Unduh PDF Unduh PDF

Apakah Anda sedang menyukai seorang wanita yang sangat pemalu? Berita baiknya, mendekati wanita pemalu ternyata tidaklah sesulit yang Anda pikirkan! Yang terpenting, pastikan Anda selalu menjadi diri sendiri dan bersedia menghormati perasaan serta batasan-batasan yang dibuatnya. Ingin tahu informasi lebih lengkapnya? Baca terus artikel ini!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mendekatinya

Unduh PDF
  1. Anda mungkin akan langsung berpikir bahwa wanita pemalu adalah sosok yang membosankan atau memiliki harga diri yang rendah. Jangan salah! Banyak wanita pemalu yang sesungguhnya sangat percaya diri dan gemar melakukan hal-hal menyenangkan, lho ! [1] Sebelum menghampirinya dan memperkenalkan diri, ubah perspektif Anda. Perlakukan dia selayaknya Anda memperlakukan orang lain; jangan menjadikannya korban stereotip.
  2. Sosok yang pemalu umumnya tidak suka menjadi pusat perhatian. [2] Oleh karena itu, jangan menghampirinya saat Anda sedang bersama teman-teman Anda; kemungkinan besar dia akan merasa tersudut dan tidak nyaman. Pastikan perkenalan pertama kalian berlangsung empat mata.
  3. Sosok yang pemalu tidak suka menerima perhatian dari banyak orang; pada saat yang bersamaan, biasanya mereka akan mencari pertolongan jika merasa tidak aman. Oleh karena itu, dekati dia di tempat-tempat yang tidak terlalu ramai. Beberapa waktu dan lokasi yang cocok adalah: [3]
    • Sepulang sekolah, saat Anda berdua sedang berjalan menuju halte bus.
    • Sepulang sekolah atau kantor, di kafe terdekat.
  4. Mungkin Anda sudah tahu namanya, namun tidak yakin apakah dia mengetahui nama Anda. Awali dengan berkata, “Hai! Kamu Siska, kan? Aku Ardi, senang berkenalan denganmu!". Jika Anda tidak tahu namanya, cobalah berkata, “Kita berpapasan setiap hari tapi tidak pernah mengobrol, ya. Mumpung sekarang kita sedang senggang, boleh kenalan? Aku Ardi, kamu?”.
  5. Jangan menunjukkan raut muka masam yang membuat Anda terlihat tidak bersahabat. Percayalah, dia akan merespons dengan lebih positif jika Anda mau tersenyum saat berkomunikasi dengannya. [4] Meskipun suasana hati Anda sedang kurang baik, paksakan diri untuk sedikit tersenyum agar dia tetap merasa nyaman dan terlibat dalam percakapan.
  6. Sadarilah bahwa sosok yang pemalu umumnya tidak menganggap sikap malunya sebagai sebuah masalah. Di awal percakapan, kemungkinan besar dia tidak akan berbicara terlalu sering atau dengan suara yang terlalu keras. Hargai pilihannya tersebut; jangan mencemooh kepribadiannya atau memaksanya melakukan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman. [5]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Memulai Percakapan

Unduh PDF
  1. Awali dengan percakapan singkat (misalnya 5-10 menit). Jangan terlalu sering mengajaknya bicara di awal-awal perkenalan kalian; misalnya, bercakap-cakap sekali seminggu adalah pilihan waktu yang ideal. Perlahan, tingkatkan intensitas dan frekuensi komunikasi kalian. Ingat, tidak ada aturan tegas mengenai proses yang paling akurat; yang terpenting, biarkan hubungan Anda berdua berkembang dengan wajar dan tidak dipaksakan. [6]
  2. Percayalah, percakapan dapat berlangsung dengan lebih baik jika Anda mampu bersikap wajar dan tidak canggung. Tarik napas dalam-dalam dan berbicaralah senormal mungkin. Pastikan suara Anda cukup keras agar mampu dia dengar, namun tidak terlalu keras agar dia tetap merasa nyaman. Gunakan pula bahasa tubuh yang relaks dan sedikit bersemangat. [7]
  3. Kemungkinan besar, Andalah yang harus menginisiasi percakapan untuk mencairkan suasana. [8] Cobalah menanyakan hobinya, buku favoritnya, atau olahraga kesukaannya. Namun, sebisa mungkin jangan memilih topik percakapan yang terlalu berpusat kepadanya jika tidak ingin membuatnya tertekan. Misalnya, Anda bisa bertanya:
    • “Pin gitar di ranselmu keren, deh. Kamu main gitar, ya?”. Setelahnya, kamu bisa mengajaknya mengobrol mengenai musik atau menceritakan musisi favoritmu.
    • (Setelah melihat sampul buku yang sedang dia baca): “Lho, kamu juga baca buku itu, ya? Duh, sepertinya cuma aku yang nggak pernah membacanya. Bagus nggak, sih?”. Dengan bertanya demikian, Anda menunjukkan bahwa fokus perhatian dalam percakapan tersebut adalah bukunya, bukan dia.
  4. Meski Anda sudah berusaha mencairkan suasana, kemungkinan besar dia akan kembali diam setelah melontarkan respons seadanya. Jangan memanfaatkan situasi tersebut untuk mendominasi percakapan; alih-alih, ciptakan jeda agar dia dapat memberikan komentar atau sekadar persetujuan singkat seperti “Oh iya” atau “Oke”. Seiring berjalannya waktu, dia pasti dapat berkontribusi lebih banyak di dalam percakapan. [9]
    KIAT PAKAR

    Moshe Ratson, MFT, PCC

    Terapis Perkawinan dan Keluarga
    Moshe Ratson adalah Direktur Eksekutif spiral2grow Marriage & Family Therapy, sebuah klinik pelatihan dan terapi di New York City. Dia meraih gelar MS dalam Terapi Perkawinan dan Keluarga dari Iona College dan telah menggeluti dunia terapi lebih dari 10 tahun.
    Moshe Ratson, MFT, PCC
    Terapis Perkawinan dan Keluarga

    Jadilah pendengar yang baik. Apabila Anda memperhatikan, terlibat dalam percakapan, dan mendorong lawan bicara untuk berbagi cerita, Anda akan membangun kepercayaan yang diperlukan mereka untuk membuka diri. Tatap matanya, duduk berhadapan secara langsung, dan mengangguklah sesekali. Tanyakan sesuatu untuk melanjutkan ceritanya atau ulangi inti cerita mereka untuk menegaskan bahwa Anda mendengarkan.

  5. Pilih topik yang nyaman untuk Anda bicarakan. Setelahnya, kemungkinan besar dia akan memberikan respons berupa pernyataan atau pertanyaan lanjutan. Bahkan, mungkin saja dia justru akan mulai bercerita mengenai dirinya sendiri. [10]
  6. Misalnya, ceritakan hal-hal terkait kelas yang kalian ikuti bersama. Jika Anda berdua bekerja di kantor yang sama, ajak dia mengobrol mengenai pekerjaan. Anda juga bisa membahas menu baru di restoran yang sering kalian datangi. Melakukannya akan memberikannya kesempatan untuk merespons dan berbicara lebih banyak. [11]
  7. Jika Anda berdua sedang membicarakan film yang menarik di Netflix, jangan tiba-tiba membahas keinginan Anda untuk memperbaiki ponsel hanya untuk memecahkan keheningan. Jika Anda tidak tahu harus berkata apa lagi, akhiri saja pembicaraan tersebut. Misalnya, Anda bisa berkata, “Eh, aku sudah harus pergi nih, tapi nanti kita ketemu waktu makan siang, ya!". [12]
  8. Melakukannya akan membantu Anda memahami perasaannya saat berada di dekat Anda. Saat sedang membicarakan hal-hal yang Anda berdua sukai atau tidak sukai, cobalah melakukan kontak mata singkat dengannya. Setelah Anda sudah mengenalnya dengan lebih baik, cobalah meningkatkan frekuensi dan intensitasnya. [13]
    • Jika dia belum mampu membalas tatapan Anda, jangan langsung putus asa. Umumnya, sosok yang pemalu lebih suka melirik Anda daripada terus-menerus melakukan kontak mata dengan Anda di sepanjang percakapan.
  9. Jika Anda sedang tidak ingin menjalin hubungan romantis dengan siapa pun, jelaskan kepadanya sedari awal. Tentunya Anda tidak ingin diingat sebagai pria pemberi harapan palsu yang berengsek, bukan? Jangan pula menunjukkkan bahasa tubuh yang ambigu seperti merangkulnya. [14] Tunjukkan sikap yang bersahabat, namun tegaskan bahwa Anda tidak tertarik secara romantis kepadanya. Dengan cara tersebut, setidaknya dia tidak akan tersakiti meski tahu Anda tidak menyukainya.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mengajaknya Berkencan

Unduh PDF
  1. Selayaknya sosok pemalu lainnya, dia tidak akan mudah memercayai Anda. Seiring berjalannya waktu, Andalah yang harus berusaha meraih kepercayaannya! Untuk itu, pastikan Anda selalu menepati janji dan tidak menceritakan hal-hal buruk tentangnya kepada teman-teman Anda. [15] Anda juga bisa mulai menceritakan hal-hal yang bersifat personal hanya kepadanya. [16]
    • Hubungan Anda berkembang ke arah yang positif jika dia mulai bersedia berbagi informasi yang penting dan personal untuknya. [17]
  2. Alih-alih meminta bantuan teman Anda, sampaikan sendiri perasaan Anda kepadanya. Ingat, pastikan Anda menyampaikannya dengan santai, wajar, dan relaks. Saat memiliki kesempatan, cobalah berkata, “Aku benar-benar suka mengobrol denganmu. Kamu mau melanjutkan hubungan ini ke arah yang lebih serius?”.
    • Jangan bersembunyi di balik ponsel atau layar komputer. Katakan perasaan Anda secara langsung!
    • Pastikan Anda menyatakan perasaan saat sedang berdua dengannya; jangan membuatnya malu dengan mengakui perasaan di hadapan orang lain.
    • Jangan memuji penampilannya di awal percakapan; kemungkinan besar dia akan menganggapnya sebagai bentuk sikap sarkastis.
  3. Pastikan Anda sudah mengenalnya dengan baik saat mengajaknya berkencan! [18] Awali ajakan kencan Anda dengan menceritakan film baru yang ingin Anda tonton, acara musik yang berlangsung di akhir pekan, atau restoran baru yang ingin Anda kunjungi. Ajukan pertanyaan seperti:
    • “Kamu tahu restoran makanan Mediterania yang baru buka, nggak? Aku selalu kepingin ke sana tapi nggak pernah sempat. Eh, mau ikut ke sana nggak Jumat malam nanti?”.
    • “Dia komedian yang luar biasa berbakat! Ngomong-ngomong, aku punya tiket ekstra untuk nonton pertunjukannya akhir pekan ini. Kamu mau ikut?”
    KIAT PAKAR

    Moshe Ratson, MFT, PCC

    Terapis Perkawinan dan Keluarga
    Moshe Ratson adalah Direktur Eksekutif spiral2grow Marriage & Family Therapy, sebuah klinik pelatihan dan terapi di New York City. Dia meraih gelar MS dalam Terapi Perkawinan dan Keluarga dari Iona College dan telah menggeluti dunia terapi lebih dari 10 tahun.
    Moshe Ratson, MFT, PCC
    Terapis Perkawinan dan Keluarga

    Carilah kesamaan minat secara informal. Membangun hubungan berdasarkan kesamaan minat akan sangat menarik dan menyenangkan. Terlebih jika dilakukan secara informal, seperti makan siang atau minum kopi di luar. Anda bisa mengurangi tekanan bagi orang pemalu dengan merencanakan aktivitas untuk beberapa kali pertama berkencan.

  4. Awali dengan kontak fisik sederhana, seperti menyentuh tangannya saat dia meminjam pensil Anda; jika responsnya positif, Anda boleh melanjutkannya. Namun, jika responsnya negatif, segera tarik diri Anda. Ingat, memaksa seseorang yang pemalu untuk melakukan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman adalah tindakan yang sangat buruk. [19]
    Iklan

Saran Pakar

  • Perlakukan dia dengan ramah dan hangat. Biarkan dia tahu bahwa Anda adalah pribadi yang ramah, hangat, dan menarik. Bahkan, senyuman pun memiliki kekuatan yang ampuh untuk memecah kesunyian dan membuat siapa saja merasa nyaman. Ini adalah gestur sederhana yang bisa membuka jalan menuju rasa percaya, keramahan, dan rasa nyaman.
  • Tatap matanya. Tataplah orang yang menarik bagi Anda dari waktu ke waktu, tetapi jangan berlebihan. Tersenyumlah saat mata kalian saling bertatapan. Pertimbangkan kondisi emosionalnya dan berusahalah untuk membuatnya merasa nyaman semaksimal mungkin.
  • Mulailah mendekat. Perkenalkan diri dan dekati orang yang pemalu dengan tersenyum dan menyapanya. Perkenalkan diri dan bukalah percakapan ringan dan santai.
  • Ajukan pertanyaan terbuka. Pertanyaan adalah salah satu cara yang bagus untuk membuka sekaligus menggulirkan percakapan. Hindari pertanyaan "ya" dan "tidak" yang akan membuat percakapan Anda terhenti dengan janggal setelah lawan bicara memberikan jawaban singkat. Namun, bijaksanalah saat melontarkan pertanyaan. Misalnya, alih-alih bertanya, "Apa kamu suka olahraga ini?", Anda bisa bertanya, "Olahraga apa yang kamu suka tonton?"
  • Bersabarlah. Selama percakapan, berikan waktu bagi orang yang pemalu untuk memberikan respons. Nikmati keheningan, jeda penuh makna yang mungkin menandakan pertimbangan dan kesopanan. Terkadang, orang yang pemalu butuh waktu untuk membuka diri dan lebih dekat secara personal. Jangan memburu prosesnya.
  • Perhatikan minatnya. Setelah Anda mengetahui beberapa hal yang dia sukai, arahkan percakapan ke hal tersebut sehingga memberinya ruang untuk lebih membuka diri.
  • Akhiri percakapan dengan sopan dan positif. Berusahalah untuk meninggalkan percakapan dengan perasaan senang, terutama di pertemuan pertama. Anda boleh saja menyatakan sangat menikmati pertemuan tersebut dengan sopan, serta bahwa Anda tertarik untuk bertemu dengannya lagi.
  • Ajak dia untuk bertemu kembali. Anda tidak perlu menunggunya menghubungi Anda untuk bertemu kembali. Beri tahu dia bahwa Anda memiliki waktu luang dan ingin bertemu kembali. Sekali lagi, jadilah pihak yang proaktif dan tanyakan apakah dia mau bertemu kembali dalam waktu dekat. Sampaikan ketertarikan Anda untuk membangun hubungan dengannya secara langsung.

Peringatan

  • Jika dia menolak ajakan kencan Anda, jangan memaksanya. Hormati batasannya dann biarkan hubungan kalian berkembang secara alamiah. Mungkin dia masih belum siap menjalin hubungan dengan orang lain, atau mungkin dia memang sekadar ingin berteman dengan Anda. Apa pun alasannya, pastikan Anda bersedia menghargai keputusannya!
  • Jika seluruh metode di atas gagal (jika setelah sekian lama dia masih terlihat malu-malu di dekat Anda), cobalah mengikuti kebiasaannya. Jika dia selalu berbicara dengan suara lembut, cobalah berbicara lebih lembut darinya. Jika dia selalu menjaga jarak, lakukan hal yang sama.
  • Pastikan Anda hanya berkomunikasi berdua dengannya. Jika ada teman Anda yang ingin ikut terlibat, jangan izinkan. Beberapa teman Anda mungkin akan menjauh karenanya, namun setidaknya Anda mampu menjalin relasi yang lebih baik dengan wanita yang disukai.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 21.988 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan