Unduh PDF Unduh PDF

Apakah selama ini Anda diam-diam menyukai seseorang namun entah bagaimana perasaan tersebut “bocor” ke telinga sang pujaan hati? Adakah yang lebih buruk dari situasi mengerikan tersebut? Jangan terburu-buru panik! Pertama-tama, Anda perlu terlebih dahulu memutuskan langkah selanjutnya: apakah Anda ingin menyampaikan perasaan dengan jujur atau berpura-pura tidak tahu dan tetap memendam perasaan kepadanya? Lantas apa saja langkah selanjutnya? Baca terus artikel ini untuk mengetahuinya!

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mengontrol Diri di Dekatnya

Unduh PDF
  1. Jika orang yang Anda sukai mengetahui perasaan Anda, berusahalah untuk tidak membuat hubungan di antara kalian terasa canggung dan tidak menyenangkan. Cobalah untuk tetap bersikap sewajar mungkin; misalnya, jika Anda mengikuti kelas yang sama dengannya di sekolah, jangan ragu mendiskusikan tugas sekolah atau materi ujian dengannya. Percayalah, bersikap sekasual mungkin akan memudahkan proses interaksi Anda berdua ke depannya.
    • Ingat, dia mungkin tidak sadar bahwa Anda tahu dia sudah mengetahui perasaan Anda. . Dengan bersikap kasual, sesungguhnya Anda telah memberikan waktu tambahan kepada diri Anda sendiri untuk memproses situasinya.
  2. Percayalah, melakukannya adalah langkah terburuk yang bisa Anda lakukan! Cobalah menyibukkan diri dengan kegiatan sehari-hari Anda. Jika ingin, Anda bahkan bisa menghindarinya selama satu atau dua hari untuk menenangkan diri; namun pastikan Anda tidak terlalu lama menghindarinya jika tidak ingin benar-benar melanjutkan hidup tanpanya.
    • Cobalah untuk tidak menganggap situasi tersebut sebagai “masalah”. Jika Anda mengetahui ada seseorang yang menyukai Anda, apakah Anda akan marah? Kemungkinan besar jawabannya adalah ‘tidak’, bukan? Kemungkinan besar dia pun juga memiliki perasaan yang sama.
  3. Menyukai seseorang dapat membuat manusia paling rasional sekalipun dikalahkan oleh api kecemburuan. Cobalah untuk tidak terlalu memusingkan siapa wanita yang dia ajak bicara atau terlihat berhubungan dekat dengannya. Kemungkinan besar, dia tidak bermaksud menarik-ulur atau bahkan menyakiti perasaan Anda, melainkan sekadar bersikap ramah dan bersahabat dengan orang-orang di sekitarnya.
    • Dia mungkin juga tidak sedang membicarakan Anda, jadi jangan bersikap paranoid dan berpikir, “Dia pasti sedang membocorkan perasaanku kepada semua orang!”. Jika dia bukan tipe orang yang kekanak-kanakan, kemungkinan besar ide tersebut bahkan tidak terpikir dalam benaknya.
  4. Bagaimana pun, orang yang Anda sukai tetaplah manusia biasa yang mampu merasakan berbagai lonjakan emosi. Dengan kata lain, hal-hal yang membuat Anda grogi mungkin juga akan membuatnya grogi. Berhubung dia mengetahui perasaan Anda, kemungkinan besar dia juga merasa canggung saat harus berkomunikasi dengan Anda! Percayalah, mengingat kemungkinan tersebut akan memudahkan Anda untuk berkomunikasi dengannya di kemudian hari; bayangkan, seberapa mengerikannya bercakap-cakap dengan seseorang yang ternyata juga sama groginya dengan Anda?
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Mengambil Tindakan

Unduh PDF
  1. Cepat atau lambat, Anda harus memutuskan langkah selanjutnya; apakah Anda ingin terus-menerus memendam perasaan atau menyampaikan perasaan kepada sang pujaan hati? Percayalah, berada dalam situasi yang tidak pasti akan membuat Anda merasa sangat tidak nyaman. Membuat keputusan memang terasa mengerikan, namun setidaknya Anda akan lebih mudah melanjutkan hidup setelahnya, bukan?
    • Idealnya, berkata jujur adalah langkah yang terbaik. Umumnya, seseorang pasti akan merasa lebih lega setelah menyampaikan perasaan sejujur-jujurnya kepada orang yang disukai; apa pun hasilnya, setidaknya Anda sudah mencoba jujur kepada diri sendiri. Dengan melakukannya, Anda juga akan terhindar dari rasa kecewa akibat dihantui oleh pertanyaan, “Kira-kira apa yang terjadi seandainya waktu itu aku jujur?”. Cobalah menjelaskan kepadanya bahwa Anda tidak ingin merusak pertemanan kalian atau merasa canggung setelah pengakuan tersebut. Kemungkinan besar, dia akan menerima pengakuan Anda dengan pikiran terbuka dan bersedia menjaga hubungan senormal mungkin sembari memikirkan langkahnya selanjutnya.
    • Sebaliknya, jika Anda tidak benar-benar ingin menyampaikan perasaan kepadanya (atau merasa itu bukan ide yang bagus), tidak perlu merasa ‘harus’ melakukannya. Misalnya, jika orang yang Anda sukai sudah menyukai orang lain, tidak perlu merasa ‘wajib’ menyampaikan perasaan Anda karena sesungguhnya itu merupakan ide yang buruk.
  2. Jangan membuang-buang waktu untuk mencari “waktu yang paling tepat” karena waktu tersebut tidak akan pernah datang. Jika Anda terus-menerus mengulur waktu, kemungkinan dia justru akan kehilangan ketertarikannya atau berpikir bahwa Anda tidak lagi menyukainya! Cobalah memilih waktu dan tempat yang menurut Anda tepat, dan jangan berubah pikiran setelahnya. Percayalah, hasil yang terbaik akan datang jika Anda bersedia memaksimalkan kesempatan yang ada!
    • Jika orang yang Anda sukai adalah teman sekolah atau rekan kerja Anda, cobalah mengajaknya bertemu di tempat yang lebih privat sepulang sekolah atau bekerja. Tidak perlu memilih tempat yang benar-benar sepi dan terpencil; cukup cari tempat yang cukup tenang dan privat seperti bangku kecil di taman kota.
  3. Menyampaikan perasaan kepada orang yang disukai tidak perlu berlangsung secara dramatis. Jika Anda bersikap berlebihan, kemungkinan besar Anda justru akan membuatnya ketakutan. Jaga situasi agar tetap kasual dan tanpa tekanan di antara Anda berdua; niscaya dia akan lebih mudah membuka diri kepada Anda setelahnya.
    • Anda bahkan tidak perlu terang-terangan mengakui perasaan Anda. Alih-alih, cobalah mengajaknya bepergian berdua dalam konteks yang kasual. Misalnya, Anda bisa mengawali percakapan dengan berkata, “Kelas Bahasa Spanyol barusan menyenangkan sekali, ya! Kamu mau menemaniku pergi ke pameran kesenian Spanyol minggu depan? Setahuku, makanan yang dijual di sana enak-enak.".
  4. Meskipun Anda sudah bersikap sangat kasual, kemungkinannya untuk merasa malu akan tetap ada. Jangan mengkhawatirkannya! Jangan menganggap sikap diam atau canggungnya sebagai tanda bahwa dia tidak menyukai Anda; ada kalanya, sikap diam atau canggung justru merupakan pertanda bahwa dia kesulitan menyampaikan isi pikirannya. Oleh karena itu, berikan waktu sebanyak-banyaknya agar dia mampu mencerna kata-kata Anda dan siap memberikan jawabannya.
    • Jangan membuatnya merasa diburu-buru untuk memberikan jawaban secepatnya. Ingat, dia membutuhkan waktu untuk memproses ajakan Anda. Cobalah berkata, “Pikirkan saja dulu. Kamu nggak harus menjawab sekarang, kok.”.
  5. Hargai kesediaannya untuk mengambil keputusan dan tidak menggantungkan perasaan Anda. Meski dia berkata ‘tidak’, berikan respons yang kasual seperti ‘Oh, oke’, lalu pergilah dari hadapannya. Jangan membanjirinya dengan pertanyaan atau memaksanya berubah pikiran. Sebaliknya, jika dia menerima ajakan kencan Anda, selamat berbahagia!
    • Setelah menerima penolakan, cobalah mengurangi frekuensi pertemuan Anda dengannya setidaknya untuk beberapa hari. Tentu saja Anda tidak perlu benar-benar mengabaikan keberadaannya; cukup jauhkan diri sejenak sampai kesedihan Anda mereda dan emosi Anda kembali terkontrol.
    Iklan

Tips

  • Jika Anda adalah seorang wanita, jangan termakan anggapan umum bahwa wanita tidak boleh mengajak pria berkencan. Di era modern ini, Anda juga boleh berinisiatif terlebih dahulu, lho!
  • Jangan menyinggung wanita lain yang sering berkomunikasi dengannya. Jangan menunjukkan kecemburuan Anda jika tidak ingin dipandang sebagai sosok yang intimidatif.
  • Jangan membuatnya merasa bersalah karena tidak bisa membalas perasaan Anda; tahukah Anda bahwa sebagian perasaan manusia sudah didefinisikan secara genetis? Lagi pula, Anda tidak tahu apakah dia memiliki pengalaman pribadi yang memengaruhi keputusannya tersebut.
  • Kontrol diri Anda dan jangan bersikap agresif kepada orang-orang yang membocorkan perasaan Anda kepadanya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.784 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan