Unduh PDF
Unduh PDF
Menjalani proses perceraian ketika sudah memiliki anak adalah situasi yang menyulitkan dan sangat emosional. Selain menyikapi lonjakan emosi pribadi yang sejatinya tidak mudah, Anda juga harus memikirkan dampak perceraian tersebut bagi anak. Faktanya, pahamilah bahwa proses perceraian bisa disikapi dengan lebih mudah oleh anak jika Anda mampu mengomunikasikannya dengan baik, serta selalu mendampinginya selagi prosesnya berlangsung. Selain itu, Anda juga harus memberikan dukungan yang maksimal kepada anak agar tetap bisa menjadi orang tua yang baik, meski tidak lagi hidup bersama mantan pasangan.
Langkah
-
Susun rencana perceraian. Anda dan mantan pasangan harus menyiapkan diri untuk mengomunikasikan informasi perceraian tersebut kepada anak dari jauh-jauh hari. Untuk melakukannya, duduklah bersama mantan pasangan untuk mendiskusikan pihak yang tetap tinggal, dan pihak yang harus keluar dari rumah. Selain itu, diskusikan pula pihak yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga dan menemani aktivitas anak, serta kapan proses perceraian mulai dilakukan. Mengomunikasikan seluruh detail tersebut dengan jelas akan membantu Anda dan mantan pasangan untuk meyakinkan anak, sekaligus menunjukkan bahwa Anda dan mantan pasangan telah memiliki suara yang sama. [1] X Teliti sumber
- Misalnya, mantan pasangan bisa bersepakat untuk keluar dari rumah dan tinggal di apartemen atau rumah kontrakan terdekat. Selain itu, Anda dan mantan pasangan juga bisa menyepakati situasi berkunjung, seperti mantan pasangan boleh mengunjungi anak di rumah atau anak boleh berkunjung ke apartemennya.
-
Pilih waktu dan tempat yang tepat. Jangan menyembunyikan situasi yang terjadi dari anak! Alih-alih, ajak mantan pasangan untuk mengomunikasikan keputusan bercerai kepada anak agar dia dapat menerima informasi yang sama dari kedua orang tuanya. Selain itu, melakukannya pun akan membuat anak menyadari bahwa keputusan tersebut sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Alhasil, proses mencerna informasi pun dapat berlangsung dengan lebih mudah dan tidak membuat anak kebingungan. [2] X Teliti sumber [3] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Berita perceraian tersebut bisa Anda sampaikan dalam ruangan yang paling nyaman di dalam rumah. Mengajak anak berkomunikasi dalam situasi yang akrab untuknya dapat membantunya memproses perceraian tersebut dengan lebih baik. Selain itu, privasi seluruh pihak pun dapat terjaga ketika harus memperbincangkan topik yang sangat penting dan personal.
- Anda bisa mengawali percakapan dengan berkata, “Ayah dan Ibu harus menyampaikan sesuatu ke kamu. Informasi ini sangat penting dan pasti akan memengaruhi semua orang, tapi apa pun yang terjadi, kamu harus tahu bahwa kita adalah keluarga yang saling menyayangi."
-
Bicaralah dengan jujur dan jelas. Pastikan Anda hanya menyampaikan informasi yang penting kepada anak, dan tidak menjelaskan detail yang tidak perlu diketahuinya. Misalnya, Anda bisa berkata, “Semakin ke sini, Ayah dan Ibu semakin sulit menemukan kecocokan. Daripada harus terus-menerus bertengkar, kami sudah memutuskan bahwa bercerai sepertinya adalah langkah yang paling baik untuk diambil.” Ucapkan kalimat tersebut dengan tenang, dan jangan mengalihkan pandangan dari mata anak Anda. [4] X Teliti sumber
- Sesuaikan kalimat Anda dengan usia dan tingkat pemahaman anak. Misalnya, sederhanakan informasi untuk anak yang berusia sangat muda agar dia bisa lebih mudah memahaminya. Sementara itu, oleh karena anak yang berusia cukup dewasa sudah bisa memahami dan memproses informasi dengan lebih baik, Anda boleh menggunakan penjelasan yang lebih kompleks dan mendetail.
-
Biarkan anak tahu bahwa perceraian tersebut bukanlah kesalahannya. Ingat, anak harus menyadari bahwa perceraian yang terjadi di antara dua orang dewasa adalah masalah yang bersifat personal sehingga bukan, dan tidak akan pernah menjadi, kesalahannya. Oleh karena itu, Anda dan mantan pasangan harus menegaskan bahwa perceraian tersebut tidaklah berhubungan dengan perilaku atau tindakannya. [5] X Teliti sumber
- Pastikan anak juga tahu bahwa Anda berdua sangat menyayanginya. Misalnya, Anda bisa berkata, “Ayah dan Ibu kepingin kamu tahu kalau perceraian ini bukanlah kesalahanmu dan kami akan tetap menyayangimu, apa pun yang terjadi. Kami akan terus menjadi orang tuamu walaupun sudah nggak tinggal bersama lagi.” [6] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
-
Izinkan anak untuk mengajukan pertanyaan. Kemungkinan, anak akan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang bersifat praktis, seperti di mana dia harus tinggal setelah ini, atau apakah mantan pasangan akan meninggalkan rumah setelah perceraian terjadi. Izinkan anak mengajukan seluruh pertanyaan yang muncul di benaknya, dan jawab pertanyaan tersebut semampu Anda. Ingat, mengajukan pertanyaan adalah reaksi yang wajar diberikan oleh anak, dan Anda harus memberikan jawaban yang paling jujur untuk memudahkan anak memproses berita perceraian tersebut. [7] X Teliti sumber
- Beberapa pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh anak meliputi, “Terus siapa dong , yang bakal tinggal di rumah kita?” “Aku harus pindah sekolah, nggak ?” “Aku masih bisa ketemu sama teman-temanku, nggak ?” dan “Aku boleh memutuskan untuk tinggal dengan siapa?” Berusahalah menjawab seluruh pertanyaan tersebut dengan jujur dan penuh empati. Selain itu, Anda juga harus memberikan jawaban yang jelas dan meyakinkan agar anak dapat menyikapi peristiwa tersebut dengan lebih baik.
- Jika ingin, Anda juga bisa berkata kepadanya, “Mulai sekarang, rumah ini hanya akan ditinggali oleh Ibu. Kamu akan tinggal sama Ibu dan Ayah bakal mengunjungi kalian setiap akhir pekan, atau kamu juga bisa mengunjungi ayah di hari Sabtu kalau mau. Sampai Ayah dan Ibu resmi bercerai, semua kebutuhan pribadi masih akan kita gunakan bersama-sama.”
- Atau, Anda juga bisa memberikan komentar mengenai acara spesifik yang penting bagi anak, seperti pesta ulang tahun atau pertandingan olahraga yang diikutinya. Misalnya, Anda bisa berkata, “Ayah dan Ibu juga sudah memutuskan kalau Ayah yang akan mengantarmu ke pesta ulang tahun Stephanie di hari Minggu, dan Ibu yang akan menjemputmu dari sana” atau “Ayah dan Ibu masih akan menonton pertandinganmu di hari Jumat, kok .”
Iklan
-
Siapkan diri Anda untuk menghadapi reaksi emosional anak. Faktanya, setiap anak akan menunjukkan reaksi yang bervariasi mengenai perceraian, seperti terkejut, marah, kebingungan, atau bahkan merasa bersalah. Oleh karena itu, persiapkan diri Anda untuk menghadapi reaksi emosional yang sangat intens, pun untuk memenuhi kebutuhan anak. Selain anak, Anda pun mungkin akan mengalami reaksi emosional yang intens, dan berada di sisi anak mungkin juga dapat membantu Anda untuk menyikapi perceraian dengan lebih baik. [8] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber [9] X Teliti sumber
- Jika anak masih berusia sangat muda, kemungkinan besar reaksinya akan ditunjukkan melalui perilaku-perilaku masa kecilnya yang sudah sempat dia hentikan, seperti mengompol atau mengisap jempol. Sementara itu, anak yang berusia lebih dewasa umumnya akan menunjukkan reaksinya melalui kemerahan, kecemasan, dan kedukaan. Selain itu, anak pun mungkin akan mengalami depresi dan menarik diri dari orang-orang terdekatnya.
-
Jadilah pendengar yang baik . Sejatinya, Anda bisa membantu ana untuk mengatasi kesulitan pascaperceraian dengan menjadi orang tua dan pendengar yang baik untuknya. Lagi pula, anak mungkin akan memerlukan Anda untuk mendengarkan keluhan dan kecemasannya terkait peristiwa tersebut. Apa pun situasinya, bersedialah duduk bersama anak dan mendengarkan seluruh keluh kesahnya. [10] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber [11] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Jangan menyela kata-kata anak dan tunjukkan sikap tubuh yang terbuka ketika mendengarkannya. Artinya, lakukan kontak mata dengannya di sepanjang percakapan, relakskan posisi lengan di sis tubuh Anda, dan condongkan tubuh ke arah anak ketika dia sedang berbicara.
- Selain itu, Anda juga bisa mengajukan pertanyaan dan meyakinkan anak ketika diperlukan. Jangan mencoba menjawab seluruh pertanyaan dan kegelisahannya. Jika tidak tahu harus memberikan jawaban apa, cobalah berkata, “Ayah/Ibu nggak yakin harus menjawab apa, tapi kamu harus tahu kalau Ayah/Ibu akan selalu menyayangimu dan ada di sampingmu, ya. Perceraian ini nggak akan mengubah rasa sayang Ayah/Ibu ke kamu, kok .”
-
Berkomunikasilah dengan orang-orang yang diperlukan. Jangkau figur otoritas lain dalam hidup anak, dan komunikasikan rencana perceraian tersebut kepada mereka. Kemudian, mintalah bantuan mereka untuk membantu mengawasi anak ketika Anda sedang tidak bisa berada di dekatnya (seperti ketika anak sedang bersekolah). Setelah itu, mintalah pula mereka untuk menghubungi Anda jika anak menunjukkan perilaku yang mengkhawatirkan selagi proses perceraian berlangsung. [12] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Kepada mereka, Anda bisa berkata, “Baru-baru ini, saya dan suami memutuskan untuk berpisah. Sejujurnya, saya khawatir proses perceraian ini akan memengaruhi anak-anak secara negatif. Karena situasi ini pasti terasa menyulitkan untuk dia/mereka, apa Ibu/Bapak bersedia menghubungi saya kalau ada tindakan atau perilakunya yang terlihat bermasalah selama beberapa minggu atau beberapa bulan ke depan?”
-
Bangun rutinitas dan kebiasaan yang konsisten. Menciptakan rutinitas dan kebiasaan yang konsisten dengan anak dapat membantunya untuk menyikapi perceraian dengan lebih baik, pun menemukan kenyamanan dalam lingkungan yang terasa akrab untuknya. Faktanya, sebagian besar anak akan merasa lebih aman dan nyaman ketika memiliki ekspektasi dan mengetahui bahwa ekspektasinya dapat terwujud, terutama dalam situasi yang menyulitkan. [13] X Teliti sumber [14] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- Anda dan pasangan harus bersepakat untuk membangun rutinitas atau jadwal harian yang konsisten, lalu membagikan jadwal tersebut kepada anak. Dengan cara tersebut, anak akan mengetahui ekspektasi yang bisa dimilikinya di setiap hari, dan meyakini bahwa Anda berdua masih bisa diandalkan olehnya.
- Jangan pula mengubah kebiasaan Anda dan mantan pasangan dalam mendisplinkan anak, meski anak akan tinggal di dua rumah yang berbeda secara bergantian selagi proses perceraian berlangsung. Dengan kata lain, Anda dan mantan pasangan harus mempertahankan aturan mengenai ekspektasi, hukuman, dan hadiah yang sama untuk anak, agar dia mampu menjaga stabilitas dan konsistensi hidupnya. Jangan mengubah atau membengkokkan aturan yang ada karena tindakan tersebut justru dapat membuat anak marah atau kebingungan.
-
Perlakukan mantan pasangan dengan layak. Jangan menghina mantan pasangan di depan anak agar ketegangan dan potensi konflik tidak meningkat. Jika sulit berdekatan dengan mantan pasangan, setidaknya berfokuslah untuk memperlakukannya dengan layak dan sopan demi kenyamanan anak. [15] X Teliti sumber [16] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Jangan bertengkar dengan mantan pasangan di depan anak agar anak tidak merasa semakin kesal. Tunjukkan kepada anak bahwa Anda dan mantan pasangan juga tetap bisa bersikap suportif dan menjadi orang tua yang fungsional untuknya, meski tidak lagi memiliki kecocokan terhadap satu sama lain.
- Jangan pula menjadikan anak sebagai jembatan atau pion untuk berkomunikasi dengan mantan pasangan. Hati-hati, tindakan tersebut dapat menciptakan masalah emosional yang lebih besar dalam diri anak, sekaligus meningkatkan ketegangan di antara seluruh pihak.
-
Dapatkan bantuan dan dukungan profesional untuk anak. Jika melihat anak kesulitan menyikapi perceraian dengan baik, dan Anda pun tidak memiliki fasilitas yang terbaik untuk mendukungnya, cobalah membawanya ke konselor atau terapis ahli. Faktanya, beberapa anak membutuhkan bantuan dari tenaga profesional untuk menyikapi perceraian dengan baik dan bertumbuh menjadi orang dewasa yang sehat. [17] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Cobalah mencari terapis anak khusus, atau konselor yang berpengalaman dalam membantu anak untuk menyikapi situasi pascaperceraian orang tuanya.
- Selain anak, Anda pun mungkin perlu mengikuti proses konseling atau terapi selagi proses perceraian berlangsung. Ingat, Anda harus terlebih dahulu membantu diri sendiri sebelum berusaha membantu dan menemani anak untuk melewati masa-masa sulitnya.
Iklan
-
Izinkan anak untuk tetap berhubungan dengan sahabat dan kerabat lamanya. Meski Anda dan mantan pasangan sudah resmi bercerai, bukan berarti anak tidak boleh berhubungan lagi dengan orang-orang di kehidupan lamanya! Alih-alih, Anda justru harus mendorong anak untuk tetap berhubungan baik dengan kerabat dari pihak mantan pasangan, serta sahabat-sahabat lamanya, agar kenyamanan dan stabilitas hidupnya tetap terjaga dengan baik. [18] X Teliti sumber
- Izinkan anak untuk menghabiskan waktu dengan keluarga dan sahabat-sahabat lamanya. Selain itu, Anda juga harus mempekerjakan perawat anak yang sama dengan sebelum perceraian terjadi.
- Izinkan pula anak untuk tetap berhubungan dengan orang-orang yang mewarnai hidupnya sebelum perceraian terjadi. Lakukan ini untuk menjaga stabilitas jaringan sosial anak, sekaligus untuk membantu anak bertumbuh menjadi orang dewasa yang sehat serta mampu menyikapi perceraian dengan pola pikir yang positif.
-
Patuhi kesepakatan mengenai biaya hidup anak dan tanggung jawab finansial lain. Kemungkinan besar, Anda dan pasangan akan membuat kesepakatan terkait kebutuhan finansial Anda selagi proses perceraian berlangsung. Setelah kesepakatan dibuat, pastikan seluruh pihak menepatinya dengan baik untuk mengurangi potensi konflik dan memastikan anak tidak terjebak dalam masalah finansial apa pun. [19] X Teliti sumber
- Jika Anda dan mantan pasangan kesulitan membiayai kebutuhan finansial anak dan/atau memenuhi tanggung jawab finansial lain, diskusikan masalah tersebut di belakang anak! Dengan kata lain, jangan menyinggungnya di depan anak dan menggunakannya sebagai pion di dalam masalah Anda berdua. Percayalah, tindakan tersebut hanya akan meningkatkan ketegangan dan merusak kondisi emosional anak.
-
Ciptakan lingkungan yang stabil dan sehat bagi anak. Ingat, Anda dan mantan pasangan harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak sekalipun tidak lagi hidup bersama. Dengan kata lain, berusahalah semampu Anda berdua untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang stabil dan sehat bagi anak. Selain itu, pastikan Anda berdua juga menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan pribadi agar bisa selalu ada di sisi anak ketika diperlukan. [20] X Teliti sumber [21] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- Miliki pola makan yang sehat dan berolahragalah secara rutin. Selain itu, Anda juga harus merawat diri secara berkala dan memastikan berbagai kebutuhan pribadi terpenuhi dengan baik.
- Anda juga harus terus bersosialisasi dan menemui orang-orang terdekat secara berkala. Ingat, sahabat dan kerabat terdekat adalah pihak-pihak yang dapat memberikan dukungan personal ketika diperlakukan, sekaligus membantu Anda untuk memenuhi kebutuhan anak hingga seterusnya.
-
Diskusikan calon pasangan baru Anda, siapa pun itu, kepada anak. Ingat, kebutuhan dan kondisi anak juga harus dilibatkan dalam proses menjalin hubungan romantis yang baru. Oleh karena itu, jangan bertindak dengan terburu-buru agar anak tidak ketakutan ketika melihat hubungan baru Anda sesaat setelah ayah dan ibunya bercerai. Jika ingin menjalin hubungan yang serius dengan orang lain, pastikan anak Anda mengetahuinya. Jelaskan bahwa Anda sudah siap untuk melanjutkan hidup, dan teruslah memberikan informasi terbaru mengenai hubungan Anda dan pasangan agar anak merasa dilibatkan. [22] X Teliti sumber
- Sampaikan pula jika Anda memutuskan untuk menikah dan tinggal dengan sosok yang baru. Keputusan semacam itu dapat membuat anak kesal, terutama jika dibuat sesaat setelah perceraian terjadi. Oleh karena itu, jangan malas mendiskusikannya dengan anak, dan mendengarkan pendapat mereka sebelum mengambil keputusan apa pun.
-
Temukan sistem pendukung yang tepat. Menemukan sistem pendukung adalah langkah penting yang harus dilakukan untuk menjamin kebutuhan Anda dan anak terpenuhi dengan baik. Oleh karena perceraian adalah situasi yang menyulitkan bagi seluruh pihak di dalamnya, memiliki sistem pendukung ampuh mengurangi sedikit stres atau kecemasan yang mewarnai peristiwa tersebut.
- Anda juga harus berpegang pada sistem pendukung yang profesional, seperti konselor atau terapis. Jika ingin, Anda juga bisa melakukan sesi terapi pribadi dan menawari anak untuk mengikuti sesi terapi yang berbeda dengan konselor.
- Anda juga perlu memiliki sistem pendukung yang personal, seperti sahabat atau kerabat terdekat. Misalnya, Anda bisa mengajak mereka makan malam bersama para sahabat atau kerabat satu kali seminggu, agar anak juga merasa didukung dan tidak kesepian.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.cyh.com/HealthTopics/HealthTopicDetails.aspx?p=114&np=99&id=1742
- ↑ http://www.cyh.com/HealthTopics/HealthTopicDetails.aspx?p=114&np=99&id=1742
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/divorce/art-20047788?pg=1
- ↑ http://www.cyh.com/HealthTopics/HealthTopicDetails.aspx?p=114&np=99&id=1742
- ↑ http://www.cyh.com/HealthTopics/HealthTopicDetails.aspx?p=114&np=99&id=1742
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/family-divorce/children-and-divorce.htm
- ↑ http://www.cyh.com/HealthTopics/HealthTopicDetails.aspx?p=114&np=99&id=1742
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/divorce/art-20047788?pg=1
- ↑ http://www.cyh.com/HealthTopics/HealthTopicDetails.aspx?p=114&np=99&id=1742
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/family-divorce/children-and-divorce.htm
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/divorce/art-20047788?pg=1
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/divorce/art-20047788?pg=1
- ↑ http://www.mindhealthconnect.org.au/coping-with-divorce-or-breakup
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/family-divorce/children-and-divorce.htm
- ↑ http://www.mediate.com/articles/kellyJ1.cfm
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/divorce/art-20047788?pg=1
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/divorce/art-20047788?pg=2
- ↑ http://www.mediate.com/articles/kellyJ1.cfm
- ↑ http://www.mediate.com/articles/kellyJ1.cfm
- ↑ http://www.mediate.com/articles/kellyJ1.cfm
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/family-divorce/children-and-divorce.htm
- ↑ http://www.mediate.com/articles/kellyJ1.cfm
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 2.089 kali.
Iklan