Unduh PDF
Unduh PDF
Perputaran roda hubungan adalah salah satu hal yang sulit dihindari dan patut Anda waspadai. Hari ini mungkin segala sesuatunya terasa hangat dan menyenangkan, namun keesokan harinya sekadar bertegur sapa dengan pasangan pun rasanya berat. Masalah dalam hubungan, kesibukan satu sama lain, dan pola komunikasi yang buruk adalah beberapa faktor yang mampu semakin memperkeruh hubungan Anda dan pasangan. Jangan khawatir, tidak ada kata terlambat untuk mengembalikan romansa hubungan. Langkah awal yang bisa Anda tempuh adalah memperbaiki kemampuan berkomunikasi Anda. Percayalah, pola komunikasi yang baik akan sangat membantu Anda dan pasangan untuk saling terbuka dan lebih mendekatkan diri di kemudian hari.
Langkah
-
Lontarkan pertanyaan. Ini adalah cara terbaik untuk meningkatkan kualitas percakapan Anda dan pasangan. Biasakan diri Anda untuk menanyakan apa yang terjadi di tempat kerja pasangan, apa yang sedang dia rasakan, dan mintalah pasangan menceritakan hal-hal sederhana yang mampir ke kesehariannya. Tentu saja, Anda perlu mendorongnya untuk melakukan hal serupa. Lontarkan pula pertanyaan-pertanyaan untuk mengklarifikasi pernyataannya atau untuk menggali informasi lebih jauh darinya. Secara tidak langsung, ini akan mendorongnya untuk bersikap lebih terbuka kepada Anda di kemudian hari. [1] X Teliti sumber
- Ajukan pertanyaan yang dapat membuatnya bercerita lebih banyak. Mulailah dengan topik-topik umum; seiring berjalannya waktu, singgung topik-topik yang lebih spesifik dan dorong pasangan untuk lebih terbuka kepada Anda.
- Mulailah dengan menanyakan kabarnya hari itu. Jika komunikasi sudah terasa nyaman, lanjutkan dengan menanyakan kejadian-kejadian menarik atau menyebalkan yang dialaminya di kantor.
- Setelah pasangan mulai menceritakan hal-hal yang spesifik, cobalah menyelipkan ceritanya ke dalam percakapan lain yang pernah kalian lakukan. Misalnya, Anda bisa bertanya, “Itu juga pernah terjadi sebelumnya, kan?” atau “Wah, tak kusangka itu terjadi setelah _____ bilang begitu minggu lalu".
- Tanyakan perasaan pasangan mengenai kejadian yang diceritakannya. Biarkan dia tahu bahwa Anda selalu memedulikan dan mendukungnya.
-
Ulangi kata-kata pasangan. Salah satu masalah krusial dalam komunikasi antarpasangan adalah ketika salah satu pihak merasa tidak didengar atau dimengerti oleh pihak yang lainnya. Oleh karena itu, ulangi kata-kata pasangan (bila perlu, rangkum dalam bahasa Anda sendiri) untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan memproses apa pun yang dikatakannya. Ini juga dapat membantu Anda untuk lebih fokus pada hal-hal yang dibicarakan; setidaknya Anda akan menyadari saat fokus Anda mulai terganggu. [2] X Teliti sumber
- Gunakan nada bicara yang wajar dan bersahabat. Jika pasangan menginterpretasikan sikap Anda sebagai celaan, keadaan bisa menjadi semakin buruk.
- Cobalah untuk tidak terus-terusan mengulangi kata-katanya. Jika dilakukan secara berlebihan, pasangan bisa merasa kesal dan terganggu.
- Rangkum kata-kata pasangan dengan bahasa Anda sendiri. Ini menunjukkan bahwa Anda sudah memproses perkataannya, bukan sekadar mengulanginya kata per kata.
- Anda mungkin bisa menggunakan frasa peralihan sebelum mengulangi kata-katanya. Katakan, “Jadi, kau tadi bilang bahwa…” atau “Kurasa aku mengerti maksudmu. Kau tadi bilang ________. Benar, kan?"
-
Amati sinyal-sinyal nonverbal dari pasangan. Terkadang, bahasa tubuh bersuara sama kerasnya dengan kata-kata. Cara Anda dan pasangan memosisikan diri dalam percakapan dapat menjadi petunjuk yang tidak disengaja, namun mampu merefleksikan alam bawah sadar kedua belah pihak. Tidak perlu terlalu terobsesi untuk membaca bahasa tubuh pasangan. Namun jika Anda merasa pasangan menunjukkan bahasa tubuh yang ganjil, tanyakan padanya apakah dia sedang marah; buat dia tahu bahwa Anda menyadari bahasa tubuhnya. [3] X Teliti sumber
- Jika pasangan melipat tangannya di depan dada, kemungkinan dia sedang bersikap defensif, merasa terasing, atau menutup emosinya dari Anda.
- Jika pasangan menghindari kontak mata dengan Anda, kemungkinan besar dia sedang merasa malu, terganggu, tidak terlalu tertarik dengan apa yang Anda katakan, atau sedang tidak ingin berkomunikasi dengan Anda.
- Jika pasangan memutar tubuhnya menjauhi Anda di tengah-tengah percakapan, kemungkinan besar dia merasa tidak tertarik dengan apa yang Anda katakan, merasa frustrasi, atau menutup emosinya dari Anda.
- Jika pasangan berbicara dengan suara keras bernada agresif, kemungkinan besar emosinya mulai tak terkendali, dan percakapan Anda rawan berujung pada pertengkaran. Ini mungkin terjadi jika pasangan merasa Anda tidak mau mendengarkan atau memahaminya.
- Beberapa bahasa tubuh muncul tanpa disengaja, jadi jangan lantas menuduh pasangan marah diam-diam kepada Anda. Cobalah menanyakan dengan nada yang bersahabat, “Bahasa tubuhmu menunjukkan kau sedang marah. Tapi, kata-katamu mengatakan sebaliknya. Apa ada yang sedang kau pikirkan?”.
Iklan
-
Bersikaplah jujur dan terbuka. Seperti yang pasti sudah Anda ketahui, jujur berarti tidak bicara bohong atau menggiring pasangan pada pemikiran yang salah. Jika Anda memiliki niat yang baik, tentu ini bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Namun sebaliknya, bersikap terbuka kepada pasangan akan membuat Anda “tidak berdaya” pada satu titik. Inilah yang kerap sulit dilakukan oleh banyak orang. Jika selama ini Anda kesulitan (atau enggan) bersikap jujur dan terbuka kepada pasangan, berjuanglah lebih keras demi kelanggengan hubungan bersama pasangan. [4] X Teliti sumber
- Komunikasi yang jujur dan terbuka adalah fondasi utama sebuah hubungan yang langgeng dan kokoh. Jika Anda dan pasangan sulit terbuka satu sama lain, kemungkinan besar kalian akan kesulitan mengatasi berbagai masalah yang muncul di kemudian hari.
- Sampaikan yang sebenar-benarnya kepada pasangan. Jangan menutup-nutupi atau menyembunyikan perasaan Anda. Jika dia mengetahuinya di kemudian hari (entah dari Anda, entah dari orang lain), kemungkinan besar dia akan merasa marah dan kecewa.
- Jika Anda kesulitan bersikap terbuka, sampaikan kepada pasangan. Jelaskan pula mengapa Anda kerap kesulitan mengekspresikan perasaan Anda. Jika dia mengetahui kesulitan Anda, kemungkinan besar dia akan berusaha untuk bersikap lebih suportif. Dia mungkin juga akan membiasakan diri untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan pancingan atau meminta penjelasan lebih lanjut dari Anda di kemudian hari.
-
Berefleksilah sebelum berbicara. Banyak orang terlalu terburu-buru menyampaikan pendapat/pemikirannya sampai-sampai mereka enggan berhenti sejenak dan merefleksikan apa yang baru saja dikatakannya. Inilah yang akan terjadi jika Anda mengomunikasikan pikiran dan merespons perkataan pasangan pada saat yang bersamaan. [5] X Teliti sumber
- Pikirkan baik-baik apa yang ingin Anda katakan sebelum mulai bicara.
- Waspadai perasaan Anda ketika sedang berbicara kepada pasangan.
- Berbicaralah sejelas dan selugas mungkin.
- Jika ingin merespons kata-kata pasangan, tunggu beberapa detik sebelum memberikan respons; pastikan pasangan Anda sudah selesai berbicara. Selain itu, Anda juga memerlukan beberapa detik untuk memproses kata-katanya dan memikirkan cara terbaik untuk menyampaikan respons Anda.
-
Hargai lawan bicara Anda. Tanamkan prinsip “menghargai lawan bicara” kapan pun Anda berkomunikasi dengan pasangan. Menghargai lawan bicara mungkin adalah kesepakatan tak resmi yang wajib dilakukan semua orang, namun pastikan Anda berfokus pada hal-hal yang lebih spesifik: atur kata-kata Anda, nada bicara Anda, tema yang mendasari komunikasi Anda, dan sikap tubuh Anda. Pastikan semua komponen di atas menunjukkan penghargaan Anda kepada pasangan. [6] X Teliti sumber
- Bertanggung jawablah atas segala sesuatu yang Anda lakukan dan katakan selama percakapan berlangsung, sekalipun pertanggungjawaban tersebut dapat memicu terjadinya pertengkaran.
- Anda dan pasangan harus sama-sama mengekspresikan pemikiran dan perasaan masing-masing secara gamblang; namun ingat, sampaikan segala sesuatunya dengan tenang, sopan, dan penuh penghargaan.
- Sahkan perasaan pasangan. Cobalah untuk memahami mengapa pasangan Anda merasa demikian, lalu sebisa mungkin hargai fakta bahwa dia sudah merasa demikian. [7] X Teliti sumber
- Tunjukkan postur tubuh yang sopan dan hormat. Jangan duduk dengan posisi merosot di kursi, jangan menghindari kontak mata, dan jangan sibuk melakukan hal lain ketika pasangan sedang berbicara. Tatap wajahnya dan berikan perhatian Anda sepenuhnya.
- Berikan respons Anda dengan sopan dan hormat. Jangan menginterupsi kata-kata pasangan dan jangan menyalahkan perasaannya.
- Jika terjadi kesalahpahaman di antara kalian, jangan langsung kesal atau marah. Dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, mintalah pasangan mengklarifikasi maksud ucapannya.
-
Berfokuslah pada ujaran “Aku”. Ketika emosi Anda dan pasangan mulai tak terkendali, terutama ketika kalian sedang bertengkar atau ketika Anda merasa tersakiti, lidah Anda akan dengan mudah terpancing untuk memberikan pernyataan deklaratif (seperti “Kau pembohong yang cuma bisa menyakiti perasaanku”. Para psikolog sepakat bahwa menggunakan ujaran “Aku” dapat bekerja jauh lebih efektif untuk menurunkan ketegangan. Ketika memilih ujaran “Aku”, Anda seperti sedang memfokuskan wacana pada apa yang Anda rasakan, bukan pada apa yang pasangan Anda lakukan. [8] X Teliti sumber Ujaran “Aku” yang baik dan benar harus melibatkan beberapa komponen di bawah ini [9] X Teliti sumber :
- Pernyataan emosi ("Aku merasa _____")
- Deskripsi objektif dan tidak melibatkan emosi mengenai perilaku pasangan yang membuat Anda merasakan sesuatu ("Aku merasa _____ ketika kau ______")
- Penjelasan mengenai mengapa sebuah perilaku atau situasi dapat membuat Anda merasakan sesuatu ("Aku merasa ____ ketika kau _____, karena _________")
-
Jangan tergesa-gesa. Jika Anda sudah lama tidak berpacaran, atau jika Anda justru sama sekali belum pernah berpacaran dan belum terbiasa mengekspresikan perasaan kepada lawan jenis, sebaiknya tidak perlu terburu-buru. Tetaplah berusaha menjalin komunikasi dengan pasangan setiap harinya. Namun pada saat yang sama, sampaikan dengan jujur kepada pasangan seberapa nyamannya Anda ketika harus menceritakan pemikiran/perasaan Anda kepadanya, dan kapan kira-kira Anda bisa benar-benar menceritakan segala sesuatunya dengan nyaman dan terbuka kepadanya. [10] X Teliti sumber
- Jangan terburu-buru melakukan percakapan yang dalam, rumit, atau menyulitkan. Biarkan segala sesuatunya berjalan apa adanya sesuai dengan kesiapan Anda.
- Jangan memburu-buru pasangan Anda, jangan pula membiarkannya memburu-buru Anda.
- Lakukan apa yang membuat kedua belah pihak merasa nyaman, dan pahamilah bahwa sekecil apa pun usaha yang kalian lakukan akan tetap berdampak positif pada hubungan kalian.
-
Gunakan pernyataan yang mampu mengungkapkan diri Anda. Pernyataan-pernyataan semacam itu dapat menjadi sangat berguna dalam sebuah hubungan, terutama jika Anda tidak terbiasa menyampaikan perasaan, pemikiran, atau menceritakan kehidupan pribadi Anda kepada orang lain. Dengan cara ini, Anda akan terbiasa untuk perlahan-lahan membuka diri kepada pasangan (dengan asumsi, dia juga akan melakukan hal yang sama kepada Anda). [11] X Teliti sumber Cobalah mulai membangun keterbukaan satu sama lain dengan menyatakan hal-hal berikut ini:
- Aku adalah orang yang _____.
- Salah satu hal yang kuharap orang lain tahu tentangku adalah _______.
- Ketika aku berupaya mengekspresikan perasaanku, _____________.
Iklan
-
Cobalah berbagai cara berkomunikasi. Ada berbagai macam cara berkomunikasi, dan tentu saja tidak ada cara yang lebih baik atau lebih benar. Namun, pasti ada beberapa cara berkomunikasi yang bekerja lebih efektif untuk Anda. Untuk menemukan cara berkomunikasi yang terbaik, Anda perlu terlebih dahulu melakukan berbagai eksperimen. [12] X Teliti sumber
- Cobalah menjadi lebih ekspresif. Biarkan pasangan tahu apa yang sedang Anda rasakan, lalu tanyakan bagaimana perasaannya.
- Beberapa orang lebih suka mengutamakan fakta ketimbang emosi ketika berbicara. Jika Anda lebih suka berkata, “Sepertinya pekerjaanku yang sekarang tidak cukup menghasilkan” daripada "Aku mengkhawatirkan kondisi keuanganku", mungkin Anda adalah salah satunya.
- Jadilah lebih tegas. Cara berkomunikasi semacam ini menuntut Anda untuk menyampaikan perasaan, opini, dan kebutuhan Anda secara gamblang, tanpa melanggar hak pasangan.
- Hindari komunikasi yang pasif. Orang-orang yang berkomunikasi secara pasif biasanya kesulitan mengekspresikan pemikiran, perasaan, atau kebutuhannya; tipe komunikator seperti inilah yang biasanya akan membawa dampak buruk pada hubungan. [13] X Teliti sumber
- Sebisa mungkin, buang jauh-jauh emosi Anda sebelum membicarakan hal-hal penting dengan pasangan. Luangkan beberapa menit untuk menenangkan diri sehingga emosi Anda tidak terlibat langsung di dalam percakapan. Namun pastikan Anda tetap mengakui apa yang Anda dan pasangan rasakan. [14] X Teliti sumber
-
Berfokuslah untuk mengomunikasikan hal-hal yang sederhana. Kebiasaan menceritakan hal-hal sederhana kepada pasangan sangat ampuh untuk menjaga kelanggengan hubungan. Selain itu, kebiasaan tersebut juga akan semakin meningkatkan level komunikasi dalam hubungan Anda. Anda bisa mengajaknya mengingat-ingat hal konyol yang pernah terjadi di masa lampau, menceritakan kegiatan masing-masing di hari tersebut, menanyakan rencana pasangan di akhir pekan, atau sesederhana menceritakan hal-hal yang Anda anggap menarik atau lucu. [15] X Teliti sumber
- Menceritakan hal-hal sederhana yang terjadi dalam kehidupan satu sama lain dapat membantu mendekatkan hubungan Anda dan pasangan. Selain itu, kebiasaan tersebut juga akan membantu kalian untuk saling mengenal secara lebih intim.
- Mintalah pasangan Anda untuk menjelaskan lebih detail mengenai apa pun yang diceritakannya.
- Pastikan Anda memberikan pertanyaan lanjutan setelah pasangan bercerita. Pastikan Anda menunjukkan ketertarikan yang tulus, bukan kecurigaan atau ketidakpercayaan kepada pasangan.
-
Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan pasangan. Banyak pasangan yang terlalu sibuk dengan jadwalnya masing-masing sehingga mengesampingkan komunikasi. Jangan khawatir, tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya; yang terpenting, Anda dan pasangan mau meluangkan waktu untuk berkomunikasi. Sesibuk apa pun Anda, selalu luangkan waktu untuk menjalin komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasangan. Anda toh bisa meluangkan waktu untuk makan, tidur, atau berkendara ke kantor. Lantas mengapa tidak bisa melakukan hal serupa untuk berkomunikasi dengan pasangan? [16] X Teliti sumber
- Jika memiliki jadwal yang pasti sangat penting bagi Anda dan pasangan, maka jadwalkan saja “waktu istirahat dan mendekatkan diri kepada pasangan”. Luangkan setidaknya satu hari dalam seminggu untuk menghabiskan waktu bersama pasangan.
- Minimalkan berbagai gangguan di sekitar Anda yang dapat mengacaukan jalannya komunikasi. Matikan TV atau radio, serta pasang ponsel Anda pada mode hening.
- Mengobrollah dengan pasangan sembari melakukan rutinitas sehari-hari, seperti ketika Anda sedang menyetir atau sedang membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
- Sadari ketika pasangan Anda terlihat gelisah atau seperti sedang ingin mengatakan sesuatu kepada Anda. Tanyakan apakah ada yang salah atau adakah yang ingin dia sampaikan kepada Anda.
- Pastikan setiap percakapan Anda dan pasangan mencerminkan komitmen, kepercayaan, dan intimasi dari satu sama lain. [17] X Sumber Tepercaya EDIS Kunjungi sumber
-
Pertimbangkan untuk mencari bantuan ahli. Anda mungkin kerap merasa sulit berkomunikasi dengan pasangan (entah karena memang tidak terbiasa, atau hubungan kalian sedang kurang baik). Jangan khawatir, ini bukan berarti hubungan Anda gagal; Anda hanya perlu berusaha sedikit lebih keras. Di sinilah peran para ahli dibutuhkan. [18] X Teliti sumber
- Konselor pasangan yang sudah berlisensi dapat membantu Anda dan pasangan untuk lebih komunikatif dan saling membuka diri.
- Kalian mungkin juga perlu berusaha untuk lebih jujur kepada satu sama lain, lebih tertarik kepada kehidupan satu sama lain, dan meluangkan waktu lebih banyak untuk dihabiskan bersama-sama.
- Dewasa ini, informasi mengenai konselor ahli dapat dengan mudah Anda cari di laman internet. Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi secara daring dengan berbagai psikolog ahli di laman Tanya Psikolog .
Iklan
Tips
- Terlepas dari apa pun yang sedang terjadi dalam hidup Anda, berusahalah untuk tetap menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya bersama pasangan.
- Ketika kalian sedang bersama, pastikan komunikasi berjalan dengan lancar. Mulailah dengan membicarakan hal-hal yang sederhana; seiring berjalannya waktu dan meningkatnya rasa nyaman, mulailah menyentuh hal-hal yang lebih besar dan lebih penting.
Iklan
Peringatan
- Jangan berharap pasangan Anda sama nyamannya (atau sama tidak nyamannya) dengan Anda ketika harus menyampaikan segala sesuatunya dengan jujur dan terbuka. Ingat, setiap orang berbeda; pun setiap hubungan. Jadilah pasangan yang lebih pengertian dan mintalah pasangan Anda untuk melakukan hal serupa.
- Jika pasangan Anda terlihat kesal atau terganggu, mungkin tandanya dia sedang membutuhkan jarak. Jangan memaksanya dan hargai batasan-batasan yang dibuatnya.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-couch/201501/6-surprising-ways-communicate-better-your-partner
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2009/04/14/9-steps-to-better-communication-today/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2009/04/14/9-steps-to-better-communication-today/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2009/04/14/9-steps-to-better-communication-today/
- ↑ https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/relationships-and-communication# lp-h-0
- ↑ http://psychcentral.com/lib/good-communication-in-marriage-starts-with-respect/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2014/06/04/5-tips-for-communicating-assertively-without-being-passive-aggressive/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/cui-bono/201211/are-i-statements-better-you-statements
- ↑ http://www.austincc.edu/colangelo/1318/istatements.htm
- ↑ https://www.ccri.edu/advising/health_and_wellness/communication.html
- ↑ https://www.ccri.edu/advising/health_and_wellness/communication.html
- ↑ http://www.dartmouth.edu/~eap/library/comunic1.pdf
- ↑ https://www.uky.edu/hr/sites/www.uky.edu.hr/files/wellness/images/Conf14_FourCommStyles.pdf
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2009/04/14/9-steps-to-better-communication-today/2/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-couch/201501/6-surprising-ways-communicate-better-your-partner
- ↑ http://www.dartmouth.edu/~eap/library/comunic1.pdf
- ↑ https://edis.ifas.ufl.edu/fy1277
- ↑ https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/relationships-and-communication# lp-h-5
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 15.710 kali.
Iklan