Unduh PDF
Unduh PDF
Jika Anda sering terbangun dan menemukan area basah yang memalukan pada bantal Anda, mungkin Anda harus mengubah beberapa kebiasaan tidur Anda. Bagi sebagian orang, tidur telentang bisa menghentikan masalah ini. Bagi sebagian orang lainnya, mungkin diperlukan perawatan yang lebih serius. Cobalah beberapa saran di bawah ini dan temui dokter jika Anda tetap tidak bisa berhenti mengiler.
Langkah
-
Tidurlah dalam posisi telentang. Tidur dalam posisi miring akan mempermudah air liur keluar karena titik gravitasi yang berbeda. Titik ini menyebabkan mulut Anda terbuka sehingga iler dapat membasahi bantal Anda. Cobalah tidur telentang dan pertahankan posisinya sehingga Anda tidak berubah posisi di malam hari.
-
Ganjal kepala Anda. Jika Anda tidak bisa tidur tanpa berbaring miring, ganjal kepala Anda dalam posisi yang lebih vertikal untuk membantu agar mulut Anda tetap tertutup dan memberikan sirkulasi udara yang lebih baik.
-
Bernapaslah melalui hidung, bukan mulut. Alasan utama seseorang mengiler adalah saluran napas mereka sedang tersumbat. Hal ini mengakibatkan mereka harus bernapas melalui mulut dan air liur mudah keluar.
- Gunakan produk-produk pelancar sinus seperti Vick's Vaporub dan Tiger Balm tepat di bawah hidung Anda untuk melegakan hidung yang tersumbat.
- Hirup minyak terapi seperti minyak Kayu Putih dan Mawar sebelum Anda tidur. Hal ini akan berguna untuk melancarkan saluran sinus Anda dan membantu kualitas tidur.
- Mandi dengan menggunakan air panas sebelum Anda tidur. Biarkan uap-uap air melancarkan saluran sinus Anda. [1] X Teliti sumber
-
Obati infeksi dan alergi sinus begitu gejalanya terlihat. Jika tidak, cairan dalam hidung dapat memicu air liur saat Anda tidur. [2] X Teliti sumber
-
Lihat apakah obat-obatan yang Anda gunakan pada saat ini dapat menghasilkan saliva dalam jumlah berlebih. Saliva yang terlalu banyak bisa jadi merupakan suatu gejala dari penggunaan obat-obatan tertentu. Baca label peringatan obat Anda dan tanyakan pada dokter mengenai efek samping yang mungkin terjadi.Iklan
-
Cari tahu apakah Anda memiliki gangguan tidur. Jika Anda kesulitan tidur, bernapas dengan susah payah, mengorok, atau mengiler, maka Anda mengalaminya. Gangguan tidur seperti ini disebut apnea dan menyebabkan tarikan napas Anda menjadi pendek dan cepat saat tertidur.
- Beberapa kondisi tertentu dapat mempengaruhi apnea. Jika Anda merokok, memiliki tekanan darah tinggi, punya risiko gagal jantung atau stroke, maka besar kemungkinan Anda akan mengalami apnea.
- Dokter dapat membantu menentukan apakah Anda mengalami apnea. Ia akan menjalankan beberapa tes dan mempelajari riwayat tidur Anda.
-
Cari tahu apakah saluran napas Anda mudah tersumbat. Kunjungi dokter THT dan berkonsultasilah dengannya untuk mengetahui apakah saluran yang tersumbat dapat memengaruhi kemampuan Anda dalam bernapas melalui hidung saat tidur. [3] X Teliti sumber
-
Kurangi berat badan. Jika berat badan Anda berlebih, peluang Anda untuk mengalami apnea lebih besar. Lebih dari setengah populasi di Amerika Serikat (jumlah total populasi=sekitar 12 juta) yang mengalami gangguan apnea adalah mereka yang juga memiliki berat badan berlebih. Sesuaikan diet Anda dan berolahragalah secara teratur untuk mencapai berat badan yang sehat dan mengurangi lipatan lemak pada leher Anda. Hal ini penting untuk menghasilkan proses bernapas yang lebih mudah. [4] X Teliti sumber
-
Obati apnea secara konservatif. Lakukan ini sebagai langkah tambahan dari cara pengurangan berat badan. Hindari alkohol, obat tidur, dan kurangnya waktu tidur. Semprotan sinus dan cairan garam pembilas juga dapat membantu melegakan saluran pernapasan Anda. [5] X Teliti sumber
-
Ikuti terapi untuk apnea. Continuous positive airway pressure (CPAP) merupakan perawatan mendasar bagi penderita apnea. CPAP mengharuskan penderita untuk menggunakan masker khusus yang menyuplai udara melalui lubang hidung dan mulut saat penderita tidur. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya tekanan udara yang pas untuk mencegah tersumbatnya jaringan pernapasan bagian atas tersumbat saat seseorang tertidur.
-
Gunakan ganjalan mandibula. Alat ini mencegah lidah menghalangi saluran napas dan memajukan posisi rahang bawah untuk memperbesar bukaan udara ketika Anda bernapas.
-
Pertimbangkan pembedahan. Seseorang yang mempunyai sistem jaringan yang memiliki kelainan seperti septum (dinding pemisah hidung) yang bengkok, tonsil yang besar, atau lidah dengan ukuran yang berlebihan merupakan mereka yang memerlukan pembedahan.
- Somnoplasty menggunakan frekuensi radio untuk mengencangkan langit-langit di bagian belakang tenggorokan dan memperlebar celah bagi sistem pernapasan.
- Uvulopalatopharyngoplasty, atau UPPP/UP3 dapat membuang jaringan lunak tertentu pada bagian belakang tenggorokan untuk memperlancar saluran udara.
- Pembedahan hidung terdiri atas beberapa prosedur untuk memperbaiki bentuk-bentuk tertentu yang salah, seperti septum yang bengkok.
- Tonsillectomy bekerja dengan membuang tonsil yang terlalu besar dan menghalangi saluran napas Anda.
- Pembedahan mandibula akan memindahkan posisi tulang rahang untuk membuat ruang tambahan pada tenggorokan Anda. Prosedur ini sedikit intens dan hanya dilakukan bagi penderita apnea akut. [6] X Teliti sumber
Iklan
Tips
- Jangan tidur dengan membuka mulut Anda untuk "mengeringkan" air liur. Hal ini hanya akan membuat Anda sakit tenggorokan, terutama jika kamar Anda dingin.
- Untuk membantu Anda agar tidur telentang, belilah kasur yang berkualitas bagus dan bantal yang menyangga kepala dan leher Anda dengan baik.
- Gunakan masker penutup mata yang beraroma lavender saat tidur telentang.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.healthguidance.org/entry/15551/1/How-to-Stop-Drooling-at-Night.html
- ↑ http://www.buzzle.com/articles/how-to-stop-drooling-in-sleep.html
- ↑ http://www.webmd.com/sleep-disorders/features/8-embarrassing-sleep-secrets
- ↑ http://www.esquire.com/features/answer-fella/sleep-drooling-0210
- ↑ http://www.webmd.com/sleep-disorders/guide/understanding-obstructive-sleep-apnea-syndrome?page=2
- ↑ http://www.webmd.com/sleep-disorders/guide/understanding-obstructive-sleep-apnea-syndrome?page=3
Iklan