PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Menjalin pertemanan itu berat. Menemukan teman setia yang benar-benar bisa menjadi tumpuan dan tempat Anda bisa menjadi diri sendiri selalu menjadi tantangan. Namun, tantangan yang sama beratnya adalah memiliki teman-teman hebat yang Anda sayangi dan menyayangi Anda, tetapi tidak saling menyayangi. Dengan memperlakukan keduanya secara hormat dan menunjukkan kesamaan mereka, Anda akan membantu mereka untuk belajar akrab.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Bersikap Netral pada Perdebatan Teman

PDF download Unduh PDF
  1. [1] Walaupun mereka tidak saling menyukai, tidak adil bagi keduanya jika Anda mengakhiri pertemanan hanya karena mereka tidak bisa akrab. Lanjutkan menghabiskan waktu dengan kedua teman seperti sebelumnya. Konflik mereka seharusnya tidak memengaruhi perlakuan mereka kepada Anda dan perlakuan Anda kepada mereka.
    • Jujurlah kepada kedua teman. [2] Katakan kepada mereka bahwa karena Anda menyayangi dan menghormati mereka berdua, serta tidak menginginkan konflik mereka berdampak buruk kepada Anda, Anda akan tetap berteman dengan keduanya.
    • Jangan pilih kasih. Contohnya, jangan memutuskan tali pertemanan dengan salah satu teman demi teman lainnya atau karena Anda tidak bisa bersikap netral dalam konflik mereka. Jangan habiskan lebih banyak waktu dengan salah satu teman. Teman yang baik akan menghabiskan waktu yang sama dengan tiap teman, walaupun ada konflik di antara mereka.
  2. Saat kedua teman bertanya Anda memihak siapa, atau memaksa Anda untuk menjelaskan kenapa Anda tidak mendukungnya melawan teman yang satunya, jangan berkutik. [3] Ingatkan mereka bahwa Anda berhak membuat keputusan sendiri terkait hubungan Anda dan tidak mau dipaksa untuk melakukan yang sebaliknya. Jangan menyerah karena ancaman atau intimidasi.
    • Jika Budi berkata, “Kalo nggak memihakku dan berhenti ketemu Amir, kita nggak temenan lagi,” sampaikan kekecewaan Anda, tetapi jangan berkutik. Budi, seperti Anda, bisa menentukan cara dia memperlakukan teman-temannya dan seberapa besar dia menghargai pertemanannya dengan Anda. Jika dia memilih untuk melepaskan Anda sebagai temannya, yang terbaik adalah membiarkannya, karena tindakannya mencerminkan bahwa dia tidak memedulikan Anda selayaknya seorang teman.
    • Jika teman tidak mau menghormati keputusan Anda dan terus memaksa untuk memutuskan pertemanan dengan teman yang satunya atau memaksa Anda untuk setuju dengannya, ada baiknya Anda membatasi interaksi dengan orang tersebut. [4] Beri tahu dia alasannya dengan mengatakan, “Aku nggak sabar pengen jalan sama kamu lagi kalo kamu udah bisa nerima aku nggak mihak siapa pun di masalah ini. Kuharap kamu ngertiin keputusanku untuk nggak mihak siapa pun udah final.”
    • Memilih hubungan yang sehat dan positif berarti memilih teman yang mendengarkan dan memahami sudut pandang Anda. Jika teman tidak bisa melakukan hal tersebut, dia gagal menjadi seorang teman. Beri tahu perasaan Anda kepada mereka dengan mengatakan, “Maaf kalo kamu nggak bisa ngertiin sudut pandangku. Aku ngerasa keputusanku nggak dihargain.”
    • Rasa hormat harus diberikan dan diterima. Hormati kedua teman yang sedang berkonflik. Jangan memaksa mereka untuk menghabiskan waktu bersama atau berbaikan sebelum siap. Jangan pula menuduh mereka kekanak-kanakan atau bodoh karena bertengkar.
  3. Biarkan mereka menyampaikan pendapat. [5] Membiarkan mereka menyampaikan perasaan bisa memicu perubahan. Mengetahui seseorang mendengarkan, mengakui, dan memahami mereka bisa membantu mereka untuk menyelesaikan konfliknya atau menyadari bahwa mereka salah.
    • Ingatlah bahwa mendengarkan teman tidak sama dengan memvalidasi atau menyetujui sudut pandang mereka. Jika Budi mulai menjelek-jelekkan Amir atau sebaliknya, sampaikan dengan tegas bahwa Anda tidak akan memihak, tetapi Anda senang mendengarkan dia memikirkan masalah di antara dia dan Amir. Jika Budi meminta Anda untuk setuju dengannya, sarankan, “Kalo kamu ngerasa gitu, kasi tahu Amir aja. Aku temanmu sama kaya Amir, dan aku nggak akan memihak di konflik ini.”
    • Untuk mulai mendengarkan, berhenti berbicara. Anda tidak bisa mendengarkan kalau Anda terus menyelanya untuk menyampaikan pandangan atau mengatakan bahwa orang tersebut salah.
    • Buat pembicara nyaman dengan gerak tubuh yang menenangkan. Duduk, meletakkan kedua tangan di pangkuan, dan tersenyum bisa membuat nuansa menjadi positif dan mengundangnya untuk mulai bercerita. [6]
    • Bersabarlah saat mendengarkan. Jangan menyela teman saat dia berbicara. Tidak semua orang bisa mengungkapkan perasaan dan menyampaikan sudut pandangnya dengan cepat dan tepat.
    • Cermati perkataan pembicara. Tanyakan kepada diri sendiri apakah Anda setuju atau tidak, dan kenapa.
    • Tindak lanjuti perkataan teman. Mungkin Anda bisa menolongnya menemukan sudut pandang baru dengan bertanya untuk mengklarifikasi keyakinannya. Merespons perkataan teman secara konstruktif akan menunjukkan kepadanya bahwa Anda peduli dengan sudut pandangnya.
  4. Jangan pernah turut mengkritisi teman. Bahkan jika Anda marah terhadap teman karena komentarnya yang menyerang, jangan mengamuk kepadanya. [7] [8] Membuat konflik tambahan tidak akan menyelesaikan permasalahan di antara kedua teman, dan mungkin malah akan memperparah permasalahannya.
    • Jika Anda mulai frustrasi dengan teman, pergilah. Katakan sesuatu seperti, “Aku frustrasi karena cara ngomong kamu. Lanjutin ngobrolnya nanti aja, ya.”
    • Coba lakukan teknik menarik napas dalam. Ulangi mantra atau frasa yang menenangkan (“Aku sebiru langit” atau “Aku angin sejuk”). Bayangkan pemandangan yang mendamaikan seperti hutan pinus atau puncak gunung bersalju. [9]
    • Jangan bertindak defensif jika teman mulai menyalahkan atau menghina Anda karena keputusan Anda untuk tetap berteman dengan teman yang satunya. Tetaplah tenang. Jangan marah hanya karena dia marah. Masalahnya adalah sifat dan persepsi orang tersebut, bukan Anda. Jangan memasukkan hinaan dan sifatnya yang buruk ke dalam hati. [10]
    • Gunakan humor untuk mencairkan suasana yang tegang. Jika Anda atau teman benar-benar kesal karena permasalahan di antara kedua teman Anda, cobalah untuk membuat lelucon dari situasi tersebut. Jangan membuat lelucon yang sarkastis atau pahit. Alih-alih, masukkan nada mengejek diri sendiri dan sepaham untuk mengevaluasi kembali situasi yang sedang dihadapi Anda dan kedua teman.
  5. Jika salah satu teman meminta Anda untuk menyampaikan pesan ke teman yang satunya, katakan kepadanya bahwa dia harus langsung menyampaikan pesannya sendiri. Alih-alih berperan sebagai perantara, suruh teman untuk memberikan informasi terkait pesan yang ingin dia sampaikan dan tawarkan untuk membantunya menemukan cara bagus untuk menyampaikannya. [11]
    • Bertindak sebagai penyampai pesan salah satu pihak yang sedang bertikai akan membuat pandangan orang yang satunya lagi bias terhadap Anda.
    • Contohnya, Budi mungkin mengira Anda tidak tulus atau bersungguh-sungguh saat menyampaikan tawaran berbaikan atau permintaan maaf kepada Amir jika Amir tidak menerima tawaran berbaikannya.
    • Tekankan kepada kedua teman bahwa berbaikan hanya bisa terjadi ketika keduanya mau berbicara satu sama lain secara langsung dan jujur. [12]
    • Meminta maaf, memaafkan, dan membangun kepercayaan hanya bisa dicapai melalui komunikasi langsung di antara dua orang yang terlibat permasalahan. [13] Setelah itu dicapai, permasalahan akan memasuki tahapan baru sembari kedua belah pihak berusaha untuk memecahkan masalahnya.
  6. [14] Jika permasalahannya hanya terkait bentrokan kepribadian, Anda tidak bisa memperbaiki situasinya dengan berpihak. Jika salah satunya meminta Anda, atau membuat Anda merasa bersalah sampai ingin berpihak, tolak saja. Katakan, “Hei, ini kan urusan kalian berdua. Aku netral.”
    • Jangan mencampuri inti permasalahan. Saat topiknya diungkit, cobalah untuk mengubah arah perbincangan menjadi sesuatu yang berbeda. Jika teman memaksa Anda untuk berpendapat, biarkan dia, lalu ingatkan dia bahwa Anda tidak bisa mendukung atau memihak salah satu pihak yang terlibat permasalahan.
    • Umumnya, kenetralan menandakan bahwa Anda tidak tertarik dengan hasil akhir permasalahan atau para pihak yang terlibat. [15] Namun, sebagai teman kedua belah pihak, Anda berhak merasa berkepentingan di dalam permasalahan tersebut dan berharap mereka menyelesaikannya secara kekeluargaan. Tidak ada masalah dengan keinginan itu karena itu yang lazimnya diharapkan teman yang baik terhadap satu sama lain.
  7. Memupuk kesadaran penuh bisa membuat Anda lebih menyadari pemikiran dan bias dalam diri. Kesadaran penuh adalah kualitas diri yang membangkitkan kedamaian pikiran dan sifat positif bagi mereka yang memilikinya, terutama jika orang tersebut sedang membuat keputusan yang sulit atau menghadapi situasi yang membuat stres. [16] Jika berkesadaran penuh, Anda akan lebih menyadari perasaan diri sendiri terkait permasalahan di antara kedua teman yang saling membenci. Itu bisa membantu Anda untuk tetap bersikap objektif dan netral. Anda bisa berkesadaran penuh dengan melakukan yoga, tai chi , atau meditasi.
    • Kesadaran penuh membutuhkan tiga keahlian: [17]
      • Kesadaran. Ini artinya hidup di masa sekarang dan menyadari segala hal di sekeliling Anda. Saat Anda berbicara dengan kedua teman, nikmati kehadiran mereka. Jangan merenungkan permasalahan di antara mereka karena itu tidak terjadi pada saat itu. Pikirkan seberapa senangnya Anda bersama mereka.
      • Tanggung jawab. Tanggung jawab memerlukan sikap baik dan dermawan kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam konflik di antara dua teman, itu artinya Anda harus melakukan yang terbaik bagi kedua pihak yang terlibat. Berempatilah dengan kedua teman, bicara dan bersikaplah tanpa pandang bulu atau penghakiman, dan tetap netral.
      • Usaha. Ini artinya Anda bersikap berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab. Saat dua teman bertengkar, akan amat sulit bagi Anda untuk berusaha tetap netral. Anda bisa terus bersikap netral dan membangun kesadaran penuh dengan mengakui bahwa Anda berada di situasi yang sulit, tetapi harus tetap bersikap netral untuk kebaikan Anda dan kedua teman.
    • Bersikap netral mungkin tampak mustahil. Semua orang memiliki bias, baik sadar atau pun tidak sadar. Lebih menyadari bias diri sendiri akan membantu Anda untuk mengatasinya.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Berpihak jika Salah Satu Teman Benar

PDF download Unduh PDF
  1. Beberapa orang tidak bersedia mendengar kebenaran, apa pun yang terjadi. [18] Cermati kepribadian teman Anda untuk menilai apakah mengungkapkan perasaan Anda kepadanya merupakan ide bagus.
    • Apakah dia bersedia menerima kritik? Apakah dia siap mengakui bahwa dia salah saat dikonfrontasi dengan bukti kuat? Apakah dia bertanggung jawab atas tindakannya saat bersalah? Jika ya, mengungkapkan kebenaran kepada teman merupakan ide bagus dan kemungkinan akan membuat perubahan positif.
    • Jika, kebalikannya, teman Anda sering kali defensif dan melimpahkan kesalahan kepada orang lain saat dikonfrontasi dengan bukti kesalahannya, usaha tulus Anda menolongnya untuk menunjukkan bahwa dia salah akan sia-sia.
    • Dalam kasus teman yang defensif, cobalah untuk mengangkat topiknya dengan berbagai cara. Jika dia tidak memahami bahwa tindakannya itu salah saat pertama kali Anda jelaskan, mungkin dia harus mendengarnya dengan cara yang berbeda. Mungkin saat pertama kali Anda mengangkat topiknya, Anda tidak lugas, “Kamu kira ucapanmu ke Budi itu baik?” Jika dia tidak mengacuhkan Anda, lain kali buat pernyataan yang lebih kuat, “Kamu kasar banget ke Budi. Kamu harus minta maaf.”
  2. Jangan menyampaikan sudut pandang Anda dengan setengah hati menyetujui desakan teman bahwa teman yang satunya lagi bersalah. Jangan memulai dengan pujian sebelum menyampaikan kenyataan bahwa teman bersalah. Terakhir, jangan menggunakan frasa seperti, “Dengan hormat…” atau, “Aku nggak bermaksud nyinggung, tapi…” Berkatalah dengan lugas dan jujur saat meninjau teman dan menjelaskan kenapa dia bersalah. [19]
    • Contohnya, jika Budi mengatai Amir “bodoh” secara langsung atau pun tidak, dan Amir (berhak) menolak bergaul dengan Budi, Anda harus mengatakan kepada Sam, “Kamu nggak baik dan salah karena ngatain Amir bodoh. Kamu harus meminta maaf. Itu cara terbaik untuk menyelesaikan konflik ini.”
    • Jangan menutup-nutupi kekecewaan dan rasa frustrasi. Saat Anda gagal mengungkapkan perasaan kepada orang yang tidak Anda sukai, perasaan itu terpendam, yang nantinya malah membuat semakin frustrasi. Anda mungkin akan mulai merasa kesal, apatis, menjauh, dan jijik entah secara umum atau secara spesifik terhadap teman yang kepadanya Anda memendam perasaan. [20] Untuk menghindari penumpukan perasaan negatif, biarkan Anda mengungkapkan perasaan kepada teman yang sifatnya tidak Anda sukai.
    • Anda mungkin khawatir teman akan tidak senang saat Anda mengakui bahwa Anda tidak mendukung tindakan atau kesalahannya terhadap teman yang satunya. Rasa takut itu tidak beralasan karena keterbukaan dan kejujuran di antara teman bisa memperkuat pertemanan.
  3. Ingatkan teman bahwa walaupun dia tidak seharusnya berbicara, memperlakukan, atau menjelek-jelekkan teman Anda yang lain seperti itu, Anda masih mengetahui bahwa dia orang baik. [21] Tekankan kepada teman Anda yang bersalah bahwa dia sudah berbuat salah dan dia bisa, dan sebaiknya, menebus kesalahannya.
    • Jangan menyimpulkan atau menyamaratakan kepribadian teman. Contohnya, jangan mengatakan, “Kamu nggak tau caranya menghadapi orang.” Alih-alih, katakan, “Kamu ngomong kasar ke Budi dan itu nggak boleh.”
    • Tekankan bahwa dia bisa berubah. [22] Dorong teman untuk terus menyadari bahwa dia bisa menyakiti perasaan orang lain dan menghindari itu di kemudian hari.
    • Jika teman kesulitan mengubah perilaku yang antagonis atau suka konfrontasi, sarankan mereka untuk berkonsultasi dengan ahli terapi. Terapi perilaku kognitif amat berguna untuk mengubah perilaku negatif. Terapi semacam ini mendorong seseorang untuk terus mempertimbangkan tinjauan dan pemrosesannya terhadap suatu situasi untuk membantunya menyesuaikan emosi dan perilakunya.
    • Tanyakan kepada teman, apa yang bisa Anda bantu. Sarankan di kemudian hari, Anda akan menunjukkan perilaku yang serupa dengan cara yang tidak menghakimi. [23]
  4. Tawarkan kritik dengan cara yang lembut. Jangan mengolok-olok teman dan meninggikan suara saat menjelaskan kenapa menurut Anda dia bersalah. [24] Sebaliknya, jangan menutup hati dan mendiamkannya. Menyampaikan sudut pandang Anda dengan cara yang sehat akan mencegah situasinya memburuk, dan teman Anda mungkin akan lebih memahami orang yang bertengkar dengannya saat dia mendengar sudut pandang Anda.
    • Ingatlah bahwa konflik di antara kedua teman bukanlah akhir dunia. Itu hanya salah satu bagian dari pertemanan Anda dengan mereka masing-masing.
    • Pahami bahwa Anda dan kedua teman mungkin memiliki pendapat yang valid. Terkadang setuju untuk tidak setuju adalah pilihan yang terbaik. Katakan kepada teman(-teman), “Aku pasti nanganinnya beda, tapi aku ngerti kenapa kamu gitu.”
    • Saat membahas masalah sensitif dengan teman seperti konflik antara dia dan orang lain, Anda harus melakukannya secara pribadi. [25] Jangan mengangkat topiknya saat sedang ramai di tempat orang-orang yang tidak mengetahui permasalahannya bisa menjadi mendengar perbincangan kalian dan turut berpendapat tanpa memahami semua faktanya.
    • Teman harus selalu peka terhadap perasaan satu sama lain. Jangan menggunakan nada mempermalukan, menyalahkan, atau menghakimi saat berbicara dengan teman terkait konfliknya.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Membantu Teman Menemukan Pemecahan Masalah

PDF download Unduh PDF
  1. [26] Kenapa kedua teman saling tidak menyukai? Mungkin ada satu atau bahkan banyak alasan. Kedua teman mungkin tidak akrab karena salah satunya bersikap buruk. Apa pun penyebabnya, mengidentifikasi penyebab tersebut merupakan langkah pertama untuk menyelesaikan masalah. [27]
    • Tanyakan kepada tiap teman kenapa konflik bermula. Anggaplah Anda memiliki dua teman, Amir dan Budi. Tanyakan kepada Budi kenapa dia tidak menyukai Amir. Mungkin Budi tidak benar-benar memiliki alasan, tetapi dia hanya sedikit merasa tidak nyaman atau tidak enak jika berada di dekat Amir. Lalu, hampiri Amir. Ulangi pertanyaannya. Dari Amir, Anda memahami bahwa suatu saat, Budi mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaan Amir, atau membuatnya merasa terhina. Mungkin mereka berdebat tentang sesuatu. Apa pun masalahnya, dengan mempersenjatai diri dengan pemahaman mendasar terkait masalahnya, Anda bisa mencoba berusaha dengan mereka untuk menyelesaikan masalahnya. [28]
    • Terkadang kedua teman tidak memberi tahu kapan konflik bermula. Mungkin mereka berdua berkata atau berbuat salah dan takut, malu, atau segan untuk memberi tahu Anda. Jika begitu, seizin teman, Anda bisa meminta bantuan pihak ketiga yang terlatih mengelola konflik untuk menginvestigasi kenapa konflik antarteman bermula. [29]
    • Banyak konflik disebabkan kesalahpahaman sederhana. [30] Mungkin Budi melupakan ulang tahun Amir. Mungkin dia mengira Amir membicarakannya di belakang. Menolong teman mencari akar permasalahannya bisa memdorong mereka untuk menyelesaikan masalah.
  2. Saat kedua teman bertengkar, Anda berada di situasi yang sulit dan sering kali membuat stres. Pada akhirnya, Anda harus terus menjaga ucapan, menentukan cara menyeimbangkan waktu, dan menegarkan diri untuk mendengarkan komentar negatif tentang salah satu teman dari mulut teman yang lainnya. Jika kedua teman memahami ini, mereka akan lebih berkeinginan untuk menghentikan pertengkarannya.
    • Tidak mengungkapkan emosi negatif seperti frustrasi, luka emosional, atau kekecewaan hanya akan memperbesar perasaannya. Mengungkapkan perasaan terhadap konflik kepada teman-teman itu penting, bukan hanya karena potensinya untuk mempercepat penyelesaian masalah, tetapi juga karena memupuk kesehatan jiwa Anda. [31]
    • Jika salah satu teman narsisistik dan tidak memedulikan perasaan Anda, serta tidak mampu mempertimbangkan perasaan serta sudut pandang Anda, jangan repot-repot mengungkapkan perasaan Anda kepada teman tersebut. Anda bisa mendeteksi seseorang narsisistik dengan mendengarkan tanggapannya saat Anda menyampaikan sudut pandang. Contohnya, Anda mungkin menjelaskan kepada Budi bahwa Anda stres karena pertengkarannya dengan Amir. Jika Budi membalas bahwa dia juga merasa stres dan tampaknya tidak mengakui luka jiwa yang Anda rasakan, Budi itu narsisistik. Batasi waktu berharga yang Anda habiskan bersama orang seperti itu.
    • Jangan menyalahkan atau menyerang saat mengungkapkan perasaan Anda. [32] Gunakan pernyataan yang berfokus pada “aku”, alih-alih “kamu”. Dengan kata lain, alih-alih berkata, “Kamu nggak peka dan itu bikin aku stres,” katakan, “Aku stres karena situasi ini.” Pernyataan yang pertama bernada menuduh dan akan membuat pendengarnya mempertahankan diri. Sementara itu, pernyataan yang kedua cukup menjelaskan dan bernada personal, serta memancing pendengar untuk berbincang. [33]
    • Jika Anda kesulitan mengungkapkan perasaan secara langsung, tuliskan terlebih dahulu sebelum mengungkapkannya kepada kedua teman. Ini akan membuat Anda lebih mudah untuk menjelaskan perasaan tanpa harus merasakan tekanan yang lazimnya timbul pada pertemuan empat mata.
  3. Saat memediasi suatu situasi, Anda bertindak sebagai wasit yang mencoba membuat kedua teman mengungkapkan permasalahan dan kekhawatiran mereka secara terbuka dengan tujuan berbaikan. Itu mungkin sebuah tantangan, tetapi itu semua sepadan saat kedua yang orang saling membenci akhirnya bisa menyingkirkan kemarahan dan kebencian mereka.
    • Ajak kedua teman ke lokasi yang netral. Jangan bertemu di rumah salah satu teman. Teman yang berada di wilayahnya yang biasa bisa merasa lebih berkuasa, dan yang berada di tempat asing bisa merasa tidak nyaman. Ruang pribadi di perpustakaan atau sekolah bisa menjadi pilihan yang bagus.
    • Sampaikan rasa terima kasih Anda kepada mereka berdua karena sudah mau bertemu dengan tujuan menyelesaikan permasalahannya. Beri tahu mereka bahwa mereka berdua penting bagi Anda dan Anda mau mereka berbaikan.
    • Tetapkan aturan dasar. Saling menyela, mengolok-olok, berteriak, dan luapan emosional lainnya tidak diperbolehkan. Paksa tiap pihak untuk bertindak dengan dasar saling menghormati dan pikiran terbuka. [34] [35] Tanpa adanya panduan dasar, proses mediasi bisa berubah dengan mudahnya menjadi kontes berteriak.
    • Dorong tiap pihak untuk mengungkapkan pendapatnya. Pastikan pihak lainnya mendengarkan sudut pandang orang tersebut dengan saksama. Jika salah satu pihak merasa tidak didengarkan atau usaha mediasinya tidak berhasil, kedua teman tidak akan mau menanggapi prosesnya dengan serius dan itu akan menjadi sia-sia bagi kalian bertiga. [36]
    • Beritahukan kepada mereka, betapa miripnya mereka. [37] Temukan kesamaan di antara mereka, terutama fakta bahwa mereka berdua teman Anda.
    • Jika mulai menjadi parah, hentikan. Anda bisa mengatakan, “Oke, oke, bisa keliatan kalian nggak bisa nyelesein masalahnya hari ini. Aku berencana tetap berteman sama kalian berdua, jadi, kuharap kalian bisa lebih beradab terhadap satu sama lain nantinya.”
    • Jika Anda merasa cukup bias untuk bisa menyelesaikan permasalahannya, identifikasi dan cari bantuan dari seseorang dengan kemampuan diplomatis yang mampu menyelesaikan permasalahannya. Mediator konflik yang bagus akan bersikap netral (meninjau situasi secara objektif), tidak memihak (bertindak tanpa ada kepentingan), dan adil (mendekati kedua pihak dengan sikap yang seimbang). [38] Meminta bantuan dari pihak ketiga yang tidak bias yang tidak mengenal kedua atau salah satu teman merupakan ide yang bagus jika Anda tidak mau memediasi sendiri.
  4. Jangan berharap masalahnya akan langsung selesai dalam semalam. [39] Jika mediasi pertama tidak berhasil, jangan menyerah. Gunakan pengalaman tersebut untuk merencakan mediasi lainnya.
    • Bahas pemikiran kedua teman setelah sesi mediasi pertama. Jika Anda mendeteksi perubahan sikap menjadi lebih lembut pada salah satu pihak atau pun keduanya, ajukan mediasi lanjutan pekan berikutnya.
    • Terus tawarkan bantuan dan pertemanan kepada keduanya dan jika salah satu menyinggung subjeknya, sampaikan bahwa Anda terus berharap akan ditemukannya penyelesaian yang positif.
    • Jangan mencoba untuk memaksa pihak mana pun untuk menerima penyelesaian jika dia tidak senang dengan penyelesaian tersebut. [40] Itu hanya akan merusak proses pencarian penyelesaian atau membuat salah satu teman tersakiti karena merasa dipaksa menyetujui sesuatu yang tidak dia sukai.
  5. Pikirkan beberapa kemungkinan penyelesaian dengan pihak yang terlibat. Tiap orang harus memberikan masukan. Cari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Contohnya, jika masalahnya adalah Budi merasa kesal karena Amir tidak mengundangnya ke pesta, ajukan kepada Amir untuk mengundang Budi sebagai tamu spesial di pestanya berikutnya.
    • Dengan banyaknya kemungkinan yang ada di hadapan, pertimbangkan pro dan kontra setiap kemungkinan. Cetak lembar lajur yang menjelaskan pro dan kontra tiap kemungkinan dan bagikan kepada kedua teman.
    • Jaga fokus kedua teman pada usaha mencari penyelesaian. Terus dorong mereka untuk berkompromi dan berikan keduanya waktu yang sama untuk berbicara. Parafrasa dan ajukan pertanyaan dari pernyataan tiap teman dengan jeda waktu yang reguler untuk memastikan bahwa Anda memahami mereka dengan benar. Berikan mereka kesempatan untuk memodifikasi ucapan mereka jika timbul kebingungan.
    • Penyelesaian yang bertahan lama harus mengangkat masalah substansial dan emosional. [41]
      • Masalah substansial adalah fakta objektif yang tidak bisa diperdebatkan. Contohnya, Amir menabrakkan mobil Budi ke dinding. Itu masalah substansial dan mungkin penyebab utama yang memicu konflik di antara mereka.
      • Budi merasa terkhianati dan dikecewakan Amir karena dia meminjamkan Amir mobil dengan meyakini ucapan Amir bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan mobilnya. Perasaan kekecewaan dan terkhianati Budi adalah masalah emosional.
    • Salah satu penyelesaian untuk masalah substansial, menggunakan contoh di atas, adalah Amir membayar ganti rugi perbaikan mobil yang rusak. Salah satu penyelesaian untuk masalah emosional adalah Amir mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Budi, dan Budi menerima permintaan maafnya.
    • Jika salah satu tidak menerima penyelesaian, kembali ke proses mengajukan pertanyaan, mendengarkan alasan, dan memahami keinginan mereka. Dengarkan ucapan mereka dan teruslah berusaha mencari penyelesaiannya. [42]
    Iklan

Tips

  • Beberapa orang tidak bisa akrab. Teman-teman Anda tidak harus saling akrab. Terkadang Anda hanya bisa mengharapkan mereka saling menghormati.
Iklan
  1. https://www.psychologytoday.com/blog/living-the-questions/201503/20-expert-tactics-dealing-difficult-people
  2. http://articles.chicagotribune.com/2013-07-09/features/sc-fam-0709-warring-friends-20130709_1_conflict-resolution-tools
  3. http://blogs.psychcentral.com/emotionally-sensitive/2014/09/six-ways-you-may-be-avoiding-constructive-conflict-and-losing-friends/
  4. http://www.beyondintractability.org/essay/apology-forgiveness
  5. https://books.google.com/books?id=6tW9a_NyJhcC&lpg=PA217&dq=do%20not%20take%20sides%20communication&pg=PA217#v=onepage&q&f=false
  6. http://epublications.bond.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1193&context=adr
  7. http://www.slideshare.net/DyanWilliams/the-mindful-mediator-how-to-stay-neutral-in-conflict-resolution
  8. Using mindfulness to improve well-being in schools, Communique 43.6 (March-April 2015): 4.
  9. https://www.psychologytoday.com/blog/making-your-team-work/201403/are-you-being-defensive
  10. http://www.forbes.com/sites/stevenberglas/2011/03/22/how-to-tell-someone-theyre-wrong-and-make-them-feel-good-about-it/#75e5fe0b2dc7
  11. https://books.google.com/books?id=crSUAgAAQBAJ&lpg=PA98&dq=good%20communication%20personal&pg=PA84#v=onepage&q&f=false
  12. http://www.forbes.com/sites/stevenberglas/2011/03/22/how-to-tell-someone-theyre-wrong-and-make-them-feel-good-about-it/#75e5fe0b2dc7
  13. https://books.google.com/books?id=xey3AAAAQBAJ&lpg=PA30&ots=xgLL___o3V&dq=mutual%20friends%20conflict&pg=PA179#v=onepage&q&f=false
  14. https://books.google.com/books?id=xey3AAAAQBAJ&lpg=PA30&ots=xgLL___o3V&dq=mutual%20friends%20conflict&pg=PA245#v=onepage&q&f=false
  15. http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/implement/provide-information-enhance-skills/conflict-resolution/main
  16. https://books.google.com/books?id=bf0JAAAAQBAJ&lpg=PT333&dq=healthy%20communication&pg=PT320#v=onepage&q&f=false
  17. https://books.google.com/books?id=bsHvLqCHjKcC&lpg=PA171&dq=how%20to%20explain%20your%20perspective&pg=PA171#v=onepage&q&f=false
  18. http://www.forcedmigration.org/rfgexp/rsp_tre/student/comcoun/cou_07.htm
  19. http://articles.chicagotribune.com/2013-07-09/features/sc-fam-0709-warring-friends-20130709_1_conflict-resolution-tools
  20. http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/implement/provide-information-enhance-skills/conflict-resolution/main
  21. http://psychcentral.com/blog/archives/2011/07/21/knowing-when-to-say-goodbye-how-to-break-up-with-a-friend/
  22. https://www.psychologytoday.com/blog/resolution-not-conflict/201410/need-gps-navigating-lifes-challenges
  23. http://psychcentral.com/blog/archives/2011/07/21/knowing-when-to-say-goodbye-how-to-break-up-with-a-friend/
  24. https://books.google.com/books?id=I1ocBgAAQBAJ&lpg=PT74&dq=telling%20someone%20they're%20wrong&pg=PT80#v=onepage&q&f=false
  25. http://www.edcc.edu/counseling/documents/Conflict.pdf
  26. https://books.google.com/books?id=A3qACgAAQBAJ&lpg=PT22&ots=cg4fRgsMmZ&dq=healthy%20communication%20friends&lr&pg=PT210#v=onepage&q&f=false
  27. https://books.google.com/books?id=IWiqdEsLhUwC&lpg=PA1&dq=conflict%20between%20friends&pg=PA32#v=onepage&q&f=false
  28. https://books.google.com/books?id=620A08m-lDMC&lpg=PA27&dq=being%20friends%20with%20two%20people%20who%20hate%20each%20other&pg=PA27#v=onepage&q&f=false
  29. http://epublications.bond.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1193&context=adr
  30. http://www.conflictdynamics.org/blog/2012/06/patience-during-conflict/
  31. http://www.conflictdynamics.org/blog/2012/06/patience-during-conflict/
  32. https://books.google.com/books?id=HcwSAAAAQBAJ&lpg=PA308&dq=Winning%20through%20accommodation%3A%20The%20mediator's%20handbook&pg=PA259#v=onepage&q&f=false
  33. http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/implement/provide-information-enhance-skills/conflict-resolution/main

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.375 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan