PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Memiliki ketenangan berarti mampu bersikap tenang, berwibawa, dan elegan saat bersosialisasi. Agar bisa menjadi pribadi yang tenang, Anda harus meningkatkan kepercayaan diri , menjadi teman bicara yang menyenangkan , dan mampu mengendalikan diri dalam situasi yang sulit.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Meningkatkan Kepercayaan Diri

PDF download Unduh PDF
  1. Anda akan tetap tenang jika memiliki kepercayaan diri sebab keduanya saling memengaruhi. Menerima diri sendiri adalah salah satu cara meningkatkan harga diri sehingga Anda merasa percaya diri dan tetap tenang. [1] [2]
    • Tulislah semua kelebihan Anda dan hal-hal yang ingin Anda perbaiki, termasuk sifat, kepribadian, dan penampilan Anda. Setelah itu, terimalah setiap aspek dari diri Anda dengan berkata, “Aku menerima sifatku yang senang berbicara. Aku menerima sifatku yang cepat marah.”
    • Selain itu, Anda bisa menggunakan afirmasi diri, misalnya dengan mengatakan kepada diri sendiri, “Aku menerima diriku seutuhnya. Aku menerima diriku apa adanya, penampilanku, diriku di masa lalu, sekarang, dan nanti.” [3]
  2. Cara Anda memandang diri sendiri memengaruhi tindakan dan kemampuan Anda untuk menunjukkan ketenangan. [4] Belajarlah memercayai diri sendiri agar Anda mampu menumbuhkan kepercayaan diri. Ini berarti meyakini bahwa Anda adalah pribadi yang positif yang memiliki hal-hal menyenangkan untuk dibagikan. Selain itu, Anda juga perlu melakukan hal-hal yang membuat Anda percaya pada diri sendiri.
    • Gunakan visualisasi untuk menumbuhkan rasa percaya pada sendiri. Pejamkan mata sambil membayangkan Anda sudah menjadi orang yang percaya diri dan tenang. Di mana Anda berada saat itu? Apa yang Anda rasakan? Apa yang Anda pikirkan? Apa yang Anda lakukan? [5]
    • Pikirkan hal-hal positif tentang diri sendiri. Jika Anda merasa cemas atau berpikir negatif, ubahlah situasinya. [6] Ubahlah pikiran Anda dengan mengatakan kepada diri sendiri, “Aku mampu melakukannya. Aku bisa mencapai apa pun yang aku pikirkan. Aku percaya pada diri sendiri.”
    • Lakukan postur berwibawa. Bahasa tubuh yang kita tunjukkan bisa memengaruhi cara kita memandang diri sendiri. [7] [8] Postur berwibawa dilakukan dengan membuat tubuh Anda terlihat lebih besar (menguasai tempat yang lebih luas), alih-alih semakin kecil (menunjukkan rasa kurang percaya diri). Berdirilah sambil merenggangkan kedua telapak kaki dan berkacak pinggang. Carilah contoh postur berwibawa yang lain melalui internet.
  3. Memperhatikan aspek positif yang Anda miliki adalah salah satu cara meningkatkan kepercayaan diri dan ketenangan saat bersosialisasi. Dengan demikian, orang lain lebih mudah menerima Anda. [9]
    • Tulislah semua pencapaian Anda. Apakah makalah Anda mendapatkan nilai A? Apakah Anda perenang yang hebat dan pernah mendapatkan medali?
    • Pikirkan cara menggunakan kekuatan untuk meningkatkan ketenangan.
  4. Apa pun situasi yang Anda hadapi, apa yang Anda pikirkan akan memengaruhi hasilnya, bisa baik atau buruk. [10] Orang-orang yang meyakini akan terjadi sesuatu yang buruk sebenarnya sedang memengaruhi diri sendiri sehingga terjadi akibat yang buruk. Contohnya, jika Anda khawatir akan mengatakan sesuatu yang memalukan atau salah dalam rapat, pikiran tersebut membuat Anda semakin cemas sehingga mengatakan hal yang salah. Kesimpulannya, Anda sendiri yang menciptakan akibat yang ingin Anda hindari.
    • Alih-alih memikirkan apa yang akan terjadi atau skenario terburuk, berfokuslah pada kejadian yang Anda inginkan. Alih-alih berpikir, “Semoga aku tidak salah berbicara,” pikirkan sesuatu yang positif, misalnya, “Aku akan berbicara dengan jelas dan lancar. Aku akan bersikap tenang dan percaya diri. Aku mampu melakukannya.” Pikiran positif tersebut akan mengurangi perasaan negatif dan meningkatkan kemungkinan terjadinya akibat yang positif.
  5. Hubungan yang suportif membuat Anda lebih berdaya dan mampu meningkatkan kepercayaan diri. Cara ini akan menumbuhkan rasa saling terhubung, saling memiliki, dan saling menerima.
    • Jika Anda merasa sedih atau tidak percaya diri, ceritakan hal ini kepada teman atau anggota keluarga. Sering kali, orang lain bisa membantu Anda melihat kebaikan yang Anda miliki, memperbaiki suasana hati, dan membuat pikiran Anda lebih tenang. Mengetahui bahwa orang lain mendukung dan memercayai Anda adalah hal yang sangat bermanfaat dan mampu meningkatkan kepercayaan diri.
    • Bertanyalah kepada diri sendiri apakah selama ini Anda menjalin hubungan dengan orang-orang yang suportif. Interaksi sosial seharusnya membantu Anda menjadi pribadi yang lebih positif dan lebih kuat menghadapi stres. Berusahalah menjaga jarak dengan orang-orang yang meremehkan atau merendahkan Anda sebab hal ini cenderung membuat Anda kurang percaya diri. Bebaskan diri dari hubungan yang merugikan dan mulailah menjalin hubungan dengan orang-orang yang suportif.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menjadi Teman Bicara yang Menyenangkan

PDF download Unduh PDF
  1. Interaksi yang nyaman dengan orang lain menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang percaya diri dan tenang. [11] Percakapan terasa lebih mudah jika Anda menguasai banyak keterampilan dan memahami berbagai topik sebagai subjek pembicaraan.
    • Bacalah buku di perpustakaan, misalnya: buku sejarah, sains, sosiologi, psikologi, atau apa saja yang Anda sukai.
    • Carilah informasi melalui internet dan bacalah situs web yang bereputasi baik untuk mendapat berita terbaru.
    • Bacalah surat kabar dalam jaringan (daring) atau berbentuk lembaran untuk mencari tahu kegiatan yang sedang berlangsung dalam komunitas dan berbagai peristiwa di seluruh dunia. Cara ini membuat Anda lebih mudah membuka percakapan dengan bertanya, “Baru-baru ini ada berita tentang ____ Apa pendapatmu?”
    • Jajaki hobi dan aktivitas baru, misalnya: bermain musik , berdansa , berlatih yoga , memanjat tebing, berselancar, menyelam, melukis , menggambar, atau menyanyi . Dengan demikian, Anda punya banyak aktivitas yang bisa dibicarakan saat bertemu orang baru. Siapa tahu ia juga memiliki minat yang sama.
  2. Jadilah pendengar yang baik . Saat berkumpul dengan teman-teman, berusahalah mendengarkan orang lain berbicara, alih-alih ingin mengarahkan pembicaraan. Orang-orang biasanya senang didengarkan dan mencari teman yang mau mendengarkan mereka berbicara.
    • Rilekskan diri, bernapaslah dalam-dalam, dan berbicaralah seperti Anda sedang mengobrol dengan orang-orang terdekat.
    • Ajukan pertanyaan dan tunjukkan ketertarikan. Fokuskan perhatian hanya pada teman bicara dan pengalamannya, alih-alih memikirkan apa yang ingin Anda katakan. Sadari sepenuhnya kejadian yang sedang berlangsung saat ini.
    • Ajukan pertanyaan yang memancing penjelasan, alih-alih hanya bisa dijawab “ya” atau “tidak”. Cara ini membuat percakapan lebih mengalir dan lebih menyenangkan.
    • Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan secara aktif untuk membangun rasa saling mengerti dan saling percaya. Salah satu cara menunjukkan bahwa Anda mendengarkan teman bicara adalah dengan mengungkapkan apa yang Anda pahami dari informasi yang baru saja ia sampaikan, misalnya dengan mengatakan, “Mendengar ceritamu tadi, sepertinya kamu sedang kesal kepada adikmu. Apa benar begitu?” [12]
    • Berikan umpan balik dan tunjukkan empati , misalnya dengan mengatakan, “Kedengarannya masalahmu berat sekali. Aku bisa mengerti jika kamu merasa terluka dalam situasi seperti ini.”
  3. Berfokuslah pada hal-hal positif . Anda akan terlihat seperti orang yang suka mengeluh dan tidak bisa tenang jika terlalu sering membicarakan hal-hal negatif. Oleh sebab itu, fokuskan pembicaraan hanya untuk membahas subjek yang positif agar orang lain melihat sikap Anda yang elegan dan menawan. [13]
    • Ajukan pertanyaan positif, misalnya dengan meminta teman bicara menceritakan hal-hal baik dan menyenangkan yang baru saja ia alami.
    • Jangan membahas politik dan agama, kecuali Anda berdiskusi dengan orang yang memiliki mentalitas yang sama dan keterbukaan terhadap subjek tersebut.
  4. Bersikaplah asertif saat berkomunikasi. Bersikap asertif berarti menghargai orang lain dan diri sendiri saat mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan bijaksana dan mampu mengendalikan diri. [14] Komunikasi yang asertif akan terasa akrab, terbuka, dan nyaman.
    • Salah satu cara bersikap asertif adalah dengan memahami orang lain dan situasi yang mereka hadapi sambil tetap menghargai diri sendiri saat mengungkapkan kebutuhan dan keinginan Anda, misalnya dengan mengatakan, “Ide yang hebat. Bagaimana kalau kita lakukan bersama-sama?” [15]
    • Tunjukkan sikap asertif melalui bahasa tubuh. Lakukan kontak mata yang tepat (jangan terus menatap, tetapi jangan menghindar, alihkan tatapan dengan sekali-sekali melihat ke tempat lain). Rileks saja, tetapi jangan biarkan tubuh Anda terkesan mengecil (karena membungkuk) atau terlalu besar (karena berdiri sambil berkacak pinggang).
    • Jangan berkomunikasi dengan bersikap agresif, misalnya: menghina orang lain, memarahi, atau berteriak. [16]
    • Mengungkapkan perasaan atau pikiran kepada orang lain, padahal Anda tahu akan menyakiti hatinya juga merupakan bentuk komunikasi agresif. Ada hal-hal yang lebih baik tidak disampaikan, misalnya komentar negatif tentang penampilan atau tindakan seseorang. Ucapan dan tindakan tersebut menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang agresif dan membuat orang lain melihat bahwa Anda sedang kehilangan kesabaran.
    • Di beberapa kota, ada kursus kepribadian yang mengajarkan keterampilan bersosialisasi.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengendalikan Diri

PDF download Unduh PDF
  1. Agar bisa menjadi pribadi yang tenang, Anda harus mampu mengendalikan diri saat menghadapi situasi yang sulit atau menjengkelkan. Alih-alih memberikan tanggapan negatif secara impulsif, misalnya dengan melempar barang-barang atau memaki seseorang, berusahalah tetap tenang dengan menenangkan diri dan menarik napas panjang atau menjauhkan diri dari situasi bermasalah dengan cara yang elegan, misalnya dengan berpamitan untuk ke kamar kecil. [17]
    • Jika Anda bisa menyendiri, lakukan latihan bernapas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Tariklah napas panjang melalui hidung lalu buanglah napas perlahan-lahan melalui mulut. Fokuskan perhatian pada napas dan sensasi yang Anda alami, misalnya merasakan tubuh yang semakin rileks. Akhiri latihan ini jika Anda sudah kembali tenang.
  2. Menyadari apa yang sedang Anda tanggapi adalah salah satu aspek penting agar Anda mampu mengendalikan diri. [18] Ubahlah cara menanggapi situasi tertentu dan tunjukkan sikap tenang dengan mengamati apa yang sedang terjadi.
    • Bertanyalah kepada diri sendiri, “Apa yang sedang aku hadapi? Apa yang aku pikirkan dan rasakan karena situasi ini? Apakah kejadian ini sesuai dengan pola yang selama ini aku alami? Apakah aku merasa kesal karena situasi yang sedang terjadi atau karena hal ini mengingatkan aku pada peristiwa lain yang membuatku terluka?”
    • Lihatlah secara menyeluruh. Lakukan observasi dari jauh seolah-olah Anda sedang melihat pemandangan dari helikopter yang terbang tinggi. [19] Apa gambaran utuh yang Anda lihat? Apakah situasi ini masih sama pentingnya setelah 1 bulan, 6 bulan, atau satu tahun yang akan datang? Mungkin Anda akan menyadari bahwa situasi ini tidak memengaruhi kehidupan Anda dalam jangka panjang.
  3. Pikirkan dahulu cara mengatasi emosi negatif untuk memastikan Anda tetap bisa mengendalikan diri saat menghadapi situasi yang sulit. [20] Tentukan cara mengatasi emosi negatif yang paling tepat untuk Anda.
    • Contohnya, seandainya Anda cepat marah jika seseorang berbeda pendapat dengan Anda saat berdiskusi, lakukan antisipasi dengan menyiapkan cara menghadapi emosi negatif, misalnya dengan bernapas dalam-dalam, berhitung sampai 10, atau mengingatkan diri sendiri bahwa semua orang boleh mengajukan pendapat yang berbeda dan hal ini bukan berarti mereka tidak menyukai Anda atau menganggap Anda bodoh.
    Iklan

Tips

  • Jangan melakukan perubahan yang tidak Anda inginkan.
  • Perhatikan orang-orang yang bersikap tenang agar Anda bisa bersikap yang sama.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 61.111 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan