Artikel ini disusun oleh tim penyunting terlatih dan peneliti yang memastikan keakuratan dan kelengkapannya.
Tim Manajemen Konten wikiHow
memantau hasil penyuntingan staf kami secara saksama untuk menjamin artikel yang berkualitas tinggi.
Ada 10 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 2.828 kali.
Adakalanya kita bingung apakah seseorang marah pada kita, terutama jika sikapnya beda dari biasa dan kita tidak tahu kenapa. Nah, jika Anda mengalaminya, jangan diam saja dalam kecemasan. Usahakan mencari tahu ada apa sebenarnya. Apabila Anda tidak tahu cara apa yang terbaik untuk mengatasi masalah ini, jangan khawatir. Kami sudah mengumpulkan beberapa pertanyaan untuk mengajaknya bicara dan mengetahui apa yang terjadi.
Langkah
-
Tanyakan ini dahulu kepada diri sendiri sebelum Anda mengajaknya bicara. Jangan hanya berasumsi dia marah, apalagi kalau baru-baru ini tidak ada konflik antara Anda berdua. Apabila dia hanya tidak membalas pesan teks atau agak menjauh, mungkin ada penjelasan lain yang tidak ada hubungannya dengan Anda. [1] X Teliti sumber
- Misalnya, jika Anda bertemu kenalan saat berbelanja, tetapi dia tidak berhenti untuk mengobrol, mungkin dia sedang terburu-buru atau mengalami masalah tidak mengenakkan hari itu.
Iklan
-
Coba pendekatan halus untuk memberinya kesempatan membuka diri. Salah satu cara pasti untuk membaca pikiran orang lain adalah mengajaknya bicara. Coba hubungi atau kirim pesan menanyakan kabarnya. Kalau ada yang salah, pertanyaan ini memberinya kesempatan untuk memberi tahu. Kalaupun awalnya dia tidak mengatakan banyak hal, Anda bisa lanjut dengan pertanyaan lain. [2] X Teliti sumber
- Anda juga bisa bertanya seperti ini, “Hai, lama enggak kedengaran kabarnya. Kamu baik-baik saja?”
-
Biarkan dia tahu bahwa Anda bisa merasakan auranya beda. Ini menunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaannya, dan Anda tahu ada sesuatu yang salah. Akan tetapi, pertanyaan ini tidak menekannya karena Anda tidak bertanya langsung apakah dia marah pada Anda. Anda hanya bertanya apakah ada sesuatu yang menggganggunya. [3] X Teliti sumber
- Pertanyaan lain yang juga bisa dicoba adalah, “Kurasa ada sesuatu yang mengganggumu, benar? Kamu mau cerita?”
Iklan
-
Coba pertanyaan ini jika Anda merasa emosinya diarahkan pada Anda. Kadang, tanda-tanda orang marah bisa terlihat jelas, dia mungkin menatap Anda dengan pandangan benci, menanggapi dengan jawaban pendek dan judes, atau diam saat di dekat Anda. Jika Anda merasakan energi negatif seperti ini, tanyakan saja ada apa. [4] X Teliti sumber
- Kalau sikapnya tiba-tiba berubah selama pembicaraan, tanyakan, “Apa ada kata-kataku yang menyinggungmu?”
- Ketika Anda bertanya blak-blakan seperti ini, bersiaplah mendapat jawaban blak-blakan juga. Mungkin dia memendam sesuatu yang tidak Anda duga, jadi biarkan dia menumpahkan perasaan.
-
Minta penjelasan jika Anda tidak yakin apa yang membuat dia marah. Jika dia mengatakan bahwa Anda melakukan sesuatu yang menyinggungnya, tetapi Anda masih tidak tahu apa yang persisnya membuat dia marah, jangan takut menggali lebih dalam. Anda harus bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi jika ingin menghindari konflik dengannya di kemudian hari. [5] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- Usahakan bicara dengan tenang dan datar ketika bertanya. Jika Anda terdengar menghakimi atau mengejek, situasi akan bertambah tidak menyenangkan. [6] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- Ketika dia berbicara, dengarkan tanpa membela diri. Jangan menyela untuk menyampaikan pikiran Anda, tetapi sesekali boleh menanggapi dengan “aku paham” atau “ya, wajar”. [7] X Teliti sumber
Iklan
-
Nyatakan ulang apa yang baru dia sampaikan. Pengulangan seperti ini membantu memastikan bahwa Anda berdua sudah sama-sama saling mengerti. Akan tetapi, nyatakan dengan bahasa yang baik, jangan meremehkan opininya, atau perdebatan akan makin memanas. [8] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- Misalnya, katakan “Menurutmu aku tidak peka karena mengabaikan saranmu tentang cat ruang tamu, dan kamu merasa aku tidak menghargai pendapatmu. Betul begitu?”
-
Jelaskan sudut pandang Anda jika itu bisa membantu. Apabila Anda merasa dia akan memahami alasan Anda melakukan atau mengatakan sesuatu, mungkin dia tidak akan marah lagi. Akan tetapi, hati-hati, mungkin Anda akan terkesan tidak peka jika hanya ingin membuktikan bahwa Anda benar. [9] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- Ingat bahwa dalam perdebatan, bagaimana sesuatu diterima orang lain lebih penting daripada niat di baliknya. Kadang minta maaf lebih baik daripada berusaha membela diri. [10] X Teliti sumber
Iklan
-
Kuatkan hati untuk mundur sebentar jika dia butuh waktu. Orang yang sedang marah kadang butuh waktu untuk memproses perasaannya sebelum bisa melupakan atau menyelesaikan masalah. Kalau dia mengatakan belum siap berbicara, beri dia sedikit waktu sebelum menghubunginya lagi. [11] X Teliti sumber
- Ini berbeda-beda untuk tiap orang. Jika Anda tinggal bersamanya, mungkin Anda harus pergi beberapa jam, lalu pulang dan coba bicara lagi. Jika berjauhan, tunggu sampai beberapa minggu. Caranya tergantung situasi, kedekatan hubungan, dan alasan yang membuat dia marah.
-
Tanyakan apakah ada yang bisa membantu. Mungkin dia sudah tahu apa yang semestinya Anda lakukan untuk memperbaiki situasi. Misalnya, dia meminta Anda seperti ini, “Jangan jatuhkan aku lagi di rapat,” atau “Aku lebih suka kalau kamu tidak mengomentari penampilanku.” Jika dia sudah menjawab dengan jelas seperti itu, usahakan untuk memenuhi permintaannya supaya Anda bisa menghindari masalah yang sama di kemudian hari. [12] X Teliti sumber
- Jangan menyetujui sesuatu yang tidak bisa Anda penuhi. Misalnya, jika dia mengatakan, “Aku mau kamu berhenti kerja supaya aku tidak perlu melihatmu lagi,” itu alasan yang tidak masuk akal dan Anda sangat boleh mengatakan tidak.
Iklan
-
Minta maaf jika Anda ingin memperbaiki hubungan. Walaupun Anda tidak merasa sepenuhnya salah, bertanggung jawablah atas tindakan Anda sendiri. Jika Anda bisa memahami sudut pandangnya, katakan dengan tulus bahwa Anda menyesal. Akui kesalahan Anda, dan tanyakan apakah dia mau memaafkan Anda. [13] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- Jika dia tersinggung karena sesuatu yang menurut Anda penting, mungkin tidak tepat jika Anda minta maaf karena kadang Anda harus mempertahankan prinsip. Misalnya, apabila dia marah karena Anda mendukung hak-hak wanita atau kesetaraan untuk kaum minoritas, Anda boleh memilih untuk mengakhiri hubungan saja jika itu lebih baik. [14] X Teliti sumber
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://www.health.com/condition/anxiety/misinterpreting-friendships-anxiety
- ↑ https://www.thehopeline.com/when-your-best-friend-is-mad-at-you/
- ↑ https://www.gq.com/story/are-you-mad-at-me-now-i-am
- ↑ https://www.vogue.com/article/is-everyone-mad-at-me
- ↑ https://hbr.org/2014/06/choose-the-right-words-in-an-argument
- ↑ https://hbr.org/2014/06/choose-the-right-words-in-an-argument
- ↑ https://au.reachout.com/articles/when-someone-is-always-angry
- ↑ https://hbr.org/2014/06/choose-the-right-words-in-an-argument
- ↑ https://hbr.org/2014/06/choose-the-right-words-in-an-argument
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/how-we-work/201304/what-do-when-you-ve-made-someone-angry
- ↑ https://www.thehopeline.com/when-your-best-friend-is-mad-at-you/
- ↑ https://www.thehopeline.com/when-your-best-friend-is-mad-at-you/
- ↑ https://hbr.org/2014/06/choose-the-right-words-in-an-argument
- ↑ https://au.reachout.com/articles/when-someone-is-always-angry
Tentang wikiHow ini
Tim Manajemen Konten wikiHow memantau hasil penyuntingan staf kami secara saksama untuk menjamin artikel yang berkualitas tinggi. Artikel ini telah dilihat 2.828 kali.