PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Ada beberapa penulis yang menghindari kerangka alur cerita dan lebih memilih membiarkan ide-ide mereka mengalir sambil menulis. Meski begitu, membuat kerangka alur cerita sebelum menulis dapat membantu Anda lebih memahami cerita. Kerangka ini dapat digunakan sebagai peta jalan untuk Anda saat menulis tentang latar, karakter, dan menggambarkan kejadian-peristiwa penting dalam cerita. Kerangka alur cerita juga berguna jika Anda menemui jalan buntu saat menulis cerita dan ingin mengetahui ke mana harus menulis cerita selanjutnya.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menggunakan Diagram Alur

PDF download Unduh PDF
  1. Salah satu cara yang lebih tradisional untuk menyusun cerita adalah dengan menggunakan diagram alur segitiga, yang juga dikenal sebagai Piramida Freytag. Piramida Freytag dibagi menjadi enam bagian: pendahuluan, peristiwa pemicu, tanjakan, klimaks, turunan, dan resolusi. Diagram ini tampak seperti segitiga atau piramida, dengan pendahuluan berada di bagian alas segitiga, diikuti oleh perkembangan peristiwa pemicu dan tanjakan. Ujung dari segitiga adalah klimaks cerita, yang kemudian diikuti oleh turunan dan mendatar keluar dari segitiga, atau resolusi dari cerita. [1] [2]
    • Jenis diagram alur ini sering digunakan dalam novel untuk membantu menyusun peristiwa demi peristiwa dalam cerita. Diagram ini berguna untuk memastikan Anda memiliki semua elemen cerita yang diperlukan dalam novel dan banyak pembaca akan memberikan respons positif terhadap teks yang terstruktur berdasarkan pada diagram alur yang naik dan turun.
    • Anda dapat menyusun diagram alur sendiri dan menuliskan setiap bagian atau titik alur langsung di atasnya. Memiliki referensi visual sebagai panduan menulis cerita kadang kala sangat bermanfaat.
  2. Meskipun banyak novel dimulai dengan mengungkap peristiwa pemicu, menuliskan pendahuluan selama tahap perencanaan cerita mungkin akan bermanfaat. Mengenali pendahuluan cerita juga dapat membantu mengidentifikasi tokoh protagonis serta tema atau ide utama dalam cerita. [3]
    • Pendahuluan harus mencakup latar cerita, informasi tentang tokoh protagonis, dan perkenalan konflik protagonis. Bagian ini mungkin berupa beberapa baris yang membahas elemen-elemen ini atau adegan yang sebenarnya di mana tokoh protagonis Anda sedang berbicara dengan karakter lain dan bergerak ke sana kemari di dalam latar cerita.
    • Contoh, pendahuluan untuk buku pertama serial Harry Potter karya J.K. Rowling yang sangat populer, Harry Potter dan Batu Bertuah , berfokus pada upaya memperkenalkan pembaca pada tokoh protagonis serial ini, Harry Potter. Pendahuluannya juga mengenalkan pembaca pada dunia Muggle dan dunia penyihir di Sekolah Sihir Hogwarts.
  3. Peristiwa pemicu dalam cerita adalah peristiwa yang mengubah jalan hidup tokoh utama. Peristiwa ini harus mengejutkan dan terasa berisiko bagi tokoh protagonis. Sering kali, peristiwa pemicu muncul tepat setelah pendahuluan diperkenalkan dalam sebuah novel. [4] [5]
    • Contoh, dalam Harry Potter dan Batu Bertuah , peristiwa pemicunya adalah ketika Harry dikunjungi oleh Hagrid si Raksasa dan diberi tahu bahwa dia adalah seorang penyihir dan telah diterima di Hogwarts. Informasi ini mengubah jalan hidup Harry sebagai tokoh cerita. Dia meninggalkan kehidupannya yang tidak bahagia di tengah keluarga Dursley di dunia Muggle dan melakukan perjalanan ke Hogwarts bersama Hagrid. Peristiwa ini kemudian memicu serangkaian peristiwa lain dalam kehidupan Harry.
  4. Tanjakan dari peristiwa pemicu menuju klimaks sering kali merupakan bagian terpanjang dari novel atau cerita. Di bagian tanjakan, Anda akan mengembangkan karakter, menjelajahi hubungan mereka satu sama lain, dan menggulirkan semua peristiwa penting yang akan memungkinkan Anda mencapai klimaks. Semakin mendekati klimaks, tanjakan harus lebih menegangkan. [6]
    • Bagian tanjakan sering kali terdiri dari serentetan kejadian. Oleh karena itu, Anda dapat membuat garis besar setiap peristiwa dalam diagram alur. Pastikan peristiwa demi peristiwa semakin menegangkan dan terus meningkat semakin Anda mendekati klimaks.
    • Contoh, rentetan peristiwa dalam tanjakan cerita Harry Potter dan Batu Bertuah dapat diuraikan sebagai berikut:
      • Harry pergi belanja bersama Hagrid untuk membeli perlengkapan sihir di Diagon Alley, termasuk tongkat sihirnya.
      • Harry meninggalkan rumah Dursley dan naik kereta ke Hogwarts di peron 9¾. Dia kemudian bertemu tiga karakter utama dalam serial tersebut: Ron Weasley, Hermione Granger, dan musuh Harry, Draco Malfoy.
      • Harry diberi Jubah Menghilang.
      • Harry mengetahui tentang batu bertuah dan menyampaikan informasi ini kepada Ron dan Hermione.
  5. Klimaks cerita adalah titik puncak dan seharusnya terasa seperti momen paling penting bagi tokoh protagonis. Ini bisa menjadi kemunduran besar, tantangan yang harus dihadapi, atau keputusan besar yang harus dilakukan oleh tokoh protagonis. Sering kali, klimaks adalah peristiwa eksternal yang harus dialami oleh protagonis untuk sampai ke bagian turunan dan resolusi cerita. [7]
    • Contoh, dalam Harry Potter dan Batu Bertuah , klimaks cerita terjadi ketika Harry menyadari ada persekongkolan untuk mencuri batu bertuah. Dia kemudian bekerja sama dengan Ron dan Hermione untuk berusaha melindungi batu tersebut.
  6. Turunan biasanya merupakan bagian paling penuh aksi dari cerita, di mana cerita Anda bergulir semakin cepat untuk mencapai resolusi. Pembaca harus berada dalam ketegangan sepanjang turunan dan mengetahui bagaimana tokoh protagonis berurusan dengan klimaks cerita. [8]
    • Turunan mungkin terjadi dalam beberapa bab, terutama jika protagonis berhadapan dengan klimaks besar. Turunan bisa terasa seperti sebuah perjalanan, meskipun berlangsung cepat, yang mengantarkan tokoh-tokoh pada resolusi cerita.
    • Contoh, dalam Harry Potter dan Batu Bertuah , Harry harus mengalami serangkaian keputusan hidup atau mati untuk menyelamatkan Batu Bertuah agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Pencarian ini tersebar dalam beberapa bab dan dipercepat sehingga Harry harus menaklukkan beberapa rintangan untuk mencapai tujuannya.
  7. Resolusi cerita terkadang disebut sebagai kesimpulan karena terjadi di akhir novel. Resolusi harus memberi tahu pembaca apakah protagonis Anda berhasil meraih apa yang diinginkannya, atau apakah dia gagal. Sering kali, resolusi juga mengungkapkan bagaimana protagonis mengalami perubahan di sepanjang buku. Ini bisa berupa perubahan bertahap yang bersifat fisik, mental, psikologis, atau semua hal di atas. Protagonis Anda harus melihat dunia mereka secara berbeda di akhir novel daripada di awal. [9]
    • Misalnya, dalam Harry Potter dan Batu Bertuah , resolusi terjadi ketika Harry menghadapi Profesor Quirrell di ruang terakhir yang berisi Batu Bertuah. Quirrell ternyata dirasuki oleh Lord Voldemort dan Harry bertarung dengan Voldemort memperebutkan batu tersebut. Harry pingsan selama pertarungan dan terbangun di rumah sakit sekolah, dikelilingi oleh teman-temannya. Dumbledore memberi tahu Harry bahwa dia selamat karena kekuatan cinta ibunya. Batu itu kemudian dihancurkan, Voldemort kembali ke dunia bawah tanah, dan Harry kembali ke rumah keluarga Dursley untuk liburan musim panas.
  8. Meskipun memulai dengan diagram alur standar dapat berguna dalam tahap penyusunan, Anda juga harus mempertimbangkan untuk menyesuaikan bagian demi bagian dan memindahkannya ke dalam draf cerita berikutnya. Pertimbangkan untuk memulainya dengan peristiwa pemicu seketika dan kemudian pindah ke pendahulaun, atau memindahkan klimaks agar muncul di bagian akhir cerita daripada di setengah bagian akhir cerita. Bermain-main dengan diagram alur dapat membuat cerita Anda terasa lebih unik dan dinamis. [10]
    • Perlu diingat bahwa tidak semua cerita memiliki akhir yang bahagia. Bahkan, beberapa kisah terbaik memiliki akhir yang sangat tidak membahagiakan. Pertimbangkan resolusi sebagai cara untuk mengeksplorasi perubahan dalam protagonis Anda, meskipun kecil, daripada memberi protagonis tepat apa yang diinginkannya. Terkadang, resolusi yang berakhir dengan kegagalan bisa lebih menarik daripada yang berakhir dengan kesuksesan.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menggunakan Metode Kepingan Salju

PDF download Unduh PDF
  1. Metode Kepingan Salju ini sering digunakan untuk menyusun novel, tetapi juga dapat digunakan untuk menyusun cerita pendek. Metode ini memungkinkan Anda mengerjakan alur cerita secara bertahap dan menyusun adegan demi adegan yang diperlukan untuk cerita Anda dalam tabel. Untuk memulai metode ini, Anda harus membuat ringkasan satu kalimat dari cerita Anda. Kalimat ini harus memikat dan menyoroti gambar besar cerita. [11]
    • Buatlah ringkasan yang singkat dan manis, menggunakan deskripsi dan istilah nonspesifik tanpa nama. Cobalah gunakan 15 kata atau kurang dan fokuslah mengikat tema yang lebih besar dengan tindakan karakter.
    • Contoh, ringkasan satu kalimat Anda mungkin berupa: "Pernikahan yang tampaknya sempurna semuanya buyar ketika sang istri menghilang."
  2. Setelah memiliki ringkasan satu kalimat, Anda harus mengembangkannya menjadi paragraf lengkap yang menggambarkan pendahuluan cerita, peristiwa utama, klimaks, dan akhir cerita. Anda dapat menggunakan struktur "tiga bencana plus akhir" di mana tiga hal buruk terjadi dalam cerita dan membangun hingga klimaks cerita. Idenya adalah bahwa hal-hal hanya semakin buruk bagi protagonis sampai mereka mencapai klimaks dan kemudian akhir atau resolusi cerita. [12]
    • Paragraf Anda akan terdiri dari lima kalimat. Satu kalimat harus mendeskripsikan pendahulaun cerita. Harus ada satu kalimat untuk masing-masing dari tiga bencana tersebut. Kemudian, satu kalimat terakhir yang menggambarkan akhir cerita.
    • Paragraf Anda bisa bertuliskan: “Nick dan Amy memiliki pernikahan yang tampaknya sempurna dan terlihat bahagia bagi orang-orang yang mengenal mereka. Namun suatu malam, Amy menghilang secara misterius dan diduga ada penyerangan. Nick segera dituduh melakukan pembunuhan dan harus membela diri di pengadilan. Nick mendapati bahwa Amy memalsukan pembunuhannya sendiri dan masih hidup, tetapi bertekad memasukkannya ke penjara. Nick menghadapi Amy dan mereka bertengkar, tetapi pada akhirnya, Amy memeras Nick untuk tetap mempertahankan pernikahan.”
  3. Setelah memiliki ringkasan, Anda harus fokus menyempurnakan karakter Anda. Buatlah alur cerita untuk masing-masing karakter utama, catatlah karakteristik penting seperti nama, motivasi, tujuan, konflik, dan epifani karakter. Panjang setiap alur cerita karakter harus sekitar satu paragraf. [13]
    • Sinopsis karakter Anda tidak perlu sempurna. Anda mungkin akan kembali dan mengubahnya lagi nanti atau menyimpang darinya saat mulai menulis adegan demi adegan dalam novel. Namun, setidaknya sinopsis akan membantu Anda lebih memahami karakter dan apakah mereka sesuai dengan apa yang ada dalam cerita.
    • Contoh sinopsis karakter bisa berupa: “Nick adalah reporter berusia tiga puluh lima tahun yang diberhentikan dari pekerjaannya setelah sepuluh tahun bekerja. Dia telah menikah dengan Amy selama sepuluh tahun dan memandangnya sebagai pengantin emas, istri dan pasangan idealnya. Dia berjuang dengan penganggurannya, terutama karena Amy berasal dari keluarga kaya dan baru-baru ini mewarisi uang dalam jumlah besar. Dia percaya dia harus menjadi pemberi nafkah dalam rumah tangganya dan terancam oleh kemandirian keuangan Amy dan kesuksesannya dalam berkarier. Ketika Amy menghilang, dia berkonflik dengan kebutuhannya untuk menemukannya dan ketidakbahagiaan dalam pernikahannya dengannya. Dia akhirnya menyadari bahwa Amy telah menjebaknya dan mencoba menyalahkannya atas menghilangnya wanita itu.”
  4. Setelah menulis sinopsis karakter untuk masing-masing karakter utama dan menyiapkan ringkasan satu paragraf, Anda harus mencoba memperluas ringkasan ke dalam adegan menggunakan karakter. Daftar adegan akan membantu Anda lebih memahami alur cerita secara keseluruhan.
    • Gunakan program tabel untuk mengatur adegan karena ini akan memudahkan penulisan setiap adegan secara berurutan. Tergantung seberapa panjang cerita, mungkin Anda memiliki 50 adegan atau lebih dari 100 adegan. Buatlah dua kolom dalam tabel, satu untuk sudut pandang karakter dalam adegan dan kolom lain untuk menjelaskan secara singkat apa yang terjadi dalam adegan. Kemudian, buatlah daftar adegan satu per satu, menggunakan ringkasan Anda sebagai panduan.
    • Sebagai contoh, salah satu entri mungkin berupa: “Nick mendapati Amy menghilang. Sudut pandang karakter: Nick. Apa yang terjadi: Nick pulang ke rumah setelah bekerja sepanjang malam di bar dan mendapati pintu depan telah didobrak terbuka. Dia juga menemukan genangan darah di lorong dan tanda-tanda perkelahian di ruang tamu, dengan kursi-kursi terbalik dan goresan di dinding. Dia mencari Amy di sepenjuru rumah tetapi tidak menemukan tanda-tanda keberadaannya.”
    • Buatlah terus-menerus adegan yang sesuai dengan ringkasan alur Anda. Nanti Anda akan memiliki kerangka alur dan daftar adegan yang sesuai dengan alur Anda. Langkah ini akan mempermudah Anda untuk kemudian menyatukan adegan dan membentuk cerita yang utuh.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membuat Kerangka Alur untuk Teks yang Ditentukan

PDF download Unduh PDF
  1. Untuk membuat kerangka alur untuk teks yang ditugaskan di kelas, bukan teks asli, bagilah kerangka menjadi tiga babak. Sebagian besar novel dan buku dapat diurai menggunakan struktur tiga babak. [14]
    • Gunakan dokumen pengolah kata atau selembar kertas untuk membuat tiga bagian berbeda, berjudul Babak 1, Babak 2, Babak 3.
    • Panjang kerangka alur biasanya satu hingga dua halaman, tergantung panjang buku. Usahakan agar ringkas dan fokus pada poin-poin penting dari alur.
  2. Mulailah Babak 1 dengan menjelaskan adegan pembuka buku. Adegan pembuka sering kali menampilkan karakter dan latar. Tokoh protagonis buku biasanya juga ada dalam adegan pembuka. Buatlah ringkasan singkat, sekitar 100-150 kata. Perhatikan detail penting dari adegan pembuka, termasuk nama-nama karakter, setiap detail fisik atau ciri-ciri kepribadian yang disebutkan, dan latarnya. [15]
    • Awal dari kerangka alur untuk Babak 1 juga harus mencakup peristiwa pemicu, yang menentukan karakter Anda dalam pencarian atau misi. Peristiwa pemicu juga dapat menyebabkan konflik utama dalam novel.
    • Misalnya, dalam karya Harper Lee To Kill a Mockingbird , peristiwa pemicu dalam buku terjadi ketika Atticus setuju untuk membela seorang pria kulit hitam bernama Tom Robinson, yang dituduh memerkosa seorang wanita kulit putih.
  3. Bagian terakhir dari Babak 1 berfokus pada masalah utama atau konflik dalam novel. Masalah utama atau konflik merupakan hambatan terbesar yang harus diatasi atau dihadapi oleh protagonis. Masalah ini akan mengembangkan cerita dan memaksa protagonis membuat keputusan atau bertindak dengan cara tertentu. Peristiwa pemicu biasanya menyebabkan masalah utama atau konflik. [16]
    • Misalnya, dalam karya Harper Lee To Kill a Mockingbird , konflik utama terjadi sebagai akibat dari peristiwa pemicu, karena keputusan Atticus untuk membela Tom Robinson mengarah pada perisakan Jem dan Scout oleh anak-anak lain dan anggota masyarakat.
  4. Babak 2 biasanya akan mengarah pada bencana besar atau klimaks novel. Bencana atau klimaks sering kali terjadi sekitar ¾ bagian buku atau 75% jalan cerita. Anda dapat mencatat beberapa peristiwa kecil yang terjadi sebagai tanjakan yang mengarah pada klimaks. [17]
    • Misalnya, dalam karya Harper Lee, To Kill a Mockingbird , tanjakan terjadi saat persidangan Tom Robinson dimulai dan kemudian bergulir dalam beberapa bab. Meskipun Tom Robinson dibebaskan dari tuduhan, ayah wanita kulit putih, Bob Ewell, masih berusaha membalas dendam kepada Atticus. Puncak dari novel ini terjadi ketika Ewell menyerang Jem dan Scout. Untungnya, Jem dan Scout diselamatkan oleh Boo Radley.
  5. Babak terakhir novel, Babak 3, akan berisi resolusi novel. Resolusi atau penyelesaian akan menunjukkan akhir perjalanan protagonis. Protagonis biasanya mencapai pemahaman atau kesadaran baru yang tidak dia alami pada awal novel. [18]
    • Misalnya, dalam karya Harper Lee, "To Kill a Mockingbird", Scout sang protagonis menyadari bahwa dia salah paham terhadap Boo Radley dan akhirnya bersimpati dengan Boo sebagai pribadi. Dia juga mematuhi nasihat ayahnya, Atticus, untuk menunjukkan simpati dan pengertian kepada orang lain, bukan kebencian atau prasangka.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 59.615 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan