Unduh PDF
Unduh PDF
Tidak bisa dimungkiri, selalu ada masa di dalam hidup seseorang ketika mereka merasa ingin diperhatikan. Sayangnya, beberapa orang terlalu haus perhatian sehingga terbiasa melakukan hal-hal yang tidak autentik hanya untuk membuat mata semua orang tertuju kepadanya. Anda salah satunya? Sering kali, perilaku gemar mencari perhatian muncul dalam diri orang-orang yang merasa kurang percaya diri dan/atau keutuhan hidupnya kurang terpenuhi. Jika ingin mengubah perilaku tersebut, cobalah menerapkan kiat-kiat ampuh yang tertera di dalam artikel ini!
Langkah
-
Latih kreativitas Anda. Orang-orang yang gemar mencari perhatian cenderung menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak autentik. Ingat, sikap mereka ditujukan untuk menarik perhatian orang lain, bukan untuk mengekspresikan diri. Oleh karena itu, cobalah melatih kreativitas agar Anda mampu belajar mengekspresikan diri dengan cara yang lebih autentik dan personal. Pilih kegiatan apa pun yang menarik minat Anda, entah itu melukis, menulis lagu, menyanyi, atau membuat kerajinan tangan. [1] X Teliti sumber
- Jika Anda tidak pernah melakukan sesuatu yang kreatif, jangan takut mencoba! Awali dengan melakukan sesuatu yang menarik perhatian Anda, sekalipun tidak ada yang menjamin Anda akan berhasil di bidang tersebut.
- Ingat, Anda melakukannya untuk kepentingan diri Anda sendiri. Cobalah mengekspresikan diri sebebas-bebasnya tanpa mengkhawatirkan pendapat orang lain; jangan pula melakukannya dengan tujuan pamer!
-
Gunakan media sosial dengan bijaksana. Dewasa ini, media sosial kerap disalahgunakan sebagai lahan untuk mengemis perhatian. Tentu saja Anda boleh menggunakan media sosial untuk menyusun rencana dengan orang-orang terdekat atau mengetahui berbagai informasi terkini. Namun, jika Anda mulai menyadari terjadinya penyalahgunaan dalam menggunakan media sosial (misalnya, Anda justru menggunakannya untuk mencari perhatian), ke depannya cobalah berpikir dua kali sebelum mengunggah sesuatu. [2] X Teliti sumber
- Sadari jika sebagian besar unggahan Anda terkesan pamer.
- Sadari jika status Anda terlihat depresif, mengemis pujian atau dukungan, dan/atau menunjukkan betapa rendahnya harga diri Anda.
- Seorang pencari perhatian akan mengunggah status yang berbunyi, “Selalu senang menghabiskan waktu dengan teman-teman terkeren di dunia!!". Alih-alih demikian, Anda bisa sekadar mengunggah foto kebersamaan Anda dan para sahabat yang dibubuhi keterangan, “Menyenangkan rasanya memiliki teman-teman yang hebat."
- Jika Anda benar-benar membutuhkan dukungan, jangan menulis, “Benar-benar hari terburuk dalam sejarah kehidupan umat manusia! Kalau bisa, aku mau masuk ke lubang sekarang juga dan mati di sana." Alih-alih, cobalah menulis, “Aku baru saja melewati hari yang benar-benar buruk. Adakah seseorang di luar sana yang bisa aku ajak mengobrol? Sepertinya saat ini aku butuh teman." Ingat, meminta dukungan melalui media sosial tidaklah tabu untuk dilakukan; lagi pula, percakapan yang terjadi setelahnya juga akan berlangsung secara privat.
-
Berfokuslah kepada orang lain. Perilaku gemar mencari perhatian berpotensi muncul jika Anda terlalu berfokus kepada diri sendiri. Untuk mengubahnya, cobalah untuk lebih berfokus kepada orang-orang di sekitar Anda. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan adalah meluangkan lebih banyak waktu bersama orang-orang terdekat, menjadi sukarelawan atau pekerja sosial, atau menyisihkan waktu untuk memperdalam pengetahuan Anda mengenai orang lain. [3] X Teliti sumber
- Apakah ada orang-orang di lingkungan tempat tinggal Anda yang membutuhkan bantuan? Setelah mengetahuinya, Anda bisa melakukan kerja sosial yang relevan, misalnya menjadi sukarelawan di dapur umum atau panti jompo terdekat. Anda juga bisa bekerja sosial di perpustakaan dengan cara membacakan dongeng untuk anak-anak atau membantu pelajar yang sedang kesulitan mengerjakan tugas sekolah.
- Luangkan waktu untuk bercengkerama dengan orang-orang terdekat, dan tanyakan hal-hal yang sedang terjadi di dalam hidup mereka. Cobalah mengingat seberapa besar kepedulian Anda kepada mereka dan bersedialah mendengarkan seluruh cerita mereka baik-baik.
- Cari cara yang menyenangkan untuk lebih berfokus pada kehidupan orang lain. Misalnya, Anda bisa mengumpulkan payung untuk dibagikan kepada orang-orang yang tidak membawa payung di musim hujan, atau merencanakan kegiatan membersihkan kompleks di akhir pekan.
Iklan
-
Maafkan diri Anda. Sejatinya, meratapi kesalahan akan menimbulkan perasaan yang negatif dalam diri siapa pun; anehnya, banyak orang tetap melakukannya (meski hanya di dalam benaknya). Anda pun demikian? Mulai sekarang, cobalah berusaha memaafkan diri Anda, apa pun kesalahan Anda di masa lalu; setelah itu, amati apa yang sekiranya bisa Anda pelajari dari kesalahan tersebut. [4] X Teliti sumber
- Ingat, meski masa lalu tidak bisa diubah, Anda tetap bisa menarik pelajaran yang berharga darinya. Dorong diri Anda untuk bersyukur karena bisa mempelajari sesuatu yang baru dan memanfaatkannya untuk mengubah masa depan Anda ke arah yang lebih baik.
- Jika di masa lalu Anda pernah melakukan hal-hal spesifik hanya untuk menarik perhatian orang lain, berusahalah memaafkannya. Dengan mengenali perilaku buruk Anda di masa lalu, niscaya masa depan Anda akan lebih mudah digiring ke arah yang lebih baik.
- Komunikasikan hal-hal positif kepada diri Anda. Cobalah menganalogikan diri sebagai seorang sahabat yang sedang berusaha menenangkan teman terdekatnya. Misalnya, cobalah berkata, “Aku tahu sikapku salah waktu itu, tetapi aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengubahnya saat ini. Toh, setiap orang pernah melakukan kesalahan; yang terpenting, aku akan berusaha mengubah diri ke arah yang lebih baik di masa depan."
-
Lakukan latihan rutin untuk membangun autentikasi diri Anda. Pertajam autentikasi diri dengan melakukan berbagai latihan rutin yang mampu Anda nikmati (seperti melakukan afirmasi personal setiap harinya). [5] X Teliti sumber
- Berlatihlah untuk “menjadi diri Anda sendiri” dan bersikaplah sejujur mungkin tanpa mengkhawatirkan pendapat orang lain. Untuk mewujudkannya, cobalah melakukan satu hal yang terasa jujur dan tulus setiap harinya; misalnya, Anda bisa mengucapkan kalimat jujur yang belum pernah diucapkan sebelumnya seperti, “Sejujurnya, aku nggak terlalu suka pergi ke kafe." Selain itu, Anda juga bisa mencoba melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya, seperti mengenakan pakaian yang terasa nyaman meski tidak terlihat menarik di mata orang lain.
- Lakukan afirmasi personal untuk membantu Anda menerima diri apa adanya. Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku adalah sosok yang bernilai dan menyenangkan,” atau, “Aku menerima dan mencintai setiap aspek dalam hidupku meski aku tetap harus bertumbuh dan berubah seiring berjalannya waktu.”
-
Latih kesadaran diri Anda. Memiliki kesadaran diri mendorong Anda untuk selalu berfokus pada saat ini, di mana pun Anda berada. Umumnya, proses membangun kesadaran diri dapat dilatih lewat berbagai teknik meditasi; namun sejatinya, ada pula cara lain yang bisa Anda lakukan. [6] X Teliti sumber
- Cobalah mencari buku dan/atau situs internet yang berisi berbagai teknik meditasi. Jika ingin, Anda juga bisa mengunjungi pusat latihan meditasi untuk mencari tahu panduan awal melakukan meditasi bagi pemula.
- Jika proses meditasi terasa kurang cocok untuk Anda, cobalah melatih kesadaran diri dengan mengenali setiap sensasi fisik yang Anda rasakan. Jika proses tersebut mulai terganggu oleh munculnya rasa bersalah, rasa malu, atau ingatan yang tidak menyenangkan, cobalah mengembalikan fokus Anda pada sensasi melekatnya pakaian di kulit Anda, atau sensasi menapaknya telapak kaki Anda di tanah.
-
Berkomitmenlah untuk melakukan perubahan. Percayalah, perubahan tidak akan terjadi jika Anda tidak bersedia berkomitmen untuk melakukannya. Jika ingin mengubah atau melenyapkan perilaku gemar mencari perhatian Anda, berkomitmenlah untuk melakukan langkah-langkah relevan yang diperlukan. [7] X Teliti sumber
- Tuliskan segala komitmen tersebut di kalender agar Anda tidak mudah melupakannya.
- Tuliskan tujuan harian atau mingguan seperti, “Aku akan bermeditasi lima menit setiap harinya,” atau “Aku akan menyisihkan waktu 5 jam dalam seminggu untuk melakukan kerja sosial.”
- Sampaikan komitmen tersebut kepada orang lain yang tepercaya; mintalah mereka mengingatkan jika Anda melalaikannya.
-
Luangkan waktu yang berkualitas sendirian. Perilaku gemar mencari perhatian umumnya muncul dalam diri orang yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan orang lain. Oleh karena itu, cobalah menyusun target untuk menghabiskan waktu sendirian setidaknya beberapa hari dalam seminggu.
- Untuk membuat momen kesendirian terasa lebih menyenangkan, habiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai seperti membaca buku atau majalah, berjalan-jalan sore mengelilingi kompleks atau taman kota, dsb.
- Awalnya, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman. Namun, cobalah mendorong diri untuk menembus ketidaknyamanan tersebut seiring berjalannya waktu; niscaya, setelahnya, Anda akan semakin menghargai kesendirian yang Anda miliki.
-
Amati perkembangan Anda. Setelah mencoba melakukan berbagai perubahan yang positif, luangkan waktu untuk merefleksikan dan mengevaluasi perkembangan Anda. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan adalah menulis jurnal, meminta pendapat seseorang yang tepercaya, atau sekadar meluangkan waktu untuk merefleksikan seluruh proses yang sudah dijalani berikut hasilnya.
- Perlakukan diri Anda dengan baik selagi berproses. Ingat, perubahan sebesar itu tidak akan bisa diwujudkan dalam waktu satu malam.
- Puji diri Anda jika berhasil melakukan perubahan yang positif. Berikan penghargaan untuk setiap perubahan positif yang berhasil Anda lakukan; misalnya, cobalah berkata, “Selamat, kamu sudah berusaha sebaik-baiknya dan ternyata usahamu berhasil!"
Iklan
-
Berpeganglah kepada sahabat dan kerabat terdekat. Pilih orang yang Anda tahu akan selalu berkata jujur dan menginginkan yang terbaik untuk Anda, entah itu saudara kandung, tante, sahabat, atau rekan kerja Anda. Ingat, Anda harus bersedia mendengarkan dan memercayai opini mereka, sesulit apa pun itu. [8] X Teliti sumber
- Pilih sosok yang berinteraksi secara rutin dengan Anda. Orang-orang semacam itu pasti lebih pandai mengevaluasi perilaku sehari-hari Anda.
- Pastikan orang tersebut bersedia memberikan opini yang paling jujur, meski opini tersebut berpotensi menyakiti Anda.
- Pastikan orang tersebut selalu tulus dan jujur, meski saat memberikan komentar yang mungkin akan terdengar kritis.
-
Mintalah evaluasi yang jujur dari orang-orang di sekitar Anda. Tegaskan kepada mereka perilaku seperti apa yang membuat Anda khawatir; setelah itu, mintalah mereka mengamati kemunculan perilaku tersebut dalam keseharian Anda. Kemungkinan besar, mereka juga akan tahu jika reaksi emosional Anda terhadap sebuah situasi terasa berlebihan. [9] X Teliti sumber
- Jika kesulitan mengidentifikasi perilaku yang membuat Anda khawatir, cukup sampaikan bahwa Anda tidak ingin bersikap seperti seorang pencari perhatian. Setelah itu, mintalah mereka segera memberi tahu Anda kapan pun perilaku Anda mulai merefleksikan kekhawatiran tersebut.
- Anda juga bisa langsung bertanya apakah mereka pernah melihat Anda melakukan sesuatu yang sepertinya ditujukan untuk mencari perhatian orang lain.
- Tanyakan sesuatu seperti, “Hei, aku sedang berusaha mengurangi perilaku mencari perhatian, nih. Menurutmu, akhir-akhir ini ada nggak perilakuku yang terlihat begitu? Kalau kamu nggak keberatan, tolong terus mengamati perilakuku, ya. Beri tahu saja kalau kebiasaan burukku itu mulai muncul lagi."
-
Bergabunglah dengan kelompok dukungan yang relevan. Perilaku gemar mencari perhatian umumnya berhubungan dengan rasa kecanduan. Jika tidak merasa mengalami kecanduan dalam bentuk apa pun, sepertinya Anda tidak perlu mengikuti kelompok dukungan; sebaliknya, jika Anda merasa memiliki perilaku kompulsif dan/atau mengalami kecanduan terhadap sesuatu, bergabung dengan kelompok dukungan adalah keputusan yang tepat. [10] X Teliti sumber
- Bentuk kecanduan yang sering kali mengiringi perilaku gemar mencari perhatian adalah kecanduan terhadap alkohol, obat-obatan, dan makanan (kesulitan mengontrol porsi makanan).
- Meski demikian, seorang pencari perhatian belum tentu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecanduan.
- Meski sudah mendapatkan bantuan dari sahabat atau kerabat terdekat, tidak ada salahnya tetap mengikuti kelompok dukungan yang relevan.
- Telusuri laman internet untuk menemukan daftar kelompok dukungan yang bisa Anda ikuti. Jika di wilayah Anda tidak ada satu pun kelompok dukungan, cobalah mengikuti kelompok dukungan daring.
-
Ikuti proses terapi. Tidak memiliki sahabat, kerabat, atau kelompok dukungan untuk membantu Anda? Jangan khawatir, Anda selalu bisa berkonsultasi dengan terapis profesional. Selain akan membantu memperbaiki perilaku Anda, terapis profesional juga dapat membantu Anda mencari akar masalah dari perilaku tersebut. [11] X Teliti sumber
- Sejatinya, Anda bisa mengikuti proses terapi individual atau kelompok; pilih opsi yang paling nyaman untuk Anda.
- Telusuri laman internet untuk menemukan terapis profesional yang tersedia di wilayah Anda. Beberapa situs bahkan menyediakan profil setiap terapis untuk memudahkan Anda memilih terapis yang paling sesuai dengan kebutuhan dan/atau masalah Anda.
- Beberapa terapis bersedia menyesuaikan tarifnya dengan kemampuan pasien (misalnya, perhitungan tarif dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan bulanan pasien); selain itu, ada pula terapis yang mengizinkan pasiennya untuk menggunakan asuransi kesehatan.
Iklan
Tips
- Jika tanpa disadari Anda kembali terjebak dalam kebiasaan dan perilaku lama yang negatif, jangan terlampau terpuruk atau memperlakukan diri Anda dengan buruk. Ingat, setiap perubahan membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar. Teruslah berusaha, teruslah berlatih.
- Jika kerap merasa sulit berkomitmen, cobalah meminta bantuan dari sahabat, kerabat, atau bahkan konselor profesional untuk memperbaiki kemampuan berkomitmen Anda.
Iklan
Peringatan
- Beberapa orang sengaja menempatkan dirinya dalam bahaya demi meraih perhatian orang lain. Jika Anda juga memiliki kecenderungan demikian (atau jika menurut orang-orang Anda melakukannya), segeralah mengonsultasikan kondisi tersebut kepada terapis atau ahli kesehatan profesional.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/obesely-speaking/201411/excessive-attention-seeking-and-drama-addiction
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/dainius-runkevicius/facebook-is-just-a-place-_b_5730570.html
- ↑ http://alcoholrehab.com/addiction-recovery/addiction-and-attention-seeking-behavior/
- ↑ http://tinybuddha.com/blog/becoming-more-authentic-accept-yourself-and-stop-seeking-approval/
- ↑ http://tinybuddha.com/blog/becoming-more-authentic-accept-yourself-and-stop-seeking-approval/
- ↑ http://tinybuddha.com/blog/becoming-more-authentic-accept-yourself-and-stop-seeking-approval/
- ↑ http://tinybuddha.com/blog/becoming-more-authentic-accept-yourself-and-stop-seeking-approval/
- ↑ < https://www.psychologytoday.com/blog/obesely-speaking/201411/excessive-attention-seeking-and-drama-addiction
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/obesely-speaking/201411/excessive-attention-seeking-and-drama-addiction
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 24.747 kali.
Iklan