Unduh PDF
Unduh PDF
Siapa bilang seseorang harus berhenti melakukan hubungan seksual setelah terinfeksi human papillomavirus atau HPV? Faktanya, HPV adalah virus yang sangat lazim ditularkan melalui hubungan seksual, dan setidaknya pernah satu kali menginfeksi hampir semua orang yang aktif secara seksual. Pada sebagian besar orang, virus tersebut dapat hilang dengan sendirinya, terutama jika pengidapnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Jika Anda baru saja didiagnosis terinfeksi HPV, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menginformasikannya kepada pasangan. Setelah itu, Anda bisa menerapkan berbagai kiat yang tertera di bawah ini untuk tetap berhubungan seksual dengan aman meski sedang terinfeksi HPV.
Langkah
-
Pahami informasi faktual mengenai HPV sebelum berkomunikasi dengan pasangan. Sejatinya, ada banyak miskonsepsi mengenai HPV yang tersebar meluas di tengah masyarakat. Oleh karena itu, cobalah mempelajari berbagai informasi yang faktual agar Anda dapat menjawab pertanyaan dan kekhawatiran pasangan dengan akurat dan percaya diri. Beberapa fakta penting yang harus Anda ketahui adalah: [1] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Semua orang yang aktif secara seksual dapat tertular dan menularkan HPV, meski mereka hanya berhubungan seksual dengan satu orang.
- Umumnya, HPV tidak akan memicu terjadinya gangguan kesehatan dan dapat hilang dengan sendirinya.
- HPV paling sering ditularkan melalui penetrasi ke vagina atau seks anal.
- Gejala HPV juga bisa muncul bertahun-tahun setelah orang yang bersangkutan berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
-
Kumpulkan informasi yang berkualitas untuk pasangan. Secara alamiah, pasangan pasti ingin mengetahui lebih dalam mengenai HPV. Untuk membantunya, cobalah menyediakan berbagai informasi yang akurat dan tepercaya dari dokter. Selain itu, Anda juga bisa mencetak informasi dari situs web yang tepercaya seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat atau Koalisi Nasional Kanker Serviks (NCCC) Amerika Serikat. [2] X Teliti sumber
- Dengan demikian, Anda pun telah mencegah pasangan untuk mencari informasi sendiri dari sumber yang tidak tepercaya.
-
Angkat topik tersebut. Setelah intensitas hubungan Anda berdua semakin dalam, cobalah mengomunikasikan topik ini dengannya. Sampaikan bahwa Anda didiagnosis mengidap HPV, salah satu virus yang lazim ditularkan melalui hubungan seksual. Namun sebelumnya, selalu ingat bahwa kondisi tersebut tidak mencerminkan diri Anda, karakter Anda, atau nilai hidup Anda! Hanya dengan mengingatnya, Anda bisa menjawab seluruh pertanyaan pasangan dengan percaya diri. [3] X Teliti sumber
- Jangan memandang percakapan tersebut sebagai momen untuk mengaku atau meminta maaf.
- Misalnya, cobalah berkata, "Sebelum hubungan kita semakin intim, aku ingin benar-benar jujur sama kamu. Beberapa waktu yang lalu, aku didiagnosis mengidap HPV. HPV adalah infeksi yang umum terjadi, kira-kira sama seperti influenza tetapi ini hanya ditularkan melalui hubungan seksual. Sebagian besar kasus HPV nggak berbahaya, kok ! Aku benar-benar paham kalau kamu ingin memahaminya lebih dalam sebelum kita melakukan apa pun. Mau baca beberapa informasi yang aku punya?"
-
Selalu gunakan kondom (untuk pria atau wanita) sebelum melakukan penetrasi, seks oral, dan seks anal. Penggunaan kondom memang tidak akan selalu melindungi pasangan, tetapi setidaknya mampu meminimalkan risiko penularan infeksi. [4] X Teliti sumber
- Pastikan kondom berkualitas baik (tidak sobek atau cacat) dan belum kedaluwarsa.
- Kedua belah pihak tidak boleh menggunakan kondom untuk pria dan wanita pada saat yang bersamaan.
-
Gunakan dental dam sebelum melakukan seks oral. Meski tidak 100% efektif, menggunakan dental dam (lembaran lateks tipis berbentuk persegi panjang) mampu mengurangi risiko penularan virus melalui seks oral. Oleh karena itu, selalu gunakan dental dam sebelum melakukan seks oral dari mulut ke vagina atau anus. [5] X Teliti sumber
- Gunakan dental dam berbahan lateks atau polyurethane .
- Gunakan pelumas berbahan dasar air atau silikon untuk mencegah dental dam sobek.
-
Gunakan sarung tangan lateks sebelum melakukan seks manual (stimulasi dengan tangan). Lindungi tangan Anda dan pasangan dengan sarung tangan nitrile atau lateks sebelum melakukan hubungan seksual, dan segera buang sarung tangan bekas setelahnya. [6] X Teliti sumber
- Metode ini memang tidak 100% efektif, tetapi setidaknya mampu mengurangi risiko penyebaran infeksi.
-
Jangan melakukan hubungan seksual jika vagina Anda ditumbuhi kutil. Jika jenis HPV yang Anda idap menyebabkan pertumbuhan kutil di area vagina, jangan berhubungan seksual saat kutil sedang tumbuh. Dengan kata lain, tunggu hingga kutil benar-benar hilang atau sudah diangkat oleh dokter. Meski virus HPV dapat menular kapan saja, sejatinya risiko penularannya akan meningkat dengan pesat jika ada kutil yang tumbuh. [7] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
-
Santap makanan yang menyehatkan . Perkaya nutrisi tubuh dengan menyantap buah-buahan dan sayuran segar, protein rendah lemak, serta karbohidrat kompleks untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh Anda. Dengan melakukannya, niscaya tubuh akan memiliki energi lebih besar untuk melawan dan/atau menekan pertumbuhan virus HPV. [8] X Teliti sumber
- Hindari makanan olahan, serta makanan yang tinggi kadar gula; lemak jenuh; dan garam.
-
Berolahragalah secara rutin. Berolahraga juga merupakan salah satu cara yang sangat ampuh untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda berjalan kaki, bersepeda, atau berlari setidaknya 135 menit, 5 hari dalam seminggu. [9] X Teliti sumber
- Opsi lainnya, Anda juga bisa bersepeda atau berlari setidaknya 45 menit setiap hari.
-
Hentikan kebiasaan merokok . Anda seorang perokok? Pahamilah bahwa merokok sejatinya dapat meningkatkan risiko infeksi HPV untuk bertransformasi menjadi penyakit kanker. Oleh karena itu, berhentilah merokok untuk meminimalkan risiko tersebut! Jika perlu, bergabunglah dengan kelompok dukungan atau cobalah mengonsumsi obat-obatan bebas untuk membantu Anda melakukannya. [10] X Sumber Tepercaya American Cancer Society Kunjungi sumber
- Jika membutuhkan bantuan profesional, segeralah menghubungi dokter. Kemungkinan, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti Chantix untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok Anda.
-
Lakukan pemeriksaan pap smear . Jika Anda terinfeksi HPV, segeralah mengunjungi ginekolog untuk memeriksa kenormalan sel-sel leher rahim melalui proses pap smear . Umumnya, abnormalitas akan terlihat pada penderita HPV tipe 16 dan 18 karena kedua tipe HPV tersebut dapat menyebabkan kanker. [11] X Sumber Tepercaya American Cancer Society Kunjungi sumber
-
Periksakan diri setidaknya 1 tahun sekali jika tubuh Anda memiliki sel yang berperilaku abnormal. Kemungkinan besar, dokter akan meminta Anda kembali tahun depan, dan 2 tahun setelahnya, untuk mengecek kondisi sel tersebut. Setidaknya, proses ini perlu dilakukan sampai tubuh Anda benar-benar bebas dari infeksi. [12] X Sumber Tepercaya American Cancer Society Kunjungi sumber
- Oleh karena pertumbuhan kanker serviks sangat lambat, dan oleh karena sel kanker juga bisa sembuh dengan sendirinya, umumnya Anda tidak perlu memeriksakan diri sebelum waktu yang ditentukan. Jangan khawatir, dokter akan selalu tahu jika ada yang salah dengan tubuh Anda.
-
Lakukan vaksinasi HPV. Jika saat ini Anda sudah terinfeksi HPV, selalu ingat bahwa vaksin tidak dapat mengobati infeksi yang Anda idap. Alih-alih, vaksin dapat mencegah Anda terinfeksi HPV dalam bentuk lain. Vaksin HPV disuntikkan 3 kali; proses penyuntikan pertama dan kedua berjarak 2 bulan, sementara proses penyuntikan kedua dan ketiga berjarak 4 bulan. [13] X Teliti sumber
- Anak-anak berusia 9-14 tahun hanya perlu melakukan 2 kali penyuntikan.
- Biaya vaksin pada berbagai rumah sakit di Indonesia sangatlah bervariasi. Namun umumnya, Anda perlu mengeluarkan biaya 600-800 ribu rupiah untuk satu kali penyuntikan. Berkonsultasilah dengan perusahaan asuransi yang menaungi Anda untuk mengetahui apakah biaya vaksinasi juga ditanggung oleh mereka.
Referensi
- ↑ https://www.cdc.gov/std/hpv/stdfact-hpv.htm
- ↑ http://www.nccc-online.org/hpvcervical-cancer/hpv-and-relationships/
- ↑ http://www.nccc-online.org/hpvcervical-cancer/hpv-and-relationships/
- ↑ http://www.nccc-online.org/hpvcervical-cancer/hpv-and-relationships/
- ↑ https://seniorplanet.org/what-is-safe-sex-with-hpv/
- ↑ https://seniorplanet.org/what-is-safe-sex-with-hpv/
- ↑ https://www.cdc.gov/std/hpv/stdfact-hpv-and-men.htm
- ↑ http://www.foundationforwomenscancer.org/questions-from-readers-hpv-transmission/
- ↑ http://www.foundationforwomenscancer.org/questions-from-readers-hpv-transmission/
- ↑ https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/causes-risks-prevention/risk-factors.html
- ↑ https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/infectious-agents/hpv/hpv-and-hpv-testing.html
- ↑ https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/infectious-agents/hpv/hpv-and-hpv-testing.html
- ↑ https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/hpv/should-i-get-hpv-vaccine
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 3.707 kali.