PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Apakah Anda kesulitan menghadapi teman yang bersikap seenaknya kepada Anda? Apakah orang tua selalu menyalahkan Anda? Apakah Anda selalu kehabisan uang karena dipinjamkan kepada orang lain? Jika jawabannya “ya”, sebaiknya Anda belajar bersikap asertif kepada orang lain. Meskipun harus dipelajari dengan tekun, memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif membantu Anda menjadi pribadi yang asertif.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Berkomunikasi dengan Baik

PDF download Unduh PDF
  1. Pesan yang berfokus tentang diri sendiri saat berkomunikasi menunjukkan bahwa Anda bertanggung jawab atas perasaan dan pendapat Anda tanpa menyerang atau menyalahkan orang lain. Pernyataan asertif ini disampaikan berdasarkan apa yang Anda alami, alih-alih berfokus pada pengalaman orang lain. Kata “saya” atau “aku” adalah cara menjelaskan “inilah situasi yang aku hadapi” kepada teman bicara. Contoh pernyataan dengan kata saya/aku: [1]
    • ”Aku merasa takut dan sedih saat mendengar kata-kata makian atau sumpah serapah ketika kita berdebat” bukannya “Makian dan sumpah serapahmu membuat aku takut. Jangan berbicara seperti itu lagi.”
    • ”Aku khawatir kemampuanku tidak dimanfaatkan dengan baik di posisiku saat ini” bukannya “Anda menempatkan saya di posisi yang membuat kemampuan saya tidak berkembang.”
  2. Belajarlah mengatakan “tidak” . Menolak tugas atau ajakan teman untuk pergi di malam hari mungkin membuat Anda terkesan kurang suka berteman, tetapi berkata “tidak” sama artinya dengan berkata “ya” pada kegiatan dan tugas yang mendukung kemajuan Anda. Manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Menolak permintaan yang bertentangan dengan kepentingan Anda adalah salah satu cara bersikap asertif. [2]
    • Menolak permintaan atau ajakan seseorang mungkin akan terasa sulit pada awalnya, tetapi dengan membiasakan diri, Anda akan menyadari bahwa kemampuan ini sangat bermanfaat. Cara ini membantu Anda menentukan batasan dan bersikap asertif kepada diri sendiri dan orang lain. Keterampilan ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan diri secara personal dan profesional.
  3. Banyak orang malu bersikap asertif saat bersosialisasi karena bagi mereka, bersikap asertif berarti menilai. Sesuai definisinya, asertif berarti memiliki pendirian, tetapi tetap saling berkompromi, mempertimbangkan keinginan orang lain, dan bersikap menghargai. Menilai bukan seperti ini. [3]
  4. Kendalikan emosi . Orang-orang asertif biasanya memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik sebab mereka mampu mengendalikan emosi. Berusahalah mengendalikan perasaan dengan baik sebab ketidakmampuan mengendalikan emosi akan berakibat buruk dalam berkomunikasi. [4]
    • Contohnya, jika Anda tidak setuju dengan apa yang orang lain katakan, kemarahan bukan cara yang tepat untuk menunjukkan perbedaan pendapat. Reaksi ini bisa merusak hubungan sebab Anda berbicara berdasarkan emosi, alih-alih bersikap objektif.
    • Langkah pertama dalam mengendalikan emosi adalah dengan menyadarinya. Mulailah dengan mengamati perasaan Anda selama beberapa hari. Catatlah kapan dan situasi seperti apa yang memicu emosi negatif. Buatlah jurnal untuk mencatat emosi dan beri nama setiap emosi yang Anda rasakan. [5]
    • Temukan pemicu perasaan Anda. Mulailah dengan bertanya kepada diri sendiri mengapa Anda bereaksi seperti ini? Setelah itu, tentukan apakah emosi tersebut merepresentasikan dengan baik cara yang Anda inginkan dalam bersikap dan berinteraksi dengan orang lain. Jika tidak, berusahalah mengubah pola pikir dengan menghilangkan pikiran negatif atau mengubah pikiran yang tidak bermanfaat.
  5. Pernyataan bersyarat adalah kalimat lanjutan yang menyambung pernyataan awal agar tidak terkesan memaksa. Dalam konteks argumen tertulis, ada baiknya jika penulis memberikan peluang untuk ketidakpastian. Oleh sebab itu, penyataan bersyarat bisa digunakan untuk keperluan ini. Namun dalam konteks memberikan pernyataan asertif, Anda harus menggunakan pernyataan kategoris untuk menyampaikan pendapat, yaitu pernyataan yang Anda yakini sepenuhnya. Pernyataan kategoris adalah pernyataan asertif sebab tidak menunjukkan keraguan. [6] [7]
    • Pernyataan bersyarat, misalnya: “Ini hanya pendapatku, tetapi…” atau “Pendapatku boleh saja diabaikan, tetapi…”.
    • Pernyataan kategoris dan asertif yang lebih kuat, misalnya: “Menurut pendapatku…” (tidak dilanjutkan dengan kata “tetapi” atau kata-kata yang bertujuan melemahkan) atau “Menurutku, cara terbaik yang perlu kita lakukan adalah…”.
  6. Komunikasi nonverbal bisa lebih berdampak daripada kata-kata yang Anda ucapkan. Komunikator yang asertif harus menyadari bahasa tubuhnya agar tidak terkesan mengancam, tidak peduli, dll.
    • Komunikator yang asertif mampu menghargai area personal seseorang dengan menjaga jarak 1-1,5 m dari orang lain. Ia juga mampu menjaga kontak mata langsung yang tidak terkesan menantang, berbicara dengan volume suara yang tepat (tidak terlalu pelan, tidak terlalu keras), dan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu. [8] [9]
    • Biasakan berdiri atau duduk tegak , tetapi rileks (mengarahkan lengan dan kaki kepada orang yang sedang berbicara) dan tidak menunjukkan bahasa tubuh yang negatif untuk menegaskan poin pembicaraan tertentu.
  7. Sikap mengalah belum tentu membawa kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, menjatuhkan orang lain karena kesalahan kecil mungkin membuat Anda dimusuhi. Bersikap asertif berarti mampu bersikap tegas, tetapi fleksibel.
    • Nyatakan pendirian Anda. Sering kali, perbedaan pendapat bisa ditengahi tanpa harus berdebat atau bertengkar. Tentukan pendapat yang sesuai dengan prinsip hidup Anda dan ungkapkan apa yang Anda inginkan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Membangun Harga Diri

PDF download Unduh PDF
  1. [10] Bersikap asertif adalah cara meningkatkan harga diri, tetapi Anda harus mampu menghargai diri sendiri agar bisa bersosialisasi. Sikap asertif dan harga diri bisa tumbuh jika Anda mengetahui apa yang Anda inginkan . Bagaimana Anda ingin diperlakukan? Apa yang ingin Anda rasakan dengan menjadi diri sendiri? Apa yang membuat hidup Anda bergairah? Orang-orang seperti apa yang ingin Anda jadikan teman? Apa yang Anda hargai dari diri sendiri dan orang lain? Anda bisa mengetahui apa yang Anda inginkan dengan menjawab semua pertanyaan di atas.
    • Mulailah dengan menulis nilai keutamaan yang Anda kagumi dari diri sendiri dan orang lain, misalnya: ambisi, pengampunan, cinta kasih, kejujuran, kebaikan, dll. Tentukan peringkat dimulai dari nilai yang Anda anggap paling penting. Urutan yang Anda tentukan akan memandu Anda dalam menjawab beberapa pertanyaan yang lain.
  2. Setelah mengetahui apa yang Anda inginkan, berusahalah mewujudkannya. Tolaklah perlakuan orang lain yang tidak sesuai dengan standar Anda. Ungkapkan apa yang Anda inginkan dengan menyatakan pendirian jika keinginan Anda tidak dipenuhi.
    • Contohnya, jika pasangan Anda berbohong dan hal ini tidak sesuai dengan keinginan Anda untuk menjalin hubungan yang terbuka dan jujur, Anda harus bersikap asertif (misalnya dengan berbicara) kepada pasangan untuk mendiskusikan keinginan Anda. Jika ia tidak menghargai hak Anda, pertimbangkan apakah Anda masih ingin melanjutkan hubungan ini.
    • Jangan berbicara berputar-putar atau mengharapkan orang lain menebak apa keinginan Anda. Katakan langsung dengan cara yang baik untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa standar dan nilai yang penting ini tidak bisa ditawar lagi. Anda bisa mengatakan: “Aku ingin memiliki pasangan yang bisa dipercaya” atau “Aku ingin kamu selalu jujur kepadaku.”
  3. Salah satu aspek penting untuk membangun harga diri adalah menyadari kekuatan Anda. Buatlah dua lis, satu untuk mencatat semua pencapaian Anda dan satu lagi untuk mencatat hal-hal yang Anda kagumi dari diri sendiri. Mintalah bantuan teman dekat atau anggota keluarga jika Anda kesulitan menentukan sifat-sifat yang membentuk Anda menjadi pribadi hebat. [11]
  4. Kendalikan pikiran . Banyak orang yang belum mengetahui bahwa salah satu alat yang sangat canggih dalam mengendalikan emosi dan perilaku seseorang ada di dalam pikirannya. Apa yang Anda katakan kepada diri sendiri setiap hari akan menentukan apakah Anda menyukai atau menolak diri sendiri. Belajarlah mengendalikan apa yang Anda katakan kepada diri sendiri dengan memonitor pernyataan negatif atau destruktif tentang diri sendiri. Ubahlah pikiran negatif menjadi pikiran positif dengan mencari bukti pendukung atau setidaknya untuk menyangkal pikiran negatif. [12]
    • Contohnya, jika Anda mengatakan kepada diri sendiri, “Aku tidak akan dipromosikan sebab tidak ada yang mengetahui performaku.” Apakah Anda bisa meramalkan masa depan (bahwa Anda tidak akan dipromosikan)? Bagaimana Anda bisa mengetahui bahwa tidak ada orang yang mengetahui performa Anda?
    • Dengan bertanya kepada diri sendiri, Anda bisa membuktikan bahwa pikiran tersebut irasional sebab tidak ada orang yang mampu meramalkan masa depan. Menyadari bahwa Anda memiliki pikiran negatif akan menghilangkan kebiasaan mengkritik diri sendiri yang menjatuhkan harga diri Anda.
  5. Hargailah orang lain . Ingatlah bahwa kata “asertif” dan “agresif” sangat berbeda artinya. Di dalam dunia bisnis, agresif sering diartikan sebagai atribut positif. Pemasaran yang agresif atau wiraniaga yang agresif dianggap hebat dalam berbagai aspek. Namun, komunikator yang agresif berarti orang yang suka menyerang, merendahkan, menghina, dan melanggar hak orang lain. [13]
    • Orang yang asertif mampu menghargai pendapat, waktu, dan usaha orang lain. Nyatakan pendirian Anda kepada orang lain dengan bersikap positif. Ketika Anda menghargai orang lain, dengan sendirinya Anda menjadi pribadi yang pantas dihargai. [14]
    Iklan

Tips

  • Ingatlah bahwa sikap asertif merupakan gabungan dari beberapa aspek yang akan terlihat dari cara Anda berbicara, duduk, dan menampilkan diri di depan orang lain. Anda harus berlatih dan menerapkan semua aspek tersebut agar mampu menjadi komunikator yang baik.
Iklan

Peringatan

  • Asertif sering kali disalahartikan sebagai agresif. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kedua sikap tersebut adalah cara berinteraksi yang sangat berbeda. Bersikap asertif berarti bersikap adil dan mampu menyatakan pendirian dengan cara yang baik dan menghargai orang lain.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 27.637 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan