PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Jika Anda ingin memikat pembaca dalam esai atau cerita, tidak ada cara yang lebih baik selain melalui paragraf deskriptif yang jelas dan hidup. Paragraf deskriptif merupakan cara terbaik apabila Anda ingin kreativitas yang mengambil alih tulisan, bereksperimen dengan struktur dan konten, serta menggunakan frasa mencolok dan tidak biasa untuk menyita perhatian pembaca. Ketika mendeskripsikan manusia, tempat, atau benda, paragraf harus membuat pembaca merasa bahwa mereka berada di tempat itu bersama Anda atau karakter ciptaan Anda, dan mengalami momen tersebut secara langsung.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mendeskripsikan Manusia

PDF download Unduh PDF
  1. Kalimat perkenalan singkat di awal paragraf akan memikat perhatian pembaca dan mengarahkan fokus pada orang yang dideskripsikan. Tulis kalimat pertama ini dengan jelas dan ringkas, fokus pada satu aspek penampilan sehingga pembaca tidak bingung dengan terlalu banyak deskripsi sekaligus. Kalimat topik juga dapat dibagi jadi dua kalimat supaya lebih mudah dicerna. Mulailah dengan kalimat seperti ini: [1]

    “Bapak Bagas adalah orang paling tinggi yang pernah kulihat.”
    “Rambut Melani adalah kebanggaan terbesar gadis itu.”
    “Untuk memahami pikiran Johan, lihat saja tangannya. Keduanya tidak pernah berhenti bergerak.”

  2. Supaya pembaca makin terpikat, segera lanjutkan pendahuluan umum ke bagian penampilan yang paling menarik atau tidak biasa. Pikirkan bagian yang Anda perhatikan pertama kali, atau yang menciptakan kesan terbesar saat pertama Anda melihatnya. Untuk karya tulis kreatif, seperti narasi, Anda juga dapat menggunakannya dalam kalimat pendahuluan. Sebagai contoh: [2]
    • “Aku biasanya tidak memperhatikan kulit orang, tetapi kulit Natasha berkilau. Nyaris seperti alien. Walaupun malam hari, atau ketika duduk di ruang kelas yang gelap, aku masih bisa melihatnya dari sudut mataku, memancarkan semburat keemasan.”
    • ”Lengannya tampak terlalu panjang untuk tubuhnya, dan berotot tidak proporsional, seperti dua ular piton albino.”
  3. Hati-hati ketika memilih kata-kata deskriptif, paragraf dapat memberi gambaran jelas tentang seseorang sekaligus petunjuk tentang siapa dia. Cari kata-kata kuat dan berpengaruh yang mampu menyampaikan poin Anda dan menciptakan gambaran yang cocok dengan orang tersebut. [3]

    Menunjukkan Kepribadian Melalui Deskripsi Fisik

    Kebaikan atau keramahan: “Dia punya kecenderungan mencondongkan badan ke depan untuk tersenyum sambil menatap mataku.”

    Kekasaran: “Dia menjulang tinggi di atas semua orang lain di ruangan itu, memandang di atas kepala mereka seolah mencari sesuatu yang lebih menarik.”

    Ambisi: “Dia berjalan dengan energi yang sepertinya berawal dari ujung kakinya, melangkah dengan mantap, terus sampai ke setiap helai rambut yang diikat rapi dalam ekor kuda.”

  4. Pastikan pembaca mengenali bagian paling penting dari penampilan tokoh. Sentuh aspek utama pada tubuh dan pakaian serta wajahnya karena itu adalah bagian yang paling menarik bagi pembaca. Lanjutkan penggunaan kata-kata kuat dan deskriptif, tantang diri Anda untuk menggambarkan dengan unik. [4]
    • Misalnya, untuk mendeskripsikan wajah, Anda bisa menulis, “Hidung dan dua gigi depannya agak miring. Dia selalu menarik rambut panjangnya ke depan untuk dikibaskan lagi ke belakang, menyingkirkan poni dari matanya seakan dia tidak tahu kenapa ada poni di sana.
    • Untuk mendeskripsikan tubuh atau pakaian, Anda bisa menulis, “Pria itu besar, tetapi pembawaannya menyiratkan dia ingin meminta maaf karena memiliki tubuh sebesar itu. Dia membungkukkan bahu dan memiringkan leher untuk menjepit ponsel, dengan baju abu-abu supaya bisa menyatu dengan tembok.”
    • Detail umum semestinya hanya disebutkan jika menambahkan keterangan tentang kesan atau kepribadian tokoh. Misalnya, jika warna mata tidak berhubungan dengan kepribadian, tidak perlu disebutkan.
  5. Metafora, simile, dan bahasa deskriptif yang menarik akan memberi gambaran tentang tokoh tanpa menghilangkan ketertarikan pembaca. Tunjukkan semangat dan penampilannya tanpa banyak kata, dan cara terbaik adalah menggunakan bahasa dan frasa yang kuat dan dipilih dengan hati-hati. Tantang diri Anda untuk memasukkan frasa yang belum pernah digunakan, atau selipkan kata dengan cara lain untuk menampilkan dimensi baru pada tokoh.

    Menggunakan Bahasa Figuratif

    Simile: perbandingan antara dua hal menggunakan kata “seperti” atau “bagai”.
    Contohnya, “Telinga bayinya kecil dan rapuh seperti kulit kerang.”

    Metafora: penggunaan kata atau frasa untuk menggambarkan objek, tindakan, atau orang yang tidak berkaitan dengan arti sebenarnya.
    Contohnya, “Di kelas, Ibu Santi ini aktris. Dia melayang dari satu titik ke titik lain dalam ruangan dan menghidupkan cerita yang kami baca dengan berbagai suara dan ekspresi wajah untuk tiap karakter.”

  6. Akhir paragraf adalah bagian yang akan menempel di benak pembaca. Usahakan membuat kalimat terakhir yang paling menarik, baik dengan deskripsi final yang tidak diduga atau dengan meringkas materi secara unik dan mengejutkan. Sebagai contoh: [5]
    • ”Aku sudah bertahun-tahun kenal Lulu, tetapi belum pernah melihatnya pakai sepatu. Pada hari-hari yang panas, kulihat telapak kakinya menghitam dan kapalan karena gesekan aspal, yang terbakar di bawah sinar matahari sampai beruap. Pasti rasanya panas, tetapi dia hanya berjinjit dan tertawa.”
    • “Terlepas dari suaranya yang lantang, bahu yang tegak, dan senyum lebar, Henry adalah orang paling sedih yang pernah kukenal.”
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menulis tentang Benda

PDF download Unduh PDF
  1. Cara terbaik untuk menulis deskripsi benda adalah langsung memberi tahu pembaca tentang posisi dan ukurannya. Berapa banyak ruang yang dipenuhinya? Bisakah benda itu dimasukkan dalam telapak tangan, ataukah menggantung di tubuh? Apakah terletak di suatu tempat sampai berdebu, atau terus bergerak? Silakan membagi deskripsi jadi dua kalimat. Anda bisa menulis deskripsi seperti berikut: [6]
    • “Dia sudah lama memakai kalung itu, rantainya hampir menyatu dengan kulit. Kalung itu tipis dan batu permatanya sangat kecil, terletak tepat di tengah-tengah cekungan tulang selangkanya.”
    • “Botol air itu terguling di atas tumpukan debu, jauh dari pandangan, penyok sampai tidak bisa diketahui lagi seperti apa bentuk aslinya.
  2. Detail sensorik yang kuat membantu pembaca memahami benda dengan cara lain, atau melihat sesuatu yang familier dengan sudut pandang baru. Deskripsi yang ringkas berkaitan dengan indra peraba, penciuman, perasa, atau penglihatan dapat menghidupkan suatu benda. Bicarakan tentang beratnya, panas ataukah dingin, sebesar apa kekuatannya, aromanya, atau bahkan rasanya. Anda bebas menggunakan cara kreatif. [7]

    Menggunakan Detail Sensorik

    Penglihatan: “Bola lampu itu sangat terang, memancarkan sinar yang begitu cerah sampai nyaris terlihat ungu.”

    Pendengaran: “Tas itu bergemerincing waktu kubuka.”

    Peraba: “Batang pohon itu kasar, nyaris menggigit, menggores tangannya ketika dia menggesek pohon itu tanpa sengaja.”

    Perasa: “Rasa piza itu kental dengan bawang putih dan sangat asin sampai dia menghabiskan segelas penuh soda walaupun hanya makan sepotong.”

    Penciuman: “Ketika kotak itu dibuka, keluarlah bau apak dan menyengat khas kertas tua.”

  3. Bagaimana cara menggunakan benda ini, atau apakah Anda tidak pernah menggunakannya? Kenapa, atau kenapa tidak? Menunjukkan fungsi benda melalui kata sifat yang kuat dan deskriptif dapat membantu pembaca memvisualisasikan benda tersebut dengan jelas, atau bahkan membayangkan seperti apa jika mereka menggunakannya sendiri. [8]
    • Sebagai contoh, “Itu pensil keberuntungannya, pensil yang selalu dia gunakan untuk ulangan, dan disimpan di tempat terpisah dalam ransel. Dia meraut pensil itu dengan hati-hati menggunakan rautan khusus, lalu perlahan membuang sisa-sisanya ke tempat sampah.”
  4. Jika Anda meminta orang membaca satu paragraf utuh hanya tentang satu benda, gambarkan mengapa benda itu sangat penting. Caranya adalah memberi tahu secara langsung jika nada bahasa Anda singkat dan padat. Untuk opsi lain yang lebih halus, cobalah menunjukkan signifikansinya dengan memasukkan detail relevan atau cara tokoh memperlakukan benda tersebut. [9]
    • Sebagai contoh, signifikansi benda dapat ditunjukkan dengan menulis, “Dia melepas jam tangan di kamar mandi setiap malam, membersihkannya hati-hati dengan tisu basah, dan meletakkannya pada kain kecil di atas meja samping tempat tidur.”
    • Untuk opsi yang lebih lugas, Anda bisa menulis, “Buku harian itu diturunkan dari neneknya ke ibunya, dan akhirnya pada Karin. Itu benda miliknya yang paling tua, dan yang paling dia cintai.”
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menulis Paragraf Deskriptif tentang Tempat

PDF download Unduh PDF
  1. Apa yang pertama Anda perhatikan ketika masuk ke rumah ini, kantor ini, atau jalan ini? Apakah bangunan tertentu, rambu-rambu, jendela, atau sekelompok orang? Jika itu membuat suatu tempat menarik bagi Anda, baik real ataupun imajinasi, mungkin pembaca juga akan terpikat. Pertimbangkan memfokuskan satu atribut yang akan dikembangkan lagi dalam paragraf. Anda bisa membagi kalimat supaya lebih mudah dibaca. Sebagai contoh: [10]

    “Bukan hanya karena gedung itu tinggi— memang tinggi, menjulang dari tanah sampai menembus awan —tetapi karena sangat bersih, nyaris transparan. Sepertinya menara itu memanjang begitu rupa sampai lebih seperti udara daripada besi.”

    “Pantai itu kosong, tetapi kita bisa tahu biasanya tidak sekosong itu. Pasti pernah ada sampah di mana-mana, handuk tergeletak, kotak pendingin minuman yang terbalik, bahkan payung pantai yang mengembang dan menancap kokoh di pasir.

  2. Hampir semua orang pernah melihat kamar tidur, masuk ruang kelas, atau toko kelontong. Fokuslah pada aspek spesifik yang membuat kamar, kelas, atau toko jadi unik dan berbeda, itu akan membuat pembaca terpikat dan memvisualisasikan tempat tersebut. Sebagai contoh: [11]
    • “Sungai itu pasang sampai meluap keluar dari sisi-sisinya, menumpahkan air cokelat ke jalan, tetapi tidak ada yang melihatnya sebagai peringatan. Aku memperhatikan seorang pria mengendarai sepedanya di sepanjang jalan, hanya mempercepat kayuhan ketika melintasi genangan besar.”
    • “Lingkungan pemukiman itu khas pinggiran kota, tetapi terletak di sisi jalan berlajur dua dari ladang jagung yang luas sampai berkilo-kilometer, bentangan hijau menyaring angin, dan di sana-sini terlihat atap rusak rumah pertanian dari sela-selanya. ”
  3. Lokasi paling membosankan sekalipun bisa dibuat hidup dan memesona ketika digambarkan dalam bahasa yang kuat. Carilah kata yang mewakili keunikan tempat tersebut, baik rumah lama ataupun kamar tidur anak remaja. Cobalah kata-kata deskriptif yang normalnya tidak Anda gunakan dan lihat bagaimana hasilnya saat dimasukkan dalam paragraf. [12]
    • Misalnya, dalam novel The Handmaid’s Tale, Margaret Atwood menggambarkan sebuah ruang dengan deskripsi berikut: “Satu kursi, satu meja, satu lampu. Di atas, pada langit-langit putih, ornamen berbentuk lingkaran bunga dan di tengah-tengahnya ruang kosong, terpampang jelas, seperti lubang di wajah seseorang yang matanya sudah dicungkil keluar.”
  4. Buat pembaca merasakan seperti apa berada di tempat itu, dari langit di wajah mereka hingga suara anjing menggonggong atau mobil melaju kencang. Bisakah mereka mencium sesuatu? Apa yang mereka lihat? Apa yang mereka dengar? [13]
    • Sebagai contoh, “Dia tidak bisa mengingat kapan terakhir kalinya rumah sesepi itu. Pasti ada orang yang naik turun tangga dengan langkah berat atau berlarian ringan, membuka pintu kulkas, suara pertandingan bisbol di radio, atau teriakan yang menyuruh mematikannya.”
  5. Deskripsi panjang lebar kadang membosankan, termasuk bagi pembaca tekun. Untuk mempertahankan perhatian mereka, tambahkan sedikit tindakan. Menempatkan seseorang dalam lokasi, meskipun hanya “aku”, dapat mengajak pembaca untuk menjadi si tokoh dan berinteraksi dengan tempat tersebut, juga menciptakan suasana unik dan menarik. Sebagai contoh: [14]
    • “Berdiri di sana di kaki gunung, melihat Merbabu untuk pertama kalinya, seolah dunia menyusut, terutama aku. Kepalaku pusing, dalam kesadaran betapa kecilnya aku di sekeliling keagungan ini.”
    • “Hujan menampar-nampar mereka, yang berdiri di halte bus dalam keremangan cahaya kuning. Dia merapatkan jaket, merasakan dingin di jari tangan, dan memperhatikan laki-laki itu berusaha bicara mengalahkan deru suara hujan.”
  6. Batasi paragraf deskriptif hingga 3–4 kalimat, yang semuanya merupakan aspek terpenting. Jangan membanjiri pembaca dengan keterangan yang tidak perlu mereka ketahui. Berikan detail yang memberi gambaran tajam mengenai tempat tersebut, yang memberi nuansa pada keseluruhan tempat, atau yang nantinya penting di bagian lain dalam cerita atau esai. [15]
    Iklan

Tips

  • Usahakan untuk memperlihatkan apa yang Anda deskripsikan kepada pembaca, melalui bahasa dan frasa sensorik, bukan hanya memberi tahu.
  • Cek lagi tulisan dengan memeriksa kesalahan eja, pemakaian tanda baca, dan gramatika. Minta orang lain membaca dan mengoreksi tulisan Anda.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 64.846 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan