PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Siapa bilang berkomunikasi itu mudah? Sejatinya, banyak orang merasa sangat kesulitan ketika harus berinteraksi dengan sekitarnya. Sering kali, tantangan tersulit bagi mereka adalah mengidentifikasi waktu yang tepat untuk berpartisipasi di dalam sebuah percakapan! Oleh karena Anda tidak bisa terus-menerus menghindari acara sosial atau kegiatan berkumpul dengan orang-orang yang dikenal, tentunya Anda perlu belajar mengasah kepekaan agar lebih mudah mengetahui waktu yang tepat untuk berbaur dan melibatkan diri di dalam sebuah tindak komunikasi. Jika Anda tanpa sengaja mendengarkan percakapan yang menarik dan ingin bergabung di dalamnya, cobalah mengamati dan menganalisis situasi percakapan terlebih dahulu. Setelah itu, bergabunglah pada saat yang tepat dan berusahalah untuk terus menjaga kelangsungan percakapan.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menganalisis Situasi Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Luangkan waktu sebanyak-banyaknya untuk mengamati bahasa tubuh seluruh pihak yang terlibat dan mengevaluasi sifat percakapan tersebut. Jika sifat percakapan tampak tertutup, serius, atau personal, sebaiknya jangan melibatkan diri di dalamnya. [1] Sebaliknya, jika percakapan terasa terbuka dan lebih kasual, kemungkinan besar mereka tidak akan keberatan jika Anda ingin berpartisipasi di dalamnya.
    • Di dalam percakapan yang bersifat terbuka, pihak-pihak yang berkomunikasi tidak akan menyilangkan lengannya, berbicara dengan suara keras, dan duduk tidak terlalu berdekatan satu sama lain.
    • Di dalam percakapan yang bersifat tertutup, pihak-pihak yang berkomunikasi akan menyilangkan lengannya, berbicara dengan suara rendah, dan saling mendekatkan diri agar hal-hal yang mereka bicarakan tidak didengar oleh orang lain.
  2. Selagi mencoba bergerak lebih dekat ke dalam percakapan tersebut, cobalah memosisikan diri di dekat mereka untuk mendengarkan topik yang sedang dibahas secara natural. Miliki alasan yang natural untuk bergerak ke arah mereka agar Anda tidak disalahpahami sebagai orang asing yang ingin mencuri dengar pembicaraan mereka. Misalnya, Anda bisa mencoba:
    • Mengisi ulang air minum
    • Mengambil makanan
    • Mengantre
    • Mengamati film atau buku di rak, serta poster di dinding.
  3. Sebelum menceburkan diri di dalam sebuah percakapan, dengarkan terlebih dahulu apa yang sedang mereka perbincangkan. Pahami topik dan subjek yang diangkat untuk menyiapkan diri Anda agar dapat memberikan pendapat atau mengajukan pertanyaan yang relevan. [2]
    • Apakah situasi percakapan terasa serius atau kasual? Apakah topik yang diperbincangkan terdengar personal?
    • Apakah mereka sedang bercanda atau membahas ketertarikan internal? Atau apakah topik yang diangkat memiliki hubungan sebab dan akibat?
    • Seberapa besar ketertarikan Anda terhadap percakapan tersebut?
  4. Hati-hati, seseorang yang rendah diri ampuh membunuh kemenarikan percakapan dalam sekejap! Dengan kata lain, tingkat kenyamanan dan kepercayaan diri yang maksimal sangat dibutuhkan untuk melibatkan diri di dalam sebuah percakapan. [3] Jika Anda masih merasa gugup, terintimidasi, atau malu, cobalah menarik napas dalam-dalam. [4] Pahami perasaan Anda baik-baik untuk mengukur kesiapan Anda dalam menyambut kesempatan yang terbentang di depan mata.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Berpartisipasi dalam Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Jika seseorang yang Anda kenal ada di antara pihak-pihak yang sedang berkomunikasi, cobalah memanfaatkan situasi tersebut. Lagi pula, Anda pasti akan merasa lebih nyaman dan mudah untuk melibatkan diri di dalam percakapan dengan orang yang sudah dikenal, bukan? Misalnya, cukup sentuh bahu salah seorang di antara mereka untuk kemudian menyapa mereka dan menunjukkan eksistensi Anda. Jika tindakan tersebut menyela pembicaraan mereka, segeralah meminta maaf dan memperkenalkan diri Anda.
    • “Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu, tapi kebetulan John adalah teman sekantorku jadi aku merasa perlu memperkenalkan diri. Oh iya, aku Jane. Senang berkenalan dengan kalian semua.”
  2. Jika Anda tidak mengenal siapa pun tetapi ingin melibatkan diri di dalam percakapan, jangan ragu mengenalkan diri! Taktik ini tentu saja membutuhkan keberanian yang besar, tetapi percayalah, orang-orang di sekitar Anda akan mengagumi keberanian tersebut. Pastikan Anda hanya memperkenalkan diri di awal sebuah topik yang baru atau ketika ada jeda yang cukup lama agar tidak berisiko menyela kata-kata siapa pun. [5]
    • “Halo, aku Jane.”
    • ”Halo! Apa kabar?”
    • “Keberatan kalau aku bergabung?” atau “Keberatan kalau aku duduk di sini?”
  3. Setelah memosisikan diri secara natural di dekat pihak-pihak yang sedang berkomunikasi dan memahami topiknya, cobalah memasuki percakapan dengan cara yang terkesan alami. Pertama-tama, pastikan Anda memang tertarik dengan topik yang sedang diperbincangkan, lalu mencoba melibatkan diri secara natural, misalnya:
    • “Maaf, aku nggak sengaja mendengar percakapan kalian...”
    • “Sori mengganggu, apa kalian sedang membicarakan...”
    • "Maaf, aku sedang melihat-lihat koleksi film dan nggak sengaja mendengar kamu berkata..."
  4. Setelah memperkenalkan diri, jaga kelangsungan percakapan dengan mengajukan pertanyaan atau mengangkat topik baru. Pastikan pertanyaan atau topik yang Anda angkat masih relevan dengan alur percakapan, dan jangan pernah menyela atau mengubah topik secara tiba-tiba. Pertimbangkan untuk mengangkat topik-topik berikut ini: [6]
    • Ajukan pertanyaan terkait situasi percakapan: “Kalian kenal pengantinnya dari mana?”
    • Ajukan pertanyaan atau berikan pujian terkait lokasi komunikasi: “Wah, tempat ini bagus sekali! Siapa yang memilihnya?”
    • Ajukan pertanyaan atau komentar terkait lawan bicara Anda: “Sepertinya kalian sudah saling mengenal sejak lama, ya?”
    • Ajukan pertanyaan atau komentar terkait subjek menarik di luar topik yang diperbincangkan: “Eh, sudah nonton film aksi yang baru keluar di bioskop? Gimana menurutmu?”
    • Mulailah dengan bercerita: “Tadi pagi aku mengalami hal yang sangat aneh...”
  5. Cara lain untuk melibatkan diri di dalam percakapan adalah dengan menunjukkan keinginan untuk berpartisipasi di sebuah kegiatan. Umumnya, metode ini bisa Anda praktikkan di sebuah pesta atau acara besar serupa. Amati sekitar Anda; jika ada orang-orang yang terlihat sedang bermain kartu, gim, atau biliar, cobalah bergabung dengan mereka. [7] Jika acara tersebut melibatkan musik atau tarian, jangan ragu mengajak seseorang untuk menari bersama Anda! [8] Setelah itu, mulailah membuka percakapan dengan partisipan yang lain.
    • ”Boleh ikut permainan berikutnya, nggak ?”
    • ”Keberatan kalau aku ikut bergabung?”
    • ”Masih ada tempat untuk satu pemain lagi?”
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menjaga Kelangsungan Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Setelah berhasil mengambil bagian di dalamnya, biarkan percakapan berlanjut dan jangan berusaha mendominasinya. Dengan kata lain, kembalilah menjadi pendengar yang baik [9] untuk memahami arah pembicaraan dan menunjukkan penghargaan Anda kepada mereka. Ketika saatnya terasa tepat, awalilah dengan memberikan komentar yang singkat dan menilai reaksi mereka sebelum melanjutkan komentar tersebut.
    • ”Wah, keren!”
    • ”Kamu serius?”
    • ”Benar-benar sulit dipercaya!”
  2. Setelah berhasil berpartisipasi di dalam sebuah percakapan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengamati sejauh mana Anda bisa mengambil bagian di dalamnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membaca bahasa tubuh mereka untuk memahami penerimaan mereka terhadap Anda.
    • Lirikan mata. Cobalah mengamati wajah mereka dan amati tatapan yang saling mereka tukarkan. Jika mereka terlihat melirik satu sama lain dengan ekspresi wajah yang ganjil atau bingung, artinya keberadaan Anda tidak diterima di situ dan sudah saatnya Anda undur diri.
    • Posisi kaki. Amati posisi kaki orang-orang di sekitar Anda. Jika ada orang yang memosisikan kakinya menghadap Anda, artinya dia bersedia membuka dirinya dan ingin mendengar pendapat Anda setelahnya. [10]
    • Perubahan bahasa tubuh. Amati perubahan bahasa tubuh mereka setelah Anda memasuki ruangan. Apakah bahasa tubuh mereka tetap terbuka atau justru semakin terbuka (seperti membuka silangan lengan atau mencondongkan tubuh lebih dekat ke arah Anda), atau apakah mereka terlihat semakin menutup diri (seperti menyilangkan lengan atau menarik tubuh menjauh)?
  3. Lakukan ini sampai Anda berhasil menemukan topik yang bisa dikomentari atau menarik untuk didiskusikan. [11] Jika topik yang menarik tak kunjung muncul secara alamiah, cobalah mengajukan berbagai pertanyaan mendasar untuk “mengenal lawan bicara lebih dekat”. Namun, pastikan Anda tidak tenggelam terlalu lama dalam percakapan basa-basi agar ketertarikan lawan bicara tidak hilang. Beberapa pertanyaan yang bisa digunakan sebagai “jembatan” untuk menuju ke topik yang lebih menarik adalah:
    • Kamu kerja di mana?/Jurusan apa yang kamu ambil di universitas?
    • Kamu tinggal di sekitar sini?
    • Ada rencana liburan ke mana bulan depan?
    • Ada film bagus nggak sih, akhir-akhir ini?
  4. Terapkan metode ini di sepanjang percakapan! Jika orang lain sedang mendiskusikan subjek yang juga Anda kuasai, berikan pendapat dengan cara yang benar. Dengan kata lain, jangan menyela kata-kata orang lain sekadar untuk menyampaikan pendapat Anda. Jika mereka sedang membicarakan topik yang tidak Anda pahami, jangan ragu mengajukan pertanyaan pada saat yang tepat. Pastikan Anda juga selalu menatap mata lawan bicara dan menunjukkan penghargaan terhadap mereka. [12]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.286 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan