Benarkah Kamu Mengalami Masalah Pengabaian?

Ikuti kuis ini untuk mengetahui tanda orang yang mengalami masalah pengabaian.

Apakah kamu sering merasa takut atau tidak aman terkait status hubungan sehingga memicu rasa khawatir akan ditolak oleh orang yang kamu cintai? Kamu tidak sendirian. Masalah pengabaian atau abandonment issue bisa dipicu oleh banyak hal seperti hubungan disfungsional, dan dampaknya sangat beragam dimulai dari yang ringan sampai berat. Sering kali, masalah ini termanifestasi sebagai kecemasan parah akan diabaikan atau ditinggalkan.

Seperti rasa takut dan cemas pada umumnya, masalah pengabaian bisa diatasi setelah beberapa waktu, dan langkah pertama adalah mengakui adanya masalah. Ini sebabnya kami membuat kuis lengkap untuk mengetahui benarkah kamu mengalami masalah pengabaian. Lebih cepat kamu mengetahui dan mengatasi rasa cemas, lebih cepat kamu bisa menikmati hubungan yang bahagia tanpa rasa takut diabaikan.

Seorang wanita terlihat sangat khawatir sedang memegang tangan temannya yang sedang marah untuk menghiburnya.

Kuis menjadi lebih menyenangkan bersama teman-teman

Bagikan kuis ini ke teman-temanmu dan bandingkan hasilnya

Ringkasan Pertanyaan

1. Apakah seseorang dalam hidupmu (pasangan, keluarga, atau teman) membuat kamu meragukan diri sendiri?
  1. Nggak. Aku punya support system yang sangat baik.
  2. Pernah beberapa kali, tapi ini bukan hal yang rutin aku alami.
  3. Iya, ada seseorang yang pernah membuat aku meragukan diri sendiri.
  4. Iya. Aku masih bersama orang yang suka mengkritik aku dan membandingkan aku dengan orang lain.
2. Seberapa sering kamu merasa takut diabaikan oleh orang lain?
  1. Nggak pernah. Aku percaya ada orang-orang yang akan selalu bersamaku apa pun yang terjadi.
  2. Jarang. Aku memang berpikir seperti itu sesekali, tapi aku tahu kemungkinan aku diabaikan itu sebenarnya kecil.
  3. Kadang-kadang. Meskipun faktanya bertolak belakang, aku tetap berpikir orang lain akan menolak aku.
  4. Setiap waktu. Aku merasa akan ditolak oleh teman, pasangan, keluarga, dan semua orang.
3. Apakah kamu merasa kedekatan antara kamu dan temanmu nggak seerat yang kamu inginkan?
  1. Nggak, aku suka kedekatan kita yang seperti sekarang ini. Kalau aku nggak suka, aku bisa ajak dia bicara baik-baik.
  2. Aku khawatir kadang-kadang aku dan dia nggak seakrab itu, tapi biasanya kami baikan lagi.
  3. Aku sering bertanya-tanya seberapa kuatnya hubungan kami.
  4. Inilah yang selalu aku rasakan, dan aku takut kami tetap akan berjarak seperti itu.
4. Pernah merasa seperti teman terdekatmu akan menolak kamu?
  1. Aku nggak khawatir soal ini. Dia bilang aku penting buat dia, dan aku percaya.
  2. Aku merasa khawatir soal ini sesekali, tapi biasanya aku bisa mengatasi ketakutanku.
  3. Inilah ketakutan yang aku rasakan. Setiap kali aku ceritakan ketakutanku ini, temanku berusaha meyakinkan aku.
  4. Aku selalu takut soal ini, tapi aku bingung harus berbuat apa kalau sampai terjadi.
5. Pernah nggak kamu berpikir kalau perasaanmu ke teman baikmu lebih besar daripada dia ke kamu?
  1. Menurut aku, kami sepaham dan perasaan kami untuk satu sama lain juga seimbang.
  2. Pikiran ini pernah terlintas, tapi kayaknya aku lagi stres waktu itu. Jadi aku abaikan saja.
  3. Iya, aku pernah mikirin hal ini. Kadang-kadang aku kesulitan mengabaikannya.
  4. Iya, aku yakin kalau perasaanku ke dia lebih besar daripada dia ke aku.
6. Kalau kamu merasakan emosi negatif, apakah kamu kesulitan meminta bantuan?
  1. Nggak. Aku bisa langsung menghubungi orang yang aku percaya untuk minta bantuan.
  2. Kadang-kadang aku merasa cemas soal ini, tapi biasanya, aku tetap minta bantuan pada akhirnya.
  3. Iya, memang sulit. Aku suka khawatir kalau-kalau permintaanku berlebihan.
  4. Iya banget. Dulu aku lebih mudah minta bantuan, tapi sekarang nggak pernah lagi.
7. Pernahkah kamu merasa takut kalau-kalau keinginanmu lebih dekat dengan seseorang justru akan membuat dia menjauh?
  1. Aku nggak pernah merasa seperti itu. Aku merasa nyaman saat bertemu orang lain.
  2. Kayaknya pernah sekali, tapi aku nggak tahu kenapa.
  3. Rasanya pernah beberapa kali, sekarang aku coba lebih santai.
  4. Pernah, sering malah. Aku takut banget kehilangan dia sampai kepikiran soal ini.
8. Seberapa sering kamu sadar sedang membandingkan dirimu dengan orang lain?
  1. Aku nggak mikirin soal ini. Aku ya apa adanya aku, dan aku merasa bangga sama diriku.
  2. Aku mikirin soal ini sesekali, tapi aku tahu ini bukan solusi untuk masalahku.
  3. Aku suka membandingkan diriku dengan orang lain. Aku sering merasa khawatir.
  4. Aku selalu yakin bahwa aku nggak akan pernah bisa sebaik orang lain.
9. Pernahkah kamu merasa terlalu murah hati soal berbagi waktu dan energi?
  1. Aku memang murah hati, tapi nggak sampai mengorbankan diri sendiri.
  2. Kalau aku sayang seseorang, aku siap berkorban untuknya.
  3. Kadang-kadang. Aku merasa lebih aman bersikap sangat murah hati ketimbang sebaliknya.
  4. Setiap waktu. Aku akan melakukan apa saja untuk menyenangkan seseorang sekalipun ini nggak baik buat aku.
10. Apa yang kamu rasakan jika orang yang toxic dan manipulatif mengakhiri hubungan denganmu?
  1. Aku bakal lega banget. Aku nggak mau menjalin hubungan seperti itu dalam hidupku.
  2. Putus hubungan nggak menyenangkan buat aku, tapi kelihatannya ini memang yang terbaik.
  3. Meskipun dia toxic, aku bakalan sedih. Aku tetap merasa ditolak.
  4. Aku akan merasa kecewa. Aku juga bakal kesulitan percaya kepada orang lain.
11. Pernahkah terpikir bahwa temanmu akan menolak kamu jika dia mengetahui dirimu yang sesungguhnya?
  1. Aku tahu temanku kenal aku luar dalam, dan aku tahu dia nggak akan menolak aku.
  2. Pernah kepikiran si, tapi aku akan tetap bersikap apa adanya.
  3. Iya, aku punya kekhawatiran seperti itu. Akhirnya aku jadi sulit membuka diri.
  4. Aku memang kepikiran soal ini dan rasanya aku harus pura-pura supaya mereka suka sama aku.
12. Pernahkah kamu merasa diabaikan atau ditolak oleh seseorang?
  1. Nggak pernah. Ini belum pernah aku alami.
  2. Rasanya pernah. Aku pernah seperti putus hubungan dengan seseorang, tapi nggak terlalu serius.
  3. Pernah. Aku khawatir kejadian ini memengaruhi hubunganku, tapi moga-moga tidak.
  4. Pernah. Aku nggak bisa lupain pengalaman itu. Aku takut kejadian ini terulang lagi.

Quiz Lain

Apa kamu suka quiz ini?


Meskipun kamu pernah mengalami pengalaman buruk sekali atau dua kali, kemampuan memercayai orang lain merupakan pertanda baik dalam menjalin hubungan saat ini dan nanti. Kelihatannya, kamu bisa meminta bantuan dan menyampaikan apa yang kamu inginkan kepada orang lain sebab kamu tahu bahwa bersikap asertif tetap membuat kamu layak dicintai.

Jika kamu menduga kamu mengalami masalah pengabaian atau masalah lain karena merasa takut dan cemas, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor profesional untuk meminta bantuan. Jika kamu mau, cobalah layanan terapi online seperti Ibunda<\/a> atau Bicarakan<\/a> untuk memandu kamu saat berproses menjadi pribadi yang lebih bahagia.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Bersikap-Asertif"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-yang-Sehat"}],"link_data":[{"title":"Cara Bersikap Asertif","id":2154114,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Bersikap-Asertif","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/f\/f4\/Assert-Yourself-Step-12-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Assert-Yourself-Step-12-Version-2.jpg","alt":"Cara Bersikap Asertif"},{"title":"Cara Menjalin Hubungan yang Sehat","id":2160181,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-yang-Sehat","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/2\/2f\/Build-a-Healthy-Relationship-Step-15.jpg\/-crop-200-200-200px-Build-a-Healthy-Relationship-Step-15.jpg","alt":"Cara Menjalin Hubungan yang Sehat"}],"minimum":0},{"text":"Sepertinya kamu mengalami masalah pengabaian intensitas sangat ringan.","meaning":"Masalah pengabaian sering memicu rasa takut dan cemas, apalagi jika kamu pernah mengalaminya. Berdasarkan jawabanmu, sepertinya kamu mengalami masalah ini, tetapi dampaknya tidak terlalu parah.

Meskipun kamu bisa merasa cemas saat memikirkan kemungkinan ditolak oleh pasangan atau temanmu, kamu mampu menyadari munculnya pikiran negatif tersebut dan mengakui bahwa pemikiran ini hanya karena rasa takut, bukan fakta. Kemampuan memantau kebiasaan buruk dan pola pikir negatif bisa membantu kamu menghentikannya di kemudian hari.

Ingatlah bahwa sumber utama pengakuan dan cinta seharusnya dirimu sendiri. Jangan berusaha mencari pengakuan dari orang lain sebab teman atau pasangan yang baik selayaknya mencintai dirimu yang sesungguhnya.

Jika kamu menduga bahwa kamu mengalami masalah pengabaian, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor profesional untuk mengatasi masalah ini dan belajar menjalin hubungan yang sehat dengan teman dan orang terkasih. Jika kamu menduga kamu mengalami masalah pengabaian atau masalah lain karena merasa takut dan cemas, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor profesional untuk meminta bantuan. Jika kamu mau, cobalah layanan terapi online seperti
Ibunda<\/a> atau Bicarakan<\/a> untuk memandu kamu saat berproses menjadi pribadi yang lebih bahagia.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Rasa-Percaya-Diri"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-yang-Sehat"}],"link_data":[{"title":"Cara Membangun Rasa Percaya Diri","id":2132941,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Rasa-Percaya-Diri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/e\/e0\/Build-Self-Confidence-Step-25-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Build-Self-Confidence-Step-25-Version-2.jpg","alt":"Cara Membangun Rasa Percaya Diri"},{"title":"Cara Menjalin Hubungan yang Sehat","id":2160181,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-yang-Sehat","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/2\/2f\/Build-a-Healthy-Relationship-Step-15.jpg\/-crop-200-200-200px-Build-a-Healthy-Relationship-Step-15.jpg","alt":"Cara Menjalin Hubungan yang Sehat"}],"minimum":0},{"text":"Sepertinya kamu mengalami masalah pengabaian intensitas ringan.","meaning":"Berdasarkan jawabanmu, ada kemungkinan kamu mengalami gejala pengabaian intensitas ringan. Mungkin kamu pernah ditelantarkan semasa remaja, mengalami perundungan, atau mendapat perlakuan buruk dari orang terdekat, misalnya teman atau pacar suka mencela atau meremehkan kamu.

Oleh karena pengalaman tersebut, mungkin kamu merasa cemas saat memikirkan kemungkinan akan ditolak oleh orang-orang di sekitarmu saat ini. Meskipun ketakutanmu tidak parah, perasaan ini tetap bisa memengaruhi hubunganmu saat ini. Ingatlah bahwa ketakutan seperti ini adalah hal yang umum, tetapi bukan berarti akan menjadi kenyataan. Alih-alih mencari pengakuan dari orang lain, terimalah dirimu apa adanya dan berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain.

Selain itu, cobalah menjaga jarak secara emosional dari sumber ketakutan yang bisa menyakitimu, dan ingatkan dirimu bahwa kamu boleh meminta bantuan kalau memang perlu. Ini tidak akan membebani orang-orang yang mencintaimu. Hal terpenting, hargai diri sendiri dan praktikkan kesadaran diri untuk mengatasi rasa takut apabila hal ini terjadi.

Jika kamu menduga bahwa kamu mengalami masalah pengabaian, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor profesional untuk mengatasi masalah ini dan belajar menjalin hubungan yang sehat dengan teman dan orang terkasih. Jika kamu menduga kamu mengalami masalah pengabaian atau masalah lain karena merasa takut dan cemas, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor profesional untuk meminta bantuan. Jika kamu mau, cobalah layanan terapi online seperti
Ibunda<\/a> atau Bicarakan<\/a> untuk memandu kamu saat berproses menjadi pribadi yang lebih bahagia.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Penolakan"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menerima-Diri-Sendiri"}],"link_data":[{"title":"Cara Mengatasi Penolakan","id":2134581,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Penolakan","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/53\/Handle-Rejection-Step-14-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Handle-Rejection-Step-14-Version-2.jpg","alt":"Cara Mengatasi Penolakan"},{"title":"Cara Menerima Diri Sendiri","id":2153573,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menerima-Diri-Sendiri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/b\/ba\/Be-Okay-with-Being-You-Step-15.jpg\/-crop-200-200-200px-Be-Okay-with-Being-You-Step-15.jpg","alt":"Cara Menerima Diri Sendiri"}],"minimum":0},{"text":"Kemungkinan besar kamu mengalami masalah pengabaian.","meaning":"Kuis ini bukan sarana memberikan diagnosis. Berdasarkan jawabanmu, sepertinya kamu mengalami beberapa gejala pengabaian. Ada kemungkinan kamu menderita kecemasan kronis karena berpikir orang yang kamu cintai akan meninggalkan kamu, terutama jika dia membahas kekuranganmu atau bertemu dengan orang yang lebih disukai.

Selain itu, mungkin juga kamu merasa tidak aman atau melakukan segala cara untuk menyenangkan orang lain sehingga kamu lebih mengutamakan kepentingan orang lain ketimbang diri sendiri. Perilaku ini bisa dipicu oleh ketakutan jangan-jangan orang yang kamu cintai menganggap kamu tidak layak untuknya. Bahkan, kamu lebih memilih melanjutkan hubungan yang tidak sehat karena takut kehilangan orang yang mengeklaim dia mencintaimu sekalipun dia tidak jujur, temperamental, atau tidak peduli kepadamu.

Rasa takut diabaikan adalah hal yang umum, tetapi jangan biarkan rasa takut memengaruhi hubunganmu. Kamu layak dicintai. Jadi, ingatkan diri sendiri bahwa mencari pengakuan orang lain dan mengorbankan diri untuk menyenangkan orang lain tidak membuat kamu dicintai. Makin fokus kamu mencintai dan menghargai diri sendiri, makin sedikit kamu mengandalkan orang lain untuk hal ini sehingga kamu lebih mampu menjalin hubungan yang sehat dan seimbang.

Jika kamu menduga bahwa kamu mengalami masalah pengabaian, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor profesional untuk mengatasi masalah ini dan belajar menjalin hubungan yang sehat dengan teman dan orang terkasih. Jika kamu menduga kamu mengalami masalah pengabaian atau masalah lain karena merasa takut dan cemas, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor profesional untuk meminta bantuan. Jika kamu mau, cobalah layanan terapi online seperti
Ibunda<\/a> atau Bicarakan<\/a> untuk memandu kamu saat berproses menjadi pribadi yang lebih bahagia.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berhenti-Merasa-Takut-akan-Penolakan"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berhenti-Membandingkan-Diri-Sendiri-dengan-Orang-Lain"}],"link_data":[{"title":"Cara Berhenti Merasa Takut akan Penolakan","id":2153751,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berhenti-Merasa-Takut-akan-Penolakan","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/9\/9b\/Stop-Fearing-Rejection-Step-17.jpg\/-crop-200-200-200px-Stop-Fearing-Rejection-Step-17.jpg","alt":"Cara Berhenti Merasa Takut akan Penolakan"},{"title":"Cara Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain","id":2139565,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berhenti-Membandingkan-Diri-Sendiri-dengan-Orang-Lain","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/3\/34\/Stop-Comparing-Yourself-to-Others-Step-25.jpg\/-crop-200-200-200px-Stop-Comparing-Yourself-to-Others-Step-25.jpg","alt":"Cara Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain"}],"minimum":0}]" class="quiz_results_data"/>\"Benarkah<\/picture>","alt":"Quiz: Benarkah Kamu Mengalami Depresi?"},{"title":"Test: Kenapa Kamu Terus Merasa Lelah?","id":2176431,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kenapa-Kamu-Terus-Merasa-Lelah-quiz","image":"\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Kamu Terus Merasa Lelah?"},{"title":"Test: Kenapa Aku Tidak Bisa Tidur?","id":2175909,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kenapa-Aku-Tidak-Bisa-Tidur-quiz","image":"\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Aku Tidak Bisa Tidur?"}],"number":1},{"text":"Nggak juga. Aku ingin lebih memahami diriku dan hubunganku, tapi nggak ada sesuatu yang membuat aku sangat khawatir.","result":"Kabar baik. Kami punya kuis yang bisa membantu kamu lebih memahami diri sendiri:","next_quizzes":[{"title":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test","id":2175968,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apa-Bahasa-Cinta-Kamu-quiz","image":"\"Apa<\/picture>","alt":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test"},{"title":"Test: Apa Tipe Mindset Kamu?","id":2176578,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apa-Mindset-Kamu-quiz","image":"\"Apa<\/picture>","alt":"Test: Apa Tipe Mindset Kamu?"},{"title":"Quiz: Apa Bahasa Permintaan Maaf Kamu?","id":2176584,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Bahasa-Permintaan-Maaf-quiz","image":"\"Bahasa<\/picture>","alt":"Quiz: Apa Bahasa Permintaan Maaf Kamu?"}],"number":2}]}" class="quiz_questionnaire_data"/>

Hal yang Perlu Diketahui tentang Masalah Pengabaian

Tanda Kamu Mengalami Masalah Pengabaian

Kamu sering bergulat dengan rasa tidak aman. Jika kamu mengalami masalah pengabaian, perasaan takut ditolak yang kamu alami bisa terkesan tidak masuk akal seperti sesuatu yang muncul tanpa sebab. Meskipun hubungan kamu dengan seseorang (pasangan atau temanmu) baik-baik saja, kamu tetap meragukan perasaannya karena kamu merasa tidak layak menerima kasih sayang dan cintanya.

Kamu kesulitan memercayai orang lain. Hilangnya rasa percaya kepada seseorang dan masalah pengabaian berkaitan erat satu sama lain sebab masalah ini pada dasarnya memicu rasa takut dia akan meninggalkan kamu sekalipun dia mengatakan hal yang sebaliknya. Jika kamu tidak bisa memercayai pasangan atau temanmu meskipun dia mengatakan kepadamu dia menyayangimu, ini bisa berarti kamu mengalami masalah pengabaian.

Kamu adalah people pleaser . Jika kamu melakukan segala cara untuk menyenangkan orang lain, bahkan sampai kamu sendiri merasa tidak nyaman, ini bisa menjadi salah satu tanda kamu merasa takut diabaikan. Kamu berusaha keras membuat orang lain menyukaimu sebab kamu takut dianggap “tidak berharga” atau “kurang baik”.

Kamu membiarkan orang toxic tetap ada dalam hidupmu. Jika kamu takut diabaikan, kamu justru membiarkan orang toxic (orang yang melakukan hal-hal buruk kepadamu, entah dengan memanipulasi, mengkritik, mengontrol kamu, dll.) terus bersamamu. Masalah pengabaian bisa membuat kamu takut kehilangan orang yang mengatakan dia menyayangimu sekalipun hubungan kalian berdua tidak sehat.

Kamu cepat move on setelah putus cinta. Adakalanya, rasa takut diabaikan juga bisa membuat kamu takut sendirian sehingga kamu langsung mencari pacar baru setelah putus cinta. Terlalu cepat move on bisa menjadi cara melupakan penderitaan akibat "pengabaian" setelah berpisah.

Kamu cenderung menjadi pendiam dan tertutup. Rasa takut ditolak bisa membuat kamu memisahkan diri secara emosional dan enggan menunjukkan dirimu yang sesungguhnya kepada orang lain. Kamu merasa yakin jika dia melihat kamu apa adanya, dia mungkin tidak menyukaimu dan akan menolakmu. Menarik diri adalah mekanisme pertahanan diri yang bisa digunakan untuk melindungi dirimu dari rasa sakit hati karena penolakan.


Cara Mengatasi Masalah Pengabaian

Menumbuhkan kesadaran diri. Mengikuti kuis ini adalah langkah pertama yang baik! Ini berarti, kamu bisa berpikir dengan tenang soal kecemasan yang sedang kamu rasakan, alih-alih membiarkan rasa takut mengendalikanmu. Agar bisa lebih sadar diri, cobalah memikirkan penyebab ketakutanmu dan apa yang memicunya saat ini. Dengan mengetahui sumber kecemasan yang kamu rasakan, kamu bisa mengenali dalam situasi seperti apa perasaan ini biasanya tersulut dan bagaimana cara menenangkan diri guna mengatasi rasa takut diabaikan.

Menghargai diri sendiri. Langkah ini sangat berguna untuk mengatasi rasa tidak aman terkait pengabaian. Jika kamu mengalami masalah pengabaian, mungkin kamu merasa kurang percaya diri dan membandingkan dirimu dengan orang lain atau menjauhkan diri dari orang lain agar merasa aman. Dengan menghargai diri sendiri, kamu bisa melepaskan topeng dan membuka diri kepada orang lain sebab kamu tidak perlu mengandalkan mereka lagi untuk mendapatkan pengakuan setelah kamu bisa mendapatkannya dari diri sendiri.

Meluangkan waktu untuk memperhatikan diri sendiri dan mengucapkan afirmasi. Afirmasi verbal adalah kata/frasa positif yang kamu ucapkan tentang diri sendiri, misalnya: “Aku menerima diriku seutuhnya dan sepenuhnya”. Hal ini mungkin terasa aneh pada awalnya, tetapi jika kamu sering memotivasi diri dengan kata/frasa yang suportif, kepercayaan dirimu bisa meningkat. Jika kamu sadar sedang berpikir negatif tentang penolakan dan pengabaian, cobalah menggantinya dengan memikirkan sesuatu yang positif dan suportif. Inilah cara simpel mengurangi hal-hal negatif dalam pikiranmu!

Mencari bantuan profesional. Cognitive behavioral therapy adalah salah satu terapi yang sangat efektif untuk mengatasi rasa takut diabaikan. Saat berkonsultasi, sampaikan apa yang kamu alami dan rasakan kepada terapis terkait rasa takut diabaikan. Terapis bisa menjelaskan cara menghadapi dan mengatasi rasa takut dengan cara yang tepat.