Unduh PDF
Unduh PDF
Seiring meningkatnya ketergantungan kita kepada media sosial dan semakin kita memandang hidup hanya sebatas barang-barang mahal (mis. tas cantik atau mobil mewah) dan penampilan yang harus sempurna, terkadang kita semakin sulit mencintai diri sendiri. Kita merasa minder dengan diri kita sendiri dan apa yang bisa kita tunjukkan. Kita juga kesulitan menyadari bahwa sesungguhnya kita tidaklah berbeda dengan orang lain. Akan tetapi, rasa minder sebenarnya bisa memotivasi kita untuk menjadi sosok yang lebih baik. Tahan dan jangan menghindari rasa minder tersebut. Hadapi dan terima rasa minder tersebut. Dengan cara ini, Anda bisa menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya.
Langkah =
-
Bedakan antara kenyataan dengan imajinasi. Selalu ada dua realita yang berjalan secara paralel di momen-momen tertentu, yaitu realita di luar pikiran dan di dalam pikiran Anda. Terkadang, Anda hanya perlu menahan diri sejenak untuk menyadari bahwa apa pun yang berada di pikiran sebenarnya tidak memiliki kaitan apa pun dengan realita yang sesungguhnya. Sebaliknya, yang membuat Anda merasa “tercengkeram” adalah rasa takut dan kecemasan. Ketika Anda mencemaskan sesuatu, tanyakan apakah yang sedang Anda hadapi adalah realita? Atau apakah realita itu justru merupakan buatan Anda sendiri? [1] X Teliti sumber
- Katakanlah kekasih Anda membalas pesan singkat Anda dengan “OK”, sementara Anda merasa berdebar-debar dan semangat karena membayangkan ulang tahun hubungan atau pernikahan Anda akan menjadi malam yang hebat. Anda mungkin mulai berpikir, “Ya Tuhan! Ia tidak peduli. Ia tak peduli kepadaku. Apa yang harus kulakukan? Apakah ini sudah berakhir? Apakah kami akan putus?” Nah, tunggu sebentar. Apakah “OK” benar-benar menandakan hal-hal tersebut? Tidak. Itu hanyalah imajinasi yang bermain di pikiran Anda. Bisa saja ia sedang sibuk atau merasa tidak bersemangat. Meskipun demikian, tanggapannya tidak lantas berarti bahwa hubungan Anda akan berakhir.
- Orang-orang memiliki kecenderungan untuk berfokus pada hal-hal negatif dan melihat hal-hal terburuk dalam situasi-situasi yang (sebetulnya) aman. Dengan berfokus pada apa yang ada di benak, Anda bisa menghilangkan rasa minder yang muncul. Tentunya Anda membutuhkan imajinasi yang besar agar bisa berhasil.
-
Ketahuilah bahwa rasa minder tidak terlihat. Katakanlah, Anda masuk ke sebuah pesta yang dihadiri oleh orang-orang yang tidak Anda kenal. Kemudian, Anda benar-benar merasa gugup. Anda benar-benar merasa minder dan mulai bertanya mengapa Anda harus repot-repot datang ke pesta tersebut. Rasanya, tatapan setiap orang hanya tertuju pada Anda, membongkar betapa mindernya Anda. Hal tersebut tidak benar . Orang lain memang bisa mengetahui bahwa Anda gugup, tetapi mereka hanya sebatas mengetahui kegugupan yang Anda rasakan. Orang lain tidak bisa mengetahui apa yang Anda rasakan atau pikirkan. Jangan biarkan hal yang tidak terlihat itu mengekang atau menahan Anda untuk menampilkan sosok sejati Anda. [2] X Teliti sumber
- Kebanyakan dari kita terjebak dalam anggapan bahwa orang lain bisa mengetahui apa yang kita rasakan, termasuk rasa minder yang menghinggapi diri, sehingga situasi terasa semakin buruk. Untungnya, hal ini tidak benar. Tidak ada seorang pun yang bisa menghakimi Anda atas rasa minder yang ada karena tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui rasa minder tersebut pada diri Anda.
-
Percayalah bahwa apa yang terlihat tidak selalu mencerminkan yang sebenarnya. Apakah Anda pernah mendengar tentang seorang wanita yang berpura-pura berkeliling dunia, bahkan kepada sahabat terdekat dan keluarganya? Di Facebook, ia mengunggah foto-foto mengenai liburannya yang mengasyikkan, padahal ia sebenarnya hanya duduk di rumah dan berpura-pura berkeliling dunia. [3] X Teliti sumber Dengan kata lain, orang-orang hanya ingin Anda melihat hal-hal yang ingin mereka tampilkan. Di balik hal-hal tersebut, Anda hanya akan melihat hal-hal yang biasa saja dan tidak terlalu membuat Anda iri. Apa yang tampak terkadang tidak mencerminkan yang sebenarnya, dan apa yang terlihat dari seseorang tidak selalu mencerminkan kepribadian atau kenyataan yang sebenarnya. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Anda untuk menyesuaikan standar orang lain.
- Seperti yang dikatakan Steve Furtick, "Rasa minder muncul karena kita membandingkan kehidupan “di balik layar” kita (kehidupan nyata) dengan “panggung” milik orang lain (dalam hal ini, kehidupan “ideal” yang ditunjukkan orang lain)" [4] X Teliti sumber Pada tahap ini, kita akan sedikit berbicara tentang perbandingan kehidupan, tetapi tetap pahami bahwa Anda hanya melihat penampilan luar orang lain, bukan realita di balik penampilan tersebut.
-
Dengarkan dan terima perasaan yang muncul. Salah satu cara untuk melawan rasa minder adalah dengan menolak atau menyangkal kehadiran perasaan tersebut. Terlepas dari kenyataan bahwa metode seperti ini hanya akan menekan rasa minder sampai—pada titik tertentu—Anda akan “meledak”, metode ini juga dapat mengirimkan pesan kepada diri sendiri bahwa apa yang Anda rasakan tidak nyata atau tidak benar. Ketika merasa tidak nyaman dengan apa yang dirasakan, Anda tidak bisa menerima diri sendiri. Ketika tidak bisa menerima diri sendiri, Anda akan merasa minder. Oleh karena itu, terimalah adanya perasaan-perasaan tersebut dan hayatilah. Setelah itu, perasaan-perasaan tersebut dapat menghilang dengan sendirinya.
- Meskipun demikian, tidak berarti Anda menganggap apa yang dirasakan sebagai suatu kebenaran. Sebagai contoh, Anda bisa merasa “gemuk dan tidak menarik”, tetapi jangan sampai Anda memercayainya sebagai kebenaran. Cukup terima adanya perasaan seperti itu, kemudian renungkan mengapa Anda merasa seperti itu. Setelah menemukan jawabannya, ambil tindakan agar perasaan semacam itu tidak muncul lagi.
Iklan
-
Bandingkan dengan diri Anda, bukan dengan orang lain. Sekali lagi, ketika melihat orang lain, Anda hanya melihat penampilan luarnya. Oleh karena itu, jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain. Ketika Anda mulai membandingkan diri dengan orang lain, berhentilah. Cukup berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Ingatkan diri Anda bahwa yang Anda lihat dari orang lain adalah penampilan luarnya saja, dan penampilan tersebut biasanya tidak “bertahan lama”.
- Jika Anda memiliki kekosongan pada perbandingan yang harus diisi, cukup bandingkan dengan diri sendiri. Apa peningkatan atau perbaikan yang sudah Anda lakukan? Keahlian baru apa saja yang sekarang sudah dikuasai? Apakah Anda menjadi sosok yang lebih baik? Apa yang sudah Anda pelajari? Pada akhirnya, dalam kehidupan ini lawan terberat Anda adalah diri sendiri.
-
Catat sifat-sifat baik Anda. Ya, langkah ini bukan candaan. Ambil selembar kertas dan pulpen (atau siapkan ponsel Anda) dan tuliskan sifat-sifat baik yang Anda miliki. Apa yang Anda sukai dari diri sendiri? Jangan berhenti menulis sampai Anda memiliki (setidaknya) lima sifat atau hal baik. Apakah hal tersebut berbentuk bakat? Ciri fisik? Watak atau kepribadian?
- Jika Anda tidak bisa mengetahui atau memikirkan hal-hal baik yang dimiliki (jangan khawatir, Anda tidak sendiri), tanyakan beberapa sahabat dekat atau anggota keluarga mengenai hal-hal baik yang Anda miliki. Selain itu, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa orang lain justru lebih mengenal diri kita daripada kita sendiri. [5] X Teliti sumber
- Ketika Anda merasa terpuruk, buka kembali daftar tersebut atau ingat kembali isinya. Tunjukkan rasa bersyukur dan secara perlahan perasaan minder yang ada akan menghilang. Carilah daftar kalimat-kalimat penguatan diri di internet yang juga bisa digunakan ketika Anda tidak bisa menemukan hal-hal positif pada diri sendiri.
-
Jagalah tubuh, lingkungan, dan waktu Anda. Untuk mencintai diri sendiri, pikiran kita harus melihat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kita benar-benar mencintai diri sendiri. Jika seseorang memperlakukan Anda dengan buruk, Anda tidak akan percaya bahwa ia mencintai Anda. Hal yang sama juga berlaku untuk Anda dan diri sendiri. Ada beberapa hal yang perlu Anda ingat:
- Rawatlah tubuh Anda . Berolahragalah, konsumsi makanan yang sehat, tidur dengan cukup dan, sebisa mungkin, jagalah agar kesehatan Anda tetap sempurna. Ini merupakan syarat minimum yang harus Anda penuhi.
- Jaga lingkungan sekitar Anda . Jika Anda tinggal atau menempati ruangan yang dipenuhi dengan tumpukan sampah, ada kemungkinan Anda tidak akan merasa siap untuk menghadapi dunia. Ditambah lagi, Anda juga perlu menjaga ruang pikiran. Cobalah lakukan meditasi , berlatih yoga , atau lakukan aktivitas lain agar pikiran Anda terbebas dari stres.
- Jaga waktu yang Anda miliki . Dengan kata lain, luangkan waktu untuk bersantai dan melakukan apa yang Anda sukai. Lewat kejadiran dua hal tersebut, Anda bisa mendapatkan kebahagiaan yang dapat membantu melewati penghalang besar untuk mencapai penerimaan diri.
-
Tegaskan batasan-batasan pribadi. Harapannya, Anda bisa memperlakukan diri sendiri dengan baik dan mengetahui cara untuk melakukannya. Akan tetapi, bagaimana dengan orang lain? Tegaskan batasan-batasan pribadi Anda. Ini artinya, kenali apa yang bisa dan tidak bisa Anda toleransi. Kenali juga apa saja yang melanggar atau melewati standar atau batasan “baik” bagi Anda. Mengapa hal ini penting? Karena Anda memiliki hal dan layak untuk diperlakukan dengan cara yang diinginkan. Anda hanya perlu mengetahui bagaimana Anda ingin diperlakukan oleh orang lain. [6] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, perhatikan berapa lama Anda mau menunggu teman yang datang terlambat. Anda bisa membuat aturan bahwa Anda tidak akan menunggu selama lebih dari 30 menit. Jika mereka terlambat, Anda bisa pergi. Lagipula, waktu Anda berharga—Anda sendiri pun berharga. Jika orang lain tidak bisa menghargai waktu Anda, ia juga tidak menghargai Anda. Jika ia menghargai Anda, ia akan datang tepat waktu.
-
Berpura-puralah merasa percaya diri ketika Anda ragu. Dalam bahasa Inggris, terdapat ungkapan “ Fake it till you make it ” (berpura-puralah sampai Anda benar-benar merasakannya). Ungkapan tersebut bukan sebatas saran berima saja. Pada kenyataannya, penelitian membuktikan kebenarannya. Berpura-pura merasa percaya diri dapat meyakinkan orang lain bahwa Anda lebih percaya diri dan kompeten, serta memberikan lebih banyak kesempatan dan hasil yang lebih baik. [7] X Teliti sumber Jika Anda membutuhkan lebih banyak kepercayaan diri, bersandarlah pada keahlian akting Anda. Orang lain tidak akan mengetahuinya.
- Bingung dari mana harus memulai? Perhatikan tubuh Anda dan secara sadar kendurkan otot-otot yang terasa tegang. Ketika kita merasa gugup, secara fisik tubuh akan terasa tegang. Oleh karena itu, pengenduran otot dapat menjadi tanda bagi pikiran dan orang-orang di sekitar bahwa Anda adalah sosok yang santai (dan, mungkin, keren).
Iklan
-
Buatlah catatan “harga diri”. Tuliskan semua pujian yang Anda dapatkan, baik di ponsel atau buku catatan kecil. Pastikan Anda menulis setiap pujian yang didapatkan. Ketika Anda membutuhkan semangat (atau ketika Anda memiliki waktu luang), cobalah lihat kembali catatan tersebut. Setelah itu, Anda akan merasa lebih baik. [8] X Teliti sumber
- Terkadang kita mudah berfokus kepada hal-hal negatif, terutama dengan pola pikir minder yang secara alami dimiliki. Ketika merasa minder, seluruh dunia seolah mencerminkan “aura” positif sehingga pujian-pujian yang Anda dapatkan menghilang begitu saja dari pikiran. Dengan menuliskannya, Anda bisa mengingatnya sambil menghidupkan kembali pujian-pujian tersebut. Pada akhirnya, Anda bisa mencintai diri sendiri.
-
Kelilingi diri dengan orang-orang yang membuat Anda merasa nyaman. Sayangnya, banyak perasaan mengenai diri sendiri dan hal-hal lain sangat ditentukan oleh orang-orang di sekitar kita. Jika kita berada di antara orang-orang yang berpikiran atau bersikap negatif, kita pun akan menjadi sosok yang sama. Jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang berbahagia, ada kemungkinan kita pun akan menjadi sosok yang ceria. [9] X Teliti sumber Oleh karena itu, pastikan Anda dikelilingi oleh orang-orang yang membuat Anda merasa bahagia dan nyaman dengan " diri sendiri ". Jika sudah seperti itu, Anda tidak perlu melakukan hal yang sebaliknya.
- Sejalan dengan hal tersebut, jauhkan diri Anda dari orang lain (yang memberikan “aura” negatif). Ini bukan main-main. Jika ada orang-orang di sekitar yang tidak membuat Anda mencintai diri sendiri, jauhi mereka. Anda lebih baik daripada mereka dan prasangka mereka mengenai Anda. Mengakhiri persahabatan yang “beracun” memang sulit, tetapi hal tersebut terasa layak dan tepat untuk dilakukan ketika Anda merasa lebih baik setelah mengakhirinya.
-
Carilah pekerjaan yang disukai. Pekerjaan memakan banyak waktu dalam hidup. Jika terpaku pada pekerjaan yang dibenci dan merasa terpuruk, Anda mengirimkan pesan kepada diri sendiri bahwa Anda tidak mampu dan tidak layak untuk menjadi sosok yang lebih baik. Jika Anda mengalami situasi seperti itu, cobalah tinggalkan pekerjaan tersebut. Ini perlu dilakukan demi kebahagiaan Anda.
- Terlebih lagi, pekerjaan Anda mungkin mengekang Anda dari minat yang sebenarnya. Bayangkan jika Anda memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa bahagia. Seperti apa rasanya? Mungkin rasanya sangat menyenangkan. Ketika Anda memiliki tujuan, akan lebih mudah bagi Anda untuk merasa aman dan mencintai diri sendiri.
-
Hadapi rintangan dan luka yang ada. Apa Anda ingat bahwa sebelumnya disebutkan bahwa Anda harus “merasakan apa yang Anda rasakan?” Setelah Anda merasakannya, Anda bisa menghadapinya dan menentukan dari mana perasaan tersebut berasal. Aspek apa pada diri Anda atau situasi macam apa yang menahan Anda untuk merasa bahagia dan mencintai diri sendiri? Apakah itu berat badan? Penampilan? Aspek kepribadian? Status dalam hidup? Atau, mungkin, perlakuan seseorang di masa lalu?
- Setelah mengetahui masalahnya, Anda bisa mulai mengambil tindakan. Jika berat badan Anda mengganggu pikiran, jadikan beban pikiran tersebut sebagai motivasi untuk menurunkan berat badan dan membuat diri menjadi lebih cantik. Jika status Anda mengganggu pikiran, buatlah perubahan untuk memiliki lebih banyak pencapaian. Apa pun masalahnya, jadikan masalah sebagai keuntungan bagi Anda . Masalah bisa menjadi dorongan yang dibutuhkan untuk mengembangkan atau memperbaiki diri. Ternyata, perasaan minder bisa juga menjadi “bantuan”.
-
Ubah hal-hal yang tidak bisa diterima. Orang-orang sering mengatakan untuk menerima apa yang tidak bisa diubah, tetapi jika pernyataan tersebut dibalik, Anda justru perlu mengubah apa yang tidak bisa Anda terima. Tidak terima dengan penampilan yang ada? Cobalah buat perubahan pada penampilan Anda. Tidak terima dengan jenjang karier yang ada? Ubahlah bidang karier Anda. Tidak terima dengan perlakuan orang lain pada Anda? Akhiri hubungan Anda dengannya. Sebenarnya, Anda memiliki kekuatan yang besar; Anda hanya perlu menggunakannya.
- Tentu saja hal tersebut akan menjadi “tugas” yang berat. Ya, hal tersebut akan menjadi “tugas” berat bagi Anda. Menurunkan berat badan tidaklah mudah. Mengubah pekerjaan juga sama sulitnya. Meninggalkan pasangan yang menyebalkan memang menyakitkan. Akan tetapi, hal-hal tersebut tetap bisa dilakukan. Pada awalnya Anda mungkin merasa sulit, tetapi seiring berjalannya waktu, Anda akan berada di situasi yang lebih baik: perasaan aman dan adanya rasa cinta kepada diri sendiri.
Iklan
Tips
- Jadilah diri sendiri, apa pun yang terjadi. Ingatlah untuk tetap tersenyum dan berkata “Aku menyayangimu” pada diri sendiri.
- Hanya karena teman-teman Anda memiliki penampilan atau kepribadian yang berbeda, tidak berarti Anda harus berubah untuk menjadi seperti mereka.
- Selalu tunjukkan rasa bangga Anda terhadap diri sendiri.
- Untuk melalui masa-masa terburuk, Anda perlu memikirkan hal terbaik dan membayangkan apa yang dirasakan pada momen terbaik tersebut.
- Tersenyumlah! Dengan tersenyum, Anda akan tampak lebih bersahabat dan mendapatkan harga diri yang lebih baik.
- Jika Anda memiliki hal yang tidak dimiliki orang lain, seperti celah di antara kedua gigi depan, jangan sembunyikan hal tersebut dengan tidak tersenyum. Sebaliknya, berbanggalah dengan hal tersebut. Belajarlah untuk mencintai keunikan pada diri Anda.
- Lakukan hal-hal yang membuat Anda malu. Semakin nyaman Anda ketika melakukannya, Anda akan merasa lebih aman (tidak lagi merasa minder).
- Luangkan waktu untuk mengenal diri sendiri. Ini merupakan langkah yang penting, tetapi sering kali membuat Anda merasa tidak nyaman. Untuk melakukannya, Anda bisa mencoba menyendiri.
- Akrabkan diri dengan keluarga dan teman-teman.
- Berolahragalah dan jaga kesehatan Anda. Dengan cara tersebut, Anda akan merasa lebih baik dan nyaman, baik secara fisik maupun mental.
- Selalu percaya kepada diri sendiri. Jika Anda percaya Anda bisa melakukan sesuatu, Anda bisa melakukannya. Selama percaya, Anda bisa melakukan apa pun yang diinginkan. Tidak masalah jika Anda tidak mencapai cita-cita. Yang terpenting adalah Anda menunjukkan usaha terbaik untuk mencapainya. Bahkan jika mengalami kegagalan, Anda akan merasa bahagia karena sudah memberikan yang terbaik.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.uncommonhelp.me/articles/overcoming-insecurity-in-relationships/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2013/06/08/5-things-to-do-when-you-feel-insecure/
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/ravishly/dutch-woman-fakes-trip-to_b_5807572.html
- ↑ http://tinybuddha.com/blog/5-tips-to-stop-making-comparisons-and-feeling-bad-about-yourself/
- ↑ http://news.wustl.edu/news/Pages/20319.aspx
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/04/15/love-yourself-unconditionally-deepak-chopra_n_5120399.html
- ↑ http://www.bustle.com/articles/11688-fake-it-til-you-make-it-why-faking-confidence-is-actually-a-really-good-strategy-at
- ↑ http://www.psychologytoday.com/blog/sense-and-sensitivity/201401/3-ways-learn-love-yourself
- ↑ http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2008/12/04/AR2008120403537.html
Iklan