Unduh PDF Unduh PDF

Sedekat apa pun hubungan yang terjalin, pertengkaran dan ketidaksepakatan di antara dua orang yang bersahabat adalah kerikil-kerikil kecil yang tidak akan bisa dihindari. Tidak perlu risau; toh faktanya manusia memang tidak akan pernah bisa menghindari masalah. Jika Anda dan sahabat benar-benar saling menyayangi dan memedulikan, cepat atau lambat masalah sebesar apa pun pasti akan menemukan jalan keluarnya. Berusahalah, bersabarlah, dan biarkan waktu menyembuhkan segalanya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Menelusuri Akar Masalah

Unduh PDF
  1. Sebelum mencari solusi, berusahalah memahami akar masalahnya terlebih dahulu. Pertimbangkan kemungkinan-kemungkinan berikut ini:
  2. Apa yang waktu itu memicu emosi Anda? Apakah tensi hubungan justru meningkat karena respons Anda? Jika iya, bagaimana kronologinya? Cobalah mengingat berbagai peristiwa yang menurut Anda merupakan pemicu dan pertimbangkan pula perspektif sahabat Anda. Tajamkan empati Anda dengan mencoba meletakkan diri di posisi orang lain; pertimbangkan pula kemungkinan terjadinya kesalahpahaman di antara Anda berdua.
    • Jika ternyata pemicu masalahnya adalah kemarahan Anda, segeralah meminta maaf (jika Anda benar-benar merasa bersalah) dan jelaskan bahwa Anda tidak bermaksud menyakiti hatinya. Terkadang, masalah yang tadinya sederhana dapat membesar dalam sekejap hanya karena salah satu pihak melontarkan cemoohan yang kasar. Jika Anda merasa melakukan atau mengatakan sesuatu yang melanggar batas, segeralah meminta maaf untuk menunjukkan bahwa Anda bersedia mengakui kesalahan dan mendiskusikan akar masalahnya dengannya.
  3. Jika Anda berdua tidak benar-benar bertengkar tetapi Anda merasa dijauhi olehnya, cobalah mengingat interaksi terakhir Anda berdua. Apakah Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang berpotensi menyinggungnya? Apakah Anda menyinggung topik yang sensitif tanpa mempertimbangkan dampaknya kepada sahabat Anda? Untuk menemukan akar masalahnya, cobalah meminta pendapat seseorang yang mengenal Anda berdua dengan baik; namun hati-hati, jangan biarkan diskusi tersebut berubah menjadi ajang bergosip atau membicarakan hal-hal negatif mengenai sahabat Anda, ya! Ingat, tujuan Anda adalah mengetahui akar masalahnya; jika metode tersebut tetap tidak berhasil membantu Anda, sebaiknya ajak sahabat Anda berbicara secara langsung.
  4. Duduklah dan cobalah memikirkan apa yang sesungguhnya membuat Anda marah. Apakah ada masalah yang akhir-akhir ini mengganggu Anda? Apakah sahabat Anda melontarkan komentar negatif yang Anda tanggapi secara personal? Apakah Anda sedang mengalami hari yang buruk? Jika jawaban atas segala pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa kemarahan Anda tidak signifikan, berusahalah semaksimal mungkin untuk memaafkan situasi yang terjadi.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Mencari Solusi

Unduh PDF
  1. Pertama-tama, identifikasi masalahnya dari sudut pandang Anda dan pikirkan perubahan apa saja yang bisa (atau sepertinya harus) Anda lakukan; pahamilah bahwa ini adalah langkah awal yang perlu dilakukan untuk mencapai kompromi. Setelah itu, pikirkan apa yang menurut Anda perlu dilakukan oleh sahabat Anda. Namun ingat, persahabatan dan kepercayaan yang sempat rusak umumnya tidak akan mudah dibangun kembali.
    • Jika situasinya berat sebelah (dengan kata lain, kesalahan terletak 100% di tangan Anda atau sahabat Anda), kemungkinan besar perubahan hanya perlu dilakukan oleh satu pihak. Meski demikian, selalu ingat bahwa ada kalanya masalah yang terjadi adalah buah kesalahpahaman. Dengan kata lain, pihak yang dianggap “bersalah” sesungguhnya tidak bermaksud menyakiti hati siapa pun. Jika situasinya demikian, Anda dan sahabat bisa membuat kesepakatan untuk tidak merespons segala sesuatunya dengan terlalu personal di kemudian hari. Anda berdua juga bisa bersepakat untuk tidak bersikap terlalu sensitif, paranoid, dsb. Kemungkinan besar, situasi semacam itu terjadi jika kedua belah pihak memiliki kepribadian yang bertolak belakang; untuk itu, ke depannya pihak pertama harus berusaha lebih sensitif terhadap perasaan pihak kedua, sementara pihak kedua harus belajar untuk tidak menyikapi segala sesuatunya dengan terlalu personal. Meski terkesan rumit, sesungguhnya dinamika itulah yang akan memperkuat hubungan persahabatan Anda!
    • Sepakati bahwa ke depannya, kedua belah pihak harus merasa diperlakukan dengan adil dan setara di dalam hubungan. Jangan menganggap hubungan persahabatan Anda sebagai sebuah kompetisi yang harus Anda menangi! Ingat, pola pikir semacam itu tidak akan membantu Anda menyelesaikan konflik; alih-alih, pola pikir negatif yang telanjur menguasai Anda justru akan mengurangi kemungkinan Anda untuk berbaikan dengan sahabat tersayang.
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Menyelesaikan Masalah

Unduh PDF
  1. Kirimkan pesan yang menjelaskan bahwa Anda sudah merefleksikan situasinya dan merasa perlu mendiskusikan akar masalahnya lewat diskusi yang privat. Sampaikan bahwa Anda ingin duduk bersamanya untuk berdiskusi secara dewasa dan memahami sudut pandangnya; ingat, ini adalah langkah penting yang harus diambil sebelum proses rekonsiliasi terjadi.
    • Pilih waktu yang tepat. Jika memungkinkan, cobalah mencari waktu dan lokasi yang memungkinkan Anda untuk meminta maaf secara privat. Jika Anda tidak bisa bertatap muka dengannya, cobalah mengajaknya berkomunikasi melalui telepon. Ingat, jangan meminta maaf melalui pesan teks jika tidak benar-benar terpaksa!
  2. Ini adalah cara terbaik untuk menunjukkkan bahwa Anda benar-benar ingin berbaikan dengannya.
    • Gunakan ujaran “aku” dan letakkan kesalahan di pundak Anda. Jangan meminta maaf dengan nada menuduh atau menyalahkan. Alih-alih berkata, “Maaf ya kalau kamu merasa terganggu sama kata-kataku," cobalah berkata, “Maaf ya aku sudah membuatmu kesal karena bilang (kata-kata yang menyakitinya).". Kalimat pertama meletakkan kesalahan di pundaknya, sementara kalimat kedua (yang seharusnya Anda ucapkan) meletakkan kesalahan di pundak Anda.
    • Jangan menyebutkan sederet alasan yang mengada-ada. Sampaikan sudut pandang Anda menggunakan ujaran “aku”, tetapi jangan menunjukkan kesan seakan-akan Anda sedang berusaha menghindari kesalahan. Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku merasa terancam waktu kamu ikut audisi untuk peran yang sama," alih-alih "Kok bisa sih kamu tetap mengambil peran itu? Kamu kan tahu aku benar-benar kepingin jadi Sherina!".
    • Tunjukkan ketulusan Anda. Sampaikan permintaan maaf hanya jika Anda benar-benar merasa bersalah. Jika tidak, kemungkinan besar sahabat Anda akan menyadari kepalsuan Anda. Jika Anda masih merasa marah, luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri dan tunggu hingga Anda benar-benar merasa bersalah sebelum meminta maaf.
  3. Kemungkinan besar, dia masih menyimpan kemarahan kepada Anda. Jika situasinya demikian, biarkan dia mengekspresikan perasaannya lalu sampaikan kembali permintaan maaf Anda. Tanyakan pula apakah ada yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki situasinya.
  4. Wacana berdamai bisa Anda tawarkan dalam bentuk pelukan atau hadiah sederhana. Apa pun bentuknya, pastikan tawaran tersebut menunjukkan ketulusan Anda dan menegaskan nilainya di mata Anda. Beberapa ide yang layak Anda coba:
    • Tulis surat yang menjelaskan mengapa Anda berdua bisa bersahabat.
    • Panggang kukis kesukaannya.
    • Tawarkan bantuan yang dia butuhkan.
    • Ajak dia melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama.
    • Rekam diri Anda menyanyikan sebuah lagu untuknya. Misalnya, Anda bisa mengganti lirik lagu kesukaan Anda dengan kata-kata yang konyol mengenai sahabat Anda. Tidak perlu berpikir terlalu keras; toh tujuan lagu tersebut adalah membuat Anda berdua kembali tertawa dan berbaikan.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mengembalikan Keadaan

Unduh PDF
  1. Jangan terus-menerus meratapi atau mengungkit masalah yang terjadi. Alih-alih, berusahalah sekeras mungkin untuk kembali ke rutinitas normal Anda berdua; dengan kata lain, perlakukan sahabat Anda selayaknya Anda berdua tidak pernah berseteru sebelumnya. Untuk mengembalikan kepercayaan satu sama lain, pertama-tama Anda berdua perlu saling memaafkan terlebih dahulu.
  2. Jika Anda sudah mencoba meminta maaf dengan tulus, menunjukkan niat untuk memperbaiki hubungan, atau mencari bantuan tetapi seluruh tindakan tersebut tidak dihargai oleh sahabat Anda, mungkin Anda memang perlu mengakhiri hubungan dengannya. Percayalah, seseorang yang tidak bisa menghargai usaha Anda untuk memperbaiki masalah bukanlah teman yang baik untuk Anda.
    • Tetaplah membuka diri untuknya. Jangan memanfaatkan situasi ini untuk mengungkit seluruh hal negatif yang pernah dilakukan sahabat Anda atau Anda berpotensi kehilangan dia selamanya. Alih-alih, tunjukkan penyesalan Anda terkait berakhirnya hubungan persahabatan kalian; tunjukkan pula bahwa Anda bersedia kembali berteman dengannya kapan pun dia merasa siap.
    Iklan

Tips

  • Jangan mengucapkan kata-kata yang tidak ingin Anda ucapkan. Cobalah untuk selalu mengontrol perkataan dan perbuatan Anda.
  • Berpikirlah sebelum berbicara. Ingat, apa yang telanjur dikatakan tidak akan bisa ditarik kembali. Jangan membuat situasinya semakin buruk dengan mengucapkan kata-kata yang negatif!
  • Jangan menjadi satu-satunya pihak yang selalu meminta maaf! Jika kesalahan sesungguhnya terletak pada sahabat Anda tetapi dia tidak pernah bersedia meminta maaf, mintalah dia melakukannya dengan tenang dan sopan.
  • Terkadang, situasi di antara Anda berdua tidak mampu membaik dalam semalam. Jangan khawatir; biarkan waktu menyembuhkan segalanya.
  • Jangan takut menjadi diri Anda sendiri. Jika ingin menangis, menangislah! Percayalah, menangis adalah cara yang sangat ampuh untuk melepaskan emosi dan membuat perasaan Anda lebih baik setelahnya.
  • Terkadang, Anda perlu membiarkannya menyendiri satu atau dua hari untuk melupakan dan memaafkan situasi yang terjadi.
  • Jangan merendahkan diri di hadapannya. Dengan kata lain, jangan membuatnya merasa superior dan bisa mengontrol Anda.
  • Jangan selalu mengabulkan keinginan sahabat Anda. Kemungkinan, dia bahkan berpura-pura marah hanya agar Anda mau meminta maaf kepadanya di depan umum.
  • Manfaatkan eksistensi media sosial untuk meminta maaf kepada sahabat Anda.
  • Jika masalahnya terjadi di sekolah, cobalah meminta bantuan konselor sekolah untuk mendamaikan Anda berdua.
Iklan

Peringatan

  • Jangan biarkan kemarahan menguasai Anda. Berpikirlah sebelum berbicara jika tidak ingin memperburuk situasi yang ada.
  • Jika sahabat Anda mudah marah atau cemburu, pastikan Anda tidak menyinggung kekurangannya tersebut dan membuat situasi semakin panas. Berhati-hatilah dengan kata-kata yang Anda ucapkan.
  • Jangan menuduh sahabat Anda “terlalu sensitif” jika Andalah yang menyakiti hatinya. Hati-hati, tuduhan tersebut dapat membuatnya semakin sakit hati dan membenci Anda.
  • Jangan menyimpan dendam kepada siapa pun. Percayalah, tindakan tersebut hanya akan semakin menyakiti dan membuat Anda frustrasi. Jangan pula menyusun rencana balas dendam yang berpotensi memperburuk keadaan.


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 18.493 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan