Unduh PDF
Unduh PDF
Jika Anda ingin tahu apakah pertengkaran dalam relasi Anda masih terbilang sehat dan normal, Anda tidak sendirian. Mungkin sangat menyakitkan rasanya jika Anda terus-menerus bertengkar dengan orang yang sangat Anda sayangi, dan perasaan yang terkait dengan pertengkaran itu membuat Anda bertanya-tanya apakah hubungan Anda baik-baik saja atau tidak. Kami punya kabar baik untuk Anda—bertengkar itu sehat, bisa memberi manfaat, dan sangat normal. Kalau Anda ingin tahu lebih lanjut tentang mengapa hal ini terjadi, serta mengetahui beberapa tips dan trik untuk menangani pertengkaran dengan lebih produktif, kami siap membantu Anda.
Langkah
Question 2 dari 9:
Apakah normal jika tidak pernah bertengkar selama menjalin relasi?
-
Tidak, biasanya itu karena ada satu pihak yang menghindari konflik. Kalau Anda dan pasangan Anda tidak pernah berkonflik, berarti ada salah satu pihak yang menahan diri. Tidak mungkin dua orang selalu bersama dan menyetujui segala hal. Jika sama sekali tidak ada konflik, berarti salah satu dari Anda (atau dua-duanya) tidak berkata jujur. Dalam jangka panjang hal itu justru bisa menimbulkan masalah. [2] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Kalau relasi Anda masih baru, jangan khawatir jika jarang terjadi pertengkaran. Wajarnya perselisihan akan terjadi seiring berjalannya waktu. Normal jika pada awal relasi semua damai-damai saja. [3] X Teliti sumber
- Anda tidak perlu sering bertengkar supaya dianggap sehat. Tidak apa-apa kalau Anda dan pasangan Anda hanya berkonflik beberapa kali dalam setahun. Setiap pasangan punya frekuensi pertengkaran berbeda-beda. [4] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
-
Dalam jangka panjang, sikap menghindari konflik lebih merusak daripada pertengkaran. Akibat dari sikap menghindari konflik akan lebih dramatis jika berlangsung terus. Jika salah satu dari Anda tidak mau terbuka, kemungkinan akan timbul rasa kesal, frustrasi, dan bahkan putus asa. Kalau Anda berdua sudah lama menjalin relasi, sah-sah saja jika Anda membahas mengapa kalian tidak pernah bertengkar, kalau Anda berpikir demikian. Ya, kalian berdua mungkin perlu bertengkar soal mengapa Anda berdua tidak bertengkar. [5] X Teliti sumber
- Sikap menghindari konflik dapat menciptakan suasana di mana semakin sulit bersikap jujur.
- Kalau Anda menyimpan kejengkelan atas hal kecil, lama-lama kejengkelan itu bisa melebar.
- Sikap menghindari konflik terus-menerus akan mempersulit pasangan untuk menetapkan batasan, karena kedua belah pihak tidak tahu di mana batasan pasangannya.
- Kalau Andalah pihak yang menghindari percakapan sulit, rasa stres karena terus berusaha menjaga hati supaya tidak menyinggung perasaan saat membicarakan masalah tersebut lama-lama akan menumpuk. Anda kemudian jadi takut atau sedih untuk terlibat dengan pasangan Anda.
Iklan
Question 3 dari 9:
Apakah normal jika bertengkar setiap hari dengan pasangan?
-
Sampai titik tertentu, hal itu masih tergolong normal jika Anda sedang bernegosiasi tentang problem yang kompleks. Saat Anda berdua terlibat dalam pertengkaran mengenai masalah yang kompleks, misalnya tentang utang yang besar, masalah kecanduan, atau perselingkuhan, masuk akal jika Anda bertengkar setiap hari. Selama pertengkaran Anda tidak meledak-ledak dan menghasilkan sesuatu yang baik, dan pertengkaran itu tidak berlangsung berbulan-bulan, maka dunia belum berakhir. [6] X Teliti sumber
- Butuh waktu agar bisa saling mengerti ketika menghadapi masalah yang rumit. Mustahil menyelesaikan masalah seperti perselingkuhan dalam semalam.
- Tidak berarti butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan masalah itu. Tidak apa-apa kalau Anda bertengkar seminggu atau berselisih selama beberapa beberapa hari.
-
Kalau Anda bertengkar setiap hari gara-gara masalah kecil, berarti sudah tidak wajar. Jika Anda berada dalam relasi yang tidak stabil, di mana Anda berdua saling berteriak ketika membicarakan masalah sepele setiap hari, berarti memang ada yang keliru. [7] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber Hal ini sering terjadi karena sebetulnya ada masalah penting, tetapi tidak terselesaikan. Undur diri sejenak dan duduklah bersama pasangan Anda. Cobalah bercakap-cakap dengan tenang dan dilandasi sikap saling menghargai untuk membahas apa yang sebenarnya terjadi. Jika hal ini tidak berhasil, kunjungi konselor pernikahan. Mereka akan membantu Anda berdua untuk mengetahui akar masalah ini. [8] X Teliti sumber
- Misalnya, jika satu pihak merasa tidak dihargai pasangannya, ia akan melontarkan kritikan tajam atas masakan yang belum matang, lelucon lucu yang dilontarkan pasangannya, atau panggilan telepon yang tidak diangkat pasangannya. Sebelum sumber masalahnya selesai, pertengkaran itu akan terus terjadi.
-
Hal ini sangat tergantung pada seberapa tahan Anda menghadapi konflik. Apakah pertengkaran setiap hari menjadi masalah atau tidak, sangat tergantung pada bagaimana perasaan Anda dan pasangan terhadap hal itu. Jika Anda berdua suka berdebat, dan sama-sama dibesarkan di lingkungan yang serbacepat di mana orang suka ribut (karena memang suka), Anda bisa nyaman-nyaman saja dengan hal itu. Jika konflik tidak membuat salah satu dari Anda merasa stres, kemungkinan pertengkaran bukan masalah besar. [9] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Kalau pertengkaran membuat Anda, pasangan Anda, atau Anda berdua merasa stres, berarti pertengkaran itu masalah. Jangan bertengkar setiap hari kalau Anda jadi tidak bahagia karenanya.
- Setiap orang memiliki ambang batas sendiri-sendiri untuk hal ini. Jadi, fokusnya lebih pada bagaimana pengaruh pertengkaran terhadap perasaan Anda, daripada seberapa sering hal itu terjadi.
Iklan
Question 5 dari 9:
Bagaimana saya bisa membuat pertengkaran dalam relasi kami menjadi lebih produktif?
-
Lakukan percakapan dengan sudut pandang yang empatik dan tenang. Kalau percakapan itu fokusnya "saya vs. kamu" alih-alih "kita vs. masalah", semuanya akan berantakan. Dengarkan pasangan Anda secara saksama, jangan menyela, dan berikan tanggapan dengan nada biasa—bahkan meskipun Anda sangat kesal. Jika Anda berdua bisa saling menghormati dan bersikap tenang, Anda akan mendapatkan solusi. [11] X Teliti sumber
- Anda akan terbantu dengan mengingat hal ini, “Aku mencintai orang ini, aku menyayanginya. Aku tidak akan mengatakan sesuatu yang nantinya kusesali.”
- Jangan berusaha “menang”. Tidak ada yang menang di sini. Ini bukan permainan menang kalah. Sekarang tujuannya adalah menyelesaikan masalah. Hal itu hanya bisa tercapai kalau Anda tidak bertengkar semata-mata untuk berkompetisi.
-
Terapkan aturan dasar dan mintalah istirahat setiap kali situasi memanas. Bicarakan bagaimana sebaiknya bertengkar yang sehat saat kalian sama-sama tenang dan buat beberapa pedoman. Buat persetujuan agar tidak saling menginterupsi, dan fokuskan hanya pada masalah. Jika ada hal yang "melanggar batas", diskusikan sebelumnya. Pakailah kata yang aman (bisa pakai istilah “istirahat dulu”) sehingga Anda dapat menghentikan percakapan jika merasa situasi mulai memanas. [12] X Teliti sumber
- Buat jadwal bertengkar! Dengan mengetahui lebih awal kapan bertengkar, hal-hal yang tidak terprediksi dapat dikurangi.
- Sebaiknya lakukan pertengkaran untuk satu tujuan. Dengan demikian, Anda berdua akan berusaha mencari solusi, bukannya berputar-putar tanpa hasil. Hal ini terutama jika Anda berdua selama ini bertengkar untuk masalah yang sama berulang kali, tanpa ada tujuan.
-
Gunakan kata “aku” dan jangan menyerang pribadi pasangan Anda. Jika salah satu dari Anda terus berkata “kamu tidak pernah …” atau “kamu tidak …”, pertengkaran itu akan terasa seperti pertandingan tinju. Lihat keadaan dari sudut pandang pribadi Anda dan sampaikan apa yang Anda rasakan dalam pertengkaran itu. Hal ini adalah hal kecil yang dapat memperbaiki kualitas percakapan ketika Anda berdua sedang tidak cocok. [13] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda biasanya berkata begini, “Kamu sih, tidak pernah bersih-bersih rumah. Kamu membuat kotor semuanya! Lihat, kamu membuat dapur berantakan, dan aku yang terpaksa bersih-bersih." Dengan memakai kata “aku”, Anda bisa berkata demikian, “Aku merasa bersih-bersih dapur sendirian kalau kotor begini. Aku memang suka semuanya terlihat bersih, dan kebersihan itu memang penting bagiku."
- Julukan yang melecehkan tidak akan memperbaiki keadaan. Jangan lakukan itu.
Iklan
Question 6 dari 9:
Perlu waktu berapa lama membangun relasi agar bisa bertengkar dengan sehat?
-
Pertengkaran biasanya mulai terjadi setelah fase bulan madu berakhir. Ketika relasi masih baru dan menggairahkan, Anda cenderung membuat romantis semua hal dan mengabaikan potensi masalah. Hal ini sama sekali tidak salah. Setelah masa-masa awal relasi ini berlalu, pasangan akan cenderung lebih realistis. Saat itulah sesekali mulai terjadi pertengkaran, dan hal itu sangat normal. [14] X Teliti sumber
- Mungkin hal ini mengejutkan, tetapi biasanya fase bulan madu berlangsung selama 6-12 bulan! Memulai pertengkaran memang butuh waktu. Jadi, Anda tidak perlu panik dan mengira relasi Anda akan berakhir jika sekarang Anda dan pasangan tiba-tiba bertengkar padahal Anda sudah berelasi selama setahun penuh. [15] X Teliti sumber
-
Seiring berjalannya waktu, irama dan gaya pertengkaran Anda akan berkembang. Setiap pasangan punya cara bertengkar yang berbeda-beda. "Gaya" bertengkar Anda dan pasangan mestinya akan berkembang seiring waktu. Selama Anda berdua saling menghormati, adil, dan berempati ketika berdebat, pertengkaran dalam relasi Anda akan punya kekhasan tersendiri. [16] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Beberapa pasangan bertengkar dengan diam-diam dan kurang antusias terhadap pasangannya. Pasangan lain bertengkar dengan nada "seperti orang dalam bisnis". Sebagian orang bertengkar dengan pasangannya sampai menangis, dan ada pula yang berhubungan seks untuk bisa mulai mengajak bicara pasangannya setelah bertengkar hebat. Setiap orang punya gaya berbeda-beda dalam hal ini. Tidak masalah.
- Bertengkar butuh seni sedikit. Jika Anda dan pasangan Anda tidak bertengkar demi sesuatu yang lebih baik dan relasi Anda masih baru, teruslah berusaha untuk bertengkar dengan sehat! [17] X Teliti sumber
Iklan
Question 8 dari 9:
Bagaimana saya tahu kalau suatu pertengkaran mulai merusak?
-
Ancaman dan ultimatum adalah tanda bahwa keadaan sudah rusak. Berbagai variasi dari pernyataan "jika kamu tidak melakukan X, aku akan melakukan Y" adalah tanda bahwa situasi sudah tidak menyenangkan dan pertengkaran tidak akan menghasilkan solusi. Konflik dalam suatu relasi mestinya tidak boleh untuk menegosiasi atau membatasi perilaku pasangan. Ultimatum dan ancaman merupakan tanda bahwa Anda harus menghentikan pertengkaran dan kembali membahasnya ketika Anda berdua sudah lebih tenang. [19] X Teliti sumber
- Orang sering melakukan tindakan dramatis semacam ini ketika mereka sudah sangat emosional. Jadi, sebaiknya berhentilah jika Anda atau pasangan Anda mulai bersikap begitu. Hentikanlah percakapan.
-
Memberi julukan yang melecehkan dan serangan personal adalah perilaku toksik dalam relasi. Jika salah satu dari Anda mulai melenceng dari konflik utama dan mulai berperilaku agresif di mana Anda berdua saling menghina atau memberi julukan yang melecehkan, berhentilah. Percakapan akan berubah menjadi pertandingan tinju di mana Anda berdua hanya akan saling melukai. Ubah perilaku itu, lakukan percakapan dengan sikap yang berbeda, dan kembali ke topik utama atau akhiri percakapan. [20] X Teliti sumber
- Misalnya, jika pasangan Anda mengata-ngatai Anda, Anda bisa bilang, “Hei, tidak adil. Aku tidak menghina kamu, jadi kamu jangan mengata-ngatai aku. Itu sama sekali tidak berguna.” Jika dia tidak bisa diperingatkan seperti itu, akhiri percakapan dengannya.
- Coba pikirkan perbedaan kalimat “Aku merasa kamu tidak bertanggung jawab,” dengan “Kamu tidak bertanggung jawab.” Fokuskan pada perasaan Anda, bukan perilakunya, dan jangan rendahkan pasangan Anda.
-
Kekerasan fisik apa pun tidak bisa diterima sama sekali. Kekerasan dalam rumah tangga tidak bisa dibenarkan. Jika pasangan Anda membanting barang, melempar sesuatu, atau memukul Anda, berarti itu sudah melanggar batas. Pergi dan mintalah bantuan. Hal itu bukan salah Anda, dan Anda tidak sendiri, tetapi sebisa mungkin jangan menolerir hal itu. [21] X Sumber Tepercaya United Nations Kunjungi sumber
- Jangan ragu untuk menghubungi polisi kalau Anda terlibat masalah. Anda juga bisa menghubungi P2TP2A setempat atau LSM yang menangani kekerasan dalam rumah tangga untuk mendapatkan bantuan secara gratis.
Iklan
Question 9 dari 9:
Apa penyebab pertengkaran dalam relasi?
-
Banyak pertengkaran disebabkan oleh miskomunikasi. Mungkin satu pihak mengatakan hal yang salah, menganggap omongan pihak lain kasar padahal sebenarnya tidak, atau salah paham dengan intensi komentar yang tidak sopan. Jika dua pihak tidak bisa berkomunikasi secara wajar dan jujur, timbullah pertengkaran. Oleh karena itu, Anda perlu undur diri sejenak supaya Anda berdua punya pemahaman yang sama. [22] X Teliti sumber
- Inilah salah satu alasan mengapa bersikap jujur dan terbuka terhadap kritik sangat penting dalam suatu hubungan. Jika Anda biasa tidak bercerita tentang apa yang Anda rasakan atau berbohong tentang apa yang Anda pikirkan, kemungkinan akan timbul gesekan dalam relasi Anda.
-
Kurangnya komitmen adalah pemicu terbesar terjadinya perselisihan. Bentuknya bisa bermacam-macam, tetapi umumnya masalah dasarnya sama, yaitu salah satu pihak mengharapkan tingkat komitmen yang tidak ia dapatkan. Entah tidak datang tepat waktu saat berkencan, tidak pernah memberi kado pasangannya, atau penolakan untuk membawa relasi ke jenjang selanjutnya, ketidakseimbangan dalam ekspektasi komitmen inilah yang menjadi pemicu konflik dalam relasi. [23] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Itulah sebabnya mengapa pasangan bertengkar soal hal-hal seperti cucian piring kotor. Salah satu pihak mengharapkan adanya satu tingkat komitmen yang lebih tinggi dalam merawat tempat tinggal, sementara pihak lainnya tidak memahaminya. Hal itu kemudian dianggap sebagai pelanggaran serius. [24] X Teliti sumber
-
Perbedaan mendasar dalam nilai merupakan pemicu umum pertengkaran. Jika Anda dan pasangan punya agama atau pandangan politik yang berbeda, kemungkinan bisa timbul gesekan yang serius. Hal ini bisa merembet sampai keinginan untuk punya anak atau soal keuangan. Komponen dasar yang membentuk jati diri Anda ini dapat menyebabkan pertengkaran serius dengan pasangan Anda. [25] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Percakapan seperti ini sering berakhir dengan pertengkaran karena masalah ini menjadi sangat pribadi dan sulit dikompromikan bagi kebanyakan orang. Namun, resolusi untuk masalah ini bisa benar-benar tercapai jika Anda tenang dan mau meluangkan waktu.
- Kabar baiknya adalah jika Anda dapat menemukan jalan tengah sejak awal, masalah seperti itu sering dapat dengan mudah diselesaikan. Jika Anda punya banyak utang dan pasangan Anda kaya, aturan yang bisa membatasi pertengkaran bisa berbunyi demikian, "Tidak ada liburan mewah sampai semua utang lunas. Jangan pinjam uang, tetapi kalau mau memberi sesuatu boleh saja."
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2018/feb/13/couples-who-argue-together-stay-together-research-finds
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3274734/
- ↑ https://www.primermagazine.com/2013/love/surviving-the-end-of-the-honeymoon-period
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3274734/
- ↑ https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2018/feb/13/couples-who-argue-together-stay-together-research-finds
- ↑ https://time.com/5402188/how-to-fight-healthy-partner
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3274734/
- ↑ https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2020/jan/03/how-to-stop-having-the-same-argument-again-and-again-and-again
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2953261/
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3274734/
- ↑ https://time.com/5402188/how-to-fight-healthy-partner/
- ↑ https://www.nbcnews.com/better/pop-culture/want-better-marriage-learn-fight-fair-5-easy-steps-ncna806011
- ↑ https://time.com/5402188/how-to-fight-healthy-partner/
- ↑ https://depauliaonline.com/46454/artslife/relationship-advice-for-when-the-honeymoon-phase-ends/
- ↑ https://ohioline.osu.edu/factsheet/FLM-FS-2-01-R10
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3274734/
- ↑ https://cmhc.utexas.edu/fightingfair.html
- ↑ https://counseling.sa.ua.edu/resources/healthy-vs-unhealthy-relationships/
- ↑ https://now.tufts.edu/articles/6-ways-couples-can-resolve-conflict-during-covid-19-crisis
- ↑ https://now.tufts.edu/articles/6-ways-couples-can-resolve-conflict-during-covid-19-crisis
- ↑ https://www.un.org/en/coronavirus/what-is-domestic-abuse
- ↑ https://www.fatherly.com/health-science/intimacy-commitment-married-couples-fight-about-most/
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4012696/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/love-lies-and-conflict/201801/the-most-common-cause-useless-relationship-fights
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4012696/
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 771 kali.
Iklan