Unduh PDF Unduh PDF

Beberapa orang seolah ditakdirkan untuk menjadi pembicara yang aktif dalam percakapan sementara yang lain tidak. Sekalipun Anda merasa mampu menjalin pembicaraan dengan orang lain, terkadang timbul rasa tidak nyaman jika lawan bicara tidak merespons ucapan Anda secara proporsional. Menguasai seni bercakap-cakap membutuhkan latihan, dan cara berinteraksi seperti ini tidak mudah dilakukan bagi sebagian orang. Namun, entah Anda harus melakukan presentasi di kantor, berinteraksi di sekolah, atau menghadiri acara makan malam, memiliki keterampilan berbicara akan sangat berguna, bahkan jika lawan bicara termasuk seorang yang pendiam.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Memulai Pembicaraan

Unduh PDF
  1. Terlepas apakah Anda akan pergi ke acara tertentu yang menuntut Anda untuk berbicara dengan orang-orang atau sekadar mempersiapkan diri untuk mengobrol dengan siapa saja hari itu, tidak ada salahnya memiliki beberapa topik yang dapat digunakan untuk membuka percakapan. Topik pembicaraan ini dapat membantu Anda memulai pembicaraan dan mempertahankannya jika lawan bicara memiliki keterampilan berbicara yang baik. Sebelum keluar rumah hari ini, bacalah berita terkini di surat kabar atau di internet, dan catat beberapa cerita menarik. [1]
  2. Perkenalkan diri jika Anda baru kali pertama bertemu dengan lawan bicara. Jika Anda sudah pernah bertemu dengannya sebelumnya, ucapkan sapaan hangat. Saat memulai pembicaraan, penting bagi Anda untuk menunjukkan sikap percaya diri dan memberi isyarat kepada lawan bicara untuk berpartisipasi. Jika Anda terlihat nyaman dalam percakapan, lawan bicara juga akan merasakan hal yang sama. Hindari bahasa tubuh defensif, seperti menyilangkan tangan di dada, dan jangan lupa tersenyum dengan hangat dan melakukan kontak mata dengannya. [2]
  3. Setelah pembicaraan mulai mengalir lancar, berfokuslah pada hal-hal yang menarik perhatian Anda berdua pada saat itu, seperti ruangan tempat Anda berada, acara yang sedang dihadiri, atau lingkungan tempat acara diadakan. Ini saat yang tepat untuk memberikan informasi tentang diri Anda yang akan membuat Anda tampak terbuka dan tertarik. Berikut beberapa contoh: [3]
    • ”Saya teman kuliah Dewi waktu di Surabaya. Bagaimana Anda kenal dengan pembawa acaranya?”
    • ”Saya sudah lama tertarik dengan strategi pemasaran. Bagaimana dengan Anda? Kenapa datang ke acara ini?”
    • ”Saya tidak tinggal di sekitar sini, tapi lingkungan ini sangat cantik. Apa Anda kenal area ini dengan baik?”
  4. Entah Anda sudah mengenal lawan bicara atau berbicara dengan orang baru, tunjukkan ketertarikan terhadapnya dan dorong dia untuk terlibat secara aktif dalam pembicaraan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengajukan pertanyaan yang jawabannya tidak sekadar ya atau tidak. Cobalah menyusun ulang pertanyaan sehingga akan memancing respons yang lebih terperinci. Berikut beberapa contoh: [4]
    • Alih-alih bertanya, “Apa liburan akhir pekanmu menyenangkan?” cobalah mengatakan “Apa yang kamu lakukan akhir pekan ini?”
    • Alih-alih bertanya, “Saya suka makanan ini, bagaimana dengan Anda?” cobalah mengatakan, “Kalau Anda menjadi penyelenggara acara, menu apa yang akan Anda sajikan?”
    • Alih-alih bertanya, “Apa kita pernah bertemu?” cobalah mengatakan, “Rasanya kita pernah bertemu di ulang tahun Gilang beberapa bulan yang lalu, apa saja kegiatanmu selama ini?”
  5. Saat Anda memulai percakapan dengan seseorang yang pendiam, sebaiknya pilih topik umum yang diketahui oleh semua orang. Jangan membuat lawan bicara merasa tidak nyaman atau tidak tahu apa-apa dengan mengangkat topik yang tidak ia ketahui atau tidak ingin ia komentari. Pertimbangkan untuk hanya mengajukan pertanyaan terbuka tentang topik umum seperti keluarga, hobi, perjalanan, dan pekerjaan. Meskipun Anda dapat menggali lebih dalam topik-topik tertentu setelah pembicaraan berjalan lancar, disarankan untuk menghindari topik-topik berikut: [5]
    • Agama
    • Politik
    • Uang
    • Masalah keluarga
    • Masalah kesehatan
    • Seks
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Mendorong Percakapan

Unduh PDF
  1. Menatap lawan bicara saat ia tengah berbicara menunjukkan Anda menghargainya. Sikap ini juga menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan terlibat dalam pembicaraan. Jika lawan bicara bukan orang yang mudah berpartisipasi dalam percakapan, ia akan merasa semakin tidak nyaman berbicara jika Anda menunjukkan sikap tidak peduli. Hindari melihat objek di belakang lawan bicara atau orang yang lewat. Selain itu, cobalah untuk mempertahankan kontak mata yang hangat dan memberi semangat, alih-alih terlihat terlalu intens. [6]
  2. Jika lawan bicara mulai antusias terlibat dalam pembicaraan dan terlihat lebih aktif, pastikan Anda memberinya kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada Anda. Jangan sampai Anda menghujaninya dengan berbagai pertanyaan karena itu akan menimbulkan kesan seolah Anda mewawancarai atau menginterogasinya. Bersikaplah terbuka dan siap untuk menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin ia ajukan. [7]
  3. Aspek penting lain dalam seni bercakap-cakap adalah kemampuan mendengarkan. Saat Anda melakukan percakapan dan mendorong lawan bicara untuk berbicara, pastikan untuk mendengarkan apa yang ia katakan dengan penuh perhatian. Ketika ia merespons, berikan komentar positif agar ia merasa lebih bersemangat untuk melanjutkan percakapan. Berikut beberapa contoh: [8]
    • "Wah, itu sudut pandang yang bagus! Saya belum pernah memikirkannya sebelumnya."
    • "Wow, bagaimana Anda bisa tahu banyak tentang astronomi?"
    • "Saya sudah lama mencari informasi tentang periode sejarah ini. Buku mana yang akan Anda rekomendasikan?"
  4. Teknik lain yang dapat digunakan untuk menjaga agar percakapan terus mengalir adalah utas percakapan. Dalam hal ini, Anda memilah setiap pernyataan lawan bicara menjadi beberapa bagian dan memilih salah satunya sebagai topik untuk melanjutkan pembicaraan. Teknik ini akan membantu Anda merespons komentarnya tanpa terkesan seperti menginterogasinya. [9] Berikut contohnya:
    • Jika lawan bicara mengatakan, “Saya baru pulang dari Makassar dan benar-benar capai, tapi besok pagi saya harus menghadiri rapat” Anda memiliki tiga pilihan utas yang bisa digunakan untuk melanjutkan percakapan: mengapa ia pergi ke Makassar, fakta bahwa ia kelelahan, dan pekerjaannya.
    • Pilih salah satu utas ini, lalu responslah dengan pertanyaan atau anekdot seperti, “Saya punya saudara di Makassar dan tahun lalu saya pergi ke sana mengunjunginya. Kamu sempat pergi ke mana saja?” atau “Rapat pagi memang bikin senewen, soalnya lalu lintas tidak bisa diprediksi. Bagaimana kalau Anda mengusulkan supaya diundur agak siang?”
  5. Saat mengucapkan perpisahan, pastikan untuk memberi kesan bahwa Anda menikmati percakapan tersebut. Oleh karena lawan bicara termasuk orang yang tidak banyak berkata-kata, beri dia semangat dengan memberitahunya bahwa Anda menikmati interaksi tersebut. Jika Anda berkenan dan merasa nyaman, beri tahu dia bahwa Anda ingin mengobrol lagi dengannya lain waktu dan bisa bertukar informasi kontak. Cobalah untuk memberinya pujian saat Anda pamit dan ucapkan dengan tulus. Berikut beberapa contoh:
    • "Saya harus mencari meja saya. Senang bertemu dengan Anda. Terima kasih sudah menemani saya menunggu antrean ini!"
    • "Saya senang mengobrol dengan Anda. Saya harap kita bisa bertemu lagi di konferensi berikutnya!"
    • "Saya senang sekali bertemu Anda, dan saya pasti akan membaca artikel yang tadi Anda sebutkan."
    Iklan

Tips

  • Jangan menyela seseorang yang sedang berbicara. Tindakan ini akan membuat Anda seolah ingin menguasai pembicaraan dan akan semakin menyurutkan keinginan lawan bicara untuk berpartisipasi dalam pembicaraan.
  • Jangan bersikap agresif saat mencoba memulai pembicaraan dengan seseorang. Jika orang itu masih tidak tertarik setelah Anda mencoba memulai pembicaraan beberapa kali, tinggalkan dia dengan anggun sambil berkata "Senang bertemu dengan Anda" atau "Maaf kalau saya mengganggu. "
  • Hindari mengatakan sesuatu seperti, “Wah, Anda pendiam sekali ya?” atau "Saya tidak menggigit kok" saat mencoba berbicara dengan seseorang yang pendiam. Tindakan ini akan membuat pembicaraan semakin canggung dan bisa membuat lawan bicara merasa tersinggung.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.202 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan