PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Mampu berbicara kepada siapa pun merupakan keahlian yang hebat untuk dimiliki. Keahlian ini membuat Anda bisa mendapatkan teman baru atau menemukan pasangan cinta. Bahkan, keahlian ini dapat memberikan kesempatan karier atau bisnis baru. Meskipun manusia merupakan makhluk sosial, tidak semua orang memiliki keahlian untuk mengawali percakapan. Namun, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar berbicara kepada orang lain!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengawali Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda sudah merasa gugup terlebih dahulu saat ingin berbicara kepada orang lain, Anda akan merasa tertekan ketika ingin mengawali percakapan. Saat masuk ke situasi sosial, berusahalah untuk tetap tenang. Dengan demikian, Anda bisa mengawali percakapan dengan lancar tanpa terbata-bata. [1]
    • Lakukan aktivitas fisik sebelum menjalani interaksi sosial agar Anda merasa lebih tenang. Cobalah bermeditasi atau lakukan latihan seperti relaksasi otot progresif .
    • Cari tempat yang tenang untuk melakukan ritual relaksasi sebelum terjun ke acara sosial. Latihan ini membantu Anda merasa tenang saat pergi dan berada di acara yang akan didatangi. Setidaknya, tarik napas dalam-dalam secara perlahan.
  2. Anda perlu memastikan seseorang memang mau atau siap diajak mengobrol sebelum memulai obrolan dengannya. Anda tidak bisa mengobrol dengan siapa pun saat melakukan pendekatan sebelum lawan bicara sendiri siap didekati. Perhatikan tanda-tanda kesiapan seseorang untuk mengobrol sebelum memulai percakapan. Jika ia tampak tertutup, tunggu hingga ia merasa lebih tenang atau nyaman. [2]
    • Cari bahasa tubuh yang terbuka. Saat menunjukkan bahasa tubuh yang terbuka, seseorang tidak akan menghalangi atau menutupi tubuhnya dengan, misalnya, menyilangkan kedua lengannya. Orang-orang yang mau mengobrol akan berdiri tegak dengan kedua tangan di samping tubuhnya. [3]
    • Seseorang yang melihat ada sekilas mungkin menunjukkan bahwa ia membuka diri untuk mengobrol dengan Anda. Ini dapat menjadi pertanda baik dan aman untuk mendekati seseorang.
  3. Pertanyaan merupakan media yang tepat untuk membuka obrolan. Selain menjaga alur percakapan, pertanyaan juga menunjukkan ketertarikan kepada lawan bicara. Setelah memperkenalkan diri secara singkat, coba ajukan pertanyaan kepada lawan bicara. [4] Selain itu, akan lebih baik jika Anda mengajukan pertanyaan dengan jawab terbuka yang membutuhkan lebih dari sekadar “ya” atau “tidak” sebagai tanggapannya.
    • Sebagai contoh, jika Anda sedang berada di sebuah pesta, buka percakapan dengan menanyakan, “Dari mana Anda mengenal tuan rumah pesta?"
    • Jika Anda berada di acara jaringan kerja, ajukan pertanyaan mengenai pekerjaan seseorang. Anda bisa menanyakan, "Seperti apa pekerjaan Anda?"
  4. Anda juga bisa memanfaatkan apa yang ada untuk mengawali obrolan. Jika Anda kesulitan memikirkan pertanyaan atau topik tertentu, komentari apa yang ada di sekitar. Perhatikan ruangan dan awali percakapan berdasarkan apa yang ada. [5]
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, "Saya menyukai lantai kayu seperti ini. Kesannya sangat antik."
    • Anda juga bisa meminta orang lain memberikan masukan untuk mengawali obrolan. Sebagai contoh, Anda bisa menanyakan, “Apa pendapatmu mengenai kertas dinding ini? Rasanya aku belum pernah melihat desain seperti ini sebelumnya."
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menjaga Jalannya Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Secara alami, orang-orang mau berbicara kepada orang-orang yang mau mendengarkan. Setiap orang ingin merasa penting dan didengarkan sehingga jika ingin orang lain berbicara kepada Anda, berikan perhatian penuh kepada lawan bicara. Pastikan Anda selalu mendengarkan saat orang lain sedang berbicara. [6]
    • Coba ikuti aturan “Dengarkan dulu, baru bicara” setelah mengawali obrolan. Setelah Anda membuka percakapan, biarkan lawan bicara memberikan masukannya secara lengkap sebelum Anda memotong ucapannya.
    • Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan lawan bicara dengan menjaga kontak mata dan mengangguk sesekali. Anda juga bisa bergumam (mis. “Hmmm...”) untuk menunjukkan ketertarikan.
  2. Pertanyaan dapat membuat percakapan tetap berlangsung. Jika tampaknya terdapat momen “sunyi” dalam percakapan, lancarkan kembali obrolan dengan beberapa pertanyaan. [7]
    • Ajukan pertanyaan mengenai sesuatu yang baru saja dikatakan lawan bicara. Sebagai contoh, Anda bisa menanyakan, “Itu menarik! Seperti apa rasanya bersekolah di kota besar?"
    • Anda juga bisa mengangkat topik baru melalui pertanyaan. Pikirkan hal yang tepat dibahas dalam situasi yang ada. Sebagai contoh, jika Anda sedang mengobrol dengan seseorang di sekolah, katakan, “Oh, ya, bagaimana ulangan kimia kemarin?
  3. Orang-orang tidak akan berbicara kepada Anda jika Anda hanya melemparkan pertanyaan. Seseorang akan merasa tak nyaman saat berbicara kepada seseorang yang banyak bertanya mengenai orang lain, tetapi tidak banyak bercerita mengenai dirinya sendiri. Pastikan Anda juga memberikan informasi mengenai diri sendiri agar orang lain mau berbicara kepada Anda. [8]
    • Buat pola antara pertanyaan dan pembagian informasi. Sebagai contoh, Anda bisa menanyakan tentang buku yang sedang dibaca oleh lawan bicara. Setelah ia memberikan jawaban, Anda bisa mengomentari buku yang akhir-akhir ini sedang Anda baca.
    • Anda juga harus mau menjawab pertanyaan yang diajukan seseorang. Jika Anda terlihat menyembunyikan informasi, orang lain akan merasa gugup dan enggan berbicara kepada Anda.
  4. Perhatikan lawan bicara untuk memastikan ia tidak sampai merasa risi dengan topik yang dibahas. Ia mungkin tampak gugup dan seketika menjadi diam ketika Anda membahas topik tertentu. Anda juga mungkin sudah membahas terlalu banyak topik yang ada. Jika Anda berdua kesulitan memikirkan apa yang perlu dibahas dalam obrolan, cari topik baru. [9]
    • Ada baiknya Anda mencari topik yang berhubungan. Jika Anda sebelumnya membahas buku, misalnya, arahkan percakapan ke topik mengenai film.
    • Namun, jika Anda tidak bisa memikirkan topik lain yang masih berkaitan, tidak masalah saat Anda ingin membahas sesuatu yang baru. Kembalilah ke pertanyaan umum seperti “Apa pekerjaanmu?” atau “Dari mana Anda berasal?”.
  5. Kejadian-kejadian terbaru dapat menjadi topik yang tepat untuk menjaga alur percakapan. Jika Anda mengikuti peristiwa-peristiwa terbaru di dunia, akan mudah bagi Anda untuk mengobrol dengan siapa pun. Anda bisa memulai obrolan mengenai hal-hal yang sedang dipikirkan orang lain pada saat ini. [10]
    • Anda tidak harus membahas peristiwa yang serius, terutama dalam situasi yang dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman. Jika Anda tidak ingin mengobrol mengenai hal-hal kontroversial, bahas film terbaru, skandal selebritas, atau lagu terkenal di radio.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menghindari Kesalahan Umum

PDF download Unduh PDF
  1. Terkadang tanpa disadari, Anda tidak sengaja menonjolkan diri dalam obrolan. Hal ini sering kali disebabkan oleh rasa gugup. Anda mungkin ingin mengangkat cerita yang berkaitan dengan cerita orang lain, tetapi cerita tersebut tampak lebih penting atau hebat daripada cerita lawan bicara. Sebagai contoh, lawan bicara sedang bercerita tentang liburan akhir pekannya ke sebuah kota. Pada situasi seperti ini, jangan ceritakan liburan panjang Anda ke Eropa setelah kelulusan. Dengan cerita tersebut, Anda akan terkesan seperti sedang menyombongkan diri. [11]
    • Seimbangkan “kadar” cerita yang Anda bagikan. Sebagai contoh, jika lawan bicara bercerita tentang liburan yang sederhana, bicarakan tentang liburan Anda yang kurang lebih sama. Anda bisa bercerita tentang perjalanan akhir pekan ke rumah nenek saat Anda masih kecil.
  2. Nikmati obrolan tanpa anggapan atau asumsi apa pun mengenai lawan bicara. Jangan beranggapan orang lain akan sepakat atau memiliki pandangan atau nilai yang sama dengan Anda. Orang-orang cenderung merasa bahwa siapa pun yang berinteraksi dengannya memiliki nilai dan kepercayaan yang sama, tetapi hal ini tidak selalu benar. Dalam obrolan, ingatlah bahwa Anda tidak mengetahui perasaan atau pandangan lawan bicara mengenai topik yang dibahas. [12]
    • Terkadang, debat dapat menjadi sesuatu yang mengasyikkan dan Anda bisa saja membagikan apa yang Anda percaya, selama lawan bicara tampak terbuka. Namun, pastikan Anda tidak sampai terkesan membuat asumsi saat ingin mengangkat topik tertentu. Sebagai contoh, saat mengomentari pemilihan presiden, jangan katakan, “Hasil pemilihan umum yang ada sangat mengecewakan, bukan?"
    • Sebagai gantinya, angkat topik yang memungkinkan lawan bicara untuk membagikan pandangannya. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Apa pendapatmu mengenai hasil pemilihan presiden?"
  3. Orang lain tidak ingin mengobrol dengan sosok yang senang menghakimi orang lain. Dalam obrolan, ingatkan diri sendiri bahwa Anda ingin mempelajari tentang lawan bicara. Anda tidak datang untuk menghakimi atau membuat asumsi mengenai orang lain. Tahan diri untuk tidak menganalisis apa yang dikatakan orang lain dan fokuskan diri untuk mendengarkan lawan bicara. Dengan demikian, Anda tidak akan sempat menghakimi orang lain dan orang lain bisa berbagi cerita dengan nyaman. [13]
  4. Saat mengobrol, terkadang Anda memikirkan hal-hal lain. Pastikan Anda tidak sampai membiarkan pikiran Anda mengawang. Fokuskan diri kepada situasi yang ada dan jangan memikirkan apa yang perlu dikatakan selanjutnya atau melamun. [14]
    • Jika Anda kesulitan menjaga fokus, lakukan kegiatan fisik untuk memfokuskan diri kepada obrolan yang ada. Sebagai contoh, Anda bisa menggerakkan jari-jari kaki.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.559 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan