Unduh PDF
Unduh PDF
Sarkasme adalah sebuah “alat” spesial yang dapat diasah dan digunakan untuk hal-hal yang baik atau buruk. Jika kamu bersikap sarkastis pada waktu yang salah atau kepada orang yang salah, kamu justru bisa melukai perasaan orang lain. Akan tetapi, sarkasme juga bisa memunculkan tawa dan senyuman selama kamu menggunakannya dalam lelucon yang baik dan menghindari penggunaannya untuk menghina orang lain. Sarkasme juga memudahkanmu untuk menghadapi orang-orang yang senang merendahkan orang lain.
Langkah
-
Tentukan targetmu dengan tepat. Hindari orang-orang yang bisa melukaimu (baik secara fisik maupun mental) atau pihak-pihak berwenang. Bersikap sarkastis kepada guru atau polisi justru bisa membuatmu berada dalam masalah. Jika kamu ingin menghormati gurumu atau orang dewasa yang lain, gunakan bahasa yang mencerminkan rasa hormat/kesopanan.
-
Cerminkan kebijaksanaan dan empati. Cobalah untuk tidak menceritakan lelucon mengenai hal-hal yang dipermasalahkan oleh orang lain, seperti berat badan. Tentunya sangat tidak berperasan ketika, misalnya, kamu berulang-ulang menceritakan lelucon mengenai seorang teman yang bertubuh gemuk.
-
Sampaikan leluconmu dengan cepat. Jika kamu menunggu terlalu lama, lelucon tersebut akan kehilangan “nilai”-nya dan membuatmu terkesan aneh. Cara yang tepat untuk memikirkan lelucon yang bisa diungkapkan adalah dengan menatap orang yang bersangkutan dan melemparkan senyuman kecil kepadanya, seolah-olah kamu sedang memikirkan sesuatu tentangnya. Jika kamu berhasil memikirkan sebuah lelucon, katakanlah. Jika tidak, tersenyumlah sedikit lebih lebar, kemudian gelengkan kepalamu dan lemparkan pandanganmu ke arah lain. Ekspresi semacam “Sia-sia saja membuat lelucon tentangmu” terkadang dapat menjadi cara terbaik untuk membuat lelucon mengenai orang yang bersangkutan. Jangan menunggu terlalu lama karena hal tersebut membuatmu terkesan aneh.
-
Lemparkan keceriaan. Amati dengan saksama penampilan dan pakaian orang lain. Ketika melihat ke arah seseorang, amati pakaiannya. Siapa sosok terkenal dengan selera/gaya berpakaian aneh yang kamu ingat ketika melihat orang tersebut?
-
Dengarkan ucapan orang lain dengan saksama. Banyak orang yang sering kali melemparkan “umpan” yang bisa kamu manfaatkan. Kamu tidak perlu membuatnya merasa tidak nyaman; cukup tunjukkan kekeliruan yang ada pada pendapat atau ucapannya. Selain itu, sarkasme bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk: [1] X Teliti sumber :
- Pembuktian melalui kontradiksi atau reductio ad absurdum
(paling berguna dalam situasi seperti ini)
- Tunjukkan bahwa komentar yang dilontarkan orang lain terdengar konyol.
- Sebagai contoh:
- “Tidak, kamu TIDAK MEMBUTUHKANNYA. Titik!”
- “Ya, kita TIDAK BUTUH apa pun kecuali, makanan, udara, dan air. Kalau begitu, sekalian saja kita tinggal di gua saja dan berburu hewan besar untuk makan sehari-hari.”
- Pengalaman masa lalu (juga berguna dalam situasi seperti ini)
- Tunjukkan kepada orang lain bahwa ia tidak memiliki kemampuan yang ia ucapkan.
- Sebagai contoh:
- “Aku bisa mengajarimu tentang sarkasme. Aku ‘kan penulis yang hebat!”
- “Ah, tulisanmu ditolak sepuluh kali saja masih bangga!”
- Contoh acak/sembarang:
- "Pasta gigiku di mana ya?”
- "Di Hong Kong! Ya di kamar mandi lah!”
- Pembalikkan fakta
- Katakan hal yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa jawaban atas pertanyaan yang diajukan memang sudah jelas.
- Sebagai contoh:
- “Apa menurutmu gaun ini membuatku tampak gemuk?”
- “Kapan sih kamu pernah kurus?”
- Pembalikkan makna
- Katakan hal yang berlawanan dengan apa yang kamu maksudkan.
- Sebagai contoh:
- “Keren!” atau “Itu bagus!” sebagai pengganti “Tidak!”
- “Setuju deh !” atau “Terserah deh ” sebagai pengganti “Aku masih belum yakin.”
- “Ini penting!” sebagai pengganti “Ini tidak penting.”
- Berlebih-lebihan
- Tenangkan lawan bicara.
- Sebagai contoh:
- "Kurasa Yura tidak menyukaiku."
- "Ya, dia pasti sangat membencimu, ‘kan? "
- Mainkan peran yang ditetapkan oleh lawan bicara melalui komentarnya.
- Sebagai contoh:
- “Bisa diam nggak sih?”
- “Oh, mohon maaf, kanjeng ratu. Mau saya ambilkan tehnya?”
- Alternatif yang jelas
- Sarankan alasan lain yang menyebabkan terjadinya sesuatu.
- Sebagai contoh:
- “Kamu mencuri tugas rumahku untuk disalin, ‘kan?”
- “Tidak! Aku tidak melakukannya!”
- “Hmm... Kalau begitu, tugas rumahku pasti dimakan oleh anjing.” (alternatif yang jelas untuk pernyataan “Kamu mencuri tugas rumahku!”)
- Penyetaraan
- Tanyakan seseorang mengenai cara melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah kamu lakukan.
- Sebagai contoh: “Bisa ajari aku cara mengetik dengan papan tik?”
- Pembuktian melalui kontradiksi atau reductio ad absurdum
(paling berguna dalam situasi seperti ini)
-
Jangan menggunakan bakatmu secara berlebihan. Jika kamu selalu menunjukkan sarkasme, ada kemungkinan orang-orang enggan berbicara denganmu. Ingatlah bahwa semakin banyak teman-teman yang kamu miliki, semakin banyak target yang ada. Pastikan leluconmu tetap terkesan positif agar orang-orang menyukainya (meskipun lelucon yang kamu lontarkan bersifat pribadi).
-
Pastikan targetmu mengetahui bahwa kamu tidak serius mengucapkan kata-katamu, tetapi jangan katakan “Hanya bercanda!” Cobalah untuk berpikir lebih kreatif. Ikuti aturan KST: kamu bisa mengedipkan matamu kepada lawan bicara, menyeringai, atau tertawa. Gunakan bahasa tubuh. Biasanya, kamu juga boleh menceritakan lelucon sembari mendorong “manja” targetmu. Akan tetapi, berhati-hatilah agar targetmu tidak sampai jatuh ke jalan raya dan tertabrak mobil setelah kamu mendorongnya atau (yang lebih parah) terjatuh ke jurang. Setidaknya, jika ia jatuh ke jurang, pastikan ada trampolin di bawah jurang tersebut.Iklan
Tips
- Ingatlah aturan tiga T: tact (kebijaksanaan), timing (pemilihan waktu), dan target.
- Jangan menghina orang lain dalam argumen karena hal tersebut hanya akan membuat argumen tetap berjalan. Gunakan sarkasme hanya untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa hinaannya tidak akan memengaruhimu dan ia hanya membuang-buang waktumu dan waktunya sendiri.
- Tunjukkan kepada orang-orang yang ingin merendahkanmu bahwa mereka tidak bisa menghancurkan harimu. Sarkasme dapat meredakan konflik verbal. Jika seseorang mencoba merendahkanmu atau menggunakan bahasa yang kasar, tunjukkan ekspresi muka yang buruk dan katakan, “ Ckckck... agresifnya” atau “Aduh, apa aku menyinggung perasaanmu?”
- Ketika memilih target, pastikan target tersebut memahami konsep sarkasme. Biasanya, anak-anak tidak dapat menjadi target yang tepat karena mereka cenderung menganggap serius sarkasme. Perlu diingat bahwa kebanyakan anak-anak tidak bisa benar-benar memahami sarkasme hingga usianya mencapai 12 tahun.
- Ketika seseorang bersikap sarkastis kepadamu, cobalah untuk tidak mengumpat atau mengatakan hal-hal kotor di depan anak-anak.
Iklan
Peringatan
- Jangan katakan hal-hal yang membuat orang lain membalas ucapanmu. Mungkin ada seseorang yang lebih tangkas dan lebih sarkastis daripada kamu. Setelah itu, ada kemungkinan ucapanmu tidak akan dianggap serius lagi.
- Jangan bersikap sarkastis kepada orang-orang yang tidak bisa menerima lelucon, orang-orang yang tidak memiliki selera humor, atau orang-orang yang sedang tidak ingin mendengarkan sarkasme. Jika kamu tetap melakukannya, kamu bisa melukai perasaannya atau membuatnya menangis.
- Kenali batasan-batasan dalam sarkasme. Kamu bisa melukai perasaan teman-temanmu jika kamu melemparkan lelucon mengenai masalah-masalah yang sangat sensitif bagi mereka.
- Berhati-hatilah dengan sarkasme dalam komunikasi daring. Bacalah artikel mengenai cara mengenali sarkasme dalam tulisan untuk mengetahui cara agar sarkasme yang kamu lemparkan tampak semakin jelas.
- Jangan memberi kesan bahwa keberadaanmu membuat orang lain tidak bisa bebas mengutarakan atau melakukan sesuatu tanpa dicemooh. Pastikan orang-orang tetap merasa nyaman untuk datang dan mengobrol denganmu.
- Selain itu, pastikan kamu juga menunjukkan penampilan/ekspresi yang tepat.
Iklan
Referensi
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 16.077 kali.
Iklan